5. Apakah terdapat hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia berdasarkan jumlah obat.
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis O :
a. Tidak ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia.
b. Tidak ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia berdasarkan lama mengonsumsi obat.
c. Tidak ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia berdasarkan jenis obat.
d. Tidak ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia berdasarkan jumlah obat.
2. Hipotesis Alternatif : a. Ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya
xerostomia. b. Ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya
xerostomia berdasarkan lama mengonsumsi obat. c. Ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya
xerostomia berdasarkan jenis obat. d. Ada hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya
xerostomia berdasarkan jumlah obat. 4
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia.
2. Untuk mengetahui rata – rata tekanan darah dari pasien yang
mengonsumsi obat – obatan antihipertensi. 3.
Untuk mengetahui rata – rata laju aliran saliva dari pasien yang mengonsumsi obat – obatan antihipertensi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap
terjadinya xerostomia berdasarkan lama mengonsumsi obat. 5.
Untuk mengetahui hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap terjadinya xerostomia berdasarkan jenis obat.
6. Untuk mengetahui hubungan antara obat – obatan antihipertensi terhadap
terjadinya xerostomia berdasarkan jumlah obat.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan derajat kesehatan gigi pasien yang mengonsumsi obat –
obatan antihipertensi. 2. Sebagai usaha dalam mengatur rencana perawatan bagi setiap gejala
xerostomia yang timbul pada pasien akibat mengonsumsi obat-obatan antihipertensi. 3. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut, baik cara penanggulangan xerostomia
akibat obat- obatan antihipertensi atau obat – obatan yang lainnya. 5
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antihipertensi 2.1.1 Definisi
Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi.
14
Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke
maupun miokard infark. Pemberian obat bukan berarti menjauhkan individu dari modifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi
konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolah- raga.
15,16
Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan darah sistolik
≥ 14090 mmHg . Pasien dengan kondisi stroke atau miokard infark ataupun ditemuka n bukti adanya kerusakan organ tubuh yang parah seperti
mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri juga membutuhkan penanganan segera dengan antihipertensi.
15
2.1.2 Tujuan
Pada dasarnya pengobatan dengan antihipertensi itu penting agar pasien dapat mencapai tekanan darah yang dianjurkan. Level tekanan darah yang diharapkan pada
pasien hipertensi yang tidak disertai komplikasi adalah 14090 mmHg atau lebih rendah bila memungkinkan, sedangkan pada pasien mengalami insiden kerusakan
organ akhir atau kondisi seperti diabetes, level tekanan darah yang diharapkan
6
Universitas Sumatera Utara