35
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Kuncoro 2009:52, kerangka konseptual adalah jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan
dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.Berdasarkan kajian-kajian penelitian
yang terdahulu maka dapat disusun kerangka konseptual tentang bagaimana pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014 sebagaimana dijelaskan berikut ini. Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tingkat kesehatan bank-bank
umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko serta perubahan pendekatan penilaian kondisi
bank yang diterapkan secara internasional mempengaruhi pendekatan penilaian tingkat kesehatan bank. Berdasarkan Peraturan dari Bank Indonesia No.
131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang menyatakan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan
menggunakan pendekatan risiko Risk-based Bank Rating. Uraian dari kerangka pemikiran ini mencoba menjelaskan bagimana pengelolaan tingkat kesehatan
bank yang baik akan berdampak positif pada kinerja keuangan bank. Kinerja keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini diwakili dengan rasio
profitabilitas, yaitu Return On Asset ROA. Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kinerja suatu bank. Suatu bank dikatakan profit
apabila bank tersebut mampu mengelola income dari pengelolaan aset yang dimilikinya dengan baik. Pada penelitian ini, beberapa rasio keuangan bank yang
36
digunakan untuk mengukur kinerja suatu bank diantaranya adalah Interest Rate Risk IRR, Non Performing Loan NPL, Loan to Deposit Ratio LDR, Net
Interest Margin NIM, Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO dan Capital Adequacy Ratio CAR. Interest Rate Risk IRR merupakan risiko
kerugian bank yang disebabkan oleh selisih tingkat suku bunga. Rasio ini memperlihatkan risiko yang mengukur besaran bunga yang diterima bank
dibandingkan dengan bunga yang dibayar. Semakin tinggi rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah sehingga otomatis laba
akan meningkat. Non Performing Loan NPL sering digunakan untuk mengukur risiko kredit. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara kredit bermasalah
dengan kriteria kurang lancar, diragukan, macet terhadap total kredit. Semakin rendah rasio ini, maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah
sehingga otomatis laba akan meningkat. Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana kepada
debiturnya dengan modal yang dimiliki bank. LDR merupakan rasio yang menggambarkan tingkat likuiditas bank. Semakin tinggi nilai rasio LDR, maka hal
ini mengindikasikan kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah semakin besar. Net Interest Margin NIM adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bungan bersih. Semakin besar rasio ini, maka kemungkinan kondisi
bank dalam keadaan bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga bersih akan berkontribusi terhadap laba bank. Sehingga dapat disimpulkan
semakin besar rasio NIM suatu bank maka semakin baik pula profitabilitas bank
37
tersebut, yang berarti semakin meningkat pula kinerja keuangan bank tersebut. Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Bank yang mampu menekan biaya operasionalnya seminimal
mungkin dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank tersebut sehingga laba akan semakin meningkat sehingga nantinya akan meningkatkan
pula profitabilitas bank tersebut. Semakin kecil rasio BOPO suatu bank maka ini menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya
sehingga semakin sehat kondisi bank tersebut.Capital Adequacy Ratio CAR atau yang sering disebut rasio kecukupan modal menggambarkan jumlah modal sendiri
yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko. Semakin besar CAR, maka kinerja bank
semakin baik. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat disajikan
kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara beberapa variabel tersebut di atas seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
38
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis