Strategi kreatif Produser dalam mempertahankan eksistensi Program Dakwah Mamah & AA ber-Aksi di Stasiun Televisi Indonesia

(1)

DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh :

INAYATUL FITRIAH NIM. 1110051000102

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

STRATEGI KREATIF PRODUSER DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PROGRAM DAKWAH MAMAH&AA BER-AKSI

DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh :

INAYATUL FITRIAH NIM. 1110051000102

Dibawah Bimbingan

DR.H. Sunandar, M.Ag NIP. 1962026 199403 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M


(3)

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PROGRAM DAKWAH MAMAH&AA BER-AKSI DI STASIUN TELEVI INDOSIAR telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2014, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 28 Agustus 2014 Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni, M.Si Fita Fathurokmah, M.Si NIP.

19630515 199203 1 006

NIP. 19830610 200912 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA Umi Musyarrofah, MA

NIP. NIP. 1971081 6199703 2002

Pembimbing

DR. H. Sunandar, M.Ag NIP. 1962026 199403 1 002


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang disajikan utnuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapat gelar Srajana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya , atau merupakan plagiat dari karya ilmiah orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2014


(5)

i

Eksistensi Program Dakwah Mamah&Aa ber-Aksi di Stasiun Televisi Indosiar.

Penulis /NIM : Inayatul Fitriah/ 1110051000102 Pembimbing : Dr. H. Sunandar, MA

Laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi sekarang ini sangatlah berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat baik berbangsa bahkan beragama, Informasi merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Program dakwah unggulan di stasiun Indosiar adalah Program Mamah&Aa ber-Aksi, yaitu sebuah talkshow yang menghadirkan narasumber atau tamu yang memiliki suatu keistimewaan untuk memberikan inspirasi kepada pemirsa. Namun kurun waktu berjalan program Mamah&Aa ber-Aksi itu mulai merosot dengan kurang nya minat khalayak untuk menonton program tersebut. Kurangnya peminat khalayak utuk program tersebut adalah suatu tantangan untuk mencari solusi bagaimana agar programnya tetap bertahan, menarik minat pemirsa dan menaikkan popularitas juga rating program. Sehingga bisa menghasilkan tayangan yang bermutu.

Berdasarkan latarbelakang diatas, Bagaimanakah tindakan kreatif atau trik-trik yang diterapkan produser program Mamah&Aa ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi programnya di stasiun Indosiar?

Menurut Fred Wibowo, kunci sukses dari setiap program televisi sebagai berkat perencanaan dan sikap kreatif menadi faktor yang paling penting dalam memproduksi program televisi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Karena penelitian ini membutuhkan observasi di lapangan, dan juga peneliti melakukan wawancara kepada para narasumber yang berkaitan dengan peneltian ini. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif, karena peneliti ingin menjabarkan atau menggambarkan tindakan kreatif atau trik-trik yang diterapkan produser program Mamah&Aa ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi programnya di stasiun Indosiar.

Setelah tahap demi tahapan penelitian terlaksana, maka diperoleh hasil bahwa terdapat kesesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi di lapangan. 13 elemen strategi kreatif Naratama yaitu target penonton, bahasa naskah, format acara, punching line, gimmick funfare, clip hanger, tune and bumper, penataan artistik, music and fashion, ritme dan birama acara, logo dan music track, untuk

i’d tune, general rehearsel, dan interactive program diterapkan oleh produser

Mamah&Aa ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi program Mamah&Aa ber-Aksi ditambah dengan beberapa strategi khusus lainnya yang belum pernah peneliti jumpai sebelumnya.

Keyword : Strategi Kreatif, ProduserProgram Televisi, Mempertahankan Eksistens


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia Nya yang tak terhingga bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyususnan skripsi ini yang berjudul “Strategi Kreatif Produser Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah&Aa ber-Aksi di Stasiun Televisi Indosiar.” ini dengan baik dan lancar.

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun karena adanya semangat , doa dan bantuan dari berbagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada semua pihak yang telah membantu. Sebuah kata yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Arief Subhan , MA, Wakil Dekan I, Suparto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Drs Jumroni, M.Si, Wakil Dekan III, Dr.Sunandar, MA.

2. Rachmat Baihaky,MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 3. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

4. Dr. H.Sunandar, MA. Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan banyak membantu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis


(7)

iii

5. Mamah Hj. Euis Sustini dan Bapak H. Usep Saepudin yang telah banyak membantu memberikan segala do’a, semangat baik materi dan non materi, terimakasih sudah menjadi orang tua yang sempurna bagi penulis.

6. Kakak-kakak ku yang tercinta atas dukungan materi dan non materi yang telah di berikan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidyatullah Jakarta.

8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

9. Sahabat KPI D angkatan 2010, Rika Alisha, Anggy Agustin, Cory Carlina , Erfa Dwi Jayanti, Izzatunnisa, Arista Rahma, Dwi Novita, Isyana Tunggal Dewi, Itta Bahsyita Firman, Intan Purwatih, Karlia Zainun, Nurmalisa,dkk terimakasih atas tawa dan tangis yang diberikan selama ini, semoga kebahagian akan turut serta dalam langkah kita kedepan nanti. 10.Andriyansyah dan Elfandi Agustin yang telah menemani dan memberi

semangat

11.Teman teman DnK TV Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Pak Dedy yang telah memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

12.Pak Danindra Nur Purnamasidhi selaku produser program Mamah&Aa ber-Aksi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk penulis


(8)

iv

13.Seluruh crew program Mamah&Aa ber-Aksi yang telah membantu dan melancarkan penulis.

Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, Agustus 2014


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Pustaka ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 9

G. Sistem Penulisan. ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Strategi Kreatif ... 15

1. Strategi Kreatif ... 15

2. Tinjauan Tentang Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Televisi. ... 19

B. Pengertian Produser ... 24

1. Produser ... 24

2. Tinjauan Tentang Tugas Produser Dalam Produksi Siaran Televisi ... 25


(10)

vi

C. Pengertian Program ... 29

D. Format Program Televisi... 31

E. Dakwah Melalui Media Televisi ... 34

F. Pengertian Eksistensi ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Stasiun Televisi Indosiar ... 38

B. Profil Program Mamah&Aa Ber-Aksi ... 42

C. Profil Produser Program Mama&Aa ber-Aksi ... 50

BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Langkah–Langkah Strategi Kreatif Produser Program Mamah&Aa ber-Aksi ... 53

1. Target Penonton ... 53

2. Bahasa Naskah ... 56

3. Format Acara ... 58

4. Punching Line ... 62

5. Gimmick and Funfare ... 63

6. Clip Hanger ... 64

7. Tune and Bumper ... 66

8. Penataan Artistik ... 67

9. Music and Fasion ... 68

10.Ritme dan Birama Acara ... 70

11.Logo dan Music Track untuk ID Tune ... 70

12.General Rehearsel (GR) ... 71


(11)

vii

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rincian Program Mamah&Aa ber-Aksi ... 46

Tabel 2 Tim Mamah&Aa ber-Aksi ... 48

Tabel 3 Rating dan Share Mamah&Aa ber-Aksi21 – 27 April 2014 ... 49

Tabel 4 Rating dan Share Mamah&Aa ber-Aksi28 Aprii – 4 Mei 2014 ... 49


(13)

ix

Gambar 1 Logo Indosiar ... 41

Gambar 2 Logo Program Mamah & Aa ber-Aksi di Indosiar ... 46

Gambar 3 Produser Mamah&Aa ber-Aksi bersama Mamah Dedeh ... 50


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi sekarang ini sangatlah berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat baik berbangsa bahkan beragama, Informasi merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu sudah pasti membutuhkan informasi guna menambahkan wawasan. Informasi biasanya diperoleh melalui berbagai media massa, salah satunya yakni televisi, yang sampai saat ini masih memegang peringkat teratas sebagai media massa yang paling banyak diminati dibanding koran, radio, dan internet.

Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat populer di tengah-tengah masyarakat. Hampir di setiap tempat-tempat umum, kantor, rumah, bahkan di tempat tidur. Oleh karena itu, setiap informasi yang di sampaikan melalui media televisi akan sangat mudah sampai ketengah kalangan masyarakat. Demikian pula, jika yang disampaikan melalui televisi adalah pesan-pesan tabligh, maka akan lebih cepat tersosialisasikan kepada khalayak.

Dalam dunia pertelevisian tidak terlepas dari beberapa program-program televisi, yang dimaksud dengan program-program televisi menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni: program adalah


(15)

suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan

penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada

diudara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya.1

Menjadwalkan program siaran tidak semudah yang kita bayangkan mengingat penata program harus jeli memperhatikan apa yang disenangi penonton, selain kapan penonton biasa duduk di depan pesawat televisi. Karena itu, untuk menyusun program siaran diperlukan sistem pemprograman siaran. Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di layar kaca televisi dapat membuat asik penonton, dapat disenangi penonton, bahkan bisa menjadi panutan penonton.

Menayangkan program keagamaan agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat itu tidaklah mudah. Inilah bagian terpenting dalam menyusun program keagamaan yang akan disiarkan untuk pemirsa, bagaimana agar program tersebut tidak monoton sehingga penonton tidak cepat bosan, maka dibutuhkan perencanaan yang matang agar program menjadi menarik, tampil beda, serta sangat ditunggu-tunggu penontonnya.

Salah satu bentuk tayangan yang ditampilkan stasiun televisi adalah talk show. Talk show merupakan sebuah acara yang menampilkan pembicara, biasanya lebih dari satu orang, untuk membahas suatu tema atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu oleh presenter.

1


(16)

3

Indosiar adalah suatu stasiun televisi swasta yang cukup terkenal dikalangan masyarakat dan mempunyai banyak program yang menarik. Salah satunya program dakwah yang sangat diminati oleh masyarakat sekitar.

Tayangan talk show Mamah&Aa ber-Aksi adalah salah satu program dakwah. Acara ini ditayangkan di pagi hari setiap hari Senin-Minggu jam 6.00 pagi yang membahas topik yang berbeda-beda mengenai kasus sehari-hari dalam rumah tangga yang juga memberikan solusi perspektif Islam. Selain itu dalam acara ini selalu dihadiri oleh ibu-ibu majelis taqlim sebagai audiencenya, juga menghadirkan bintang tamu yang dapat berinteraktif langsung dengan narasumber, tidak hanya yang di studio saja, namun pemirsa yang di rumah pun bisa bertanya langsung dengan telepon interaktif. Program ini banyak mengambil hati pemirsa, terbukti dengan account Facebook, Skype dan twitter yang dimiliki program ini untuk menampung curhatan atau pertanyaan dari pemirsanya akan dijawab langsung oleh Mamah Dedeh dalam acaranya.

Nara sumber pada acara talkshow tersebut adalah Mamah Dedeh yang dikenal energik dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Sosok ini mempunyai ciri khas yang mungkin sangat mudah tersimpan di benak orang yang mengenal atau pernah melihatnya. Acara ini pun dibawakan oleh seorang presenter bernama Abdel Achrian yang sebelumnya memang dikenal sebagai komedian mampu menghidupkan suasana, bahkan mencairkan keadaan, sehingga acara ini banyak digemari para pemirsanya.


(17)

Salah satu mata acaranya atau program dakwah unggulan di stasiun Indosiar adalah Program Mamah&Aa ber-Aksi, yaitu sebuah talkshow yang menghadirkan narasumber atau tamu yang memiliki suatu keistimewaan untuk memberikan inspirasi kepada pemirsa. Namun seiring dengan kurun waktu yang berjalan, program Mamah&Aa ber-Aksi itu mulai merosot dengan berkurangnya minat khalayak untuk menonton program tersebut. Dengan berkurangnya minat khalayak untuk menonton, merupakan sebuah tantangan dalam mencari solusi, bagaimana agar programnya tetap bertahan dan tetap digemari oleh masayarakat pada umumnya.

Sebagai sebuah program acara televisi, Mamah&Aa ber-Aksi tidak lepas dari persaingan merebut hati pemirsa televisi khususnya masyarakat sekitar. Seperti kata Lauren Zalaznick (Cable TV Bravo), yang mengatakan

bahwa “ kesuksesan sebuah bisnis televisi adalah ketika penonton menikmati

tayangan dan tidak mau berpindah ke program lain”2. Hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi setiap produser. Dapat penulis tegaskan, produser mana yang tidak ingin programnya disambut hangat oleh pemirsa dan bertahan tayang selama bertahun-tahun.

Seorang produser acara televisi harus mengkaji siapa penonton programnya, apa isi programnya yang akan ditonton, kapan dan mengapa seseorang menonton program acara yang akan diproduksinya, dimana dan bagaimana seseorang menonton program acara yang hendak diproduksi.3

2

Sidarta GM, Berita Untuk Mata Dan Telinga, (Yogyakarta : Mara Pustaka, 2012), hlm.23 3

Purnama Suwardi, Seputar Bisnis & Produksi Siaran Televisi, ( Padang : TVRI Sumbar, 2006), hlm.28.


(18)

5

Loyalitas pemirsa dalam menyaksikan sebuah tayangan televisi biasanya diukur melalui sebuah riset rating yang pada akhirnya mempengaruhi perolehan iklan dan keuntungan yang didapatkan. Televisi cenderung berkiblat pada ratting yang menentukan layak tidaknya suatu program acara Mamah&Aa ber-Aksi yang ditayangkan mendapatkan pemirsa atau penonton yang banyak. Rating menjadi faktor utama yang menentukan selera audiens, mutu acara, serta menentukan keputusan dan staregi televisi.

Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam dengan mengakat judul “Strategi Kreatif Produser Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah&Aa ber-Aksi Di Stasiun Televisi Indosiar”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka penulis membatasi penelitian ini pada strategi kreatif produser dalam mempertahankan eksistensi program dakwah Mamah&Aa ber-Aksi di Indosiar, yang dibatasi pada episode ke-158 Tinggalkan Kecemasan pada tgl 03 mei 2014. Alasan memilih ini karena ketika tema nya berjudul tinggalkan kecemasan, rating/sharenya tinggi selama bulan mei 2014, dengan rating 1,7 dan sharenya 16,8.

2. Rumusan masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan dunia pertelevisian sangatlah luas, oleh karena itu, maka penelitian ini berangkat dari rumusan masalah


(19)

yaitu “Bagaimanakah tindakan kreatif atau trik-trik yang diterapkan produser program Mamah&Aa ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi programnya di stasiun Indosiar”

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan startegi produser yang diterapkan untuk mempertahankan eksistensi program dakwah Mamah&Aa ber-Aksi di Indosiar.

2. Mengetahui format program Mama&Aa ber-Aksi.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis/ akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam segi keilmuan komunikasi, terutama bagi peminat media tentang proses strategi produser program di media televisi. Dan juga diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang dakwah Islam, khususnya program keagamaan melalui media televisi.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna di masa yang akan datang. Dapat menjadi masukan bagi lembaga penyelenggara siaran televisi, terutama terkait dengan proses produksi program televisi.


(20)

7

E. Kajian Pustaka

Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan skripsi ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu melalui beberapa hasil penelitian yang membahas tentang strategi produser. Agar terhindar dari kesamaan penelitian dengan skripsi- skripsi sebelumnya yang dilihat di perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Dakwah dan Iimu Komunikasi sebagai berikut :

1. Strategi Komunikasi Presenter Pada Siaran Berita Dinamika Di Televisi Megaswara Bogor. Oleh Ahmad Syaoqillah, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah. Pokok bahasan skripsi ini adalah peran presenter dalam menyiarkan berita, sehingga menarik perhatian penonton ketika cara presenter menyiarkan berita tersebut.4

2. Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi. Study Pada Cahaya Televisi (CTV) Banten. Oleh Ummul Fauziah Rahmah, penelitiannya berisi tentang bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan ( CTV) dalam mempertahankan eksitensinya sebagai televisi lokal di daerah Banten. Subjek dan Objek penelitian ini berbeda dengan penulis. Subjek penelitian dalam judul ini adalah stasiun televisi Cahaya Televisi (CTV), sedangkan objek penelitiannya yaitu

4

Ahmad Syaoqillah, Strategi Komunikasi Presenter Pada Siaran Berita Dinamika Di Televisi Megaswara Bogor, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.


(21)

strategi komunikasi CTV Banten dalam meningkatkan eksistensi sebagai televisi lokal.5

3. Strategi Produser dalam Meningkatkan Rating Program Musik Dahsyat. Oleh Guntur Mahardika, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Penelitian Dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimana strategi produser dalam meningkatkan rating program agar tidak kalah saing dengan program sejenis. Di mana metode penelitian yang diambil adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitiannya adalah strategi produser program musik Dahsyat dalam meningkatkan rating dan subjek penelitiannya adalah produser sebagai key informan dan beberapa penonton sebagai informan.6

4. Strategi Produser Dalam Meningkatakan Rating Program Sentilan Sentilan Di Metro Tv, Oleh Ulfa Kusuma Cahyati, mahasiswi Universitas Mercu Buana Jakarta. Penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi produser dalam meningkatkan rating suatu program talkshow di stasiun televisi.Tema dan format acara dalam program tersebut berbeda dengan program yang ingin penulis teliti

5

Ummul Fauziah Rahmah,Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi. Study Pada Cahaya Televisi (CTV)Banten, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

Guntur Mahardika,Strategi Produser dalam Meningkatkan Rating Program Musik Dahsyat, jurusanIlmuKomunikasiUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.


