38
Peringkat Keterangan
CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang
yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang
macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber: PT Pefindo Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau
perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan
perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang layak untuk investasi investment
grade sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif untuk investasi.
Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai
institusi yang diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis tersebut. di bawah ini definisi dan istilahnya:
Lanjutan Tabel 2.1
39
Tabel 2.2 Rating Outlook
No Outlook
Definisi
1. Positif
Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat 2.
Negatif Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat
3. Stabil
Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil peringkat akan stabil juga
4. Berkembang
Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya. Sumber : PT Pefindo Rahardjo, 2004:106
b. Manfaat
Rating Obligasi
Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi adalah Rahardjo, 2004:100 :
1 Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang
menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga.
2 Efisiensi biaya. Hasil pemeringkatan obligasi yang bagus biasanya
memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan, seperti
penyediaan singking fund dan jaminan aset. 3
Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya, cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya.
40 4
Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat resiko investasi yang
mungkin timbul, serta jenis dan tingkat hutang tersebut. 5
Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya.
Manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut : 1
Informasi resiko investasi. Tujuan utama investasi adalah untuk meminimalkan resiko serta mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Oleh karena itu, dengan adanya peringkat obligasi diharapkan informasi resiko dapat diketahui lebih jelas posisinya.
2 Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil
keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan
strategi investasi
akan membeli
atau menjual
sesuai perencanaannya.
3 Perbandingan. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam
membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode
penjaminannya. Adapun beberapa manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah:
41 1
Informasi posisi bisnis. Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan
sejenis lainnya. 2
Menentukan struktur obligasi. Perusahaan dapat menentukan beberapa syarat atau struktur obligasi yang meliputi tingkat suku
bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya
3 Mendukung kinerja. Apabila emiten mendapatkan peringkat yang
cukup bagus maka kewajiban menyediakan singking fund atau jaminan kredit bisa dijadikan pilihan alternatif.
4 Alat pemasaran. Peringkat obligasi yang baik terlihat lebih menarik
sehingga dapat membantu pemasaran obligasi tersebut. 5
Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang independen akan membuat investor merasa lebih aman sehingga kepercayaan
bisa lebih terjaga.
B. Penelitian Terdahulu
1. Burton et al. 2000 melakukan penelitian pada perusahaan asuransi
yang ada di UK. Hasil variabel yang signifikan adalah leverage, profitability, liquidity, firm size, organization form, reinsurance,
growth business activity. Dalam penelitiannya Burton et al. menemukan bahwa terdapat hubungan antara leverage dengan
peringkat obligasi, dimana semakin rendah leverage maka semakin
42 tinggi peringkat obligasi yang akan diperoleh oleh perusahaan
tersebut.
2. Ouni Omri 2010 tentang Financial Attributes, Corporate
Governance and Target Credit Rating. melakukan penelitian pada 571 American Firms. Hasil variabel yang berpengaruh signifikan adalah
Size, profitability, liquidity, tangibility, size of the board property of manager, bonus of the manager. Hasil variabel yang tidak
berpengaruh adalah innovation, independence of the board, block holdings
3. Raharja dan Sari 2008 tentang Kemampuan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi menyatakan bahwa sebanyak lima rasio keuangan leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan
produktivitas yang diuji, didapatkan hasil bahwa kelima rasio-rasio keuangan tersebut berbeda antara perusahaan yang peringkat
obligasinya masuk investment grade dan non investment grade. Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi peringkat obligasi
investment grade dan non investment grade ditunjukkan oleh hasil pengujian dengan menggunakan MDA Multiple Discriminant
Analysis. Dari uji diskriminan tersebut terdapat empat variabel rasio keuangan yang dapat membentuk model prediksi. Keempat variabel
rasio keuangan tersebut berasal dari rasio leverage dengan proksi long term liabilities total assets; rasio likuiditas dengan proksi current
asset. current liabilities; rasio solvabilitas dengan proksi cash flow
43 from operating total liabilities; rasio profitabilitas dengan proksi
operating income sales; dan rasio produktivitas dengan proksi sales total assets. Tingkat ketepatan yang diperoleh dalam memprediksi
peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai 96,2 dengan nilai Zcu sebesar 2,113. Dengan demikian model prediksi tersebut diatas
dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khusunya bagi perusahaan manufaktur di Indonesia.
4. Estiyanti dan Yasa 2012,
PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA.
Alat yang digunakan adalah regresi logistik ordinal
.
Sesuai dengan hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah
diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa laba ditahan berpengaruh positif pada peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia.
Laba operasi, aliran kas operasi, likuiditas, total assets, leverage, umur obligasi maturity dan jaminan secure tidak berpengaruh pada
peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat nilai Pseudo R-Square sebesar 0,591 atau 59,1 artinya
sebanyak 59,1 variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi laba operasi, laba ditahan, aliran kas operasi, likuiditas, total
assets, leverage, jaminan dan umur obligasi dan sisanya sebesar 40,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.
5. Maharti dan Daljono 2011, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI. Menggunakan alat
44 ordinal regression analysis. Hasil tabel McFadden menunjukkan
bahwa sebesar 15,3 peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan
jaminan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan
ketersediaan jaminan yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada tingkat 0,10 ada satu variabel yang signifikan yaitu leverage. Hasil
tersebut diinterpretasikan penilaian tidak difokuskan pada rasio utang saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan.
6. Sejati 2010, Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Alat yang
digunakan adalah regresi logistik. Terlihat bahwa variabel reputasi auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,998. Nilai tersebut lebih besar dari taraf
signifikansi 5. Variabel CR juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi karena nilai
signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,774, lebih besar dari taraf signifikansi 5. Variabel growth memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,006. Nilai
tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 5.Variabel ROA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat
45 obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari variabel
tersebut sebesar 0,364. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 5. Kemudian variabel size tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan dari variabel tersebut sebesar 0,717. Nilai ini lebih besar
dari taraf signifikansi 5. Dengan demikian, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat variabel bebas yang dominan dapat
digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia adalah variabel growth yang
diukur dengan book to market value of common equity dengan nilai signifikan sebesar 0,006 persen. Untuk mengetahui bahwa model logit
dapat menjelaskan data, dapat dilihat melalui nilai pseudo R-square. Output yang menampilkan nilai pseudo R-square model: Berdasarkan
tabel 4 terlihat nilai Cox Snell R sebesar 0,649, artinya 64,9 variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sehingga prediksi
peringkat obligasi yang dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non akuntansi, maupun tidak dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non
akuntansi dapat diterangkan oleh variabel bebasnya dan sisanya sebesar 35,1 prediksi peringkat obligasi dipengaruhi oleh variabel
lain. Hal ini menunjukkan bahwa model sudah cukup bagus.
7. Sumarto 2010 tentang Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat