commit to user 5
Siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 20102011”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
Apakah Penerapan Media Gambar dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana pada Siswa Tunadaksa Kelas IV Semester II SDLB
Negeri Kota Pekalongan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar pada siswa Tunadaksa Kelas IV
Semester II SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 20102011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam pembelajaran ketrampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran Bahasa Indonesia. b.
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
1 Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. 2
Dapat memilih media yang cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi sekolah
1 Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menulis karangan sederhana.
commit to user 6
2 Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa
lebih aktif. c.
Bagi siswa 1
Meningkatnya kreativitas siswa. 2
Meningkatnya hasil belajar siswa 3
Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
commit to user 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Anak Tunadaksa
a. Pengertian Anak Tunadaksa
Menurut Harsono Salimo dalam Jurnal Rehabilitasi dan Remediasi 2005: 22 Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan motorik dan postur
yang tidak progesif yang disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan sel- sel motorik pada susunan syaraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai
pertumbuhannya. Gambaran klinis dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Gejala Palsi serebralis sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, sedang dan berat. Palsi serebralis sering pula disertai dengan gangguan lain seperti
epilepsy, abnormalitas, kemampuan bicara, pendengaran, dan penglihatan. Klasifikasi palsi serebralis yang sering digunakan adalah berdasarkan gangguan
motorik yang dominan, bagian tubuh yang terkena dan derajat keparahan penyakit. Faktor resiko terjadi palsi serebralis bersifat multiple, meliputi faktor
resiko yang terjadi sebelum kehamilan, antenatal, neonatal, dan post natal Harsono, 2005: 23.
Secara etimologi,
gambaran seseorang
yang diidentifikasikan
mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit,
pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Fungsi anggota tubuh
melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka, penyakit, atau
pertumbuhan tidak sempurna. Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang
menetap pada alat gerak tulang, sendi, otot sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan
7
commit to user 8
gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak disebut dengan c
erebral palsy
CP. Pengertian tunadaksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari segi
anatominya. Dari segi fungsi fisik, tunadaksa diarahkan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan di
dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program layanan khusus. Pengertian yang didasarkan
pada anatomi
biasanya digunakan
dalam kedokteran.
http:www.slbdharmawanita-bengkulu Sedangkan menurut A. Salim Choiri dan Munawir Yusuf 2007
bahwa: Anak tunadaksa adalah anak-anak yang memiliki kelainan fisik, yaitu berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi tubuh
untuk melakukan gerakan-gerakan, kelainan mereka berhubungan dengan tulang, sendi, otot, syaraf dan atau gangguan dari tulang, sendi, otot dan syaraf.
Lebih lanjut tunadaksa adalah kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan tubuh atau kerusakan pada fisik dan kesehatan. Kelainan atau
kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan saraf tulang belakang. http:www.slb-batam.orgindex.php?pilih=halid=73
Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak tuna daksa adalah anak yang mengalami hambatan
dalam perkembangan dan pertumbuhannya, karena kerusakan yang terjadi pada tubuh akan menghambat segala bentuk aktifitasnya, untuk ini guru mempunyai
peranan ganda di samping sebagai pengajar, pendidik juga sebagai pelatih. Pelayanan therapy yang diperlukan anak tunadaksa antara lain latihan bicara,
fisioterapy, occupational therapy dan hidro therapy. Anak tunadaksa pada dasarnya sama dengan anak normal lainnya,
hanya dari aspek psikologi sosial mereka membutuhkan rasa aman dalam bermobilisasi dalam kehidupannya. Maka mereka membutuhkan pendidikan
dan bimbingan serta layanan khusus agar anak tunadaksa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuannya.
commit to user 9
b. Klasifikasi Anak Tunadaksa
Menurut Jamila K A Muhammad dalam bukunya Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak ketunaan dan
Learning Disabilities
2007 : 133 terdapat tiga jenis cerebrum palsy utama yaitu :
1 Cerebrum palsy spastic.
2 Cerebrum palsy athetosis.
3 Cerebrum palsy ataxia.
Menurut pendapat
lain klasifikasi
anak tunadaksa
meliputi penggolongan anak tunadaksa ini ke dalam sistem selebral
Cerebral System Disorders
yang didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak pada sistem saraf pusat. Celebral palsy digolongkan menjadi :
1 Derajat kecacatan
Penggolongan Celebral palsy menurut derajat kecacatan meliputi : Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan, tanpa menggunakan
alat berbicara tegas dan dapat menolong dirinya sendiri. Golongan sedang ialah mereka yang membutuhkan
treatment
atau latihan untuk bicara, berjalan dan mengurus dirinya sendiri. Golongan berat, golongan ini selalu
membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara dan menolong diri sendiri. 2
Penggolongan Celebral Palsy menurut topografi : a
Monoplegia, adalah kecacatan satu anggota gerak, kaki kanan. b
Hemiplegia, adalah lumpuh anggota gerak atas, dan bawah, tangan kanan dan kaki kanan.
