2.3. Faktor Sosial budaya
2.3.1. Faktor Sosial
Faktor sosial menurut Anderson meliputi pendidikan dan suku bangsa Muzaham, 1995, sedangkan Gottlieb 1983, dalam Kuntjoro 2002 menyebutkan
dukungan keluarga sebagai salah satu faktor sosial. Dengan mengadaposi pendapat Anderson dan Gottlieb tersebut maka faktor-faktor sosial adalah
pendidikan, suku, dukungan keluarga. 2.3.2. Faktor Budaya
Menurut Clyde Kluckhohn dalam karyanya Universal Categories Of Culture, ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal Ibrahim, 2003;
Widyosiswoyo, 2004. Tujuh unsur tersebut adalah spiritualitas, sistem organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan
peralatan, bahasa, kesenian. Setiap individu bahkan yang sudah lanjut usia berupaya untuk tetap sehat
dengan cara berusaha untuk memperoleh kesehatan tersebut baik dari Rumah Sakit, Pelayanan Kesehatan Masyarakat maupun dari pengalaman orang
terdahulu. Namun banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan termasuk sosial budaya Denver dalam Juanitas, 1998. Berikut ada
beberapa faktor sosial budaya yang mempengaruhi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah posyandu lansia yang merupakan program
pelayanan kesehatan lansia di puskesmas.
Pengetahuan. Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
Universitas Sumatera Utara
maupun tidaksengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadapsuatu obyek tertentu Mubarok, dkk, 2007 . Menurut
Notoatmodjo 2012 pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan
terjadi melalui pancandra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari
mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakandomain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overtbehavior.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan
posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehatdengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada
mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasarpembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Spiritualitas. Spiritualitas adalah kepercayaan atau suatu hubungan
dengan kekuatan yang lebih tinggi, pencipta atau sumber segala kekuatan Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais Wilkinson, 1995. Pada lanjut usia
keyakinan dan pengalaman spiritual merupakan bagian penting dalam memberikan warna, transisi kehidupan seperti saat-saat terakhir dalam hidup dan
kematian menantang seseorang untuk mendalami keyakinannya dan bertumbuh Luecknotte, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Agama atau keyakinan spiritual dan pengalaman dapat menjadi instrumen dalam menolong lanjut usia dalam menghadapi takut Hall, 1997
dalam Luecknotte, 2000. Spiritual merupakan strategi koping yang penting Pargament, 1998 dalam Rowe Allen, 2004. Beberapa karakteristik yang
meliputi hubungan spiritualitas antara lain adalah hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan alam, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan Tuhan
Hamid, 1999. Pertama hubungan dengan diri sendiri merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang
dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan pada masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan
dengan diri sendiri Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais Wilkinson, 1995.Kedua yaitu hubungan dengan orang lain, terbagi atas harmonis
dan tidak harmonis. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, mengasuh orangtua dan orang
sakit, serta menyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis berkaitan dengan konflik dengan orang lain dan resolusi yang
menimbulkan ketidak harmonisan dan friksi Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais Wilkinson, 1995. Ketiga yaitu hubungan dengan alam, merupakan
hubungan yang harmoni meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim, dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam
tersebut Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais Wilkinson, 1995. Terjalinnya hubungan baik antara manusia dengan alam akan menghindarkan
perusakan alam Anwar, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Keempat yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan ini meliputi agamais ataupun tidak agamais. Keadaan ini menyangkut sembahyang dan berdoa, keikutsertaan
dalam kegiatan ibadah, perlengkapan keagamaan, serta bersatu dengan alam Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais Wilkinson, 1995.
Dukungan Keluarga. Anggota keluarga membutuhkan dukungan dari
keluarganya karena hal inimembuat individu tersebut merasa dihargai, anggota keluarga siap memberikan dukungan untuk menyediakan bantuan dan tujuan
hidup yang ingin dicapai individu Friedman, 1998. Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya
Kane, 1988 dalam Friedman, 1998. Dukungan terhadap anggota keluarga yang telah lanjut usia sangatlah diperlukan dari orang-orang yang dekat dengan mereka
terutama keluarga agar lansia dapat menikmati kehidupan di hari tua dengan bergembira atau merasa bahagia. Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja
berupa anjuran yang bersifat mengingatkan lansia untuk tidak bekerja secara berlebihan, memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas
yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, memeriksakan kesehatan dan memberikan waktu istirahat
yang cukup kepadanya sehingga lansia tidak mudah stress dan cemas. Hal yang perlu diperhatikan anggota keluarga adalah perlunya mengajak lansia untuk
berdiskusi tentang hal-hal baru dan sering memberi petunjuk atau petuahnya sehingga lansia merasa tetap eksis dan memiliki rasa percaya diri dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan kehidupan dirinya Kuntjoro, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Sistem organisasi Sosial. Sistem organisasi sosialmasyarakat adalah
sistem sosial yang terbentuk karena adanya kebutuhan dari masyarakat itu sendiri yang bertujuan agar dapatberadaptasi terhadap lingkungannya yang didalamnya
terdapat aktivitas-aktivitas yang dibentuk dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri Koentjaraningrat, 1990. Lanjut usia yang umumnya sudah pensiun
mengakibatkan kontak sosialnya berkurang dan seringnya ditinggal anggota keluarga yang semakin sibuk dengan urusan masing-masing menyebabkan adanya
keinginan bagi sebagian besar lansia untuk bertemu dengan teman sesama lansia. Terbentuk posyandu lansia di berbagai wilayah, menjadikannya sebuah tempat
untuk bertemu dengan teman-teman lansia dan saling berbagi cerita mulai dari cara pencegahan penyakit, anak hingga cucu mereka Sulistyawati, 2006. Dalam
sebuah artikel berjudul “it’s cool to be geri” oleh Mucha tahun 2000 dikatakan bahwa tujuan utama dari kelompok lansia adalah memperhatikan kebutuhan
perkembangan lansia dari segi fisik, pekerjaan yang mampu dilakukanoleh lansia dan menyediakan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang dapatdilakukan
pada komunitas lansia. Untuk itu para lansia membentuk suatu kelompok lansia yang menghimpun para lansia dalam upaya meningkatkan kualitas mereka, yang
biasa dilakukan dalam bentuk periodik.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang