Mengingat Dimensi Proses Kognitif

Model-model Pembelajaran Fisika 7 strategi perencanaan atau heuristik untuk memecahkan masalah; b pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi yaitu pengetahuan konstekstual dan kondisional, misal pengetahuan tentang jenis-jenis tes, pengetahuan tentang perintah kognitif untuk tugas yang berbeda; dan c pengetahuan diri sendiri self-knowledge, misal pengetahuan tentang cara mengkritisi kelemahan dan kelebihan pengetahuan sendiri. Pengetahuan metakognisi biasanya muncul pada siswa yang sudah berpikir abstrak sehingga untuk siswa SD belum dituntut untuk menguasai pengetahuan ini, tetapi sebagai guru dari siswa SD anda seharusnya sudah memiliki pengetahuan metakognisi ini.

2. Dimensi Proses Kognitif

Anda tentunya masih ingat, bahwa pernyataan SK dan KD terdiri dari kata kerja dan kata benda. Jika kata benda menyatakan pengetahuan yang harus dikuasai siswa maka kata kerja menyatakan perilaku yang harus dicapai siswa. Kata kerja inilah yang sekarang dikenal dengan dimensi proses kognitif. Coba perhatikan kembali KD 1.1 di atas Kata mengukur merupakan kata kerja atau perilaku yang harus dicapai siswa dan kata mengukur ersebut menyatakan dimensi proses kognitif yang harus dikuasai siswa. Apakah yang dimaksud dengan dimensi proses kognitif? Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Masih ingatkah Anda dengan proses kognitif dari Bloom? Bloom menyatakan daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku siswa yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Proses kognitif Bloom mengalami revisi yang dilakukan oleh Anderson Krathwolf 2000. Proses kognitif tersebut dikenal dengan istilah dimensi proses kognitif cognitive process dimension. Dimensi proses kognitif merupakan proses berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan yang meliputi mengingat remember, mengerti understand, menerapkan apply, menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan mengkreasi create.

a. Mengingat

Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Misal, pada saat siswa mempelajari nama-nama latin dari tumbuhan. Pada awalnya orang tersebut berusaha menghapal nama-nama latin tumbuhan. Supaya proses belajar orang tersebut lebih bermakna, maka orang tersebut hendaknya Model-model Pembelajaran Fisika 8 mengintegrasikan pengetahuan hasil mengingatnya dengan peristiwa lain untuk membangun pengetahuan baru atau memecahkan masalah baru. Dimensi proses mengingat melibatkan proses koginitif mengidentifikasi identifying dan memanggil recalling. Proses kognitif mengidentifikasi merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang long-term memory yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Misal mengenali ciri-ciri makhluk hidup. Proses memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Misal menyebutkan suhu air yang mendidih. b. Mengerti Mengerti merupakan proses membangun makna dari informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis dan gambar grafik. Seseorang disebut mengerti atau memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan “baru” yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya. Secara khusus, pengetahuan baru diintegrasikan dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses kognitif dalam dimensi mengerti terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengubah informasi dari bentuk representasi yang satu ke representasi yang lain. Misal, mengubah informasi dalam bentuk gambar ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, mengubah informasi dalam bentuk kalimat dalam bentuk angka, atau sebaliknya. Dalam bidang fisika, banyak informasi harus diinterpretasikan menjadi bentuk lain agar lebih mudah dipahami. Kemampuan memberikan contoh terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan menggunakan ciri-ciri tersebut untuk memilih contoh-contoh. Kemampuan mengklasifikasi terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu. kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri atau pola yang relevan yang sesuai, baik dengan contoh maupun konsep. Model-model Pembelajaran Fisika 9 Kemampuan merangkum terjadi pada siswa jika pada siswa tersebut dapat mengemukakan gagasan yang merepresentasikan informasi dengan tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan menyusun informasi seperti makna yang terkandung dalam sebuah peristiwa alam. Kemampuan menyimpulkan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada proses menyimpulkan, siswa harus memiliki kemampuan membandingkan contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, pada siswa tersebut diberikan contoh-contoh jenis logam, yaitu besi, tembaga, dan perunggu. Berdasarkan contoh tersebut siswa menyimpulkan bahwa logam merupakan benda padat. Kemampuan membandingkan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan bebrapa obyek, peristiwa, gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan yang melibatkan menemukan hubungan dan kecenderungan pola dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain. Kemampuan menjelaskan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat menyusun suatu penjelasan dengan kalimat sendiri dan menggunakan hubungan sebab akibat. Suatu penjelasan yang baik dan lengkap terdiri dari kalimat-kalimat yang menyatakan hubungan sebab akibat dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan. c. Menerapkan Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub- Unit sebelumnya. Kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori proses kognitif, yaitu melakukan latihan dan memecahkan masalah. Siswa dikatakan melakukan latihan jika siswa tersebut secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Siswa dikatakan memecahkan masalah jika siswa tersebut memilih dan menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Karena siswa harus memilih prosedur yang akan digunakan, siswa tersebut harus memiliki pemahaman jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Model-model Pembelajaran Fisika 10 d. Menganalisis Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa terutama pada siswa yang sudah dapat berpikir abstrak. Jika dilihat pada KTSP, kemampuan menganalisis merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa setelah menempuh pendidikan dasar. Mengapa? Siswa yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini, menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan tersebut, menunjukkan hubungan gagasan yang satu dengan gagasan lain, dan membedakan konsep-konsep yang relevan dengan yang tidak relevan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada siswa jika siswa tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting. e. Mengevaluasi Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan siswa. Proses kognitif pada mengevaluasi terdiri dari pengecekan checking dan peninjauan critiquing. Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika siswa diuji apakah siswa tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya. Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Model-model Pembelajaran Fisika 11 f. Mengkreasi Mengkreasi merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Siswa dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif mengkreasi jika siswa tersebut membuat suatu produk baru yang merupakan re-organisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar siswa sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam mengkreasi merujuk pada hal yang dapat dilakukan siswa dan hal yang akan dilakukan siswa. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan siswa mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada mengkreasi meliputi penyusunan generating, perencanaan planning, dan produksi producing. Proses berpikir kreatif dalam konteks ini terdiri dari tiga hal, yaitu representasi masalah, perencanaan penyelesaian masalah, dan penyelesaian masalah. Pada tahap representasi masalah, siswa berusaha untuk memahami tugas-tugasnya dan membuat dugaan-dugaan penyelesaian masalah. Pada tahap perencanaan, siswa merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguji dugaan-dugaan. Pada tahap produksi, siswa melaksanakan rencana-rencana yang sudah disusun dan menghasilkan suatu produk baru dengan spesifikasi tertentu. Dimensi proses kognitif di atas merupakan revisi terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif. Keterkaitan dimensi proses kognitif dan ranah kognitif Bloom dengan dapat dilihat pada Bagan berikut. Model-model Pembelajaran Fisika 12 Pengetahuan knowledge Mengingat remember Pemahaman comprehension Mengerti understand Aplikasi application Menerapkan apply Analisis analysis Menganalisis analyze Sintesis synthesis Mengevaluasi evaluate Evaluasi evaluation Mengkreasi create Ranah Kognitif Bloom Dimensi Proses Kognitif Bloom’s revision Bagan Keterkaitan Dimensi Proses Kognitif dan Ranah Kognitif Bloom

d. Menyusun tujuan pembelajaran