(22)

9

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Kark dan Miller memberikan pengertian penelitian Kualitatif sebagai tradisi penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang disekitar objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.7

“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.”8

Berdasarkan beberapa definis diatas, penelitian melakukan penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat dan berdasarkan hasil dari penelitian dilapangan, kemudian diolah, dikaji dan dianalisis agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

2. Sumber Data.

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu,

7

Lexy J. Meloeng, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), edisi revisi cet. Ke-26, hal 3

8

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal 13


(23)

Data Primer diperoleh melalui proses penelitian langsung dari partisipasi atau sasaran penelitian, yaitu langsung dari wawancara produser Danindra Nur Purnamasidhi, pendukung acara yaitu Mamah Dedeh dan Abdel, serta tim kreatif Effendi Alian.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan – catatan atau dokumentasi berupa foto yang terkait dengan penelitian dari lembaga yang diteliti ataupun referensi dan buku-buku dari perpustakaan.

3. Subjek dan Objek Penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah produser program dakwah Mamah&Aa ber-Aksi sedangkan yang menjadi Objek adalah Strategi Kreatif Produser dalam mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah&Aa ber-Aksi di Indosiar.

4. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini akan berlangsung di PT. Indosiar Visual Mandiri, National Television Broadcasting Station. JL.Damai No.11 Daan Mogot.Phone: (62-21) 567-2222, 568-8888. Bulan penelitian April - Mei 2014.

5. Teknik Pengumpulan Data.

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya (misal: film, rekonstruksi, video, dan sejenisnya)9. Ada dua macam observasi:

9

Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1994), h. 36


(24)

11

1) Observasi Partisipan

Observasi partisipan adalah observasi yang memungkinkan periset atau peneliti mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi riil, di mana terdapat setting yang riil tanpa dikontrol dan diatur secara sistematis seperti riset eksperimental, misalnya10. 2) Observasi Non Partisipan

Observasi non partisipan adalah observasi yang dalam pelaksanaanya tidak melibatkan penelitian sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti11.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan disini saya ikut serta di lapangan dan saya sempat memegang divisi tem kreatif karena Observasi dilakukan secara langsung di lapangan dengan cara menyaksikan dan mengamati proses produksi program tersebut. Observasi dilakukan seminggu empat kali pada proses produksi program Mama&Aa ber-Aksi selama bulan April–Mei 2014.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data12. Ada dua jenis wawancara, yaitu:

10

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kenanga, 2010), h.112

11

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 83

12

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Pendekatan Suatu Praktek, (Jakarta: Bhinneka cipta, 1996), Cet ke-10, h.72


(25)

1) Wawancara Terstruktur (Structural Interview)

Wawancara terstruktur adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan menggunkan pedoman wawancara, yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang mengarahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Wawancara jelas ini dikenal juga sebagai wawancara sistematis atau wawancara terpimpin13. 2) Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan berulang-ulang secara intensif14.

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis Wawancara Terstruktur (Structural Interview). Wawancara dilakukan secara langsung kepada produser program Mama&Aa ber-Aksi Danindra Nur Purnamasidhi. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan laporan penelitian. Pada wawancara ini dilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, baik yang telah digariskan maupun yang nantinya muncul secara spontan dan dilakukan kepada sumber atau pihak yang telah ditetntukan.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, naskah, teks materi, dokumen ataupun arsip-arsip, yang terkait

13

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2010), Cet Ke-5, h. 101

14


(26)

13

dengan pembahasan penelitian ini. Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan memperlajari bahan tertulis sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian.

6. Teknik Analisis Data.

Data yang sudah terkumpul diolah dan dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptip, yaitu laporan tentang data dengan cara menerangkan, memberi gambaran, serta menginterprestasikan data yang sudah terkumpul, kemudian membuat kesimpulan atas data tersebut.

G. Sistem Penulisan.

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap–tiap bab terdiri dari sub–sub sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang relevan digunakan sebagai dasar pemikiran dan memberikan arah dalam melakukan penelitian dan definisi konsep.


(27)

BAB III GAMBARAN UMUM

Memuat Tentang Sejarah Indosiar Dan Pekembangannya, Visi Dan Misi Indosiar, Struktur Organisasi Perusahaan Indosiar, Dan Program Dakwah Mamah dan Aa ber-Aksi.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan objek penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan apa yang telah penulis teliti.


(28)

15 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Strategi Kreatif 1. Strategi Kreatif

Strategi Kreatif merupakan dua kata berbeda yang terdiri dari kata strategi dan kreatif. Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yaitu, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran. Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata ”program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manager dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.1

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi perlu disusun secara luas, sehingga taktik operasional komunikasi dapat segerah disesuaikan dengan faktor-faktor yang berpengaruh.2

1

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:Kencana, 2009), hlm.136.

2

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya),2004 Cet Ke-6, hlm 28 & 33.


(29)

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada audiens. Dengan demikian, audiens atau penonton adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategi yang berfungsi sebagai paduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.

Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisi situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang mencakup segmentasi audiens dan tingkat persaingan yang ada.3

Dari pengertian di atas dapat penulis menyimpulkan bahwa semua tujuan strategi tidak dapat dipisahkan karena semua saling berkaitan untuk mencapai kualitas dari hasil yang berkaitan untuk mencapai kualitas maupun kuantintas dari hasil yang ingin dicapai dari sebuah tujuan.

Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audiens umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program itu dapat kehilangan audiensnya.4

Perencanaan strategi (strategi planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan

3

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:Kencana, 2009), hlm. 236.

4

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:Kencana,2009),hlm. 308.


(30)

17

penetapan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan.Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat di perlukan. Demikian halnya dibidang media penyiaran, strategi yang diperlukan, yaitu5:

a. Berfikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dan dua klien yang berbeda, yaitu : pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik peminat pemasangan iklan.

b. Pengelola media penyiaran harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa. Media penyiaran harus menyaksikan siarannya sendiri, menerima kritik dan melakukan perbaikan setiap hari.

c. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain agar mau menyaksikan acara yang disuguhkan. Oleh karena itu, pengelola media penyiaran harus bisa membuat atau memproduksi program-program acara yang mampu menarik minat pemirsa.

Keberhasilan suatu program bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan strateginya. Namun, perlu di ingat bahwa dalam pembuatan strategi penyiaran harus tetap berpedoman pada undang-undang

5

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:Kencana,2009),hlm. 248


(31)

penyiaran dan kode etik yang berlaku sehingga tidak menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang dapet merugikan berbagai pihak.

Di sini dapat dipahami bahwa strategi adalah suatu perencanaan yang dilakukan beberapa orang, yang dijadikan pedoman atau taktik dalam tindakan operasional untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Kreatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta; pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.6 Dan menurut Creative Education Foundation pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik dan berbeda serta lebih baik dari sebelumnya.7

Berdasarkan pada makna dari kata strategi kreatif maka, dapat penulis simpulkan maksud dari strategi kreatif adalah rencana khusus dan penentuan atau penyusunan rencana cerdas pemimpin berupa terobosan-terobosan baru dalam upaya tercapainya suatu tujuan.

6

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm. 465.

7

Indra Prawita, Perencanaan Program Televisi http://www.slideshare.net/Rezka_Judittya/perencanaan-program-televisi-by-indra-prawira, akses hari selasa, 08 mei 2014, pukul 23.30 WIB.


(32)

19

2. Tinjauan Tentang Strategi Kreatif Produksi Program Siaran Televisi. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menujukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.8

Di industri penyiaran, strategi digunakan dalam berkompetisi dengan stasiun penyiaran lain dalam rangka memperebutkan audiens. Satu stasiun penyiaran selalu merencanakan programnya secara strategis, yaitu merancang acara sebaik mungkin, sehingga tetap menarik dan menjaga ketertarikan pemirsanya.9

Namun demikian, karena industri penyiaran merupakan industri kreatif, sehingga strategi yang digunakan pun, harus strategi dan kreatif. Menurut Fred Wibowo, kunci sukses dari setiap program televisi sebagai

berkat perencanaan dan sikap kreatif menadi faktor yang paling penting dalam memproduksi program televisi.10

Ada 13 eleman strategi kreatif dalam produksi acara, yaitu: a. Target Penonton

Sebelum merencanakan suatu program, seorang produser perlu mengkaji secara teliti tentang target penonton, yaitu segmen audiens/penonton yang menjadi sasaran program. Klasifikasi target penonton menjadi 3, yaitu:

8

Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung : PT. Alumni, 1986), hlm. 97

9

Hidajanto Djmal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran, hlm. 135. 10


(33)

1) Usia, penggolongan segmentasi audiens berdasarkan usia, menurut Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 009/SK/KPI/8/2004 tentang pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran KPI, pasal 65 yaitu11 :

a) Klasifikasi A : tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia di bawah 12 tahun.

b) Klasifikasi R : tayangan untuk Remaja, yakni khalayak berusia 12

– 18 tahun.

c) Klasifikasi D : tayangan untuk Dewasa, yakni khalayak berusia > 18 tahun.

d) Klasifikasi SU : tayangan untuk Semua Umur. 2) Jenis Kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan

3) Status Sosial, menurut Lloyd Warner, kelas sosial dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu12 :

a) Kelas atas atas (A+)

b) Kelas atas bagian bawah (A) c) Kelas menengah atas (B+) d) Kelas menengah bawah (B) e) Kelas bawah bagian atas (C+) f) Kelas bawah bagian bawah (C)

11

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik,(Bandung : Simbiosa Rekatam Media, 2006), hlm. 235.

