Uji Heteroskedasitas dengan Scatter Plot Uji Heteroskedasitas dengan Glejser

74 Dalam melakukan pengujian heterokedastisitas, dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik meyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Kedua, melalui analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, dimana tidak terjadi heterokedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen.

4.5.2.1 Uji Heteroskedasitas dengan Scatter Plot

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016 Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Universitas Sumatera Utara 75 layak dipakai untuk memprediksi internasionalisasi usaha berdasarkan masukan variabel intelijen pasar dan inovasi.

4.5.2.2 Uji Heteroskedasitas dengan Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel absut maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.626 3.629 .999 .321 Intelijen Pasar -.061 .074 -.103 -.829 .410 Inovasi .074 .118 .078 .628 .532 a. Dependent Variable: Absut Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen intelijen pasar dan inovasi yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas intelijen pasar 0,410, dan inovasi 0,532 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 4.5.3Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 76 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Tabel 4.10 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficie nts t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 21.496 5.615 3.828 .000 Intelijen Pasar 1.189 .115 .158 3.649 .004 .953 1.049 Inovasi 2.124 .182 .591 6.166 .000 .953 1.049 a. Dependent Variable: Internasionalisasi Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas intelijen pasar dan inovasi adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas intelijen pasar dan inovasi adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.6 Analisis Linier Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas intelijen pasar dan inovasi terhadap variabel terikat Universitas Sumatera Utara