Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik shareholder melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para professional yang bertanggungjawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer yang diangkat oleh shareholder diharapkan akan bertindak atas nama shareholder tersebut, yakni memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran shareholder akan dapat tercapai. Kebijakan pembayaran deviden mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor maupun bagi perusahaan yang membayarkan dividen. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham. Penetapan pembagian deviden menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat pertumbuhan apalagi mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009 Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan para pemegang saham. Kepentingan dari pemegang saham dan manajer bisa berbeda dan mungkin bias menimbulkan suatu konflik, misalnya manajer menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai investasinya sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Perilaku manajer dalam situasi konflik kepentingan inilah yang menarik untuk diteliti. Keputusan dan aktivitas manajer yang memiliki saham perusahaan tentu akan berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer. Manajer yang memiliki saham perusahaan berarti manajer tersebut sekaigus adalah pemegang saham. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Para manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, seringkali tindakannya bukan memaksimumkan kemakmuran shareholder, melaikan justru tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara external shareholder dengan manajeri. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara kepemilikan Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009 dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik keagenan atau agency conflict; masalah keagenan bertolak dari tiga sumber utama Keown: 2000. Sumber konflik pertama adalah kecenderungan pihak manajemen untuk mengkonsumir lebih banyak sumber daya perusahaan. Para manajer top biasanya meminta dan syarat-syarat. Para manajer seringkali terdorong untuk memperbesar ukuran perusahaan melampaui batas yang ditetapkan para pemilik saham. Sumber konflik kedua adalah fakta bahwa para manajer serigkali tidak menguasai sejumlah saham sehingga rasa memilikinya terbatas. Ini mendorong mereka untuk terlalu berani menghadapi risiko. Mereka tidak ragu-ragu memanfaatkan laba untuk menutup berbagai biaya dalam mengejar suatu proyek investasi. Dengan sistem gaji baku dan kepemilikan saham yang amat terbatas, mereka takkan bersedia mengarahkan energi dan perhatian untuk memelihara perusahaan secermat mungkin seperti yang biasa dilakukan seorang pemilik perusahaan. Sumber yang ketiga, merupakan kebalikan dari yang kedua, para manajer cenderung menempuh jalan aman. Artinya, mereka terlalu mengkhawatirkan. Ini mengakibatkan lenyapnya peluang investasi yang sebenarnya menguntungkan. Meskipun kemungkinan rugi dari suatu proyek investasi bisa diversifikasikan melalui pasar modal, diversifikasi akan sulit dilakukan bila itu langsung menyangkut jumlah gaji dan reputasi mereka sendiri. Terlepasnya peluang investasi yang meskipun riskan tapi sebenarnya menguntungkan, karena manajer lebih mengutamakan keamanan karir mereka sendiri, merupakan biaya tersendiri yang harus ditanggung para pemegang saham. Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009 Konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan pada hubungan antara : 1pemegang saham dan manajer, 2 manajer dan kreditor, 3 manajer, pemegang saham dan kreditor Sartono: 2001. Sedangkan biaya yang timbul atau dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan disebut biaya keagenan. Konflik keagenan juga muncul karena perusahaan menghasilkan arus kas bebas free cash flow yang sangat besar. Yang dimaksud dengan arus kas bebas adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena tidak tersedia kesempatan investasi yang profitable Sartono : 2001. Semakin kecil arus kas bebas menunjukkan semakin kecil laba perusahaan digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Hatta 2002, Suherly dan Sofyan 2004, menemukan bahwa terdapat pengaruh arus kas bebas terhadap kebijakan deviden . Peningkatan kepemilikan manajerial insider ownership dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan Keown: 2000, Van Horne: 2005. Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemgang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih baik daripada perusahaan dengan kepemilikan manajerial kecil. Kepemilikan manajerial yang besar merupakan sinyal yang baik bagi pemegang saham. Sartono 2001, Hatta 2002, Taswan 2003 serta Endang dan Minaya 2003, dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen. Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009 Penggunaan hutang diharapkan juga dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik. Selain itu perusahaan sebagai kreditur menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan pinjamannya. Besarnya aktiva tetap yang digunakan kreditur sebagai jaminan disebut penjaminan aktiva tetap collaterizable asset. Semakin besar penjaminan aktiva tetap, semakin besar dana perusahaan yang diinvestasikan pada aktiva tetap, sehingga semakin kecil deviden yang dibagikan. Endang dan Minaya 2003, menemukan bahwa terdapat pengaruh penjaminan aktiva tetap terhadap kebijakan dividen. Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan growth perusahaan. Hatta 2002, menemukan adanya pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan dividen. Ukuran perusahaan firm size, yang mana perusahaan besar cenderung membagi dividen yang besar dari pada perusahaan kecil. Logika ini dapat diterima karena perusahaan yang memiliki aset besar lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar. Variabel RoA Return on Assets sebagai proksi profitabilitas digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas yang digunakan oleh perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen. Nuringsih 2005 menemukan Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei, 2009. USU Repository © 2009 terdapat pengaruh RoA terhadap kebijakan dividen. Variabel terakhir dari penelitian ini adalah RoE Return on Equity. Variabel RoE menunjukkan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul: ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di BEI”

B. Rumusan Masalah