Perhitungan Koefisien Korelasi Linier Ganda Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel

219 . 162 2186872 . 162 2 000485974 . 2 078834026 . 1 2 5 000485974 . 2 078834026 . 1 = = = − − = − − = F F F F k n k F JK JK res reg Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 2, dk penyebut = 2 dan α = 5 maka : 00 . 19 1 2 5 , 2 05 . 1 , = = = − − − − F F F F F tabel tabel k n k tabel α Didapat 219 . 162 = F hitung lebih besar dari 00 . 19 = F tabel Karena F F tabel hitung maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier berganda menyatakan ada hubungan linier antara jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

4.3 Perhitungan Koefisien Korelasi Linier Ganda

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi : Universitas Sumatera Utara ∑ = y JK R reg 2 2 994 . 993873247 . 07932 . 078834026 . 2 2 2 = = = R R R Didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0.994. Hal ini berarti bahwa sekitar 99.4 tingkat kelahiran dapat dijelaskan atau ditentukan oleh variabel jumlah pasangan usia subur dan jumlah lahir hidup melalui hubungan regresi linier ganda dengan persamaan regresi X X E E Y 2 1 05 941 . 2 07 390 . 1 163 . 1 − + − + = , sedangkan sisanya 0.6 dipengaruhi oleh faktor lain. Dan untuk koefisien korelasi ganda adalah : 997 . 996931916 . 993873247 . 2 = = = = R R R R R Dari hasil perhitungan didapat korelasi r antara jumlah pasangan usia subur dan jumlah lahir hidup terhadap angka kelahiran sebesar 0.997. Nilai korelasi tersebut menyatakan bahwa hubungan antara jumlah pasangan usia subur dan jumlah lahir hidup terhadap angka kelahiran tinggi. Universitas Sumatera Utara

4.4 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel

Dari tabel 4.2 dapat dihitung koefisien korelasi antara variabel terikat Y dengan variabel bebas X sehingga diketahui seberapa besar hubungannya. a. Koefisien korelasi antara angka kelahiran TFR dengan jumlah pasangan usia subur { } { } { } { } 356 . 356204693 . 68 . 12 2358 . 32 5 1527539 11 67228 . 4 5 68 . 12 1527539 57 . 3871479 5 1 1 1 1 . . 2 2 . 2 2 2 1 2 1 1 1 . − = − = − − + − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ r r r Y X X X X r x y x y x y x y E Y n n Y Y n Nilai koefisien korelasi sebesar -0.356 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang rendah secara negatif antara angka kelahiran dengan jumlah pasangan usia subur. Dengan kata lain, apabila jumlah pasangan usia subur naik maka angka kelahiran akan turun, dan sebaliknya, apabila jumlah pasangan usia subur turun maka angka kelahiran akan naik. Universitas Sumatera Utara b. Koefisien korelasi antara angka kelahiran TFR dengan jumlah lahir hidup { } { } { } { } 997 . 996873453 . 68 . 12 2358 . 32 5 226238 6 1032861727 5 68 . 12 226238 9 . 576430 5 2 2 2 2 . . 2 2 . 2 2 2 2 2 2 2 2 . = = − − − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ r r r Y X X X X r x y x y x y x y Y n n Y Y n Nilai koefisien korelasi sebesar 0.997 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi secara positif antara angka kelahiran dengan jumlah lahir hidup. Dengan kata lain, apabila jumlah lahir hidup naik maka angka kelahiran akan naik, dan sebaliknya, apabila jumlah lahir hidup turun maka angka kelahiran akan turun. c. Koefisien korelasi antara jumlah pasangan usia subur dengan jumlah lahir hidup { } { } { } { } 367 . 367394992 . 226238 6 1032861727 5 1527539 11 67228 . 4 5 226238 1527539 6903464749 5 2 1 2 1 2 1 2 1 . . 2 2 . 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 . − = − = − − + − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ r r r X X X X X X X X r x x x x x x x x E n n n Universitas Sumatera Utara Nilai koefisien korelasi sebesar -0.367 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang rendah secara negatif antara jumlah pasangan usia subur dengan jumlah lahir hidup. Dengan kata lain, apabila jumlah pasangan usia subur naik maka jumlah lahir hidup akan turun, dan sebaliknya, apabila jumlah pasangan usia subur turun maka jumlah lahir hidup akan naik. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian