EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

ROSITA WARDANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA

SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

Oleh Rosita Wardani

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaranLearning Cycle 3Edalam meningkatkan penguasaan konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit pada siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Model pembelajaran Learning Cycle 3Emerupakan salah satu model pembelajaran yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi (exploration) ; (2) Fase pengenalan konsep

(explaination); (3) Fase aplikasi konsep (elaboration). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas X SMAN 5 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah siswa siswi kelas X4dan X5SMAN 5 Bandar Lampung semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan meng-gunakan teknikpurposive sampling.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen denganNonequivalent Control Group Design. Efektivitas modelLearning Cycle3E diukur berdasarkan


(3)

Rosita Wardani

penebedaanN-gainyang signifikan anatara kedua sampel yang digunakan (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rataN -gainpenguasaan konsep kelas eksperimen 0,34 dan kelas kontrol 0,20.

Berdasarkan hasil analisis dataN-gaintersebut, menunjukkan bahwa penguasaan konsep yang diberi pembelajaranLearning Cycle3E lebih tinggi daripada yang diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya untuk mengetahui apakah sampel ini berlaku untuk populasi, maka dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa pembelajaranLearning Cycle3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Kata kunci: pembelajaran Learning Cycle 3E, penguasaan konsep, larutan elektrolit dan nonelektrolit.


(4)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

Oleh

ROSITA WARDANI Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Rosita Wardani Nomor Pokok Mahasiswa : 0743023052 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 196507171990032001 NIP 196608241991112001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si ________________

Sekretaris: : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si. ________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 15 Desember 1988 sebagai putri ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Nyaman Effendy (Alm) dan Ibu Muji Rahayu.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Metro Pusat yang diselesai-kan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri 7 Metro yang selesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 masuk SMA Negeri 2 Metro yang di-selesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.

Selama menjadi mahasiswa Penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan ke Jakarta, Bandung dan Yogyakarta pada tahun 2009 dan telah menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Mutiara Natar pada tahun 2011.


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian... 20 2. Grafik nilai rata-rataposttest dan posttestdi kedua kelas ... 28 3. Grafik nilai rata-rata N-gain di kedua kelas ... 29


(9)

MOTTO

Sikap yang baik adalah sikap

yang mendekatkan Kita kepada keberuntungan

(Mario Teguh)

Jika kita tidak mencoba melakukannya

kita tidak akan tahu sebatas mana kemampuan kita

(Rosita Wardani)

Manisnya keberhasilan

akan menghapus pahitnya kesabaran,

nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan,

menuntaskan pekerjaan dengan baik akan

melenyapkan lelahnya jerih payah

(Dr. Aidh Al-Qarni)


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 6

B. Learning Cycle 3 E(LC 3-E) ... 7

C. Penguasaan Konsep ... 10

D. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ... 11

E. Kerangka Pemikiran... 13

F. Anggapan Dasar ... 14


(11)

III. METODE PENELITIAN... 15

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

B. Desain Penelitian... 15

C. Variabel Penelitian ... 16

D. Jenis dan Sumber Data ... 16

E. Instrumen dan Validitas Penelitian ... 17

F. Pelaksanaan Penelitian ... 18

G. Analisis Data ... 19

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 24

B. Pembahasan ... 29

C. Kendala-kendala yang Dihadapi ... 38

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen... 43

2. Silabus Kelas Kontrol ... 47

3. RPP Kelas Eksperimen ... 51

4. RPP Kelas Kontrol ... 64

5. Lembar Kerja Siswa ... 75

6. Kisi-kisi SoalPretest ... 93

7. Kisi-kisi SoalPosttest... 95

8. Tingkat Kesukaran Butir SoalPretest... 96

9. Tingkat Kesukaran Butir SoalPosttest... 98


(12)

11. SoalPosttest... 103

12. Pedoman Penskoran SoalPretest... 108

13. Pedoman Penskoran SoalPostest... 109

14. Perhitungan dan Analisis Data Penelitian ... 110

15. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ... 124

16. Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ... 127


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria taraf penguasaan konsep siswa ... 11

2. Desain penelitian... 16

3. Data nilaipretest, posttest, dan n-Gainpenguasaan konsep... 26

4. Nilai chi-kuadrat untuk distribusi n-Gain... 29

5. Nilai varians n-Gain ... 30

6. Nilai uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) ... 30

7. Data skor dan nilaipretesdanpostesdi kedua kelas ... 110

8. Data n-Gain ... 111

9. Daftar distribusi frekwensi siswa kelas eksperimen ... 113

10. Uji normalitas kelas eksperimen ... 115

11. Daftar distribusi frekwensi siswa kelas kontrol... 117


(14)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Mei 2012

Rosita Wardani NPM 0743023052


(15)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati

kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Teristimewa untuk ibuku tercinta...

