BAB 4. HASIL
Dari 300 orang anak yang menjadi sampel penelitian ini, di dapatkan 246 orang anak yang memenuhi kriteria inklusi yang kemudian dibagi menjadi
2 kelompok secara randomisasi; kelompok pertama terdiri 123 anak yang mendapatkan kombinasi KD dan kelompok kedua mendapatkan
kombinasi KK. Semua anak dalam kedua kelompok menyelesaikan penelitian sampai akhir Gambar 4.1.
Sampel masuk ke dalam penelitian
n =246
Kinin-Klindamisin n
=123 Kinin-Doksisiklin
n =123
Dianalisis lengkap n
=123
• Infeksi gabungan n=1 • Mendapat obat malaria
1 bulan terakhir n=3 Dieksklusikan:
• Negatif n=50
Sampel penelitian n
=300
Dianalisis lengkap n
=123 Gambar 4.1. Profil penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian Karakteristik
Kinin-Doksisiklin n
Kinin-Klindamisin n
Umur tahun 8 - 15
15 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Pendidikan Orang Tua SD
SLTP SLTA
Sarjana 111 89,4
13 10,6
55 44,7 68 55,3
80 65.0 12 9.8
28 22.8 3 2.4
120 97,6 3 2,4
54 43,9 69 56,1
88 71,5 18 14,6
15 12,2 2 1,6
Distribusi dan karakteristik sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1. Pada kedua kelompok sampel umumnya berumur 8-15 tahun KD=89.4
dan KK=97,6, sementara sampel berumur 15 tahun lebih banyak pada kelompok kombinasi KD 10.6.
Pemeriksaan fisik awal dilakukan pada kedua kelompok untuk mencari gejala klinis, seperti demam, pucat, hepatomegali, splenomegali
dan parasitemia. Pucat dijumpai pada kedua kelompok, yaitu 2 anak pada kelompok kombinasi KD dan 1 anak pada kelompok kombinasi KK.
Splenomegali dijumpai pada 5 orang anak 4.1 pada kelompok kombinasi KD dan 1 anak 0.8 mengalami hepatomegali pada
kelompok KK. Namun, gejala dan tanda klinis dijumpai pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
kombinasi KK Tabel 4.2. Setelah diberikan pengobatan, dilakukan penilaian efek samping obat pada kedua kelompok Tabel 4.3.
Tabel 4.2. Penilaian gejala awal sebelum pemberian obat Gejala Awal
Kinin-Doksisiklin n
Kinin-Klindamisin n
Demam Pucat
Hepatomegali Splenomegali
Parasitemia 200
μl 200 - 400
μl 400 – 600
μl 600 – 800
μl 2 1.6
3 2.4 5 4.1
51 41.5 40 32.5
30 24.4
2 1.6 1 0.8
1 0.8
50 40.7 54 43.9
16 13.0
3 2.4
Tabel 4.3. Efek samping pemberian obat
Efek Samping Kinin-Doksisiklin
n Kinin-Klindamisin
n P
Sakit kepala Tinitus
Muntah 21 17.1
40 32.5 18 14.6
4 3.3 1 0.8
0.000 0.000
0.000
P 0,05
Terdapat perbedaan bermakna pada pengamatan efek samping obat yaitu sakit kepala, tinitus pada kedua Kelompok
P 0.05. Pada kelompok KK,
muntah tidak dijumpai. Sementara kelompok yang mendapat kombinasi KD, ada 21 anak 17.1 sakit kepala, 40 anak 32.5 tinitus, 18 anak
14.6 muntah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Perubahan parasitemia pada hari ke-2,7 dan 28
Pemeriksaan Darah Tepi H0
H2 H7
H28
Kinin-Doksisiklin Positif
123 100 2 1,62 Negatif
12198,3 123100 123100
Kinin-Klindamisin Positif
123 100 0 Negatif
123 100 123100 123100
Hasil uji Wilcoxon signed rank
pada H0 dan H2 : P
= 0,000 dan H2 dan H7:
p = 0,157 pada kelompok KD.
Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap parasitemia pada hari ke-2 setelah pengobatan, namun masih ditemukan pada 2 orang
anak 1.62; P=
0.157 pada kelompok KD. Sedangkan pada pengamatan hari ke-7 dan 28, parasitemia negatif pada kedua kelompok Gambar 4.3.
Hal ini menunjukkan tidak dijumpainya rekrudensi pada kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Perubahan parasitemia pada hari ke-2,7 dan 28
Parasitemia
100
Kelompok I kinin-klindamisin
90
Kelompok II kinin-doksisiklin
80 70
60 50
40 30
20 10
D0 D2 D7
D28 Hari Pengamatan
Hasil Uji Wilcoxon signed rank pada H0 dan H2 : P=0.000 dan H2 dan H7: p=0.157 pada kelompok KD
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN