BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Suami 5.1.1. Umur
Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden berada pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 28 orang 31,4, sementara responden yang paling sedikit
berada pada umur ≥ 40 tahun yaitu sebanyak 7 orang 7,9. Dilihat dari umur suami yang menjadi responden pada penelitian ini, sebagian besar berada pada kategori dewasa muda
21-40 tahun. Menurut Gunarsa 1991, dimana usia juga mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik, karena usia yang semakin tua, maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin
banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
5.1.2. Suku
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden adalah Suku Batak yaitu sebanyak 41 orang 46,0, sementara responden yang paling sedikit adalah Suku
pesisir yaitu sebanyak 7 orang 7,9. Dimana suku pesisir tersebut adalah orang padang sudah lama tinggal dan sudah turun temurun menetap didaerah tersebutsehingga disebut suku
pesisir.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, diperoleh sebagian besar jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh responden tergolong pada tingkat menengah yaitu tamat SMA
sebanyak 61 orang 68,5, namun masih ada responden yang tamat SD yaitu sebanyak 8 orang 9,0. Menurut Soewondo dan Sadli 1990, pendidikan formal sangat penting karena
dapat membentuk pribadi dengan wawasan berfikir yang lebih baik. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka ia akan lebih banyak menyerap
pengetahuan tentang kesehatan, dan hal ini akan berdampak positif terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dan sesuai dengan teori Green 1980 dalam Notoatmodjo, 2007 yang
menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya perubahan perilaku kesehatan.
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam pendidikan perlu pertimbangan umur
proses perkembangan dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah
menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan
dapat mengaplikasikannya. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan lebih berkualitas. Hasil penelitian yang dilakukan Dwicahyati 2008 tentang Gambaran tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan balita menderita diare di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu. Terbukti bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan nilai p=2,535 p=0,0000p=0,05, dimana semakin rendah pendidikan maka semakin rendah pengetahuan ibu sehingga mengakibatkan masalah
Universitas Sumatera Utara
diare dianggap sebagai penyakit biasa. Dimana pendidikan suami juga sangat mempengaruhi pola pikir dalam menangani diare pada balita.
5.1.4. Pekerjaan