12

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:Kencana, 2009), hlm. 174.


(34)

21

b. Bahasa Naskah

Naskah merupakan penjabaran ide dalam huruf-huruf atau bahan-bahan berita yang siap untuk diset. Bahasa naskah terkait dengan kata-kata yang digunakan dalam naskah, baik drama maupun nondrama. Bahasa naskah yang ditulis oleh penulis naskah perlu menjadi perhatian khusus, karena bahasa naskah yang tidak sesuai dengan target penonton bisa menjadi faktor kegagalan suatu program, sebagai contoh, penggunaan istilah asing yang terlalu banyak pada program dengan target penonton kelas C (kelas bawah bagian bawah) akan membingungkan penonton dan akhirnya membuat penonton meninggalkan program bersangkutan.

c. Format Acara

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan target pemirsa acara tersebut.

d. Punching Line

Punching Line adalah kejutan-kejutan dalam dialog naskah dimainkan oleh para pemain yang sengaja dituliskan untuk menghentak perhatian penonton yang mulai jenuh dan bosan. Kejutan naskah dapat berupa komedi, celetukan, pertanyaan, tangisan, dan ungkapan peribahasa. e. Gimmick and Funfare

Gimmick adalah trik-trik yang digunakan untuk mendapatkan perhatian penoton dalam bentuk sound effect, musik ilustrasi, adegan


(35)

suspense (tegang), mimik, ekspresi dan akting pemain, jokes (kelucuan), teknik editing dan penggerakan kamera. Sedangkan Funfare adalah puncak acara yang dimeriahkan dengan kegembiraan, kemewahan, keindahan, dan kebersamaan. Biasanya funfare diletakkan di akhir acara dimana seluruh pendukung acara naik ke panggung dan bernyanyi bersama, namun bisa juga dipakai sebagai kemeriahan pembukaan acara. f. Clip Hanger

Clip hanger adalah sebuah scene atau shot yang ditambahkan karena adegan terpaksa dihentikan oleh commercial break (iklan). Clip hanger digunakan untuk membuat penonton dengan membuat penonton penasaran pada apa yang akan terjadi selanjutnya sehingga penonton tidak pindah kelain channel.

g. Tune and Bumper

Opening tune merupakan identitas pembuka acara dengan durasi 30 detik sampai 2,5 menit, dan bumper adalah identitas perantaran acara dengan durasi 5 detik. Penggunaan bumper dikenal sebagai sebuah prinsip The Golden 5 Seconds. Tune dan bumper harus dibuat semenarik mungkin karena selalu diputar ulang setiap memulai ataupun mengakhiri tayangan dan paling sering dihafal oleh pemirsa.

h. Penataan Artistik

Penataan artistik atau sering disebut tata panggung pada suatu program juga menjadi identitas program. Tata artistik untuk setiap program tidak sama, hal ini karena tata artistik disesuaikan dengan


(36)

23

referensi acara yang diproduksi. Selain itu penataan artistik juga menjadi panduan bagi kameramen dalam menetukan blocking pengambilan gambar.

i. Music and Fashion

Selain isi siaran, penonton juga senang memperhatikan Wardrobe dan Make up pengisi acara, juga musik yang menjadi ilustrasi program.

without good music and up-date fashion, your program would not be watched by your targeted viewers” (tanpa musik yang bagus dan fashion terkini, program anda tidak akan disaksikan oleh target penonton anda).

j. Ritme dan Birama Acara

Ibarat sebuah lagu, acara televisi harus mempunyai Intro Refrain, Coda dan Improvisasi yang dibungkus dalam sebuah aransemen musik. Sehingga dalam naskah drama maupun nondrama, setiap ketuk birama dan ritme acara dari awal hingga akhir harus sudah diperhitungkan, hal ini untuk menghindari kejenuhan penonton.

k. Logo dan Music Track untuk ID Tune

Sebuah program acara televisi harus mempunyai logo dan music track (musik untuk identitas acara) yang familiar bagi penonton. Logo acara yang baik adalah yang mudah diingat, dan music track yang baik adalah yang enak untuk dinikmati.


(37)

l. General Rehearsel (GR)

Yaitu latihan yang dilakukan sebelum syuting berlangsung. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi ketika produksi. Yang menjadi perhatian ketikan GR yaitu camera blocking, tata lampu, dan tata suara.

m. Interactive Program

Yaitu suatu percakapan atau interaksi timbal balik dengan pemirsa di rumah. Selain digunakan untuk mengetahui minat pemirsa terhadap suatu tayangan, interaktif dengan pemirsa juga bermanfaat untuk pengembangan ide-ide kratif acara selanjutnya. Dengan adanya interaktif dengan pemirsa, pemirsa akan merasa dilibatkan dan semakin tetarik pada program bersangkutan.

B. Pengertian Produser 1. Produser

Produser adalah seseorang yang ditunjuk mewakili Produser Pelaksana (Execuutive Producer) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Produser Pelaksana. Oleh karena itu seorang produser harus memiliki kemampuan berpikir dan menuangkan ide pemikiran / pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang


(38)

25

terkait.13 Atau dapat dikatakan produser adalah orang yang memiliki gagasan/ide kreatif, yang bisa jadi dari pikirannya sendiri maupun saran dari luar, teman kerja atau masyarakat.

Gagasan/ide kreatif tersebut selanjutnya akan dituangkan dalam sebuah rundown sheet yang akan dijadikan panduan oleh pengarah acara selama produksi berlangsung. Sebagai pemilik ide atau gagasan tersebut, maka produser pulalah yang menentukan siapa orang yang akan menjadi narasumber dalam produksinya.

Dalam kerjanya, produser merupakan pemimpin, koordinator, dan penanggug jawab pada sebuah produksi program acara.14 Karena dalam memproduksi program acara, produser tidak bekerja sendiri, melainkan ada banyak crew yang membantu dibelakangnya sesuai dengan porsi kerja masing-masing.

2. Tinjauan Tentang Tugas Produser Dalam Produksi Siaran Televisi Produser merupakan pemimpin dalam produksi acara/program televisi. Namun, tugas seorang produser tidak terbatas sebagai pemimpin saja, melainkan memiliki tugas yang beragam, antara lain :

a. Menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi acara televisi b. Membuat design produksi.

c. Menentukan tim kreatif.

d. Menentukan satuan kerja produksi.

13

Drs. Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting,(Yogyakarta : Media Pressindo, 2006)

14

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta : Pinus Book Publisher, 2007), hlm.45.


(39)

e. Bersama dengan pengarah Acara memilih dan menentukan pengisi acara.

f. Menyusun anggaran biaya produksi.

g. Melakukan koordinasi promosi dan publikasi. h. Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.15 3. Media Massa Televisi

Media massa televisi merupakan alat komunikasi massa yang dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah besar dan luas. Komunikasi massa melalui media televisi mengandung pengertian yaitu proses komunikasi antara komunikator (organisasi media massa) dengan komunikan (khalayak) yang tersebar luas, heterogen dan anonim melalui sarana media televisi.

Proses komunikasi massa (melalui media televisi) terdiri atas beberapa unsur yaitu: sumber (komunikator), transmitter, saluran (media), penerima (komunikan), umpan balik dan tujuan, serta gangguan (noise) yang ada di semua unsur tersebut. Adanya unsur umpan balik (feedback) adalah yang membedakan model komunikasi ini dengan model komunikasi sebelumya (model komunikasi Lasswell), yang menganggap bahwa dalam proses komunikasi massa tidak ada umpan balik (zero feedback).16

Model komunikasi DeFleur memberikan penjelasan lebih lengkap tentang fenomena komunikasi massa, namun dalam hal ini, sumber atau

15

Drs. Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting,(Yogyakarta : Media Pressindo, 2006)

16

Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 20.


(40)

27

komunikator memperoleh umpan balik yang terbatas dari audiensnya.17 Dalam teori ini dikatakan bahwa umpan balik dalam komunikasi massa itu ada, tapi datangnya terlambat (delayed). Orang (pemirsa televisi) mencoba memberikan respon terhadap apa yang disajikan media massa, respon itu berupa komentar, pendapat, saran, kritik, dan sebagainya, yang disampaikan kepada stasiun penyiaran atau program bersangkutan.

Televisi sebagai salah satu media massa mempunyai fungsi dan kedudukan yang sama seperti halnya media massa lainnya, di antaranya sebagai sumber informasi, menghibur, mepengaruhi, mendidik, dan kontrol sosial.

Tiga fungsi utama media massa terhadap masyarakat/audiens yaitu: 1) Media berfungsi untuk memberitahu audien mengenai apa yang terjadi

di sekitar mereka (surveying the environment).

2) Melalui pandangan yang diberikan media terhadap berbagai hal yang terjadi, maka audien dapat memahami lingkungan sekitarnya secara lebih akurat (correlation of environment part).

3) Pesan media berfungsi menyampaikan tradisi dan nilai-nilai sosial kepada generasi audiens selanjutnya (transmit social norms and customs). Menurut Lasswell, penyampaian warisan sosial ini merupakan fungsi media yang paing kuat.18

17

Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 20.

18

Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 83.


(41)

Media massa televisi mempunyai keistimewaan dan daya tarik tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya (surat kabar, majalah, radio, dan sebagainya). Dengan sifatnya yang audio-visual, mayoritas masyarakat lebih suka menonton televisi daripada mendengarkan radio, ataupun membaca surat kabar. Karena sifatnya yang audio-visual jugalah, pesan-pesan yang disampaikan media televisi lebih mudah untuk dimengerti, dipahami, dan diterima oleh masyarakat.

Media televisi bisa menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan melalui media televisi seolah-olah langsung dari komunikator ke komunikan. Informasi yang disampaikan televisi, akan mudah dipahami karena jelas terdengar dan terlihat.19

Daya tarik media televisi begitu besar, sehingga membuat pola-pola aktivitas kehidupan manusia berubah total sebelum dan sesudah munculnya salah satu media massa elektronik ini. Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan masyarakat. Tidak menonton televisi sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung.20

Media televisi tampaknya telah diasosiasikan dengan pesan (yang berbeda dan selalu diingat), organisasi (kompleks dan besar), distribusi (sumber universal bagi semua), teknologi tinggi dengan profesi baru

19

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media televisi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 8.

20

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media televisi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 23.


(42)

29

(pembuat berita/cerita televisi), bintang televisi serta pembawa acara televisi.21

Kelebihan media televisi dibandingkan media massa lainnya antara lain: Pertama, televisi bisa menembus jarak dan ruang. Kedua, sasaran media televisi dapat menjangkau massa cukup besar. Ketiga, daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi, hal ini disebabkan karena kekuatan suara dan gambar yang dimiliki televisi. Keempat, informasi yang diberikan televisi disampaikan lebih singkat, jelas, dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.

Namun, kehadiran televisi sebagai media komunikasi massa bisa membawa dampak positif maupun negatif bagi penikmatnya, tergantung dari bagaimana mereka (para pemirsa televisi) bisa memanfaatkan media massa tersebut.

C. Pengertian Program

Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perncanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya untuk merebut perhatian pemirsa.22

Menjadwalkan program tidaklah semudah yang dibayangkan, mengingat penata program harus jeli memerhatikan apa yang disenangi

21

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media televisi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 4.

22

RM Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta: FFTV-IKJ Press,2007),hlm.1-3


(43)

penonton, selain kapan penonton biasa duduk di depan pesawat televisi. Untuk menyusun program siaran diperlukan adanya sistematika kerja seorang programmer agar susunan acaranya menjadi enak ditonon.

Terhadap sepuluh macam strategi dalam merancang program yang digunakan oleh hampir semua stasiun penyiaran di dunia diantaranya:

1. Dayparting

Adalah satu langkah dalam perencanaan yang membagi setiap hari dalam beberapa slot waktu yang dinilai cocok dan pas untuk diudarakan.

2. Theming

Adalah penentuan tema tertentu yang diudarakan pada saat khusus seperti hari libur, atau menentukan satu minggu dengan tema tertentu seperti pada

program “Discovery Channel’s dengan ‘Animal Week’” 3. Stripping

Adalah penayangan satu program sindikasi jenis series setiap hari dalam seminggu.

4. Stacking

Adalah teknik untuk memengaruhi audiensce dengan cara mengelompokkan bersama beberapa program dengan tema yang mirip satu program dengan program berikutnya.

5. Counterprogramming

Adalah langkah perancangan satu program tandingan terhadap program yang berhasil di stasiun penyiaran lain, yang bertujuan untuk menarik audiensce dari stasiun pesaing tersebut.


(44)

31

6. Bridging

Digunakan bila suatu stasiun penyiaran mencoba mencegah audiensce untuk berpindah channel dalam satu jeda waktu (the main evening breaks), dimana semua stasiun penyiaran berhenti dengan programnya.

7. Tentpoling

Adalah langkah perencanaan slot waktu pagi program acara yang baru, sebelum dan sesudah program unggulan yang sudah mempunyai audiensce yang cukup besar.

8. Hammocking

Langkah ini mirip dengan tentpoling, namun program baru ini ditempatkan diantara dua program unggulan yang sudah mempunyai audiensce yang cukup besar.

9. Crossprogramming

Adalah pemilihan jenis program dalam urutan jadwalnya dari tayangan satu program, yang memiliki relevansi tema.

10.Hotswiching

Adalah penentuan jeda komersial yang tepat, agar penonton tidak mengubah kanal ke kanal televisi yang lain.23

D. Format Program Televisi

Perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah melahirkan berbagai betuk program televisi yang sangat beragam. Keunikan program

23

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin. Dasar-dasar Penyiaran Sejarah, Organiasi,Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),cet,ke-1, hlm.136.


(45)

televisi berjalan seiring dengan trend atau gaya hidup masyarakat yang saling mempengaruhi. Sehingga munculah ide yang menampilkan format baru pada program televisi agar memudahkan produser, sutradara, dan penulis naskah menghasilkan karya yang spektakuler.

Dalam penyiaran radio dan televisi, kata format merupakan istilah yang sudah amat dikenal, terutama sekali oleh kelompok kerja produksi. Menurut Naratam, kunci keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut. Adapun definisi format menurut Naratama adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan design produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.24

Hal yang sering dilupakan dalam percakapan sehari-hari adalah membedakan pengertian format dalam tiga dimensi yang terkandung di dalamnya. Sesungguhnya kata format memiliki tiga pengertian sekaligus, yaitu: Format program, Format Produksi, dan Format Siaran.

Format acara dakwah di TV memiliki beberapa jenis25, diantaranya: 1. Monolog

Seorang ulama membawakan satu topik dan menjabarkannya berdasarkan pandangan agama. Cara ini bila tidak dibawakan dengan menarik, maka tidak akan disukai oleh penonton karena terlihat sangat monoton dan membuat pemirsanya merasa jenuh dengan program itu.

24

Naratama, Menjadi Sutradara televisi, (Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm.63

25Purnomo, “ Dakwah Kontemporer,” hlm. 100 -101


(46)

33

Dalam kondisi tertentu masih ditampilkan, misalnya untuk ulama di luar kota, karena peralatan syuting yang dibawa terbatas.

2. Dialog

Dakwah seperti ini belum lama dikembangkan, yaitu sejak TV swasta mulai mengudara. Dialog dipandu oleh pembawa acara, kemudian ada satu orang atau lebih ulama atau narasumber, bintang tamu dan peserta diskusi. Dakwah dengan format ini umumnya digemari pemirsa karena ada interaksi antar pengisi acara, sehingga terasa acara menjadi hidup. Dialog ini juga dilaksanakan dalam siaran langsung (live).

Bentuk dialog yang lain adalah MOS (man on the street), gabungan antara dialog di studio dengan komentar orang-orang yang ditemui di jalanan atau berbagai tempat.

3. Film Cerita

Dakwah dapat juga dikemas dalam bentuk fim cerita, dengan berbagai isinya, baik drama, sejarah maupun sinetron yang akhir-akhir ini makin mempopulerkan Indonesia. Film dakwah Islam diharapkan tidak hanya berkutat pada tataran religious formalitas belaka, tetapi berani menyentuh permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat (baik masalah agama dan sosial).

4. Liputan Perjalanan

Liputan perjalanan ke tempat-tempat yang bernilai sejarah Islam, umumnya cukup menarik. Peninggalan kuno pada zaman kejayaan Islam yang ada di Spanyol, Maroko, Mesir, dan sebagainya, merupakan informasi sejarah Islam yang banyak digemari pemirsa.


