Statistik Deskriptif Analisis Data

dipakai untuk prediksi kepatuhan wajib pajak berdasar masukan variabel bebasnya.

b. Statistik Deskriptif

Dalam Yamin dan Kurniawan 2009 statistilk deskriptif digunakan untuk mengetahui:  ukuran pemusatan data mean;  ukuran penyebaran data standar deviasi, minimum, maksimum, dan range; dan  distribusi data, yaitu skewness dan kurtosis. Tabel 4.11 Hasil Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean X 3 30,00 45,00 38,4000 Y 60 28,00 40,00 35,2500 Valid N litwise 60 Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Dapat tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:  untuk X1 Modernisasi Administrasi Perpajakan mempunyai rata- rata skor 38,4000 dengan skor minimum 30,00 dan skor maximum 45,00;  untuk Y Kepatuhan Wajib Pajak mempunyai rata-rata skor 35,2500 dengan skor minimum 28,00 dan skor maximum 40,00.

c. Analisis Data

1 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi dari modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Tujuan dari penggunaan analisis ini adalah untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara variabel yang telah diidentifikasi. Secara ringkas hasil uji regresi untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Sederhana Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1. constant 23,409 4,009 5,839 0,000 X 0,308 0,104 0,363 2,966 0,004 2. constant 27,978 3,455 8,097 0,000 X1_1 0,561 0,265 0,268 2,117 0,039 3. constant 27,270 4,202 6,489 0,000 X1_2 0,453 0,238 0,243 1,907 0,061 4. constant 26,394 2,417 10,921 0,000 X1_3 1,133 0,306 0,437 3,705 0,000 Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.12 hasil analisis regresi sederhana diperoleh yaitu; a. nilai konstanta sebesar 23,409 dan koefisien modernisasi administrasi perpajakan X sebesar 0,308X. Sehingga persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y= 23,409 + 0,308X Persamaan regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. α=23,409 adalah bilangan konstanta. Apabila variabel bebas X sama sekali tidak mempengaruhi atau sama dengan nol, maka Y=23,409. 2. B = 0,308 adalah besar koefisien regresi variabel bebas X yang berarti setiap kenaikan variabel X sebesar satu satuan, maka akan menambah variabel terikat Y sebesar 0,308. b. Hasil analisis regresi sederhana modernisasi restrukturisasi organisasi X1_1 diperoleh nilai konstanta sebesar 27,978 dan koefisien modernisasi sistem administrasi perpajakan sebesar 0,561X. Sehingga persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y= 27,978 + 0,561X Persamaan regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. α=27,978 adalah bilangan konstanta. Apabila variabel bebas X sama sekali tidak mempengaruhi atau sama dengan nol, maka Y=27,978. 2. B = 0,561 adalah besar koefisien regresi variabel bebas X yang berarti setiap kenaikan variabel X sebesar satu satuan, maka akan menambah variabel terikat Y sebesar 0,561. c. Hasil analisis regresi sederhana modernisasi penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan infoemasi X1_2 diperoleh nilai konstanta sebesar 27,270 dan koefisien modernisasi sistem administrasi perpajakan sebesar 0,453X. Sehingga persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y= 27,270 + 0,453X Persamaan regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. α=27,270 adalah bilangan konstanta. Apabila variabel bebas X sama sekali tidak mempengaruhi atau sama dengan nol, maka Y=27,270. 2. B = 0,453 adalah besar koefisien regresi variabel bebas X yang berarti setiap kenaikan variabel X sebesar satu satuan, maka akan menambah variabel terikat Y sebesar 0,453. d. hasil analisis regresi sederhana modernisasi sumber daya manusia diperoleh nilai konstanta sebesar 26,394 dan koefisien modernisasi sistem administrasi perpajakan sebesar 1,133X. Sehingga persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y= 26,394 + 1,133X Persamaan regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. α=26,394 adalah bilangan konstanta. Apabila variabel bebas X sama sekali tidak mempengaruhi atau sama dengan nol, maka Y=26,394. 2. B = 1,133 adalah besar koefisien regresi variabel bebas X yang berarti setiap kenaikan variabel X sebesar satu satuan, maka akan menambah variabel terikat Y sebesar 1,133. 2 Koefisien Determinasi Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .363 a .132 .117 2.85184 Sumber: Output SPSS 19.0, 2015 Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa Rsquare yang di peroleh sebesar 0,132 atau 13,2 yang menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak pada KPP Singosari Malang dipengaruhi oleh variabel modernisasi administrasi perpajakan. Sisanya 86,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. 3 Uji Hipotesis Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Sederhana Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1. constant 23,409 4,009 5,839 0,000 X 0,308 0,104 0,363 2,966 0,004 2. constant 27,978 3,455 8,097 0,000 X1_1 0,561 0,265 0,268 2,117 0,039 3. constant 27,270 4,202 6,489 0,000 X1_2 0,453 0,238 0,243 1,907 0,061 4. constant 26,394 2,417 10,921 0,000 X1_3 1,133 0,306 0,437 3,705 0,000 Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan analisis data terdapat hipotesis yang hendak di uji dalam penelitian ini. Adapun hasil dari analisis data yang dilakukan adalah saebagai berikut:

a. Persepsi modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Account Representative Dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Bandung Karees

5 76 84

UPAYA MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TIMUR).

0 3 17

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI USAHAWAN PADA KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 4 14

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Karawang Utara).

0 0 17

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

0 0 22

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan dan Kepercayaan Wajib Pajak (Studi Kasus di KPP Pratama Tasikmalaya).

0 0 17

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Survei pada KPP Pratama Bojonagara.

0 2 21

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Kota Sukabumi).

0 1 26

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di KPP Pratama Subang).

0 0 40