3. Aspek-aspek Prasangka
Menurut Ahmadi 1991, prasangka terdiri dari tiga aspek, yaitu: a.
Aspek kognitif Aspek kognitif merupakan sikap yang berhubungan dengan hal-hal yang ada
dalam pikiran. Hal ini terwujud dalam pengolahan pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang sekelompok objek tertentu.
b. Aspek Afektif
Merupakan proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan
kepada objek-objek tertentu. c.
Aspek Konatif Prasangka merupakan suatu tendensi kecenderungan untuk bertindak atau
berbuat sesuatu terhadap objek tertentu, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.
4. Kategori Prasangka
Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Oskamp 2000, Oskamp mengkategorikan prasangka dalam dua kategori: orang yang memiliki prasangka
tinggi dan orang yang memiliki prasangka rendah. Orang yang dikategorikan memiliki prasangka tinggi dengan orang yang
dikategorikan memiliki prasangka rendah berbeda dalam beberapa hal, yaitu: 1.
Kepercayaan terhadap stereotip yang ada
Universitas Sumatera Utara
Orang yang memiliki prasangka tinggi percaya dan turut mendukung stereotip yang ada terhadap kelompok minoritas. Sedangkan orang yang memiliki
prasangka rendah akan menunjukkan sikap yang netral dan menganggap semua orang memiliki derajat yang sama.
2. Personal Standard
Orang yang memiliki prasangka yang rendah dengan orang yang memiliki prasangka yang tinggi berbeda dalam personal standard, yaitu pemikiran
mereka mengenai bagaimana seharusnya kelompok yang diprasangkai stigmatized groups diperlakukan. Ketika kelompok yang diprasangkai
diperlakukan dengan tidak baik, maka orang yang memiliki prasangka rendah merasa dirinya bertanggung jawab atas hal tersebut, bahkan apabila standard
untuk tidak berprasangka nonprejudiced standard telah menginternalisasi, maka mereka cenderung merasa bersalah dan mengkritik diri sendiri apabila
kelompok yang diprasangkai diperlakukan tidak baik.
5. Tipe-tipe Prasangka