Validitas Tes Reliabilitas Tes Daya Pembeda Tes

2 ∑ X = kuadrat dari jumlah skor butir. ∑ 2 Y = jumlah skor total kuadrat. 2 ∑ Y = kuadrat dari jumlah skor. Arikuto, 2003: 109. Hasil r 11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment. Jika r 11 r tabel dengan α = 5, maka alat ukur dikatakan reliabel Arikuto, 2003: 112.

3.5.2 Analisis Tes

Instrumen tes yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Uji coba dilakukan pada siswa yang pernah mendapatkan materi tersebut siswa yang masih termasuk dalam populasi tapi bukan siswa yang menjadi sampel. Dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C. Tujuannya untuk mengetahui apakah item-item tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.

3.5.2.1 Validitas Tes

Menurut Arikunto 2003: 69, sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas soal adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY Keterangan: r xy = koefisien korelasi. N = jumlah subyek. X = skor yang dicari validitasnya. Y = skor total. XY = perkalian antara skor butir soal dan skor total. ∑ 2 X = jumlah kuadrat skor butir soal. ∑ 2 Y = jumlah kuadrat skor total. Hasil r xy yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment dengan taraf signifikan 5. Jika r xy r tabel dengan α = 5, maka alat ukur dikatakan valid Arikuto, 2003: 75.

3.5.2.2 Reliabilitas Tes

Menurut Arikunto 2003: 86, pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Artinya, reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, dimana suatu tes dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes adalah rumus Alpha. ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ 2 2 11 1 1 t i n n r σ σ dengan N N X X ∑ ∑ − = 2 2 2 σ dan N N Y Y t ∑ ∑ − = 2 2 2 σ Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan. n = banyaknya butir soal. ∑ 2 i σ = jumlah varians skor tiap butir soal. 2 t σ = varians total. ∑ 2 X = jumlah skor butir soal kuadrat. 2 ∑ X = kuadrat dari jumlah skor butir. ∑ 2 Y = jumlah skor total kuadrat. 2 ∑ Y = kuadrat dari jumlah skor. Arikuto, 2003: 109. Hasil r 11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment. Jika r 11 r tabel dengan α = 5, maka alat ukur dikatakan reliabel Arikuto, 2003: 112.

3.5.2.3 Daya Pembeda Tes

Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda bagi tes berbentuk uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Kelompok atas adalah 27 bagian atas dari peserta tes setelah nilai tes diurutkan dari terbesar ke terkecil sedangkan kelompok bawah adalah 27 bagian bawah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. 1 2 2 2 1 − + − = ∑ ∑ i i n n x x ML MH t Keterangan : t = daya pembeda. MH = rata-rata dari kelompok atas. ML = rata-rata dari kelompok bawah. ∑ 2 1 x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas. ∑ 2 2 x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah. n i = 27 × N kelompok atas dan kelompok bawah sama besar. N = jumlah peserta tes. Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan dk = n 1 – 1 + n 2 – 1 dan α = 5. Dengan kriteria jika t hitung t tabel maka daya pembeda soal itu signifikan sedangkan jika t hitung t tabel maka daya pembeda soal itu tidak signifikan Arifin, 1991: 141-142.

3.5.2.4 Taraf Kesukaran Tes

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD N

0 0 13

PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari

0 0 8

Keefektifan model pembelajaran inkuiri ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh pada materi bangun ruang sisi datar tahun ajaran 2014/2015.

0 0 267

ANALISIS KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VIII SMP IT ALAM NURUL ISLAM YOGYAKARTA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR.

1 5 86

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas VII SMPN I Bendungan - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 2

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas VII SMPN I Bendungan - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA E. Deskripsi Teori 7. Model Pembelajaran Creative Problem Solving a. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGHIT

0 0 38