29 berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir penetapan
kadar magnesium dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 55.
3.4.7.3.2 Sampel Air Minum Sesudah Dididihkan
Larutan sampel air minum sesudah dididihkan SSD, di ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang
285,2 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam sampel
ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir penetapan kadar magnesium dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman
55.
3.4.8 Analisis Data Secara Statistik
Kadar kalsium dan magnesium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik.
Menurut Sudjana, 2005 standar deviasi dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SD = 1
- n
X -
Xi
2
∑
Keterangan : SD = standar deviasi Xi = kadar sampel
X = kadar rata-rata sampel n = jumlah pengulangan sampel
Kemudian dilakukan uji t untuk mengetahui apakah data ditolak atau diterima yang dapat dihitung dengan rumus
30 t
hitung
=
�
Xi − X ��
√� �
�
Menurut Sudjana 2005, kadar kalsium dan magnesium di dalam sampel dapat ditentukan dengan interval kepercayaan 99,
α = 0,01, dk = n-1, dapat digunakan rumus:
µ = X ± t
½ α,dk
x SD √�
Keterangan : µ = kadar sebenarnya mgl X = kadar rata-rata sampel mgl
t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = interval kepercayaan
dk = derajat kebebasan dk = n-1 SD = standar deviasi mgl
n = jumlah pengulangan
3.4.9 Pengujian Beda Nilai Rata-rata
Menurut Sudjana 2005, sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan varians
σ tidak diketahui sehingga dilakukan uji F untuk mengetahui apakah varians kedua
populasi sama σ
1
= σ
2
atau berbeda σ
1
≠ σ
2
dengan menggunakan rumus: F
=
��
1 2
��
2 2
Keterangan : F = beda nilai yang dihitung
SD
1
= standar deviasi sampel 1 mgl SD
2
= standar deviasi sampel 2 mgl
31 Apabila dari hasil perhitungan diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji distribusi t dengan menghitung standar deviasi yang baru terlebih
dahulu menggunakan rumus :
Sp
=
�
�
1−
1��
1 + 2
�
2−
1��
2 2
�
1
+ �
2
−2
t
o
=
�
1−
�
2
�� �1�
1
+ 1�
2
Keterangan : X
1
= kadar rata-rata sampel 1mgl X
2
= kadar rata-rata sampel 2 mgl Sp = standar deviasi mgl
n
1
= jumlah pengulangan sampel 1 n
2
= jumlah pengulangan sampel 2 Dan jika F
o
melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t
o
=
�
1−
�
2
�� ���
1 2
�
1
+ ��
2 2
�
2
Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t dan sebaliknya.
3.4.10 Validasi Metode Analisis 3.4.10.1 Uji Kecermatan