Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II KETENTUAN HUKUM TERHADAP KEJAHATAN PENGGELAPAN
SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE FIF CABANG MEDAN
A. Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan Penggelapan Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
Dari sistematika jenis kejahatan, tampak bahwa kejahatan penggelapan adalah salah satu kejahatan terhadap kepentingan individu yang merupakan
kejahatan terhadap harta benda atau kekayaan. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, penggelapan adalah suatu
perbuatan memiliki dengan melanggar hukum atas suatu barang yang seluruh atau sebagaian kepunyaan orang lain yang berada dibawah kekuasaannya bukan karena
kejahatan. Dimana adanya keinginan untuk memiliki dan menguasai barang orang lain dilakukan dengan cara seperti yang termuat dalam pasal 372 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Bentuk kejahatan penggelapan yang diatur dalam Bab XXIV buku II,
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP adalah sebagai berikut :
15
a. Penggelapan dalam bentuk pokok pasal 372;
b. Penggelapan dalam bentuk-bentuk yang diperberat pasal 374-375;
c. Penggelapan ringan pasal 373;
15
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda,Bayumedia, Malang, 2003, Hal.69
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
d. Penggelapan dalam kalangan keluarga pasal 376;
Ad.1
1. Unsur-unsur Objektif;
: Penggelapan dalam bentuk pokok Yang dimaksud dengan penggelapan dalam bentuk pokok atau
penggelapan biasa yaitu delik penggelapan yang diatur dalam pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang berbunyi :
“Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dan yang ada
padanya bukan karena kejahatan dihukum karena penggelapan dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun”.
Rumusan penggelapan diatas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Perbuatan memiliki ;
Memiliki adalah setiap perbuatan penguasaan atas barang atau lebih tegas lagi setiap tindakan yang mewujudkan suatu kehendak untuk melakukan
kekuasaan yang nyata dan mutlak atas barang itu, hingga tindakan itu merupakan perbuatan sebagai pemilik atas barang tersebut
16
16
H.A.K.Noach Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus KUHP buku II, Alumni, Bandung, 1980, Hal.35
. Pada penggelapan memiliki merupakan unsur objektif yakni unsur tingkah laku atau perbuatan yang dilarang
dalam penggelapan. Memiliki pada penggelapan karena merupakan unsur tingkah laku, berupa unsur objektif, maka memiliki itu harus ada bentukwujudnya,
bentuk mana harus sudah selesai dilaksanakan sebagai syarat untuk menjadi
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
selesainya penggelapan. Bentuk-bentuk perbuatan memiliki misalnya; menjual, menukar, menghibahkan, menggadaikan, dan sebagainya
17
b. Sesuatu barang;
.
Pada perbuatan penggelapan, barang yang menjadi objek penggelapan adalah hanya terhadap benda-benda berwujud dan benda bergerak saja
18
c. Yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain;
.
Orang lain yang dimaksud sebagai pemilik benda yang menjadi objek penggelapan, tidak menjadi syarat sebagai orang itu adalah korban, atau orang
tertentu, melainkan siapa saja asalkan bukan petindak sendiri
19
d. Yang berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;
.
Pelaku sudah harus menguasai barang. Dan barang itu oleh pemiliknya dipercayakan kepada pelaku, hingga barang ada pada pelaku secara sah, bukan
karena kejahatan. Dengan melakukan perbuatan memiliki barang itu dengan melawan hukum pelaku melanggar kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh
pemilik
20
2. Unsur-unsur Subjektif;
.
a. dengan sengaja;
17
Adami Chazawi, Op. Cit., Hal.71
18
Ibid, Hal.77
19
Ibid, Hal.78
20
H.A.K.Noach Anwar, Op. Cit., Hal.36
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Pelaku mengetahui dan sadar hingga ia dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya, ini berarti bahwa :
21
dengan melawan hukum, harus diketahui oleh pelaku. Pelaku harus tahu
bahwa perbuatannya melawan hukum;
barang, barang diketahui oleh pelaku, bahwa perbuatan yang dilakukan itu ditujukan pada barang;
seluruhnya atau sebagian milik orang harus diketahui oleh pelaku;
dikuasai bukan karena kejahatan pun harus diketahui. Bukan karena
kejahatan ia kuasai barang itu harus disadari; b.
dan melawan hukum; Pelaku melakukan perbuatan memiliki itu tanpa hak atau kekuasaan. Ia
tidak mempunyai hak untuk melakukan perbuatan memiliki, sebab ia bukan yang punya, bukan pemilik. Hanya pemilik yang mempunyai hak untuk memilikinya
22
.