Yang tak pernah lupa mendoakanku siang dan malam, mengajariku arti sebuah perjuangan, memberikanku semangat,

cinta, kasih sayang, dan materi untuk keberhasilanku di masa datang. Jerih payah dan kerja keras tidak akan terlupakan

dan tidak mungkin dapat terbalaskan. Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan pengorbananmu .

Teristimewa untuk bapakku tercinta...

Terimakasih atas didikan dan pengorbanannya semasa hidupmu, Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahmu disisiNya.

Mbaku, Mamas Iparku, dan Adikku tersayang...

Terima kasih atas inspirasi dan semangat yang kalian berikan.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992.Strategi Penelitian Pendidikan.Angkasa. Bandung. Arends, R.I. 2008.Learning to Teach. 2008. Edisi VII. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Arikunto, S. .2007.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara. Jakarta. Djamarah, S.B. dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Fajaroh, F. Dan I W. Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri Malang. Malang.

Fitri. 2011. Efektivitas PembelajaranLearning Cycle 3Euntuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Penguasaan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi.Skripsi.FKIP Unila. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.

Lawson. 2005.The learning Cycle. www.google.co.id. 2005. 16 Desember 2010. http://www.sahra.arizona.edui/education/pbl_workshop/TheLearningCycle Pannen, P. D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam

Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Purba, M. 2006. KIMIA SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Purniati, Dkk. 2011.Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep MahasiswaPada Kapita Selekta Matematika.Www.Google.Co.Id.12 Juni 2012

Http://Jurnal.Upi.edu/file/Tia_Purniati.pdf. 12 Juni 2012

Rachmawati, J.M.C dan Johari, M.Kimia 1 SMA kelas X.Esis. Jakarta.

Sadia, W. 2007.Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa`Sma Melalui Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based Learning”dan “Cycle Learning”dalam Pembelajaran Fisika.Www.Google.Co.Id.12 Juni 2012 Http://Undilesha.ac.id. 12 Juni 2012.

Sagala, S. 2010 .Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung


(17)

Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sugiono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.

Tim Penyusun. 2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UNILA. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan alam) merupakan ilmu yang erat kaitannya dengan alam. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun IPA yaitu kimia yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi, stuktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia. Materi-materi kimia memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Materi kimia sarat dengan konsep, dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak, penting bagi siswa untuk menemukan dan memahami dengan benar konsep dasar yang akan membangun konsep-konsep selanjutnya. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus dipahami siswa dalam waktu terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami bagi siswa.

Oleh karena itu, ilmu kimia erat kaitannya dengan kehidupan kita. Ilmu kimia yang diajarkan di SMA salah satunya yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Materi ini merupakan materi yang penting untuk mempelajari materi kimia yang tingkatannya lebih tinggi, misalnya pada materi reaksi redoks dan elektrokimia yang dipelajari di kelas XII IPA. Dalam sel volta, reaksi redoks spontan diguna-kan sebagai sumber listrik . Contohnya aki kendaraan bermotor sebagai sumber


(19)

2 arus listrik yang merupakan salah satu larutan elektrolit, yang dapat menghantar-kan arus listrik untuk menyalamenghantar-kan lampu kendaraan, lampu sen ataupun klakson kendaraan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMAN 5 Bandar Lampung, kegiatan pembelajaran yang digunakan cukup baik yaitu siswa melakukan ke-giatan praktikum pada materi-meteri tertentu salah satunya yaitu materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Namun pada proses pembelajaran selanjutnya, siswa tidak dilibatkan dalam membangun konsep sendiri, siswa lebih banyak mencatat konsep-konsep yang diberikan atau mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, proses belajar mengajar seperti ini cenderung berpusat pada guru (teacher centered).

Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered),guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada siswa untuk membantu ketercapaian indikator dalam pem-belajaran. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai akan menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa akan termotivasi untuk menggali lebih dalam lagi konsep-konsep kimia yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaituLearning Cycle 3E. Learning Cycle 3E merupakan model pembelajaran yang dilakukan melalui 3


(20)

3 tahap (fase) pembelajaran. Fase-fase pembelajaran meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase pengenalan konsep (explaination); dan (3) fase aplikasi konsep (elaboration). Pada fase eksplorasi (exploration), guru memberi ke-sempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase pengenalan konsep (explanation), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelum-nya di dalam fase eksplorasi. Fase aplikasi konsep (elaboration), siswa me-nerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.Dengan demikian penggunaan model pembelajaranLearningCycle 3Edapat membantu siswa menemukan konsepnya sendiri.

Hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Sadia (2007) yang dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Singaraja dan SMA Negeri 1 Seririt kelas X, me-nunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pem-belajaranLearning Cycle 3E (LC3E)efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir formal siswa, serta modelLearning Cycle 3E (LC3E) lebih baik dari pada pembelajaran konvensional (MPK) dalam meningkatkan kemampuan ber-pikir formal dan pemahaman konsep Fisika. Selain itu, hasil penelitian purniati, dkk (2011) yang melibatkan mahasiswa jurusan pendidikan matematika kelas 2007A semester tiga yang terdiri dai 47 mahasiswa, menunjukkan bahwa model pembelajaranLearning Cycle 3E (LC3E)dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada Kapita Selekta Matematika.


(21)

4 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Efektivitas PembelajaranLearning Cycle 3E dalam Meningkat-kan Penguasaan Konsep Siswa Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit pada Siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pembelajaranLearning Cycle 3Eefektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaranLearning Cycle 3Edalam meningkat-kan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa

Mendapat pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Guru

Pembelajaran dengan modelLearning Cycle 3Ediharapkan dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.


(22)

5 3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan/gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah:

1. Keefektivan pembelajaran apabila secara statistika hasil belajar siswa menunjukkan perbedaanN-gainyang signifikan antara kedua kelas yang digunakan sebagai sampel.

2. Model pembelajaranLearning Cycle 3Eadalah model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi

(exploration); (2) Fase pengenalan konsep (explaination); (3) Fase aplikasi konsep (elaboration). Dalam penerapan pembelajaran ini menggunakan media LKS.

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang digunakan di SMAN 5 Bandar Lampung. Pembelajaran konvensional yang diterapkan menggunakan metode ceramah dimana siswa tidak dibimbing menemukan konsep kimia tetapi konsep diberikan secara langsung serta praktikum sebagai pembuktian konsep.

4. Penguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit berupa nilai siswa yang diperoleh melaluipretestdanposttest.


(23)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kita merupamenekan-kan hasil konstruksi (bentumenekan-kan) kita sendiri. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwi-nahyu (2001) yaitu:

Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita

peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.

Konstruktivisme sebagai aliran filsafat, banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Sebagai landasan paradigma pem-belajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Seruan tersebut memberi dampak terhadap landasan teori belajar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semula teori belajar dalam pendidikan Indonesia, lebih didominasi aliran psikologi behaviorisme. Akan tetapi saat ini, para pakar pendidikan di Indonesia banyak yang menyerukan agar landasan teori belajar mengacu pada aliran konstruktivisme.


(24)

7 Menurut aliran konstruktivisme, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi ilmu (sebagai satu-satunya sumber belajar), namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar. Guru memberikan kemudahan, dengan mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh siswa akan menjadi pengetahuan yang ber-makna, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui proses informasi tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.

Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif sehingga para siswa dapat men-ciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan me-lakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya.

B. Learning Cycle 3E (LC 3E)

Learning Cycle yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Piaget(Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi.


(25)

8 Learning Cyclemerupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat kon-struktivisme. Pembelajaran melalui model siklus belajar mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang di-bimbing oleh guru. Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (explanation), fase aplikasi konsep (elaboration).

Karplus dan Their (Fajaroh dan Dasna, 2007) mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkatLC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LCmerupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle 3 Phase(LC 3E) terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept

introduction/explanation), dan aplikasi konsep (elaboration).

Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, men-diskusikan fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya(cognitive disequilibrium)yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep (explanation). Pada fase ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang bertujuan mengecek pengetahuan


(26)

9 yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.

Pada fase pengenalan konsep (explanation), diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada tahap ini guru di-tuntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/

pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.

Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep (elaboration), siswa diajak menerap-kan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegiatan sepertiproblem solvingatau melakukan percobaan lebih lanjut. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar yang dapat mem-bantu meningkatkan penguasaan konsep siswa. Menurut Fajaroh dan Dasna, penerapan konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.

Learning Cycle 3Emelalui kegiatan dalam tiap fase membantu siswa untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Hudojo (Fajaroh dan Dasna, 2007)


(27)

10 mengemukakan bahwa implementasiLearning Cycle 3Edalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis yaitu:

1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.

2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki

siswa.Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu, 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah.

Menurut Cohen dan Clough (Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa Learning Cycle 3Emerupakan strategi yang tepat bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini

memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

C. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Penguasaan konsep merupakan kemampuan menguasai materi pelajaran yang diberikan yang oleh siswa selama proses pembelajaran. Dengan memiliki penguasaan konsep, peserta didik akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari fakta dan pengalaman yang pada akhirnya peserta didik akan memperoleh prinsip hukum dari suatu teori.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Sagala (2010) definisi konsep adalah : Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.


(28)

11 Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat dilihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan ke-mampuan berpikir, yang diukur dari hasil tes penguasaan konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu yang dilakukan oleh guru sebagai hasil dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil tes penguasaan konsep, kita dapat mengkategorikan taraf penguasaan konsep siswa. Arikunto (2007) mengkategorikan sebagai berikut: Tabel 1.Kriteria Taraf Penguasaan Konsep Siswa

Taraf Nilai Rata-Rata Klasifikasi Nilai

≥ 81 Baik Sekali

66—80 Baik

56—65 Cukup Baik

≤ 55 Kurang Baik

Penelitian ini menggunakan tes penguasaan konsep untuk mengetahui penguasaan konsep sisa tentang pokok bahasan yang diajarkan.

D. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Berdasarkan perbedaan daya hantar listrik dalam larutannya, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sifat daya hantar listrik ini dijelaskan oleh Svante August Arrhenius (1884) yang menemukan bahwa larutan elektrolit akan terurai menjadi ion-ionnya. Sedangkan larutan nonelektrolit tidak akan terurai menjadi ion-ionnya. Secara umum, larutan elektrolit dan nonelektrrolit dapat didefinisikan sebagai berikut:


(29)

12

- Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat terionisasi sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya adalah larutan garam dapur, larutan asam sulfat, larutan natrium hidroksid, cuka dan larutan amonia. - Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat terionisasi sehingga

tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya yaitu larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, dan larutan glukosa.

Untuk mengidentifikasi sifat larutan elektrolit atau nonelektrolit, dapat dilakukan dengan menguji larutan tersebut menggunakan elektrolit tester dengan melihat nyala lampu ataupun gelembung gas yang dihasilkan. Jika lampu menyala dan terdapat adanya gelembung gas pada elektrolit tester, maka larutan tersebut merupakan larutan elektrolit. Sedangkan apabila lampu tidak menyala dan tidak terdapat adanya gelembung gas pada elektrolit tester, maka larutan tersebut disebut larutan nonelektrolit.

Berdasarkan kekuatan daya hantar listriknya, Larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat terionisasi sempurna dalam larutannya. Larutan ini jika diuji dengan menggunakan elektrolit tester maka akan menghasilkan nyala lampu terang dan menghasilkan banyak gelembung gas. Contohnya adalah larutan garam dapur, larutan asam sulfat dan larutan natrium hidroksida. Sedangkan larutan elektrolit lemah adalah larutan yang terionisasi sebagian dalam larutannya. Jika larutan ini diuji dengan menggunakan elektrolit tester maka nyala lampu yang dihasilkan redup dan gelembung gas yang dihasilkan hanya sedikit. Contohnya adalah asam cuka dan larutan amonia. .


