24
c kemampuan perseptual, d keharmonisan atau ketepatan, e gerakan keterampilan, dan f gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperolah suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah siswa tersebut dengan segala upaya yang wujudnya berupa kemampuan ingatan kognitif, sikap afektif, dan
keterampilan psikomotoris. Derajat kemampuan siswa berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Derajat tersebut diperoleh siswa diwujudkan
dalam bentuk nilai hasil belajar.
5. Model Pembelajaran Kooperatif 1 Pengertian Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran menuntut kerjasama dan
interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya atau kemampuannya Agus Suprijono, 2009 :
61
25
Pembelajaran kooperatif bisa didifinisikan sebagai sistem kerja samabelajar gotong royong untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang terstruktur bersama kelompoknya. Dalam kerja sama tersebut yang cepat harus membantu yang lemah. Kegagalan individu salah
satu anggota merupakan kegagalan kelompok. Pembelajaran kooperatif secara umum adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk yang dipimpin guru atau diarahkan guru, di mana guru menetapkan tugas
dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan
masalah Agus Suprijono, 2009:54. Roger dan David Johnson Agus Suprijono, 2009:58
mengemukaan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal harus
menerapkan lima unsur dalam pembelajaran kooperatif. Lima unsur itu adalah: a Saling ketergantungan positif b Tanggung jawab
perorangan, c Interatif promotif, d Komunikasi antar anggota, dan e Pemprosesan kelompok.
Jadi dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah Pembelajaran dengan cara berkelompok untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan guru secara tersetruktur dengan teknik kerja sama antar siswa dalam kelompok dengan penuh tanggung
jawab.
26
2 Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif
Slavin 1995:5 mengemukakan bahwa pendekatan kuntruktivis dalam pelajaran menerapkan pembelajaran kooperatif
secara ekstensif. Atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apa bila mereka
dapat saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya Agus Supriyono, 2009:76. Hal ini sejalan dengan pendapat
Thamson dalam buku KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran Berbasis Kompetensi dan kontektual yang ditulis oleh
Masnur Muslich, bahwa pembelajaran kooperatif turut menambah unsur - unsur interaksi sosial pada pembelajaran Muslich,
2007:229. Menurut Trianto 2007:41 di dalam pembelajaran kooperatif
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu dengan yang lainnya. Kelas disusun dalam kelompok
yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen . Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran
kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat, bekerja dengan teman
yang berbeda, kemampuan yang berbeda, kepribadian yang berbeda, dan latar belakangpun berbeda. Pada pembelajaran kooperatif
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerja sama di dalam kelompoknya. Misalnya menjadi pendengar yang baik,
27
memberi penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik . Siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk dikerjakan Trianto, 2007:42. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar kelompok
belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran. Perlu ditekan kepada siswa bahwa
mereka belum boleh mengakhiri diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota timnya menyelesaikan seluruh tugas Slavin,
1995 :5
3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif maka siswa akan
mengembangkan keterampilan sosialnya, yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah Trianto, 2007 : 42.
Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan
motivasi belajar siswa, menumbuhkan sikap saling menghormati,
28
menumbuhkan sikap tanggung jawab, meningkatkan percaya diri, dapat belajar memecahkan masalah dengan cara yang lebih baik.
4 Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan.
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan dalam Pembelajaran Kooperatif harus:
1. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi. 2. Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran
akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi.
3. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif siswa dalam
kelompok-kelompok kecil. 4. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif siswa dalam
belajar dan terjadinya dialog interatif. 5. Menciptakan iklim sosial emosional yang positif.
6. Memfasilitasi terjadinya Learning to live together. 7. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.
8. Mengubah peran guru dalam center stage performance menjadi koreografer kegiatan kelompok.
9. Menumbahkan kesadaran pada siswa arti pentingnya aspek sosial dalam individunya Agus Suprijono, 2009 : 67 .
Agar pembelajaran menjadi hidup dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat sukses sesuai dengan tujuan
maka siswa perlu diberi keterampilan - keterampilan kooperatif
29
yang berfungsi untuk memperlancar peranan hubungan sosial, kerja, dan tugas - tugasnya Trianto, 2007 :45.