(47)

5. Siaran Langsung Shalat Tarawih

Yang dimaksud di sini adalah siaran langsung shalat tarawih di Masjidil Haram selama bulan Ramadhan, yang disiarkan oleh TV Saudi Arabia ke 50 negara. Negara-negara yang berminat menyiarkan di wilayahnya bisa memint untuk memperolehnya secara cuma – Cuma. 6. Kuis Berhadiah

Format dakwah Islam yang lain adalah diselenggarakannya acara siaran langsung talk show pada bulan Ramadhan, dengan menyertakan acara tebakan berhadiah (kuis). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah seputar pengetahuan agama Islam. Acara seperti cukup banyak menarik perhatian pemirsa.

Metode atau format acara di TV, ditentukan oleh berbagai macam hal, yaitu;

a. Alokasi biaya untuk acara dakwah

b. Prasarana (peralatan, studio) yang dimiliki c. SDM pengelola acara dakwah

d. Daya jangkau stasiun.

E. Dakwah Melalui Media Televisi

Dakwah merupakan aktivitas atau usaha untuk mengubah individu atau masyarakat kepada situasi yang lebih baik dalam berbagai persoalan menurut ajaran Islam, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Menurut Samsul Munir Amin, dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam


(48)

35

kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik, dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat, dengan menggunakan berbagai media dan cara-cara tertentu.26

Dakwah juga diartikan sebagai kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau yang lain, yang dilakukan secara sadar dalam usaha memengaruhi orang lain, baik secara individu maupun kelompok agar timbul suatu pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai suatu pesan yang disampaikan tanpa ada unsur paksaan.27

Dengan demikian dakwah bisa dikatakan sebagai suatu strategi penyampaian nilai-nilai Islam pada umat manusia demi terwujudnya tata kehidupan yang imani dan realitas hidup yang Islami. Dapat juga dikatakan sebagai agen mengubah manusia ke arah kehidupan yang lebih baik. Pemahaman dakwah akan terasa sempit jika dakwah diartikan hanya sebatas melalui podium atau mimbar. Dakwah dalam arti luas tidak sebatas pada mimbar saja, karena dakwah melalui mimbar hanya satu dari sekian banyak metode dakwah.

Selain itu, tema dari dakwah Islam juga tidak berkisar pada masalah-masalah hablun minallah saja seperti salat, puasa, zakat, haji dan tema-tema-tema ritual keagamaan lainnya. Masalah-masalah hablunn minannas seperti masalah peningkatan sumber daya manusia (umat), ekonomi, demokrasi, etos

26

Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta: Amzah, 2008), h. 8. 27

Muzayyin Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cetakan ke 2, h. 6.


(49)

kerja, dan sebagainya juga merupakan tema-tema sentral yang juga menjadi masalah bagi kepentingan umat Islam.

Secara umum, metode dakwah sendiri dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu da’wah bil hal, da’wah bil qalam, dan da’wah bil lisan.

Da’wah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata, yaitu aktivitas dakwah melalui keteladanan dan tindakan amal nyata. Da’wah bil qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan di media cetak seperti buku, majalah dan surat kabar; dan internet. Da’wah bil lisan adalah dakwah yang dilakukan dengan lisan, di antaranya dengan ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain sebagainya.

Dakwah harus dilakukan secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Di era modern saat ini, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin tinggi, da’wah bil lisan dapat dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan menggunakan media penyiaran seperti radio dan televisi.28 Dengan menggunakan media massa, maka jangkauan dakwah tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu.

Efisiensi dan efektifitas dakwah dapat terpenuhi jika menggunakan media massa khususnya televisi, karena ciri-ciri dari media televisi antara lain menimbulkan keserempakan dan mampu menjangkau komunikan (mad’u) yang bersifat heterogen.

Untuk berdakwah pada masyarakat yang majemuk tidak membutuhkan waktu yang lama, pesan-pesan ajaran agama Islam yang disampaikan dengan

28

Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta: Amzah, 2008), h. 11.


(50)

37

menggunakan media massa dapat diterima secara serempak dan bersama-sama dalam jumlah khalayak yang besar dan tentu saja sarana ini dapat memudahkan tugas para juru dakwah.

F. Pengertian Eksistensi

Eksistensi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia : “Eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan”. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

potensi-potensinya”29

.

Dimana keberadaan yang di maksud adalah pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. Eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari beberapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita ada. Sehingga maksud dari eksistensi di sini adalah keberadaan program, yaitu program Mamah & Aa ber-Aksi di Indosiar.

29


(51)

38 A. Profil Stasiun Televisi Indosiar

1. Sejarah dan Perkembangan

Indosiar memulai siarannya dalam bentuk siaran percobaan pada November 1994. Pada siaran percobaannya, Indosiar hanya menampilkan daftar kota yang akan dijangkau siarannya & pada sore hari menampilkan iklan dalam aquarium.Indosiar resmi mengudara pada 11 Januari 1995. Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu.

Bentuk logo Indosiar yang sangat mirip dengan bentuk logo Television Broadcasts Limited, Hongkong. Awalnya, Indosiar memang banyak menayangkan drama-drama Hongkong. Seperti misalnya serial Return of The Condor Heroes yang dibintangi oleh Andy Lau, To Liong To yang dibintangi oleh Tony Leung yang keduanya cukup populer di kalangan penonton.

Selain itu, Indosiar juga memopulerkan sinetron-sinetron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara realitas yang melibatkan emosi penonton dan SMS secara langsung (dimulai sejak munculnya AFI), infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis), dan juga program berita seperti Fokus dan


(52)

39

Patroli. Indosiar juga menayangkan kartun yang cukup banyak setiap hari Minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB. Kartun yang pernah populer di Indosiar adalah Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan lain-lain.Direktur Utama Indosiar saat ini adalah E. Loe Soei Kim.

Pada awal Mei 2013, Indosiar Karya Media resmi bergabung dengan Surya Citra Media dan membuat stasiun televisi ini dikendalikan oleh satu perusahaan media yang juga menguasai SCTV. Pada pertengahan 2013, Indosiar berhasil memperoleh hak siar Liga Utama Inggris untuk musim kompetisi 2013-2014 hingga 2015-2016 bersama SCTV dan Nexmedia.1

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Indosiar dalam menunjang usahanya antara lain2:

a. Indosiar memiliki 4 studio 1, dengan luas area 595 m2 kapasitas 200 tempat duduk penonton, studio 2, dengan luas area 464 m2, studio 3 dengan luas area 426 m2, dan studio 4 dengan luas area 173 m2. Studio-studio tersebut dirancang dengan baik dan merupakan jenis studio dengan kualitas tinggi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

b. Masing-masing studio dilengkapi dengan peralatan standart studio, yaitu fasilitas Vixion Mixer Digital dengan Digital Video Effect. Seperangkat Still Store dan Character Generator satu kanal, (Singel

1

http://id.wikipedia.org/wiki/Indosiar,diakses 01 mei 2014 2


(53)

Character Generator), sistem tata lampu (lighting) yang computerizer dan audio control serta alat perekam secara digital, dan tata suara fold back system yang terdiri dari speaker maupun microphone studio untuk memperkecil kemungkinan feedback.

c. Postproduction meliputi fasilitas editing, audio dubbing, tape transfer, subtitleing, computer grapic dan tape library, Outdoor Broadcast. d. Peralatan ini digunakan langsung untuk diluar studio manapun di

lapangan terbuka yang terletaknya jauh dari stasiun Indosiar. Fasilitas yang terdapat dalam OB (Outdoor Broadcast) ini umumnya sama dengan kemampuan studio.

Fasilitas outdoor broadcast antara lain meliputi :

a. 3 unit Mobile Outdoor Broadcast ( “Mobile OB”) dengan fasilitas lengkap dan kemampuan yang menyamai studio.

b. Flyaway broadcast system, yang dapat berfungsi seperti studio mini untuk lokasi yang tidak dijangkau oleh Mobile OB.

c. Electronik Field Production (“EFP”). Electronik Field Production merupakan sebuah fasilitas sebagai penunjang kebutuhan sebuah program untuk melakukan liputan atau pembuatan drama di luar area studio.

Sebuah tayangan yang memiliki rating tinggi tergantung pada kualitas program yang baik dan penempatan jam tayang yang tepat. Semakin baik kualitas program maka akan semakin tinggi rating yang akan diperoleh. Memahami hal tersebut Indosiar harus berupaya untuk


(54)

41

menyiarkan program yang berkualitas serta memahami minat dan selera masyarakat. Misalnya pada pagi hari, program siaran lebih banyak ditujukan kepada wanita, dan pada hari minggu pada anak-anak.

