f. Tentukan tujuan pemasaran yang akan dicapai dan tujuan penggunaan strategi
itu. g.
Implementasikan secara cermat dengan memperhatikan kondisi perubahan yang terjadi.
2.4 Konsep-konsep Dasar Sistem pengendalian
Pengendalian control, seperti perencanaan dan pengorganisasian, adalah
suatu fungsi yang fital. Kadang fungsi ini adalah suatu area aktifitas manajemen yang diabaikan dan disalah artikan. Dengan munculnya perusahaan besar, yang modern dan
keperluan pelaksanaan operasional yang efisien, pengendalian mendapat suatu ”input stature” dan tingkat kecanggihan dari teknik manajemen lain. Berbagai peraturan-
peraturan, kontrak-kontrak, perilaku-perilaku diperlukan dalam suatu organisasi, mengharuskan mekanisme untuk memastikan suatu pelaksanaan operasi secara teratur
dan akutansibilitas tindakan terhadap suatu kelangsungan hidup pertumbuhan perusahaan. Pengendalian dan teknik pengendalian memberikan mekanisnme
demikian. 2.4.1. Sifat Proses Pengendalian
Organisasi yang menerapkan pengendalian memerlukan suatu pengaturan yang teratur dan interaksi manusia individual. Pengendalian memungkinkan
individual memenuhi pengaturan demikian. Pengendalian adalah suatu konsep yang telah berevolusi dari waktu kewaktu, mulai dari suatu penekanan pada kekuatan
power, kemudian diikuti dengan suatu penekanan prilaku behaviour, dan suatu penekanan pada penggunaan yang multi dimensional.
Pengendalian telah dipandang sebagai kekuatan, pengendalian secara tradisional dipandang perlu untuk memberantas ketidakberesan dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Konsep pengendalian tradisional sebagai kekuatan yang diperlukan. Konsep pengendalian tradisional ini hanya akan mengakibatkan disfungsional dan perilaku
kaku yang tidak diinginkan. Pengendalian mulai dipandang sebagai proses pengambilan keputusan yang dimaksud untuk mempengaruhi prilaku menuju apa
yang paling baik dalam organisasi. Suatu sistem pengendalian mempengaruhi pengarahan, intensitas, dan durasi motivasi. Pentingnya pengendalian dalam
mempengaruhi perilaku menjadi suatu tema yang diterima secara umum. Dengan munculnya perusahaan modern yang besar, dan masalah
multidimensional, pengendalian berevolusi dari sifat keuatan yang memaksa dan berfokus pada perilaku menuju suatu peranan multi dimensional dari berbagai
penggunaan. William Traver Jerome III mengungkapkan klasifikasi sebagai berikut: 1.
Pengendalian yang digunakan untuk menstandarisasikan performa agar meningkatkan efisiensi dan memperkecil biaya. Termasuk diantaranya adalah
studi waktu dan gerak, inspeksi, prosedur yang tertulis, atau jadwal produksi. 2.
Pengendalian untuk mengamanka aktifa peruasahaan dari pencurian, dan penyalahgunaan. Pengendalian demikian secara tipikal akan menekan
pembagian tanggung jawab, pemisahaan operasional, aktivitas dan penyimpanan dan akutansi, dan sistem otorisasi dan catata yang memadai.
3. Pengendalian yang digunakan menstrandardisasikan mutu agar memenuhi
spesifikasi, baik pelanggan atau insinyur perusahaan. Cetak biru, inspeksi dan pengendalian mutu statistikal SQCStatistical Quality Control
melambangkan tolak ukur yang digunakan untuk memelihara integritas produk atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengendalian yang digunakan untuk mengukur peforma ”on-the job”.
Pengendalian demikian yang tipikal adalah laporan khusus keluaran perjam per kariawan, pemeriksaan intern, anggaran dan biaya standart.
5. Pengendalian yang digunakan untuk perencanaan dan operasi pemprograman.
Pengendalian demikian termasuk penjualan dan ramalan penjualan, anggaran, berbagai standart biaya, dan standart pengukuran kerja.
6. Pengendalian yang diperlukan untuk memungkinkan manajemen puncak
mempertahankan berbagai macam rencana perusahaan dan program dalam keseimbangan. Pengendalian demikian yang tipikal adalah anggaran induk,
manual kebijakan, manual organisasi dan teknik organisasi, seperti komite dan penggunaan konsultan luar. Kebutuhan untuk pengendalian demikian akan
memberikan modal yang diperlukan untuk operasi sekarang dan jangka panjang untuk memaksimaklan laba.
2.4.2 Basis Pengendalian Pengendalian didasarkan pada beberapa bentuk kekuatan power. Setiap
bentuk kekuatan menentukan strategi pengendalian yang berbeda, karena setiap bentuk kekuatan berbeda dalam kemampuannya untuk membatasi pemilihan.
Terdapat 6 tipe kekuatan yang mendikte tipe strategi dan taktik pengendalian yang berbeda yaitu:
1. Reward Power, adalah didasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang atau
kelompok bahwa orang lain atau kelompok lain mempunyai kemampuan untuk memberikan ganjaran yang bervariasi atau performa yang berbeda.
2. Coercive Power, adalah didasarkan yang persepsi yang dipegang oleh
seseorang atau kelompok orang, bahwa orang lain atau kelompok lain mempunyai kemampuan untuk memberikan hukuman.
Universitas Sumatera Utara
3. Legitimate Power, adalah idasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang
atau sekelompok orang lain atau kelompok lain mempunyai hak untuk mempengaruhi tindakan yang terlebih dahlu.
4. Referent Power, adalah pada persepsi yang dipegang seseorang atau
sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi dengan meniru tindakan,, gaya dan kepercayaan yang terakhir.
5. Expert Power, adalah pada persepsi yang dipegang oleh seorang atau
sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi karena pengetahuan dan keahlian yang terakhir.
6. Integration of Power, yaitu suatu daru ahsil penggenaan dalam setiap
organisasi dari semua tipe kekuatan, yaitu reward Power, Coercive Power, Legitimate Power, Referent Power, danexpert Power. Dalam kenyataannya
setiap tipe kekuatan adalah efektif hanya dalam situasi khusus. Menurut T. Burns G.M. Stalker, bahwa sistem manajemen yang ”organik” cocok untuk
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemasaran yang berubah, dan sistem mekanistis cocok untuk perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
yang relatif stabil. Sebab itu, dalam suatu sisitem manajemen orgonik, yang dicirikan oleh perusahaan yang lebih sering dari posisi dan peranan, kurang
struktur hierarkis dan lebih dinamis, saling mempengaruhi antara berbagai fungsi dari suatu organisasi untuk berhubungan dengan kondisi yang tidak
stabil dan berubah. ”Expert Power” dan ”Reward Power” mungkin lebih cocok. Meskipun demikian, dalam suatu sistem manajemen yang mekanistis,
untuk stabil dan dengan daya rutin, ”Coersive Power” dan ’Legitima Power” mungkin lebih dominan.
Universitas Sumatera Utara
Tahap-tahap Pengendalian Stage of Control 1. Menentukan sasaran goal untuk performa aktivitas atau fungsi. Sasaran ini
membantu mengarahkan dan menghubungi usaha manusia. Sasaran organisasi adalah hasil yang diinginkan atau ”States of Affairs” di mana kebijakan sistem
pencapaian achievement system policies dikomitkan dan sumber daya dialokasikan.
2. Menentukan standart performa untuk setiap sasaran khusus dan aktivitas atau fungsi. Standart pada dasarnya merupakan hasil yang akan ada apabila performa
adalah memuaskan. 3. Memonitor atau pengukuran performa aktual. Pemonitoran dapat dinyatakan dalam
moneter dan istilah akutansi seperti, laba, biaya cost, pendapatan; denan indikator akutansi yang lain, seperti ROI Return of Investment atau ”Residual Income” dan
dalam istilah non-moneter seperti mutu produksi, sifat dari tanggapan pasar, atau setiap indikator sosial. Pengukuran measurement diselesaikan oleh manusia atau
alat-alat mecanikal yang dikenal sebagai ”sensor”. 4. Menelaah review dan membandingkan aktual dengan performa yang
direncanakan. Ini juga disebut sebagai ”peroses perbandingan comparisson process”, yang menentukan apakah terdapat perbedaan antara aktivitas dan hasil
yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. 5. Memproduksi deviasi dan mengadministrasikan untuk memotifikasi dan menekan
performa. Ini disebut sebagai proses penilaianganjaran EvaluationReward Process.
Universitas Sumatera Utara
d. Tipe Pengendalian Typs of Control Pengendalian adalah suatu factor central dalam manajemen setiap organisasi.
Berbagai rencana klasifikasi telah diusulkan. Leonard Sayles mengemukakan 4 tipe pengendalian yang berbeda yaitu:
1. ”Reassurance to Sponsors”, suatu pengendalian pada tingkatan yang tinggi,
yaitu ”Stake holders” diinformasikan mengenai pelaksanaan yang efisien. 2.
Pengarahan pada karyawan, suatu pengendalian pada tingkat menengah, mengenai hal-hal penting apa yang harus dilakukan.
3. Pengarahan pada tingkat yang lebih rendah oleh manajemen yang lebih tinggi,
suatu pengendalian pada ingkat menengah, yaitu penyelesaian ketinggalan dan tindakan manajemen yang diperlukan.
4. ”Closing the Loop”, suatu pengendalian dalam tingkatan yang lebih rendah,
yaitu persyatratan teknis dan legal telah dipenuhi. Yang terdiri dari pengecekan prosedur yang ditetapkan untuk meyakinkan bahwa tidak ada
keputusan keuangan atau teknis yang diambil tanpa penelaahan yang memadai dan tidak ada langkah penting yang terlewatkan.
2.5 Hotel Budgeting