Pengembangan Model Analisis Uji Asumsi Klasik Statistik

Tabel 4.5 Price Earning Ratio PERPerusahaan Asuransi Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2007 EMITEN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 ABDA 2.657843 2.02381 7.791228 -11.0833 45.06667 4.142553 AHAP 134.8111 189.5904 19.83269 10.51625 15.8046 54.38389 ASBI 5.778462 5.104478 15.9875 12.145 68.02857 -5.18169 ASDM 3.520339 3.418868 5.3 6.163636 12.6 15.19375 ASRM 3.684794 3.238342 2.831338 3.497348 3.662362 4.822059 LPGI -2.71182 5.457746 3.428571 31.40769 5.553398 2.98 MREI 1.961062 5.481034 14.75714 4.583333 4.9 3.013699 PNIN 2.815534 19.08824 2.594059 3.803571 90.46667 14.54615 PNLF 4.510345 10.46875 7.925 9.794737 6.121429 5.978571 AMAG 6.242857 6.907143 5.978571 6.01875 7.142857 6.25 Sumber : www.idx.co.id data diolah, Juli 2008 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penurunan nilai Price Earning Ratio yang paling drastis adalah Price Earning Ratio perusahaan AHAP pada tahun 2004 senilai 19,83269 dimana tahun sebelunya tahun 2003 senilai 189,5904. Hal ini disebabkan penurunan harga pasar saham perusahaan dan menurunnya laba per saham untuk perusahaan tersebut. Karena Harga pasar saham dan laba persaham sangat menentukan besar kecilnya nilai Price Earning Ratio dari suatu perusahaan.

B. Pengembangan Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Untuk memudahkan dalam pencarian koefisien regresinya dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program spss for windows versi 12.0. Rumusan umum dari regresi linear berganda adalah Mulyono, 2003:153: Y = e x b x b b + + + 2 2 1 1 Keterangan : Y = Harga Saham Universitas Sumatera Utara x 1 = Price to Book Value PBV x 2 = PriceEarning Ratio PER b = Konstanta b 3 1 − = Koefisien Regresi e = Epsilon atau variabel lain yang tidak diikutkan dalam penelitaian. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan program SPSS versi 12.0 diperoleh print out sebagai berikut : Tabel 4.6 Output Pengembangan Model Analisis SPSS for Windows versi 12.0 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 253.716 37.538 6.759 .000 PER .858 2.044 .067 2.420 .046 PBV 85.430 18.928 .724 4.513 .000 a Dependent Variable: HARGA Sumber : SPSS for Windows versi 12.0 Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 253.716 + 85.430X1 + 0.858X2 + e Penjelasan model persamaan regresi sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 253.716 artinya pada saat nilai Price to Book Value PBV dan PriceEarning Ratio PER nol atau tidak ada pengaruh variable independen, maka nilai harga saham perusahaan tetap sebesar 253.716. 2. Koefisien regresi Price to Book Value PBV sebesar 85.430 menunjukkan setiap penambahan satu Price to Book Value PBV akan menambah harga saham sebesar 85.430 Universitas Sumatera Utara 3. Koefisien regresi PriceEarning Ratio PER sebesar 0.858 menunjukkan setiap penambahan satu PriceEarning Ratio PER akan menambah harga saham sebesar 0.858.

C. Uji Asumsi Klasik Statistik

Untuk mendapatkan suatu hasil yang BLUE Best Unbiased Estimator akan dilakukan suatu pengujian asumsi klasik diantaranya Uji Normalitas sebaran data, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Sebaran Data 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expect ed C um Prob Dependent Variable: HARGA Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : SPSS for Windows versi 12.0 Berdasarkan tampilan normal P-P Plot menggambarkan sebaran data yang ada menyebar merata dan membentuk garis lurus. Keaadaan ini memberikan gambaran bahwa seluruh data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Multikolinieritas Tabel 4.7 Output Pengembangan Model Analisis SPSS for Windows versi 12.0 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 253.716 37.538 PER .858 2.044 .067 .264 3.795 PBV 85.430 18.928 .724 .264 3.795 a Dependent Variable: HARGA Sumber : SPSS for Windows versi 12.0 Pengujian Multikolinieritas dapat dilihat melalui Nilai VIF VarianceInflation Factor dan Nilai Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 5 dan Tolerance tidak kurang dari 0.1 maka multikolinieritas masih dapat diabaikan. Pada tabel dapt dilihat nilai VIF masih berada dibawah angka 5 dan Tolerance tidak kurang dari 0.1, sehingga model regresi ini dinyatakan terbebas dari asumsi Multikolinieritas Nugroho, 2005:58. 3. Uji Autokorelasi Tabel 4.8 Output Pengembangan Model Analisis SPSS for Windows versi 12.0 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .783a .613 .599 260.71460 1.650 a Predictors: Constant, PBV, PER b Dependent Variable: HARGA Sumber : SPSS for Windows versi 12.0 Dari tabel 4.8 diperoleh nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,650. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut : a. 1,65 DW 2,35, kesimpulannya tidak terjadi Autokorelasi. b. 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79, kesimpulannya tidak dapat disimpulkan. Universitas Sumatera Utara c. DW 1,21 atau DW 2,79, kesimpulannya terjadi Autokorelasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi terbebas atau tidak terjadi Autokorelasi. Pada model ini Nilai DW adalah 1.640. Nilai tersebut berada diantara nilai 1,65 DW 2,35 dan dapat disimpulkan model ini bebas dari gejala autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi tidak random, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satau atau lebih variable. Heteroskedastisitas akan terdeteksi bila plot menunjukkan pola yang sistematis metode grafik atau tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di semua arah dan mengisi daerah diatas dan dibawah angka nol secara merata. Penelitian bebas dari masalah heteroskedastisitas, hal ini dapat dilihat dari scatterplot yang dihasilkan. Sumber : SPSS for Windows versi 12.0

D. Koefisien Determinasi