Jadi, displacement maksimum yang terjadi pada bangunan 40 lantai ketika tidak dipasang outrigger adalah:
655.052 mm
IV.4.2. Displacement Model Struktur II
Pada model struktur yang kedua, outrigger dipasang pada lantai tertinggi pada bangunan x = 0 atau Z = L yaitu pada lantai 40. Lantai 40 menjadi kaku karena adanya
sistem outrigger, dengan distribusi beban angin secara merata pada model ini juga.
Gambar IV.6 – Distribusi Beban Angin pada Model II
Mencari nilai momen M
2
dengan persamaan III.11:
III.11
W =
L
2.88487 x 10
6
N
• Beban angin W = 2.88487 x 10
6
N •
Tinggi bangunan L = 140 m •
Elastisitas dari core E = 4.30762 x 10
10
Nm
2
• Inersia core I = 35.06771 m
4
• Nilai kekakuan K
2
= K = 961522321.4 Nm
Sehingga, nilai M
2
adalah:
5507729.202 Nm
Displacement ∆
2
dapat dihitung dengan persamaan III.12 yaitu: III.12
Dengan menginput semua data yang diketahui, maka nilai ∆
2
akan menjadi:
619.320 mm
IV.4.3. Displacement Model Struktur III
Pada model struktur yang ketiga, outrigger dipasang pada bangunan yaitu pada posisi x = 0.25 L atau Z = 0.75 L. Artinya lantai 30 yang diperkaku karena adanya outrigger.
Gambar IV.7 – Distribusi Beban Angin pada Model III
Setelah persamaannya diturunkan dan telah diuraikan pada bab III sebelumnya serta mengingat bahwa nilai K
3
= 4 K
2
3, maka persamaan M
3
menjadi: III.18
Sehingga, nilai M
3
adalah:
7270202.546 Nm
W =
z = 0,75 L x = 0,25 L
2.88487 x 10
6
N
Displacement ∆
3
pada saat Z = ¾ L dapat diperoleh dari persamaan: III.19
Nilai dari ∆
3
adalah:
610.744 mm
IV.4.4. Displacement Model Struktur IV
Pada model struktur yang keempat, outrigger dipasang pada lantai 20 pada bangunan 40 lantai yaitu pada posisi x = 0.5 L atau Z = 0.5 L.
Gambar IV.8 – Distribusi Beban Angin pada Model IV
W =
z = 0,5 L x = 0,5 L
2.88487 x 10
6
N
Nilai kekakuan K
4
= 2 K
2
, maka persamaan M
4
diuraikan menjadi: III.22
Sehingga, nilai M
4
menjadi:
9638526.103 Nm
Dan displacement ∆
4
pada saat Z = ½ L dapat diperoleh dari persamaan III.23 berikut: III.23
Jadi, nilai dari ∆
4
adalah:
607.886 mm