c Paraplegi, lumpuh pada kedua tungkai kakinya. Diplegi, lumpuh kedua
tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri. d
Quadriplegi, adalah kelumpuhan seluruhan anggota geraknya http:www.slbk-batam.orgindex.php?pilih=halid=73
c. Karakteristik Anak tunadaksa
Anak tunadaksa akan mengalami gangguan psikologis yang cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif serta memisahkan diri dari
lingkungannya. Di samping karakteristik tersebut terdapat problema Anak
commit to user 10
tunadaksa antara
lain, gangguan
taktil http:www.slbk-
batam.orgindex.php?pilih=halid=73. Secara umum karakteristik kelainan anak yang dikategorikan sebagai
penyandang tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi anak tunadaksa ortopedi orthopedically handicapped dan anak tunadaksa syaraf neurogically
handicapped Sukiadi, 2001: 14 Menyimak keadaan yang nampak pada tunadaksa ortopedi dan
tunadaksa syaraf tidak terdapat perbedaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsi analogi
anggota tubuh untuk melakukan mobilitas. Namun apabila dicermati secara seksama sumber ketidakmampuan untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya untuk
beraktifitas atau
mobilitas akan
nampak perbedaannya.
http:www.slbdharmawanita-bengkulu.
d. Faktor Penyebab Tunadaksa
Menurut Salim Choiri dan Munawir Yusuf 2007 ada beberapa faktor penyebab tunadaksa adalah sebagai berikut :
1 Penyebab dalam kandungan :
a Penyakit ibu
b Manutrisi
c Gangguan lingkungan kehamilan
2 Penyebab dalam proses kelahiran :
a Prematur
b Kelahiran dipaksakan
c Kelahiran dihalangi
3 Penyebab setelah kelahiran :
a Anoksia
b Faktor penyakit
c Manutrisi
d Kecelakaangempa bumi.
commit to user 11
Ada pendapat lain penyebab tunadaksa yaitu dilihat saat terjadinya kerusakan otak terjadi ketika sebelum lahir antara lain : terjadi infeksi penyakit,
kelainan kandungan, kandungan radiasi, saat mengandung mengalami trauma kecelakaan. Sebab-sebab pada saat kelahiran, antara lain proses kelahiran
terlalu lama, proses kelahiran yang mengalami kesulitan pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan. Sebab-sebab setelah proses kelahiran, anara lain:
kecelakaan, infeksi
penyakit, dan
anoxia. http:www.slbk-
batam.orgindex.php?pilih= halid=73 Pendapat lain penyebab tunadaksa dapat terjadi pada saat sebelum anak
lahir prenatal, saat lahir neonatal dan setelah anak lahir post natal. Kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi sebelum
bayi lahir atau ketika dalam kandungan, antaranya dikarenakan faktor genetik dan kerusakan pada sistem saraf pusat.
Faktor lain yang menyebabkan kelainan pada bayi selama dalam kandungan ialah :
a Anoxia prenatal.
b Gangguan metabolisme pada ibu.
c Faktor rhesus
Kondisi ketunadaksaan yang terjadi pada masa kelahiran bayi, diantaranya:
a Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang.
b Pendarahan pada otak saat kelahiran
c Kelahiran prematur.