(30)

13 Larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar. Senyawa ion terdiri atas ion-ion. Jika senyawa ini dilarutkan, ion-ion dapat bergerak bebas sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Namun, Kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik sebab dalam bentuk kristal ion-ion tidak dapat bergerak bebas karena terikat sangat kuat, sedangkan senyawa kovalen polar antara molekul-molekul polar yang terjadi tarik menarik sangat kuat sehingga dapat memutuskan salah satu ikatan dan membentuk ion. Asam yang termasuk elektrolisis jenis ini, contohnya asam klorida (HCl).

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya, model pem-belajaranLearning Cycle 3 Phase(LC 3E) memiliki tiga langkah sederhana fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (explanation), dan aplikasi konsep (elaboration). Pada tahap pertama yaitu eksplorasi, dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 5-6 siswa kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru untuk melakukan kegiatan praktikum atau mendiskusikan hasil percobaan. Pada fase ini

pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa menggunakan pemikiran mereka sendiri Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

Pada fase pengenalan konsep (explanation), siswa menelaah sumber pustaka dengan menjawab pertanyaan di LKS , berdasarkan data percobaan dan berdiskusi untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan menggunakan penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar


(31)

14 diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang

dipelajari.

Pada fase terakhir, yakni aplikasi konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat yang membantu peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, melalui kegiatan pembelajaran menggunakan 3 fase, diharapkan pembelajaran menggunakan modelLearning Cycle 3E dapat meningkatkan penguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit pada siswa SMAN 5 Bandar Lampung.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini (X4dan X5) mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X semester genap SMAN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 diabaikan.

G. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dari penelitian ini adalah pembelajaranlearning Cycle 3Eefektif dalam meningkatkan penguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan pembelajaran konvensional.


(32)

15

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 345 siswa dan tersebar dalam 10 kelas yaitu X1-X10.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dari suatu populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan. Setelah melalui proses pertimbangan, akhirnya ditentukan bahwa kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4sebagai kelas kontrol. Alasan dipilihnya kelas X4dan XI IPA5 adalah karena ke dua kelas tersebut memiliki kemampuan akademik yang sama. Selanjutnya dua kelas sampel tersebut dibagi menjadi kelas eksperimen di mana akan diterapkan pembelajaran modelLearning Cycle 3E, dan kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakanquasi eksperimenyang menggunakan Nonequivalent Control Group Design(Sugiyono, 2009) dimana sampel dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelas eksperimen (X5) dan kelas kontrol (X4). Desain penelitian tersebut dapat dijelaskan pada tabel 2 berikut ini:


(33)

16 Tabel 1. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 - O2

Dengan keterangan O1adalahpretestyang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, O2adalahposttestyang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan, X adalah pembelajaranLearning Cycle 3E.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaranLearning Cycle 3E.

2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil tes yang diperoleh sebelum pembelajaran (pretes) dan hasil tes setelah pembelajaran (postes) diberikan pada siswa dan data sekunder meupakan data pendukung berupa data kinerja guru dan data aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X4dan X5SMAN 5 Bandar Lampung, yang mengikuti proses pembelajaran serta


(34)

17 E. Instrumen Penelitian dan Validitas

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan antara lain :

1. Perangkat soal tes tertulis, berupa soal pretes dan postes. Soal pretes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa yang telah dipelajari sebelumnya (hukum-hukum dasar kimia dan stoikimetri). Sedangkan soal postes untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jumlah soal pretes maupun postes sebanyak 20 soal pilihan jamak.

2. Lembar observasi aktivitas siswa, yaitu lembar pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.

3. Lembar kinerja guru, yaitu lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang akan dinilai berupa kecakapan guru dalam mengajar.

Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah ataudomainyang diukur (Ali, 1992). Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan carajudgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama

kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam melakukanjudgmentdiperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing untuk mengujinya.


(35)

18 F. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini adalah:

1) Melakukan observasi di SMAN 5 Bandar Lampung.

2) Menentukan dua kelas sebagai kelas ekperimen dan kelas kontrol. 3) Mempersiapkan instrumen.

4) Validasi instrumen berupa soal pretes dan postes. 5) Melaksanakan pretes di kedua kelas.

6) Pelaksanaan proses pembelajaraan. 7) Pelaksanaan postes.

8) Menganalisis data. 9) Penarikan kesimpulan.