5 Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus
yang disebut keterampilan kooperatif Muslich,2007:230. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan
kerja dan tugas. Keterampilan kooperatif tersebut diuraikan oleh Lundgren dalam buku KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan
Kontektual oleh Masnur Muslich Muslich, 2008 : 230 , yaitu lain : a. Keterampilan tingkat awal, meliputi:
1 Berada dalam tugas, yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
2 Mengambil giliran dan membagi tugas, yaitu menggantikan teman dan bersedia mengemban tugastanggung jawab tertentu
dalam kelompok. 3 Mendorong adanya partisipasi, yaitu memotivasi semua
anggota kelompok untuk memberi kontribusi. 4Menggunakan
kesepakatan, yaitu
menyamakan pendapatpersepsi.
b. Keterampilan Tingkat menengah, meliputi: 1 Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan pesan fisik
dan verbal agar pembicara mengetahui bahwa informasi diserap secara energik.
30
2 Bertanya, yaitu meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut.
3 Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda.
4 Memeriksa ketepatan, yaitu membandingkan jawaban, memastikan bahwa jawaban tersebut benar.
c. Keterampilan Tingkat Mahir, meliputi : 1 Mengelaborasi.
2 Memeriksa dengan cermat. 3 Menanyakan kebenaran.
4 Berkompromi.
6 Keterampilan kooperatif bagi guru
Agar model pembelajaran kooperatif berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai guru wajib memahami sintak
model pembelajaran kooperatif. Tabel 2.1
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif terdiri dari enam fase.
FASE KEGIATAN GURU
Fase 1 : Present goals dan set.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
Penjelaskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan peserta didik siap
belajar.
Fase 2: Present Information
Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi
kepada peserta didik secara verbal.
Fase 3 : Organize students info
learning teams Mengorganisasikan siswa ke
dalam tim-tim belajar Memberikan penjelaskan kepada
peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
31
transisi yang efisien.
Fase 4 : Assist team work and
study Membantu kerja kelompok
dalam belajar Guru Pembimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 : Test on the materials
mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok –
kelompok mempresentasikan hasil karya
Fase 6 : Provide recognition
Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok. Agus Suprijono, 2009:65
7 Model-model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe diantaranya adalah:
a. Jigsaw Model Jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif
diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya guru menanyakan apa yang kamu ketahui
tentang topik tersebut. Guru membentuk kelompok sesuai dengan topik yang akan
dibahas. Sesi berikutnya membentuk kelompok ahli yang terdiri dari perwakilan kelompok asal. Kelompok ahli
berdiskusi tentang topik dari kelompok asal. Setelah mereka
32
paham tentang topik yang dibahas mereka kembali kepada kelompok asal masing-masing, kemudian diskusi kelas.
b. Think-Pair-Share Think-Pair-Share adalah pembelajaran kooperatif dengan
diawali guru membuat pertanyaan, siswa memikirkan jawabanya Thinking, Guru memintak siswa berpasang-
pasangan Pairing untuk berdiskusi. Kemudian hasil diskusi dibicarakan di depan kelas bersama pasangannya
secara bergantian Sharing. c. Make a Match
Make a Match adalah model pembelajaran yang pengembangannya dengan menggunakan kartu-kartu.
Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu pertanyaan, kartu jawaban dari pertanyaan tersebut. Dalam pelaksanaannya
siswa yang menerima kartu soal akan mencari kartu jawaban yang dipengang oleh temannya.
d. Listening Team Model ini diawali dengan pemaparan materi pembelajaran
oleh guru, kemudian membentuk kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing. Kelompok
pertama adalan kelompok penanya, kelompok kedua dan ketiga adalah kelompok menjawab, dan kelompok keempat
33
bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match