Jurnal Manajemen
dan Akuntansi
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka berfikir menurut Sugiyono 2006 : 49 adalah sintesa tentang hubungan variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sitesa tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
Debt to equity merupakan rasio mengukur tinggkat penggunaan hutang terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan, pertambahan hutang memperbesar
risiko perusahaan tetapi sekaligus memperbesar tingkat pengembalian Sawir, 2001: 224, sehingga kemugkinan kepercayaan pasar terhadap perusahaan akan
semakin berkurang dan menciptakan harga saham yang lebih rendah dan mengakibatkan PER saham semakin kecil.
Return on asset digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva, Kasmir 2003:68 menunjukkan bahwa
semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan semakin baik pula posisi perusahaan itu dari segi penggunaan asset dan
akhirnya mendorong peningkatan nilai PER, dengan kata lain, semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
rasio ini kemungkinan semakin baik produkivitas asset dalam memperoleh keuntungan, hal ini berdampak kepada PER perusahaan tersebut di pasar modal
juga akan semakin tinggi. Return on equity menunjukan sejauh mana perusahaan mampu megelola
modal sendiri secara efektif, semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian diharapkan investor juga besar, maka semakin besar nilai ROE maka perusahaan
diaggap semakin menguntungkan. Menurut Faisal 2005:61 semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan. Maka
demikian ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modal secara efektif untuk memperoleh laba.
Earning per share sangat berkaitan dengan ekspektasi pasar, pendapatan yang akan diperoleh dari suatu perusahaan merupakan faktor penentu harga
saham perusahaan tersebut. Saham dengan return yang tinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar, karena para calon pemengang saham
tertarik dengan EPS yang besar, hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan Lukman Syamsudin, 2007: 138.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai berikut :
Kerangka Konseptual Gambar 2.1
2.4 Hipotesis Penelitian