Ad. 2
21
Ibid, Hal.36-37
22
Ibid, Hal.37
: Penggelapan dalam bentuk yang diperberat Penggelapan dalam bentuk yang diperberat diatur dalam pasal 374 dan 375
KUHP. Faktor yang menyebabkan lebih berat dari betuk pokoknya, disandarkan pada lebih besarnya kepercayaan yang diberikan pada orang yang menguasai
benda yang digelapkan. Pasal 374 KUHP berbunyi :
“Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap benda disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena suatu
pencaharian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun”.
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
23
a. Semua unsur penggelapan dalam bentuk pokok pasal 372;
b. Unsur-unsur khusus yang memberatkan, yakni beradanya benda dalam
kekuasaan petindak disebabkan oleh : 1
karena adanya hubungan kerja, 2
karena mata pencaharian, 3
karena mendapatkan upah untuk itu, Ketentuan pasal ini tidak berlaku bagi pegawai negeri; apabila pegawai
negeri itu menggelapkan : a.
Uang atau surat yang berharga yang disimpan karena jabatannya, ia dikenakan pasal 415;
b. Barang bukti atau keterangan yang dipakai untuk kekuasaan yang berhak
atau surat akte, surat keterangan atau daftar yang disimpan karena jabatannya, dikenakan pasal 417.
Pasal 375 KUHP berbunyi : “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi
benda untuk disimpan atau dilakukan oleh wali, pengampu, kuasa, atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap
suatu benda yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun”.
Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur : a.
Unsur-unsur penggelapan bentuk pokoknya pasal 372;
23
Adami Chazawi, Op. Cit., Hal.85
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
b. Unsur-unsur khusus yang sifatnya memberatkan, yakni beradanya benda objek
penggelapan di dalam kekuasaan petindak disebabkan oleh : 1
Suatu keadaan yang terpaksa untuk dititipkan; 2
Kedudukan sebagai seorang wali; 3
Kedudukan sebagai pengampu; 4
Kedudukan sebagai seorang kuasa; 5
Kedudukan sebagai pelaksana surat wasiat; 6
Kedudukan sebagai pengurus dari lembaga sosial atau yayasan; Ad.3
1. Semua unsur penggelapan dalam bentuk pokoknya pasal 372;
: Penggelapan ringan Penggelapan yang dikualifikasikan sebagai penggelapan ringan
dirumuskan dalam pasal 373 KUHP, yang berbunyi : “Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372 apabila yang digelapkan
bukan ternak dan harganya tidak lebih dari Rp 250,00 dikenai sebagai penggelapan ringan dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau denda
paling banyak Rp 900,00”.
Rumusan penggelapan ringan tersebut diatas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
2. Unsur-unsur khusus, yakni :
a. objeknya : benda bukan ternak;
b. nilai benda tidak lebih dari Rp 250,00 Dari sisi pasal tersebut diatas dapatlah kita simpulkan bahawa penggelapan
ini menjadi ringan, terletak dari objeknya bukan ternak dan nilainya tidak lebih dari Rp 250,00. dengan demikian maka terhadap ternak tidak mungkin terjadi
penggelapan ringan.
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Ad. 4 Penggelapan dalam kalangan keluarga diatur dalam pasal 376 KUHP.
Dalam kejahatan terhadap harta benda, apabila dilakukan dalam kalangan keluarga maka dapat menjadi :
: Penggelapan dalam kalangan keluarga
24
1. Tidak dapat dilakukan penuntutan baik terhadap petindaknya maupun
terhadap pelaku pembantunya pasal 367 ayat 1; 2.
Tindak pidana aduan. Tanpa ada pengaduan, baik terhadap petindaknya maupun pelaku pembantunya tidak dapat dilakukan penuntutan pasal 367
ayat 2; Penggelapan dalam keluarga diatur dalam pasal 367 KUHP, dimana
dimaksudkan dengan penggelapan dalam keluarga itu adalah jika pelaku atau pembantu salah satu kejahatan adalah suami atau istri atau keluarga karena
perkawinan, baik dalam garis keturunan yang lurus maupun keturunan yang menyamping dari derajat kedua dari orang yang kena kejahatan itu. Di dalam hal
ini, apabila pelaku atau pembantu kejahatan ini adalah suami atau istri yang belum bercerai masih dalam ikatan perkawinan, maka pelaku atau pembantu ini tidak
dapat dituntut. Apabila diantaranya telah bercerai meja makan dan tempat tidur atau harta
benda, maka bagi pelaku atau pembantu kejahatan ini hanya dapat dilakukan penuntutan bila ada pengaduan dari orang yang dikenakan kejahatan itu delik
aduan. Demikian pula bila pelaku atau pembantu kejahatan itu adalah sanak keluarga seperti yang telah disebutkan diatas atau yang dilakukan kemenakan
24
Ibid, Hal.94
Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance FiIF Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
terhadap mamaknya adat minang kabau, hanya dapat dituntut bila ada pengaduan delik aduan.
B. Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan penggelapan Dalam