d Gangguan yang dapat mengurangi oksigen sehingga mengakibatkan
terjadinya anoxia. Adapun kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi
pada masa setelah lahir diantaranya : a
Faktor penyakit b
Faktor kecelakaan c
Pertumbuhan tubuhtulang yang tidak sempurna. http:www.slbdharmawanita-bengkulu
commit to user 12
2. Tinjauan Tentang Mengarang
a. Pengertian Mengarang
Seorang pengarang atau penulis perlu memiliki banyak pengalaman dari ide atau gagasan serta ilmu pengetahuan. Keterampilan
mengarang sangat penting bagi siswa. Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pengarang atau penulis. Selain itu
seorang pengarang harus mempunyai perbendaharaan kata dan harus mampu menggunakan pilihan kata diksi untuk menuangkan ide-ide
atau gagasan. Mengarang
adalah kegiatan
menulis dengan
menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan yang dikemukakan berdasarkan
pengetahuan serta pengalaman empiris dengan kemampuan bernalarnya Rofi’uddin, 2000: 164. Menurut, Y. Budi Artati 2008: 9, mengarang
adalah memunculkan gagasan dari hasil merenungkan peristiwa yang dialami. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
mengarang adalah kegiatan menulis yang menyajikan informasi, gagasan, dari pengalaman tentang peristiwa yang dialami dengan
kemampuan bernalarnya. Kaitannya dengan konsep di atas ada beberapa jenis karangan
seperti: narasi cerita, eksposisi paparan, deskripsi lukisan, dan argumentasi persuasi. Sabarti, Akhadiah, 2000: 127.
1 Narasi cerita
Menurut Sabarti Akhadiah 2000: 127, narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang
dijalani dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu atau bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan jelas kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang terjadi. Menurut Y. Budi Artati 2008: 1, narasi
adalah karangan yang menceritakan kejadian atau peristiwa.
commit to user 13
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah karangan yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang terjadi.
2 Eksposisi paparan
Menurut Sabarti Akhadiah 2000: 134, eksposisi adalah karangan
yang berusaha
menerangkan sesuatu
yang dapat
memperluas pandangan. Menurut Muchlisoh 2000:378, eksposisi adalah karya tulis yang sasarannya menjelaskan sesuatu, memberi
keterangan dengan gamblang tentang sesuatu, atau mengembangkan sebuah gagasan.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa eksposisi adalah karangan yang berusaha memberikan keterangan
dengan jelas dan gamblang untuk memperluas pandangan. 3
Deskripsi lukisan Menurut Sabarti Akhadiah 2000: 131, deskripsi adalah usaha
untuk menggambarkan dengan kata-kata wujud atau sifat lahiriah suatu objek. Menurut Y. Budi Artati 2008:3, deskripsi artinya apa
yang dapat diamati penulis dan mungkin pembaca, penulis berusaha memaparkan keadaan nyata dari suatu objek sesuai dengan
kemampuan dan keinginan penulis dalam mengindera tentang objek dari karya tulisannya.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi adalah karangan yang menggambarkan keadaan senyatanya
dari suatu objek sesuai dengan kemampuan penulis.
4 Argumentasi Persuasi
Kata argumentasi berasal dari kata argumen yang berarti alasan. Jadi argumentasi adalah karya tulis yang di dalamnya memuat
commit to user 14
pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan Sabarti Akhadiah, 2000: 378.
b. Langkah-langkah Mengarang
Menurut Y. Budi Artati 2008: 21, untuk mewujudkan karangan agar menjadi baik perlu langkah-langkah sebagai berikut:
1 Menentukan Tema
Tema karangan biasanya diwujudkan dalam satu kalimat. Tema dapat dibagi lagi menjadi beberapa topik. Jadi topik karangan ditentukan
dari tema karangan. 2
Menentukan Tujuan Tujuan karangan harus dirumuskan secara jelas, ditetapkan sebelum
pengembangan topik. Pengembangan topik sangat bergantung pada tujuan karangan.
3 Mengumpulkan Bahan
Bahan yang diperlukan dalam mengarang adalah data berupa kalimat, angka, gambar, yang diperoleh dari berbagai sumber.
4 Menyusun Karangan
Semua gagasan atau ide yang mendukung topik diwujudkan dalam tulisan yang disertai data. Selanjutnya ide pokok disusun berurutan,
tiap ide pokok atau gagasan utama dikembangkan menjadi paragraf- paragraf yang dapat mendukung kerangka karangan atau garis besar
sebuah karangan. 5
Mengembangkan Kerangka Karangan Mengembangkan kerangka karangan adalah menguraikan rancangan
karangan menjadi bagian-bagian yang lebih jelas. 6
Koreksi dan Revisi Bagian karangan yang perlu dikoreksi adalah isi, kalimat dan ejaan.