2. Visi dan Misi PT. Indosiar Visual Mandiri

Visi dan Misi stasiun televisi Indosiar adalah menjadi terkemuka dengan tayangan yang berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreatifitas dan sumber daya manusia yang handal dan televisi Indosiar mempunyai beberapa misi yaitu, Futuristic, Innovative, Satisfactory, dan Humanity, yang dilambang dengan gambar ikan FISH, yang dapat diartikan sebagai berikut:

a. Futuristic, dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat tepat yang berarti Indosiar berorientasi maju dengan terobosan baru.

b. Innovative, dilambangkan dengan ikan terbang berenang mampu terbang setinggi-tingginya yang menjadi trensetter dengan ide orisinil. c. Satisfactory, dilambangkan dengan sisik ikan untuk mempermudah

berenang didalam air.Artinya Indosiar mengutamakan kepuasan masyarakat, dan


(55)

d. Humanity, dilambangkan dengan ikan yang tak akan tenggelam karena memiliki kantung udara ditubuhnya. Artinya, Indosiarpeduli terhadap lingkungan sekitar.

Untuk mengetahui sebuah stasiun, logo bisa dilihat dari ciri yang disebut ID (Identity) stasion. ID PT Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah seekor ikan terbang yang mengembangkan sayapnya. Dengan ID stasiun yang khas inilah, Indosiar ingin penontonnya mengetahui di stasiun mana

saluran mereka saat ini. Indosiar juga memiliki motto atau logos yaitu “ Indosiaar Memang Untuk Anda” Motto itu mempunyai arti bahwa Indosiar itu memang diperuntukkan bagi segala usia, juga segala lapisan masyarakat. Selain itu motto ini dibuat agar Indosiar senantiasa dekat dengan masyarakat melalui tayangan program-program yang menarik. Yang semata-mata untuk memuaskan pemirsanya.3

B. Profil Program Mamah&Aa Ber-Aksi

1. Latar Belakang Program Acara Mamah&Aa Ber-Aksi

Program dakwah di Indosiar yaitu Mamah&Aa Sakinah awal tayang pada tahun 2007 di stasiun televisi Indosiar, kurun waktu berjalan program tersebut berkembang dengan pesat karena Mamah Dedeh yang dikenal energik dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Sosok ini mempunyai ciri khas yang mungkin sangat mudah tersimpan di benak orang yang mengenal atau pernah melihatnya. Acara ini pun dipandu oleh

3


(56)

43

Abdel yang sebelumnya memang dikenal sebagai comedian mampu menghidupkan suasana, bahkan mencairkan keadaan, sehingga acara ini banyak digemari para pemirsanya.

Setelah program ini berjalan selama 3 tahun di stasiun televisi Indosiar, Mamah Dedeh mengambil keputusan untuk pindah program ke stasiun televisi Antv disebabkan karena ada suatu permasalahan. Tetapi walaupun Mamah Dedeh shootting di stasiun televisi tetangga, pihak crew indosiar tetap menayangkan program-program Mamah Dedeh secara tapping.

Pada tahun 2013, Mamah Dedeh kembali bergabung dengan crew Indosiar untuk melanjutkan program yang dulu pernah hilang di Indosiar. Ketika itu lah program Mamah Dedeh tayang kembali dengan membawa nama program yang baru yaitu program Mamah&Aa ber-Aksi. Disini cuman nama program nya saja yang berbeda tetapi isi dalam program dan presenter tetap seperti yang dahulu. Mungkin perubahan program ini hanya sedikit membedakan dengan program yang lalu yaitu menambahkan bintang tamu dari kalangan Aksi dan para artis papan atas.4

2. Gambaran Umum Program Mama&Aa ber-Aksi

Mamah&Aa ber-Aksi adalah program ceramah Islami berdurasi 90 menit yang dipandu oleh Ustazah Dedeh Rosyidah Syarifudin. Program yang tayang pada pukul 06.00 WIB ini mengulas berbagai masalah mengenai kehidupan sehari-hari masyarakat yang dikemas secara ringan,

4

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa ber-Aksi Danindra Nur P, Jakarta, 24 Mei 2014


(57)

lucu dan menghibur sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al Quran dan Hadis. Walaupun acara ini dikemas dengan sedemikian rupa, namun tidak menghilangkan esensi ataupun inti dari isi ceramah. Sosok Mama Dedeh dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos namun tegas dalam menyampaikan tausiahnya, sangat menarik dan ditunggu-tunggu oleh pemirsa. Ditambah lagi hadir nya Abdel dengan gaya khas komediannya menambah segar program ini.

Shootting program ini dilakukan secara on air/siaran siaran langsung dan tapping/rekaman pada setiap hari rabu, kamis, dan jum’at dengan dihadiri oleh sekitar 300 jamaah majelis taklim yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dilaksanakan distudio 3 Indosiar.

Selain itu dalam program ini, Mamah Dedeh, akan ber Partner bersama Lima lulusan terbaik Program Dakwah “AKSI” Indosiar tersebut, yang memiliki karakter unik dan gaya khas masing-masing, yang akan dihadirkan secara bergantian dalam setiap episodenya. Kolaborasi Mamah dengan Ustadz/ustadzah Muda ini, diharapkan mampu memberikan nuansa berbeda, dan yang pasti keduanya memiliki audiensce yang berbeda pula. Dengan perpaduan keduanya kami yakin Program Mamah&Aa ber-AKSI ini dapat merangkul penonton dari semua kalangan usia

“sebenarnya melibatkan para penceramah muda dari 5 finalis program Aksi, akan menumbuhkan emosi dan minat muslimin indonesia untuk menyaksikan program Mama&Aa ber-Aksi ini, karena akan tercipta perpaduan gaya Klasik dan Modern (mewakili orang tua & anak muda sekarang). Selain itu masing-masing mereka punya karakter unik, seperti zacky mubarock dengan gaya khas ceramahnya persis seperti alm. Zainudin mz, pele dengan


(58)

45

gaya keluguannya sering bercerita tentang pengalaman pribadinya dll, tentu ini akan memiliki nilai plus untuk program ini.”5

Program Mamah&Aa ber-Aksi dimasukan ke dalam jenis acara Variety Talkshow Religi, yaitu program yang berisi perbincangan (ceramah) dari narasumber atau host kepada para audiensce-nya, yang membahas tentang tema tertentu.

Karakter dari program Mamah&Aa ber-Aksi yaitu menarik, mendidik, serta memberikan pesan moral dan agama namun tetap berusaha untuk menghibur pemirsa. Selain itu, content dari acara ini difokuskan pada bagain sosok Mama Dedeh dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos namun tegas dalam menyampaikan tausiahnya, sangat menarik dan lucu dan menghibur ketika membawakan ceramah kepada para jamaahnya, namun tetap pada konteks tema.6

Program Mamah&Aa ber-Aksi ditayangkan dalam lima segmen di setiap episodenya. Setiap episodenya akan membahas satu tema besar dan masing-masing segmen akan membahas sub tema dengan diselingi pertanyaan dari para jamaah, baik itu dari bintang tamu maupun jamaah lainnya.

Berikut ini adalah rincian program (program detail) Mamah&Aa ber-Aksi. (Lihat tabel 1 pada halaman berikutnya).

5

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa Ber-Aksi Danindra Nur P, Jakarta, 24 Mei 2014.

6

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa Ber-AksiDanindra Nur P , Jakarta, 24 Mei 2014.


(59)

Tabel 1

Rincian Program Mamah&Aa ber-Aksi

Nama Program Mamah&Aa ber-Aksi

Jenis Program Variety Religi/Program Agama Format Program Talkshow

Jenis Produksi Multicamera – Live On Tape Jenis Siaran Nasional

Waktu Siaran Setiap hari pukul 06.00 – 07.30 WIB.

Durasi 90’ (Incl. CB)

Sasaran Semua usia perempuan dan laki-laki

Kriteria

Narasumber Mamah Dedeh dan Abdel sebagai Host, akan terlibat di dalamnya 5 Finalis dari acara AKSI Indosiar dan Ustadz/ustazah lain memberi ceramah kepada jamaah.

3. Visi dan Misi Program

Visi dari program Mamah&Aa ber-Aksi yaitu berkewajiban memberikan tontonan yang bermanfaat bagi pemirsanya, sedangkan misinya adalah bagaimana kita (para pekerja media) di dunia broadcasting dan bisnis dapat memberikan tayangan yang ringan dan bermanfaat bagi pemirsanya.7

7

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa Ber-Aksi Danindra Nur P , Jakarta, 24 Mei 2014.


