commit to user
4. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah “Pendidikan yang
mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air.” Penjelasan pasal 37 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai pendidikan demokrasi, yang strategis dan mutlak bagi perwujudan masyarakat dan ne gara
demokrasi. Demokrasi dalam suatu negara hanya akan tumbuh subur apabila dijaga oleh warga negara yang demokratis. Warga Negara yang demokratis
bukan hanya dapat menikmati hak kebebasan individu, tetapi juga harus memikul tanggung jawab secara bersama-sama dengan orang lain untuk
membentuk masa depan yang cerah. Sesungguhnya, kehidupan yang demokratis adalah cita-cita yang dicerminkan dan diamanatkan oleh para
pendiri bangsa dan negara ketika mereka pertama kali merumuskan Pancasila dan UUD 1945.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN No. 2 tahun 1989 pasal 39 menjelaskan bahwa:
“ Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan
hubungan antara warga negara dengan ne gara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Pada jenjang pendidikan tinggi, pendidikan bela Negara diselenggarakan antara lain melalui pendidikan kewarganegaraan.” Sumarso, dkk 2002:6
Pendid ikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar setiap warga Negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, semua itu diperlukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan
sikap mental bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang:
commit to user
1 Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai- nilai falsafah bangsa.
2 Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, bangsa dan Negara. 3 Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai
warga Negara. 4 Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.
Melalui pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis dan menjawab masalah- masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya secara bekesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan
UUD 1945. Dari uraian tersebut diatas bahan dalam mengisi kemerdekaan
mengahadapi pengaruh global, maka setiap warga negara harus tetap pada jati dirinya yang berjiwa patriotik dan cinta tanah air di dalam perjuangan non
fisik sesuai dengan bidang profesi masing- masing di dalam semua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna
memiliki daya saing atau kompetitif, transparan dan memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berpikir obyektif, rasional dan
mandiri, sehingga menjadi bangsa yang dapat diperhitungkan dalam percaturan global dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh, tegak
dan jaya sepanjang masa. Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan misi dan tugasnya
memiliki fungsi: 1 Membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan. 2 Membentuk peserta didik memiliki rasa cinta tanah air.
3 Membentuk peserta didik untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mulyasa, 2006:97
commit to user
b. Sejarah dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan pergantian
rezim. “Pendidikan kewarganegaraan dimulai dengan mata pelajaran
Kewarganegaraan 1957, Civic 1961, Pendidikan Kewargaan Negara 1968, Pendidikan Moral Pancasila PMP 1975 dan 1984, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn 1994 dan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 2004.” Winarno, 2005:8
“Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah mengalami perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an
yang dikenal dengan mata pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan embrio dari “ Civic Education” sebagai “ the body of knowledge”. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai instrument pengetahuan diarahkan untuk
membangun masyarakat demokrasi yang beradab”. Syahrial, 2006:3 Pendidikan Kewarganegaraan memiliki beberapa tujuan yaitu:
1 Ilmu pendidikan kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu yang menyediakan deskripsi mengenai warga negara dan perananya. Tujuan
Ilmu Kewarganegaraan IKn mengembangkan konsep-konsep teoritis mengenai peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
negara. Pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikan bertugas membina peranan tersebut.
2 Tujuan umum pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik good citizen menurut ukuran negara yang
bersangkutan. 3 Negara umumnya menggunakan ideologi serta konstitusi negara
sebagai ukuran atau tolak ukur warga negara yang baik. Jadi warga negara yang baik menurut ideologi, pandangan dan konstitusi negara.
Bahkan disalahgunakan untuk kepentingan rezim politik negara. 4 Pendidikan kewarganegaraan PKn di Indonesia adalah pendidikan
politik yang fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai
dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Cholisin,
2000:97
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta Ketahanan Nasional dari warga negara Negara Republik Indonesia.