7 Menulis Naskah
Seorang penulis bisa menulis naskah karangan bila telah memenuhi langkah-langkah di atas. Kerangka karangan yang sudah tersusun
commit to user 15
tidak diubah-ubah. Koreksi dan revisi dilakukan dengan sungguh- sungguh. Dengan demikian karangan akan berbobot dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sebelum melangkah lebih lanjut untuk memilih karangan perlu
memperhatikan beberapa pengertian agar hasil tulisannya lebih bermakna. Adapun pengertian yang perlu diperhatikan antara lain: tema,
topik, dan kerangka karangan. Ketrampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang
ketrampilan siswa dalam merangkai kata. Akan tetapi dalam penerapannya banyak orang mengalami kesulitan untuk membiasakan
siswa belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan menulis itu
sulit. Belum banyak guru yang dapat menyuguhkan materi pelajaran
dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu wajar jika peserta didikpun akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis.
c. Mengarang Sederhana
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema
tertentu Hairudin, 2007:192. Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan
kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain Murdiana, 2003:78. Selanjutnya, menurut Tarigan
2003:21, menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami
pembaca. Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis
sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-
commit to user 16
aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang
bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat
memahami apa
yang dikomunikasikan
penulis. http:www.ilmumanajemen.comkaranganindex.php.htm. Diakses tanggal 10
Maret 2011. Dengan melihat pengertian karangan di atas, maka pada
penelitian yang dilakukan pada siswa SDLB D Negeri Kota Pekalongan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok kerangka
karangan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan hanya difokuskan membuat karangan sederhana yaitu karangan tentang berbagai topik sederhana
yang meliputi membuat judul, menggunakan paragraf, serta menggunaan ejaan yang benar. Topik sederhana yang akan dibahas dapat berupa
topik tentang kesehatan, pendidikan, lingkungan atau bidang lainnya yang mudah dipahami oleh siswa.
3. Tinjauan Tentang Media Gambar
Dalam pengajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menulis karangan, media mempunyai peran penting karena beberapa alasan antara lain media
pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak.
a. Pengertian Media Gambar
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-
macam seperti lukisan, potret, slide, film, proyektor Hamalik, 2003 : 95 Media gambar adalah media yang paling umum dipakai yang
merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Arief Sadiman, 2002:29.
commit to user 17
b. Fungsi Media Gambar
1 Mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
2 Memberikan informasi yang outentik.
3 Mengatasi keterbatasan kemampuan indra.
4 Mengatasi perbedaan pengalaman peserta didik.
5 Mengatasi atas ruang dan kelas.
Diantara sekian banyak media pendidikan, gambarfoto adalah satu- satunya media yang paling umum dipakai, merupakan bahasa umum, dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Seperti pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata.
Ada beberapa kelebihan media gambar foto yaitu : 1
Sifatnya konkrit, gambar foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2 Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas dan anak tidak selalu dibawa ke objek. Gambar foto dapat mengatasi hal tersebut.
3 Media gambar foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4 Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman. 5
Foto harganya murah dan mudah didapat serta penggunaannya tanpa menggunakan peralatan khusus.
Selain itu media gambar foto juga mempunyai kelemahan yaitu : 1
Gambar foto hanya menekankan persepsi indera mata 2
Gambar foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3 Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan media gambar foto, maka sebagai guru harus bisa menentukan media gambar foto yang cocok
dengan tujuan pembelajaran. Menurut Aristo Rohadi 2003 :
26 ada enam syarat yang harus dipenuhi untuk gambarfoto yang baik untuk dijadikan sebagai
media pendidikan adalah :
commit to user 18
1 Autentik
Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2 Sederhana
Komposisi benda hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok gambar.
3 Ukuran relatif
Gambar foto dapat memperbesar atau memperkecil objek benda sebenarnya, dan hendaknya dalam foto terdapat sesuatu yang sudah
dikenal anak. 4
Gambar foto
sebaiknya menunjukkan
objek dalam
keadaan memperlihatkan aktivitas tertentu.
5 Gambar yang bagus belum tentu baik, sebaiknya menggunakan karya siswa
akan lebih baik. 6
Tidak setiap gambar bagus merupakan media yang baik gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan alat peraga untuk memperjelas materi pembelajaran yang
disampaikan kepada peserta didik.
B. Kerangka Berfikir