(60)

47

4. Tujuan dan Sasaran program

a. Memberikan wacana, tuntunan, dan ulasan mengenai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menghibur dengan memberikan lelucon/candaan selama ceramah, namun tetap memberikan tuntuan agama.8

5. Segmentasi Pemirsa

Target penonton Mamah&Aa ber-Aksi terdiri dari berbagai kalangan dan dengan latar belakang yang berbeda-beda, di antaranya: a. Kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke atas (ABC+). b. Semua umur baik perempuan dan laki-laki (male & female).9 6. Tim Program Mamah& Aa ber-Aksi

Tim Mamah&Aa ber-Aksi merupakan tim inti yang melewati semua tahapan proses produksi. Biasanya tim ini akan dibantu oleh crew produksi lapangan seperti camera person, audio, lighting, director, floor director dan lain-lain, ketika proses pelaksanaan produksi.

Berikut ini adalah susunan tim program Mamah&Aa ber-Aksi. (lihat tabel 2).

8

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa Ber-Aksi Danindra Nur P , Jakarta, 24 Mei 2014.

9

Wawancara Pribadi dengan Produser Program Mama&Aa Ber-Aksi Danindra Nur P , Jakarta, 24 Mei 2014.


(61)

Tabel 2

Tim Mamah&Aa ber-Aksi

No. Jabatan Nama

1 Kepala Departemen

Produksi Roan Y. Anpira

2 Eksekutif Produser Taryatman

3 Produser Abdul MusthadJafar

DanindraNur P.

4 Creative

MahesaDjaja Effendi Alian DwiErnawati InongTanjung

5 Production Assistance (PA)

Taufik Hidayat Denny Ramadhan

7. Rating dan Share

Rating dan share program Mamah&Aa ber-Aksi biasa dibilang cukup baik. Pada setiap minggunya memperoleh rating dan share rata-rata di atas 10%. Hal itu bisa dilihat dari komparasi program (program comparation+all station) yang diterbitkan oleh AC Nielsen setiap minggunya yang menghasilkan data bahwa Mamah&Aa ber-Aksi rata-rata mendapatkan ratingshare di atas 10%.

Program Mamah&Aa ber-Aksi rata-rata unggul dalam hal rating share dengan para pesaingnya/program lainnya, baik itu program yang tayang pada jam tersebut (jam tayang program Mamah&Aa ber-Aksi) maupun program Agama lainnya. Itu artinya, program Mamah&Aa ber-Aksi masih diminati dan disukai para pemirsanya.


(1)

14.Dalam sehari bisa berapa kali take?

Tergantung kebutuhan, misalnya saya mau berangkat umroh. Nah itu bisa empat atau lima kali take. Atau misal saya mau ceramah sekian hari di luar kota juga biisa empat atau lima. Kalau biasa-biasa dua kali, satu tapping dan satu live tergantung kebutuhan.

15.Adakah hambatan mamah dalam berdakwah di tv?

Tidak ada sama sekali, mau di tv mau di masyarakat itu tidak ada hambatan menurut saya. Kama itu semua merupakan kewajiabn saya dan saya enjoy biasa saja jadinya.

16.Apakah ada perbedaan berdakwah di tv dan di luar?

Menurut saya tidak ada, kama semuanya merupakan kewajiban saya. Sama saja semuanya yang penting kita kembali kepada al-quran dan hadits.

17.Apa harapan mamah untuk permisa yang di rumah?


(2)

Form Wawancara

Kepada : Abdel Achrian (Host)

Tempat : Kampung Habibi , Cibubur Jakarta Timur

1. Seberapa penting peran presenter dalam program acara mamah dan Aa berAksi?

"Karena kita bicara tentang dunia broadcast, untuk dunia broadcast tidak ada satu fungsi atau satu profesi yang lebih menonjol dibandingkan dari proses yg lain. Jadi kalau kita mempertanyakan seberapa penting profesi presenter sama pentig dengan keberadaan audiomen, dan keberadaan cameramen maupun juga keberadaan produsernya".

2. Menurut anda, apa pengertian dari presenter itu sendiri?

"Karena kita bicara tentang dunia broadcast, untuk dunia broadcast tidak ada satu fungsi atau satu profesi yang lebih menonjol dibandingkan dati proses yg lain. Jodi kalau kita mempertanyakan seberapa penting protest presenter sama pentig dengan keberadaan audiomen, dan keberadaan cameramen maupun juga keberadaan produsernyamengolah dan bagaimana dia juga bisa melakukan improvisasi dalam menyampaikan pesan tersebut.".

3. Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang prsenter yang profesional ?

"Yang dibutuhkan yaitu kemampuan berbicara, karena kalau sekarang sebenarnya apa yang di bicara kan yang penting cara bagaimana menyampaikana informasinya itu benar. Untuk menjadi prof kemampuan berbicara menjadi salah satu hal syarat menjadi seorang presenter profesional, namun menyampaikan informasi yang benar dan sesuai fakta itu menjadi yang paling penting. Karena informasi itu akan di sebarkan kepada khalayak."

4. Hal-hal apa saja yang terpenting dari perjalanan proses produksi menurut anda?

"5emua rangkaian proses produksi penyiaran itu penting. Karena kita bicara masalah hulu dan hilir, dari hulu nya kita melakukan sebuah persiapan teknis, persia pan materi termasuk juga persiapan narasumber. Nah Ketika persiapan itu memadai maka kita akan menghasilkan sebuah tayangan yang berkualitas. Tetapi ketika kita di hulu saja tidak memiliki sebuah kesiapan, maka dipastikan dalam penyampaian pun juga orang akan melihat ketidaksiapan itu sendiri sebetutnya".


(3)

5. Kesulitan apa saja yang anda rasakan saat produksi sedang berlangsung ! dan bagaimana cara mengatasinya ?

"sampai jauh ini tidak ada kesulitan sampai saat ini, paling masalahnya di pertanyaan oleh ibu-ibu yang keluar dari temanya. Dan itu pasti kita akan sebisa kita menjawab pertanyaan tersebut."

6. Bagaimana koordinasi anda sebagai presenter dengan produser ?

"Klta biasanya berkoordinasi sebelum acara itu naik, bahkan untuk menentukan tema,termasuk juga narasumber biasanya akan ada koordinasi awal antara produser ngan presenter. Karena presenter juga harus tahu apa yang diingikan oleh produser, produser akan menggangkat sebuah tema dan kemudian mau mengarahkan kemana itu adalah tanggung jawab produser yang kemudian dibicarakan dan dikomunikasikan dengan presenter."

7. Bagaimana cara yg efektif untuk menguasai jalannya siaran pada saat membawakan acara ?

"Untuk membawakan acara dengan baik kita harus bisa beradaptasi dengan cameraman, soundman serta semua tim produksi dngn canda sehingga suasana menjadi cairo Saya juga harus bisa beradaptasi dengan narasumber dikarenakan banyak narasumber ketika di Tv itu tidak bisa bicara sehingga tug as saya yaitu berusaha memberikan energi yang baik kepada situasi dan kondisi yang ada".

8. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan host pada sa at produksi ?

"Yang jelas host harus menghormati unsur SARA (suku ras dan agama) dengan tidak memojokkan orang suku tertentu melainkan membawa kepentingan masyarakat. Yang kedua host tidak boleh memojokkan dan mendiskreditkan narasumber".

9. Bagaimana cara anda menjaga perfomen agar tetap maksimal dalam situasi dan kondisi tertentu ?

"Satu berpikir positif kepada siapa saja. orang ada yang like dan dislike, ada yang pro dan kontra. kedua saya harus menjaga kesehatan. ketiga saya harus sounding diri saya bahwa saya adalah yg terbaik dan maka akan terjadi hal yg terbaik".

10.Apa saja yang dilakukan host pada sa at pasca produksi ?

"Pasca produksi, kadang - kadang kita evaluasi tapi kadang - kadang juga enggak tergantung kondisinya kalau ada yang harus diomongin segera, abis


(4)

syuting kita bisa ngobrol dulu enggak paling 15 sampai 20 menit, kalau emang ngggak ada yang dibicarakan ya kita bisa langsung pulang qitu".

11.Apa harapan anda untuk program mamah dan aa beraksi kedepan nya?

"Horopannva tentu acara ini terus berlangsung dengan balk, kemudian respon dari masyarakat juga semakin tinggi, dan pengen nya program ini berjalan terus smpe akhir jaman, dan program ini bermanjaot buat para penontonya ".


(5)

Dokumentasi

Foto bersama Produser, Asisten produser, Kameramen Di luar studio 3 Indosiar

Foto keadaan studio sedang Shooting live Mamah&Aa ber-AksiDi studio 3 Indosiar


(6)

Foto bersama Mamah Dedeh dan Abdel Di studio 3 Indosiar

Foto bersama crew Indosiar dan penonton program Mamah&Aa ber-Aksi di studio 3 Indosiar