28
sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Hal ini karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan
operasi-operasi yaitu negasi, resiprokasi, dan identitas. 4.
Tahap Operasional Formal Perkembangan Masa Remaja Ditinjau dari perspektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa remaja
telah mencapai tahap pemikiran operasional formal formal operational thought, yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai kira-kira
11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah mulai berfikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak. Disamping itu pada tahap
ini remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan
masalah. Berdasarkan pendapat Piaget tersebut, perkembangan kognisi pada anak usia
sekolah dasar untuk kelas IV dengan usia kurang lebih 10 tahun berada pada tahap operasional konkrit,
dapat dikatakan sudah matang secara intelektual .
Anak berpikir secara nyata namun juga termasuk dalam tahap awal fase berpikir secara abstrak, dan menduga apa yang akan terjadi.
C. Kerangka Pikir
Dalam proses pembelajaran matematika tidak dapat dipungkiri bahwa
masih banyak siswa yang belum dapat mencapai hasil belajar yang
29
diharapkan, terutama dalam aspek afektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang kurang bertanggung jawab dalam pembelajaran
matematika. Tanggung jawab siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika. Siswa yang bertanggung jawab dalam pembelajaran akan lebih banyak belajar dari materi
yang dipelajari daripada mereka yang kurang bertanggung jawab. Jika siswa bertanggung jawab dalam pembelajaran matematika, maka hasil belajar
matematika juga akan meningkat. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
berperan aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang ssitematis dengan mengelompokkan siswa
untuk tujuan melakukan pembelajaran efektif dan nyaman sehingga siswa menikmati pembelajaran tersebut serta dapat memberikan hasil yang
maksimal. Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe, salah
satunya adalah tipe jigsaw II. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II adalah model pembelajaran yang mengacu pada peran siswa secara aktif dalam
pembelajaran, dimana pada diskusi siswa harus menyumbangkan informasi pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II siswa dikelompokkan
untuk mendapatkan tanggung jawab materi tersendiri. Siswa harus bertanggung
30
jawab terhadap pembelajarannya sendiri maupun pembelajaran teman karena pemahaman siswa lain tergantung pada penjelasan siswa yang mendapat materi
tersebut, jadi keberhasilan kelompok bergantung pada setiap anggota kelompok.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan tanggung jawab
siswa. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan