Sumber informasi Prioritas Derajat keparahan Kepuasan Pengukuran perilaku

Tabel 2.5. Persentase perilaku pencarian pengobatan perkotaan dan pedesaan, 2007

2.3.4. Sumber informasi

Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan berpengaruh pada pola perilaku seseorang Notoatmodjo, 2010. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dae et.al 2008 kebanyakan penderita akne memperoleh informasi dari dokter dan rumah sakit 39.5, kemudian dari internet 35.9, televisiradio 11.8, majalah 7, dan dari koran 5.1.

2.3.5. Prioritas

Kebanyakan pasien menyatakan bahwa efikasi penanganan sebagai faktor dalam pemilihan tindakan penanganan 74, faktor lain yang ikut berperan adalah harga 8, kekambuhan penyakit 6, durasi pengobatan yang lama 4, lama waktu yang di habiskan 4, dan efek samping 4. Ada atau tidak adanya sarana pelayanan kesehatan kulit menjadi penebab utama penderita memutuskan untuk berobat atau tidak berobat ke rumah sakit 40, diikuti dengan faktor harga 23, akreditasi rumah sakit 21, dan televisiradio 16 Dae et.al, 2008. Tempat pelayanan yang dipilih Perkotaan Pedesaan Perkotaan dan pedesaan Rumah sakit 13,39 6,54 9,83 Praktik dokter 33,71 19,08 25,38 Puskesmas 30,81 36,19 33,50 Petugas kesehatan lainnya 15,23 31,82 23,55 Dukun 6,09 6,37 6,23 Universitas Sumatera Utara

2.3.6. Derajat keparahan

Seperti yang sudah disebutkan dalam teori kepercayaan kesehatan, bahwa keseriusan penyakit yang dirasakan pasien akan mempengaruhi tindakan individu untuk mencari pengobatan penyakitnya Notoatmodjo, 2010.

2.3.7. Kepuasan

Menurut Notoatmodjo 2010, kepuasan adalah tanggapan seseorang terhadap kebutuhan. Kebutuhan itu sendiri mencerminkan dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak motivasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dae et.al2008, 77 pasien yang diteliti tidak puas dengan hasil penanganan akne yang dilakukan. Alasan utama adalah karena penanganan tersebut dirasa tidak banyak membantu atau tidak efektif 84, alasan lain adalah harga 7, dan efek samping yang didapat 4.

2.3.8. Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku pada penelitian kuantitatif dapat menggunakan metode wawancara atau angket. Apabila ingin meneliti tindakan dapat secara langsung atau tidak langsung dengan mewawancarai atau memberi angket pada responden atau orang yang dekat dengan responden, atau melalui indikator hasil perilaku Notoatmodjo, 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 kerangka konsep

3.2. Definisi operasional 3.2.1. Jenis kelamin Defenisi operasionil : Adalah jenis kelamin responden sejak lahir. Cara ukur : kuesioner Alat ukur : Angket Kategori : Perempuanlaki-laki Skala ukur : Nominal

3.2.2. Derajat keparahan

Defenisi operasionil : Tingkat keparahan atau berat-ringannya jerawat yang dialami responden saat dilakukan pengumpulan data. Cara ukur : Melihat semua tampilan kelainan kulit responden berupa lesi yang tidak beradang seperti komedo dan papul, serta lesi beradang seperti pustul, nodus, dan Jenis kelamin Derajat keparahan Tindakan pencarian penanganan Sumber informasi Prioritas pemilihan penanganan Kepuasan Remaja SMA berjerawat Universitas Sumatera Utara