Pembahasan .1 Isolasi α-Selulosa dari Kulit Ari Biji Alpukat

4.1.5 Uji Viskositas Saus Tomat

Dalam penelitian ini metode viskositas yang digunakan adalah metode viskositas Brookfield. Hasil dari uji viskositas saus tomat ditunjukan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Viskositas Saus Tomat Parameter Sampel Suhu 27 O C Konsentrasi bv Spindle RP M Viskositas cP Viskositas X 27 50300 No. 1 60 8,4 + 0 g CMC 27 50300 No. 1 60 5,8 + 0,5 g CMC 27 50300 No. 1 60 13,4 + 1 g CMC 27 50300 No. 1 60 19,4 + 1,5 g CMC 27 50300 No. 1 60 27,7 4.2 Pembahasan 4.2.1 Isolasi α-Selulosa dari Kulit Ari Biji Alpukat α-Selulosayang digunakan berasal dari hasil isolasi kulit ari biji alpukat. Uji kualitatif selulosa dengan menggunakan uji iodin yang menghasilkan larutan warna putih. Massa α-selulosa hasil isolasi adalah 9,5272 gram dari 75 gram sampel kulit ari biji alpukat 12,703. Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa selulosa yang digunakan memiliki gugus O-H dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 3448,72 cm -1 serta didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1064,71 cm -1 yang menunjukkan vibrasi dari gugus C-O simetris dan puncak serapan pada bilangan gelombang 1372 cm -1 menunjukkan vibrasi C-O anti-simetris. Puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2916,37 cm -1 merupakan vibrasi stretching C-H.

4.2.2 Pembuatan Carboxymethyl Cellulose CMC

Universitas Sumatera Utara Carboxymethyl Cellulose CMC merupakan hasil reaksi antara selulosa yang sudah dialkalisasi terlebih dahulu dengan NaOH sehingga suasananya menjadi alkali yang kemudian direaksikan dengan asam monokloroasetat yang dilarutkan terlebih dahulu dengan isopropanol dengan pemanasan pada suhu 55 - 65 o C selama 4 jam. Kemudian dicuci dengan etanol 96 lalu dikeringkan.Penggunaan isopropanol sebagai pelarut inert berguna untuk meningkatkan derajat substitusi dalam reaksi,yang mana diketahui dengan adanya asam monokloroasetat dapat menurun derajat substitusi terhadap selulosa. Maka adanya pelarut inert isopropanol akan menjaga orde reaksi substitusi tetap optimal dalam reaksi. Klemm, 1998 Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa Carboxymethyl Cellulose yang terbentuk memiliki gugus karbonil C=O yang berasal dari asam monokloroasetat dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 serta didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1072,42 cm - 1 menunjukkan vibrasi dari gugus C-O simetris dan puncak serapan pada bilangan gelombang 1327,03 cm -1 yang menunjukkan vibrasi dari gugus C-O anti-simetris. Puncak vibrasi C=O ini lebih rendah dari puncak vibrasi secara umum dikarenakan gugus karbonil yang terbentuk melekat melalui rantai eter yang mana lebih lemah ikatannya bila dibandingkan dengan rantai ester, sehingga vibrasi serapan yang dimunculkan juga ikut rendah. Puncak serapan pada bilangan gelombang 3448,72 cm -1 menunjukkan vibrasi OH dari selulosa. Puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2931,80 cm -1 merupakan vibrasi stretching C-H. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1419,61 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus metilena -CH 2 - dari penambahan asam monokloroasetat. Penambahan NaOH menyebabkan terjadinya alkalisasi oleh ion Na + katalis terhadap gugus hidroksil pada atom C-6 membentuk Na-CMC dengan bantuan pelarut protik isopropanol. Penambahan asam monokloroasetat menyebabkan reaksi karboksimetilasi berlangsung di mana kation Na + berikatan dengan anion Cl - membentuk garam NaCl, sedangkan gugus metilen dari asam monokloroasetat yang bersifat elektrofil diserang oleh ion O - pada atom C-6 selulosa yang bersifat nukleofil dan membentuk CMC. Hal ini juga didukung berdasarkan teori HSAB, di mana ion Na + dari Universitas Sumatera Utara NaOH yang merupakan asam kuat hard acid cenderung bereaksi dengan ion Cl - dari asam monokloroasetat yang merupakan basa kuat hard base. Berdasarkan dukungan teori ini, maka secara hipotesa reaksi selulosa dengan asam monokloroasetat untuk membentuk CMC dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ; O CH 2 OH H OH H H OH O H O O OH H CH 2 OH H H OH H H O n + ClCH 2 COOH NaOH O CH 2 OCH 2 COOH H OH H H OH O H O O OH H CH 2 OCH 2 COOH H H OH H H O n + NaCl O CH 2 OH H OH H H OH O H O O OH H CH 2 OH H H OH H H O n + 2ClCH2 C O OH 2NaOH O CH 2 OCH 2 H OH H H OH O H O O OH H H H OH H H O n + 2NaCl C O OH CH 2 OCH 2 C O OH ` Gambar 4.4 Reaksi Pembentukan Carboxymethyl Cellulose CMC