Prosedur pelaksanaan di atas dikelompokkan menjadi dua yaitu pembelajaran Learning Cycle 3E(X5) dan menerapkan pembelajaran konvensional (X4). Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Melakukanpretestdengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan

nonelektrolit sesuai pembelajaran yang ditetapkan pada masing-masing kelas. c. Selanjutnya diberikanpostetdengan soal materi yang sudah diajarkan.

d. Kemudian menganalisis data dan menguji hipotesis berdasarkan data yang diperoleh serta membuat kesimpulan.

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian sebagai berikut:


(36)

19

Gambar 1. Alur penelitian

G. Teknik Analisis Data

Setelah proses penelitian dan pengumpulan data selesai maka tahap selanjutnya adalah pengolahan dan analisis data. Proses analisis data dilaksankan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan sehingga dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Nilai akhirpretestatauposttestdirumuskan sebagai berikut: Nilai siswa =jumlah poin jawaban yang diperoleh

jumlah poin maksimal x 100 Analisis Data

Kesimpulan Tahap persiapan dan

observasi

Penetapan populasi dan sampel Kelas kontrol Kelas eksperimen pretest Learning Cycle 3E Pembelajaran konvensional Postes Mempersiapkan istrumen Validasi istrumen Perangkat soal tes tertulis Lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa


(37)

20 Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung gain ternormalisasi (N-Gain) kemudian digunakan untuk pengujian hipotesis berupa uji normalitas, uji homogenitas dua varians dan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t).

1. Gain ternormalisasi(N-gain)

Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Learning Cycle 3E terhadap penguasaan konsep, maka dilakukan analisis skor gain ternormalisasi(N-gain). Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilaipretest danposttest dari kedua kelas. RumusN-gainadalah sebagai berikut:

= ( )

( )

Kriteria interpretasi N-gainyang dikemukakan oleh Hake, yaitu : N-gain > 0,7 (tinggi)

0,3 ≤ N-gain ≤0,7 (sedang) N-gain < 0,3 (rendah)

2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) dengan rumus:


(38)

21 Keterangan :

X2= uji Chi- kuadrat Oi =frekwensi pengamatan Ei = frekwensi harapan k = banyak kelas interval

Data akan berdistribusi normal jika χ2hitung≤ χ2tabel dengan taraf signifikan 5 % (Sudjana, 2002).

b. Uji Homogenitas

Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Rumusan Hipotesis untuk uji Homogenitas :

Ho :σ = σ = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1: σ ≠ σ = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.

Keterangan:

=varians skor kelas kontrol =varians skor kelas eksperimen

Rumus statisik yang digunakan adalah uji-F F = 1 2 Dimana, = . ( . )

( )

Keterangan : F = kesamaan dua varians s12 = varians terbesar s22 = varians terkecil


(39)

22 c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1) Pengujian dilakukan dengan uji-t (t student) dalam taraf nyata 0.05. H0: µ1x≤µ2x : Rata-rataN-gainpenguasaan konsep pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gainpenguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1: µ1x> µ2x : Rata-rata N-gain penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih tinggi daripada rata-rataN-gain penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional. Keterangan:

µ1 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas dengan pembelajaranLearning Cycle 3E

µ2 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas dengan pembelajaran konvensional

x : Penguasaan konsep

2). Menyatakan besar masing-masing sampel yaitu n1= 34 dan n2= 34 Keterangan : n1= jumlah siswa kelas eksperimen

n2= jumlah siswa kelas kontrol

3). uji statistik ini sangat bergantung pada homogenitas kedua varians data, karena kedua varians kelas sampel homogen(σ =σ ) , maka rumus statistik uji t


(40)

23 hitung yang digunakan adalah yang mengacu pada Sudjana (2002) sebagai berikut:

= 1

+ 1 dan

= ( 1) + ( 1) + 2 Keterangan:

t = koefisien t

= rata-rataN-gainkelas eksperimen = rata-rataN-gainkelas kontrol = varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol = varians kedua kelas = sampel kelas eksperimen = sampel kelas kontrol

Kriteria : Terima Ho jika thitung≤t(1-α) pada taraf 0,05 dan tolak Ho jika

mempunyai harga-harga lain.

