1. 3. Fungsi Pemungutan Pajak Fungsi pemungutan pajak ada dua yaitu :
1. Fungsi Budgeter
Yaitu sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi regulerend
Yaitu sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
1. 4. Sistem Pemungutan Pajak Dalam sistem pemungutan pajak kita mengenal tiga macam yaitu :
a. Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada fiskus untuk menetukan besarnya pajak terutang bagi Wajib Pajak.
b. Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang
yang berlaku. c.
With holding system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk menghitung
dan menetapkan jumlah pajak yang terutang dan membantu pemerintah memeungut pajak dari Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
1. 5. Asas Pemungutan Pajak
Asas pemungutan pajak merupakan suatu batas kewenangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam melakukan pemungutan pajak agar
tidak memberatkan bagi orang yang dikenakan pajak. Adapun pemungutan pajak tersebut terdiri dari :
a. Asas Domisili
Negara berhak memungut pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal atau berdomisili di wilayahnya.
b. Asas Sumber
Negara berhak memungut pajak atas seluruh penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan dimana Wajib
Pajak tersebut berdomisili. c.
Asas Kebangsaannasionalitas Suatu negara berhak memungut pajak kepada setiap orang yang
memiliki kebangsaab atas negara tersebut, tanpa memperhatikan tempat tinggal dari Wajib Pajak yang bersangkutan.
2. Surat Tagihan Pajak 2. 1. Pengertian Surat Tagihan Pajak
Surat Tagihan Pajak adalah surat yang digunakan untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dandenda. Surat
Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak. Waluyo,2010:56
Universitas Sumatera Utara
Surat Tagihan Pajak bungadenda penagihan bisa dikatakan sebagai bunga atas bunga karena dasar pengenaan Surat Tagihan Pajak adalah Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding dan Putusan Peninjauan Kembali yang dalam nilai ketetapan tersebut telah mengandung unsur sanksi administrasi berupa bunga.
Berdasarkan Pasal 16 ayat 1 Undang - Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengenaan sanksi bunga
penagihan hanya dapat dikenakan kepada Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding dan Putusan Peninjauan Kembali, sedangkan atas Surat Tagihan Pajak misal atas Surat
Tagihan Pajak Pasal 25 tidak dapat dikenakan sanksi bunga penagihan. Dalam keadaan tertentu dapat terjadi Surat Tagihan Pajak harus
diterbitkan kembali akibat suatu hal yang diperbolehkan oleh Undang - Undang pajak, terkait dengan hal tersebut, Menteri Keuangan melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.032010 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189PMK.032007 tentang Tatacara
penerbitan Surat Tagihan Pajak, menyatakan bahwa dalam hal Surat Tagihan Pajak diketahui rusak, tidak terbaca, hilang atau tidak ditemukan lagi,
Direktorat Jenderal Pajak karena jabatannya dapat menerbitkan kembali Surat Tagihan Pajak sebagi pengganti asli Surat Tagihan Pajak. Surat Tagihan Pajak
Universitas Sumatera Utara
hasil penerbitan kembali tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan asli Surat Tagihan Pajak. Siahaan,2010:115
2. 2. Tatacara penerbitan Surat Tagihan Pajak