Sumarsono dkk, 2002:4.
commit to user
Kewarganegaraan citizenship merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945. Tujuan dari mata Pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal: 1 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan. 2 Berpartisipasi secara bermutu dan tanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. 4 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Winarno, 2003:11
Sejalan dengan itu maka kompetensi yang diharapkan adalah: 1 menguasai pengetahuan kewarganegaraan; 2 memilki keterampilan
kewarganegaraan; dan 3 menghayati dan mengembangkan karakter kewarganegaraan. Tiga komponen kompetensi tersebut menjadi kekuatan dari
kuikulum dan pengajaran yang berkenaan dengan kewarganegaraan dan juga menjadi ciri atau karakteristik dari mata pelajaran kewarganegaraan.
Winarno, 2003:12
Maka dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi aktif dalam rangka
membangun sistem pendidikan yang maju dan modern. c. Kepribadian Warga Negara yang Baik
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya
commit to user
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
Mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
2 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi, 3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,
4 Berinterkasi dengan bangsa-bangsa lainnya dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengna memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas dan penuh taggung jawab antara lain: 1 Manusia yang beri Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan menghayati nilai- nilai falsafah bangsa. 2 Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, bangsa dan Negara.
3 Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
4 Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara. 5 Aktif memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta seni untuk
kepentingan bangsa dan negara. Dengan Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki
wawasan kesadaran bernegara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila,
semua itu diperlukan demi tetap untuk dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. www.riolisan.blogspot.com200904
commit to user
Sebagai warga negara Indonesia yang baik harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk
menjalankan prinsip-prinsip demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan
sehari- hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, dan organisasi-organisasi non pemerintah perlu dikenal, dipahami, dan diterapkan
demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu juga perlu ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku
anti korupsi, kolusi dan nepotisme. d. Sumbangan PKn dalam Keberhasilan Belajar
Peran PKn dalam membangun karakter bangsa memiliki kedudukan yang sangat strategis karena bidang ini memfokuskan proses pembelajaran
pada perilaku individu warga, keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah. Beranjak dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa PKn dapat mendukung
keberhasilan belajar karena: 1 Dengan PKn perilaku warga sebagai individu, keluarga, masyarakat,
sekolah dan pemerintahan difokuskan sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang perilaku warga Negara. Jika perilaku tersebut sudah
terealisasikan dalam kehidupan siswa terutama dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajar.
2 PKn bersifat interdisipliner antar bidang ilmu, karena substansi kajian yang membangun PKn diambil dari berbagai disiplin ilmu, seperti hukum,
politik, sosiologi, administrasi Negara, ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan bangsa dan filsafat. Oleh karena itu pembahasan dan
pengembanannya juga memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu tersebut. Dengan uraian diatas dapat dikatakan bahwa dengan sifat PKn
yang interdisipliner maka memberikan sumbangan terhadap keberhasilan belajar siswa, karena pada dasarnya PKn itu memberikan pengetahuan-
commit to user
pengetahuan ilmu yang mendukungnya, secara otomatis dengan mempelajari PKn maka siswa sudah belajar ilmu- ilmu yang lainnya
menambah pengetahuan siswa terhadap bidang ilmu yang lain, jika pengetahuan dalam bidang lainnya bertambah maka dapat dikatakan
bahwa PKn dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan dalam bidang ilmu yang lainnya. Haryono, 2006:4
Disamping disiplin ilmu politik, administrasi Negara, ekonomi pembangunan obyek studi PKn menurut Numan Soematri dalam buku
Kansil dan Christine hal 7:2002 adalah: ”Warga negara dalam hubungannya denga organisasi bermasyarakat, sosial, ekonomi, agama,
kebudayaan, dan negara temasuk dalam obyek studi ini adalah: Tingkah laku, tipe pertumbuhan, berpikir, potensi yang ada dalam sikap diri warga
Negara, hak dan kewajiban, cita-cita, aspirasi, kesadaran patriotisme, nasionalisme, pengertian internasional, moral pancasila dan usaha,
kegiatan, partisipasi, serta tanggung jawab”. Kansil dan Christine, 7:2002
Jadi dengan demikian pembelajaran PKn dapat memberikan sumbangan terhadap kajian ilmu yang lainnya karena dengan
dimasukkannya obyek studi diatas secara tidak langsung siswa dapat sadar akan hak dan kewajibannya sebagai siswa sehingga terdorong untuk
belajar lebih giat dan secara otomatis dapat meningkatkan keberhasilan belajar.
5. Keberhasilan Belajar Siswa