Peringkat Obligasi Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi kasus pada obligasi sector non keuangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia 2008-2012)

38 Peringkat Keterangan CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. D Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha. Sumber: PT Pefindo Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang layak untuk investasi investment grade sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif untuk investasi. Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai institusi yang diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis tersebut. di bawah ini definisi dan istilahnya: Lanjutan Tabel 2.1 39 Tabel 2.2 Rating Outlook No Outlook Definisi 1. Positif Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat 2. Negatif Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat 3. Stabil Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil peringkat akan stabil juga 4. Berkembang Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya. Sumber : PT Pefindo Rahardjo, 2004:106

b. Manfaat

Rating Obligasi Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi adalah Rahardjo, 2004:100 : 1 Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga. 2 Efisiensi biaya. Hasil pemeringkatan obligasi yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan, seperti penyediaan singking fund dan jaminan aset. 3 Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya, cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya. 40 4 Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat resiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkat hutang tersebut. 5 Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya. Manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut : 1 Informasi resiko investasi. Tujuan utama investasi adalah untuk meminimalkan resiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, dengan adanya peringkat obligasi diharapkan informasi resiko dapat diketahui lebih jelas posisinya. 2 Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi akan membeli atau menjual sesuai perencanaannya. 3 Perbandingan. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode penjaminannya. Adapun beberapa manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah: 41 1 Informasi posisi bisnis. Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. 2 Menentukan struktur obligasi. Perusahaan dapat menentukan beberapa syarat atau struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya 3 Mendukung kinerja. Apabila emiten mendapatkan peringkat yang cukup bagus maka kewajiban menyediakan singking fund atau jaminan kredit bisa dijadikan pilihan alternatif. 4 Alat pemasaran. Peringkat obligasi yang baik terlihat lebih menarik sehingga dapat membantu pemasaran obligasi tersebut. 5 Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang independen akan membuat investor merasa lebih aman sehingga kepercayaan bisa lebih terjaga.

B. Penelitian Terdahulu

1. Burton et al. 2000 melakukan penelitian pada perusahaan asuransi

yang ada di UK. Hasil variabel yang signifikan adalah leverage, profitability, liquidity, firm size, organization form, reinsurance, growth business activity. Dalam penelitiannya Burton et al. menemukan bahwa terdapat hubungan antara leverage dengan peringkat obligasi, dimana semakin rendah leverage maka semakin 42 tinggi peringkat obligasi yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut.

2. Ouni Omri 2010 tentang Financial Attributes, Corporate

Governance and Target Credit Rating. melakukan penelitian pada 571 American Firms. Hasil variabel yang berpengaruh signifikan adalah Size, profitability, liquidity, tangibility, size of the board property of manager, bonus of the manager. Hasil variabel yang tidak berpengaruh adalah innovation, independence of the board, block holdings

3. Raharja dan Sari 2008 tentang Kemampuan Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi menyatakan bahwa sebanyak lima rasio keuangan leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas yang diuji, didapatkan hasil bahwa kelima rasio-rasio keuangan tersebut berbeda antara perusahaan yang peringkat obligasinya masuk investment grade dan non investment grade. Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi peringkat obligasi investment grade dan non investment grade ditunjukkan oleh hasil pengujian dengan menggunakan MDA Multiple Discriminant Analysis. Dari uji diskriminan tersebut terdapat empat variabel rasio keuangan yang dapat membentuk model prediksi. Keempat variabel rasio keuangan tersebut berasal dari rasio leverage dengan proksi long term liabilities total assets; rasio likuiditas dengan proksi current asset. current liabilities; rasio solvabilitas dengan proksi cash flow 43 from operating total liabilities; rasio profitabilitas dengan proksi operating income sales; dan rasio produktivitas dengan proksi sales total assets. Tingkat ketepatan yang diperoleh dalam memprediksi peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai 96,2 dengan nilai Zcu sebesar 2,113. Dengan demikian model prediksi tersebut diatas dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khusunya bagi perusahaan manufaktur di Indonesia.

4. Estiyanti dan Yasa 2012,

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA. Alat yang digunakan adalah regresi logistik ordinal . Sesuai dengan hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa laba ditahan berpengaruh positif pada peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Laba operasi, aliran kas operasi, likuiditas, total assets, leverage, umur obligasi maturity dan jaminan secure tidak berpengaruh pada peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat nilai Pseudo R-Square sebesar 0,591 atau 59,1 artinya sebanyak 59,1 variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi laba operasi, laba ditahan, aliran kas operasi, likuiditas, total assets, leverage, jaminan dan umur obligasi dan sisanya sebesar 40,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.

5. Maharti dan Daljono 2011, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI. Menggunakan alat 44 ordinal regression analysis. Hasil tabel McFadden menunjukkan bahwa sebesar 15,3 peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variasi variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan jaminan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel independen profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan ketersediaan jaminan yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada tingkat 0,10 ada satu variabel yang signifikan yaitu leverage. Hasil tersebut diinterpretasikan penilaian tidak difokuskan pada rasio utang saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan.

6. Sejati 2010, Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Alat yang digunakan adalah regresi logistik. Terlihat bahwa variabel reputasi auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,998. Nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 5. Variabel CR juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi karena nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,774, lebih besar dari taraf signifikansi 5. Variabel growth memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 5.Variabel ROA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat 45 obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari variabel tersebut sebesar 0,364. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 5. Kemudian variabel size tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan dari variabel tersebut sebesar 0,717. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 5. Dengan demikian, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat variabel bebas yang dominan dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia adalah variabel growth yang diukur dengan book to market value of common equity dengan nilai signifikan sebesar 0,006 persen. Untuk mengetahui bahwa model logit dapat menjelaskan data, dapat dilihat melalui nilai pseudo R-square. Output yang menampilkan nilai pseudo R-square model: Berdasarkan tabel 4 terlihat nilai Cox Snell R sebesar 0,649, artinya 64,9 variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sehingga prediksi peringkat obligasi yang dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non akuntansi, maupun tidak dipengaruhi oleh faktor akuntansi dan non akuntansi dapat diterangkan oleh variabel bebasnya dan sisanya sebesar 35,1 prediksi peringkat obligasi dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa model sudah cukup bagus.

7. Sumarto 2010 tentang Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan

Manufaktur yang Listing di BEI menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 15

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi kasus pada Obligasi sektor non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011

0 8 113

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 24

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 68

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 28 87

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 8

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Non Keuangqan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2012

0 0 15