BAB V PEMBAHASAN
Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi ditandai dengan demam, takikardia, takipnue dan leukositosis atau
leukopenia. Sepsis juga merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai dengan rangsangan endotoksin atau eksotoksin, sehingga
terjadi aktivasi makrofag, sekresi berbagai sitokin dan mediator, aktivasi komplemen dan netrofil. Proses ini mengakibatkan terjadinya disfungsi dan
kerusakan endotel, aktivasi sistem koagulasi dan trombosit, sehingga terjadi gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsikegagalan organ
multipel.
1
Belakangan ini dikenal suatu pemeriksaan terbaru yaitu procalcitonin yang merupakan serangkaian protein yang muncul karena
proses inflamasi.
1,2,3,5
Kadar PCT meningkat seiring dengan peningkatan beratnya respon inflamasi terhadap infeksi.
3
Pada gambar 3 terlihat bahwa semua pasien sepsis yang jumlahnya 13 orang laki-laki 8 orang [61,5] dan perempuan 5 orang [38,5] memiliki
kadar PCT 0,5 ngml, sedangkan pada kelompok kontrol kadar PCT 0,5 ngml.
Nilai 0,5 ngml adalah batas untuk menyatakan nilai abnormal yang artinya ada proses inflamasi dengan manifestasi sistemik yang disebabkan
oleh infeksi. Peningkatan kadar PCT pada 13 orang yang menderita sepsis PCT 0,5 ngml, kemungkinan karena PCT distimulasi karena ada proses
inflamasi, sehingga konsentrasinya akan meningkat pada infeksi bakteri
Cut Murzalina : Procal Citonin Pada Pasien Sepsis Yang Telah Mendapat Perawatan Di Ruang Rawat Intensif..., 2007 USU e-Repository © 2008
sistemik. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena gagalnya proteolisis spesifik sehingga terjadi peningkatan konsentrasi dari protein precursor,
dalam hal ini fragmen PCT yang merupakan precursor dari calcitonin berakumulasi dalam plasma. Stimulasi utama dari PCT adalah endotoksin
dari bakteri lipopolisakarida dan produksi dari PCT diduga berasal dari sel neuroendokrin di jaringan paru atau usus dan sedikit dari sel-sel limfosit dan
monosit.
15,19
Hasil yang sama diperoleh oleh peneliti lain terhadap pasien-pasien di ICU yang terdiri dari pasien SIRS, sepsis, sepsis berat dan septic shock yang
mendapatkan kadar PCT semakin meningkat pada pasien dengan sepsis, sepsis berat dan septic shock, sedangkan pada SIRS tidak didapati
peningkatan kadar PCT.
12,39,40
Pada infeksi virus tidak terjadi peningkatan kadar PCT walaupun infeksi virus yang berat, pada kasus HIV, pada infeksi cytomegalovirus
maupun hepatitis B karena tidak didapati substans lipopolisakarida. Kadar PCT merupakan suatu tanda untuk membedakan antara infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dengan non bakteri.
1,15,19
Pada gambar 4 terlihat bahwa tidak ada perbedaan bermakna kadar PCT pada masing-masing tingkatan sepsis, hal ini berbeda dengan hasil
yang diperoleh oleh FM. Brunkhorst yang mendapatkan hasil berbeda cukup signifikan pada masing-masing tingkatan sepsis. Hal ini kemungkinan karena
metode pemeriksaan yang berbeda, dimana FM. Brunkhorst dan kawan- kawan memakai metode immunoluminometric assay yang hasilnya jelas
sangat akurat, sedangkan pada penelitian ini memakai metode
Cut Murzalina : Procal Citonin Pada Pasien Sepsis Yang Telah Mendapat Perawatan Di Ruang Rawat Intensif..., 2007 USU e-Repository © 2008
immunokromatografi semi kuantitatif yang sudah ditetapkan batasan nilai berupa 0,5 ngml; 0,5 ngml ; 2 ngml dan
10 ngml, atau juga kemungkinan karena jumlah sampel pada penelitian ini relatif sedikit.
Pada penelitian ini didapat perbedaan bermakna antara jumlah leukosit antara pasien sepsis dan kontrol p0,05; gambar 5. Jumlah leukosit
umumnya meningkat pada proses infeksi yang biasanya didominasi oleh sel- sel neutrofil, yang mana neutrofil tersebut merupakan barisan terdepan dari
sistem pertahanan. Keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan inflow neutrofil Marrow Storage Pool ke Marginal Granulocyte Pool dan Circulating
Granulocyte Pool yang selanjutnya akan melepas neutrofil ke sirkulasi dan sebagian ke jaringan. Keadaan tersebut dipicu oleh adanya kemotaktik
substance yang dilepas oleh jaringan endotel yang rusak endothelial damage karena proses inflamasi
41,42,43
. Dari gambar 6 tampak bahwa ada korelasi yang kuat antara kadar
PCT dengan leukosit r=0,558; p=0,034, keadaan ini mencerminkan bahwa peningkatan kadar PCT dalam hal ini infeksi, selalu diikuti dengan
peningkatan jumlah leukosit. Pada penelitian ini gambar 7 didapat perbedaan bermakna antara
LED pada kelompok sepsis dan kontrol p0,05. Hal ini terjadi karena proses inflamasi pada sepsis akan menimbulkan keadaan hiperglobulinemia. Selain
itu juga kemungkinan peningkatan kadar LED akibat dari berkurangnya jumlah eritrosit dari keadaan normal anemia.
43
Cut Murzalina : Procal Citonin Pada Pasien Sepsis Yang Telah Mendapat Perawatan Di Ruang Rawat Intensif..., 2007 USU e-Repository © 2008
Walaupun adanya peningkatan LED, namun tidak didapati korelasi antara peningkatan kadar PCT dengan peningkatan LED gambar 8. Hal ini
kemungkinan karena peningkatan LED bisa disebabkan oleh keadaan lain diluar infeksisepsis, seperti pada penyakit-penyakit inflamasi, penyakit
kolagen, pada paraproteinemia maupun neoplastic disease. Oleh karena itu peningkatan LED tidak spesifik untuk pasien sepsis.
44,45,46
Pada gambar 9 didapati perbedaan bermakna antara kadar Hemoglobin pada pasien sepsis dan kontrol. Pada penelitian ini 11 pasien
dari 13 pasien sepsis dengan status Hb dalam kategori anemia.menurut klasifikasi WHO: laki-laki Hb 13 grdl, wanita Hb 12 grdl. Sementara tidak
ditemukan anemia pada kelompok kontrol. Selama penelitian tidak ditemukan adanya pendarahan maupun tanda-tanda proses hemolitik, oleh karena itu
kemungkinan anemia pada penelitian ini disebabkan oleh penyakit-penyakit kronik anemia chronic disease dan anemia defisiensi. Walaupun untuk
kepastian tersebut harus dilakukan pemeriksaan marker anemia.
43,47,48
Cut Murzalina : Procal Citonin Pada Pasien Sepsis Yang Telah Mendapat Perawatan Di Ruang Rawat Intensif..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN