Fungsi Budaya Organisasi Karekteristik Budaya Organisasi

20 Budaya organisasi adalah norma-norma atau kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi.Budaya organisasi menjadi acuan bersama diantara manusia dalam berinteraksi disebuah organisasi.Menurut Caren Siehl dan Joanne Martin dalam Kusdi 2010:50 budaya organisasi dapat dibayangkan sebagai lem yang merekat organisasi menjadi satu kesatuan melalui suatu kebersamaan dalam hal pola-pola makna.Budaya berfokus pada nilai-nilai, keyakinan, dan harapan yang dimiliki bersama para anggota. Menurut Peter F. Drucker dalam Ratih 2014:8, budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian diwariskan kepada anggota- anggota baru berbagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti diatas. Jadi budaya organisasi adalah seperangkat untuk menyelesaikan berbagai macam masalah internal maupun eksternal yang mana terdiri dari beragam sikap, pola perilaku, nilai dan disatukan dalam sebuah keyakinan antar individu.Hubungan personal dengan anggota sangat penting, bahkan kedekatan yang menyerupai keluarga.

2.5.1 Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan nilai dan persepsi bersama yang diyakini oleh para karyawan dan merupakan pedoman yang kuat dalam menuntun perilaku dan dapat berfungsi secara efektif karena membantu karyawan dalam menyelesaikan tugas.Menurut Robbins dalam Husain Umar 2008:207, fungsi budaya organisasi merupakan pengganti formalisasi dan menentukan tujuan bersama, sebagai alat pengendalian dan memberikan 21 pedoman pada sikap dan tingkah laku.Pengertian formalisasi adalah pada tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasi itu distandarisasikan. Terdapat sepuluh fungsi utama budaya organisasi, Tika dalam Ratih 2014:11 a. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang akan dimiliki organisasi atau kelompok lain. b. Sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Para karyawan memiliki rasa memiliki, pertisipasi, dan memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya. c. Membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi. Dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan organisasi. d. Sebagai saran untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan internal. e. Sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota organisasi. f. Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi bisa menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan internal.

2.5.2 Karekteristik Budaya Organisasi

22 Menurut Stephen P. Robbins dalam Husain Umar 2008:208, untuk menilai kualitas budaya organisasi disuatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh faktor utama, yaitu sebagai berikut: a. Inisiatif individu, yaitu tingkat tamggung jawab, kebebasan, dan independensi yang dipunyai individu b. Toleransi terhadap tindakan beresiko, yaitu sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan berani mengambil resiko c. Integrasi, yaitu tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi d. Sistem imbalan, yaitu tingkat sejauh mana alokasi imbalan kenaikan gaji, promosi didasarkan atas kinerja prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, pilih kasih dan sebagainya e. Toleransi terhadap konflik, yaitu tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik kritik secara terbuka Jadi dapat dilihat bagaimana faktor budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan.Budaya member penagruh pada kinerja organisasi karena budaya memiliki kekuatan sebagai dimensi integratif yang menyatukan anggota-anggota organisasi sehingga penting untuk pencapaian tujuan strategis organisasi.Sekaligus secara implisit menggambarkan bahwa kelemahannya bahwa budaya stabilitas budaya cenderung mambatasi, dan bahkan menghalangi organisasi untuk melakukan perubahaninovasi. 23

2.6 Pengertian CV