4.2.3 Pembuatan Saus Tomat dengan PenambahanCarboxymethyl Cellulose CMC

Berdasarkan sifat dan fungsinya maka CMC dapat digunakan sebagai bahan aditif pada produk minuman dan juga aman untuk dikonsumsi. CMC mampu menyerap air yang terkandung dalam udara dimana banyaknya air yang terserap dan laju penyerapannya bergantung pada jumlah kadar air yang terkandung dalam CMC serta kelembaban dan temperatur udara di sekitarnya. Kamal, N. 2010 Carboxymethyl cellulose akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi Universitas Sumatera Utara dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap Fennema, et al., 1996. Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi Potter, N. 1986. Pada penelitian ini, penambahan CMC berfungsi sebagai pengental atau stabilizer dimana gugus CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dari saus tomat. Hal ini menyebabkan granula-granula CMC yang bercampur dalam saus tomat akan mengembang dan menyebabkan saus menjadi lebih kental. Selain itu, saus tomat juga akan semakin tahan lama karena jumlah air yang sudah berkurang. Menurut hasil survey, saus tomat yang ditambahkan dengan CMC hasil sintesis tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap rasa dari saus. Namun, penambahan CMC dapat meningkatkan kekentalan dari saus.

4.2.4 Penentuan Derajat Subtitusi

Derajat substitusi sebesar 69,47 menunjukkan bahwa hanya 69,47 asam monokloroasetat tersubstitusi kegugus H yang terikat pada CH 2 OH sedangkan selebihnya 30,53 tidak bereaksi.

4.2.5 Uji Viskositas Saus Tomat

Viskositas merupakan gambaran dari tahanan suatu benda cair untuk mengalir. Sifat ini sangat penting dalam formulasi sediaan cair dan semipadat karena sifat ini menentukan sifat dari sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya, baik pada saat diproduksi, dimasukkan ke dalam kemasan, serta sifat-sifat penting pada saat pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar dan kelembaban. Viskositas dari suatu sediaan juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan ketersediaan hayatinya Paye, M. 2001. Universitas Sumatera Utara Metode viskositas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu viskositas Brookfield. Berdasarkan hasil uji, viskositas saus tomat meningkat seiring dengan penambahan CMC beratberat. Menurut Fennema, et al. 1996, CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS CARBOXYMETHYL CELLULOSE SODIUM (Na-CMC) DARI SELULOSA SEBAGAI BAHAN EKSIPIEN SEDIAAN FARMASI.

0 1 2

OPTIMASI PEMANFAATAN SELULOSA DARI LIMBAH AMPAS TEBU (Saccharum Officinal L.) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) UNTUK INDUSTRI MAKANAN.

0 1 2

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 0 13

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 0 2

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 1 5

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 0 14

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 0 2

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

0 0 8

PEMANFAATAN SELULOSA DARI KULIT BUAH KAKAO (Teobroma cacao L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN CMC (Carboxymethyl Cellulose) Cellulose Utilization in Cacao Pod Husk (Theobroma cacao L.) as Raw Material for CMC (carboxymethyl cellulose)Synthesis

0 0 9

LAPORAN AKHIR Pemanfaatan Selulosa dari Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (CarboxyMethyl Cellulose ) dengan Media Reaksi Campuran Larutan Metanol – Propanol

0 0 11