4). Mencari harga ttabelpada tabel distribusi t dengan level signifikan 0,05 dan dk = n1+n2-2 untuk1=2.


(41)

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. PembelajaranLearning Cycle 3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan pembelajaran

konvensional.

2. Rata-rataN-gainpenguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit yang diberi pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian agar lebih

mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih maksimal.

2. PembelajaranLearning Cycle 3 Edapat dipakai sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam membelajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(42)

40

3. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan psiko-motor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu perlu penelitian dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan


(1)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung gain ternormalisasi (N-Gain) kemudian digunakan untuk pengujian hipotesis berupa uji normalitas, uji homogenitas dua varians dan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t).

1. Gain ternormalisasi(N-gain)

Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Learning Cycle 3E terhadap penguasaan konsep, maka dilakukan analisis skor gain ternormalisasi(N-gain). Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilaipretest danposttest dari kedua kelas. RumusN-gainadalah sebagai berikut:

= ( )

( )

Kriteria interpretasi N-gainyang dikemukakan oleh Hake, yaitu : N-gain > 0,7 (tinggi)

0,3 ≤ N-gain ≤0,7 (sedang) N-gain < 0,3 (rendah)

2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) dengan rumus:


(2)

Keterangan :

X2= uji Chi- kuadrat Oi =frekwensi pengamatan Ei = frekwensi harapan k = banyak kelas interval

Data akan berdistribusi normal jika χ2hitung≤ χ2tabel dengan taraf signifikan 5 % (Sudjana, 2002).

b. Uji Homogenitas

Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Rumusan Hipotesis untuk uji Homogenitas :

Ho :σ = σ = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1: σ ≠ σ = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.

Keterangan:

=varians skor kelas kontrol =varians skor kelas eksperimen

Rumus statisik yang digunakan adalah uji-F

F = 1 2

Dimana, = . ( . )

( )

Keterangan : F = kesamaan dua varians s12 = varians terbesar

s22 = varians terkecil


(3)

c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1) Pengujian dilakukan dengan uji-t (t student) dalam taraf nyata 0.05. H0: µ1x≤µ2x : Rata-rataN-gainpenguasaan konsep pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gainpenguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1: µ1x> µ2x : Rata-rata N-gain penguasaan konsep pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih tinggi daripada rata-rataN-gain penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan:

µ1 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit

pada kelas dengan pembelajaranLearning Cycle 3E

µ2 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit

pada kelas dengan pembelajaran konvensional x : Penguasaan konsep

2). Menyatakan besar masing-masing sampel yaitu n1= 34 dan n2= 34

Keterangan : n1= jumlah siswa kelas eksperimen

n2= jumlah siswa kelas kontrol

3). uji statistik ini sangat bergantung pada homogenitas kedua varians data, karena kedua varians kelas sampel homogen(σ =σ ) , maka rumus statistik uji t


(4)

hitung yang digunakan adalah yang mengacu pada Sudjana (2002) sebagai berikut:

=

1 + 1 dan

= ( 1) + ( 1)

+ 2

Keterangan:

t = koefisien t

= rata-rataN-gainkelas eksperimen = rata-rataN-gainkelas kontrol = varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol = varians kedua kelas = sampel kelas eksperimen = sampel kelas kontrol

Kriteria : Terima Ho jika thitung≤t(1-α) pada taraf 0,05 dan tolak Ho jika mempunyai harga-harga lain.

4). Mencari harga ttabelpada tabel distribusi t dengan level signifikan 0,05 dan

dk = n1+n2-2 untuk1=2.


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. PembelajaranLearning Cycle 3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan pembelajaran

konvensional.

2. Rata-rataN-gainpenguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit yang diberi pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian agar lebih

mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih maksimal.

2. PembelajaranLearning Cycle 3 Edapat dipakai sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam membelajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(6)

3. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan psiko-motor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu perlu penelitian dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 3 35

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 9 51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

0 24 44

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 13 48

PENERAPAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP KINERJA SISWA KELAS X 5 SMAN 5 BANDAR LAMPUNG DALAM PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

5 24 62

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

0 10 54

PERBANDINGAN PENGUASAAN KONSEP SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY (GI) DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 3E (LC3E) PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

0 13 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ASAM BASA

0 4 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT

0 3 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

2 16 55