Tabel 22. Kategorisasi Data Variabel Kebahagiaan
Variabel Jenjang Kategorisasi
Rentang Nilai Kategori
N
Kebahagiaan
μ – t
α2,n-1
s √
n ≤ x
x ≤ 34 Rendah
7 3,6
x ≤ μ + t
α2,n-1
s √n
x ≥ 35 Tinggi
188 96,4
Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki kebahagiaan kategori rendah sebesar 3,6, kemudian diikuti dengan kebahagiaan
kategori tinggi sebesar 96,4. Subjek penelitian ini diambil dari perkumpulan arisan pensiunan, klinik kesehatan, pengajian komplek, dan perkumpulan lansia di gereja.
C. Hasil Tambahan Penelitian Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Status Perkawinan, Tingkat Pendidikan dan Penghasilanbulan
1. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Status Perkawinan
Analisa statistik yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis. Hal ini untuk melihat adanya perbandingan atau tidak diantara dua kelompok variabel.
Tabel 23. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Status Perkawinan
Status Perkawinan N
Mean Rank Sig.
Menikah 116
94,12 0,327
JandaDuda 70
105,72 Tidak Menikah
9 87,94
Total 195
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh signifikansi sebesar 0,327 yang berarti bahwa p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima maka Ha ditolak,
yang artinya tidak adanya perbedaan kebahagiaan yang signifikan ditinjau dari status perkawinan.
Universitas Sumatera Utara
2. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Tingkat Pendidikannya
Analisa statistik yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis. Hal ini untuk melihat adanya perbandingan atau tidak diantara dua kelompok variabel.
Tabel 24. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Tingkat Pendidikannya
Tingkat Pendidikan N
Mean Rank Sig.
SD 27
104,22 0,027
SMP 32
116,08 SMA
107 95,50
D3 9
60,89 S1
18 82,25
S2 2
167,00
Total 195
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh signifikansi sebesar 0,027 yang berarti bahwa p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima maka Ha ditolak,
yang artinya adanya perbedaan kebahagiaan yang signifikan ditinjau dari tingkat pendidikannya.
3. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Penghasilanbulan
Analisa statistik yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis. Hal ini untuk melihat adanya perbandingan atau tidak diantara dua kelompok variabel.
Tabel 25. Perbedaan Kebahagiaan ditinjau dari Penghasilanbulan
Penghasilanbulan N
Mean Rank Sig.
Tidak Ada 42
108,13 0,561
500.000 35
89,27 500.000
– 2.000.000 51
92,25 2.000.000
– 4.000.000 39
100,50 4.000.000
28 100,71
Total 195
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh signifikansi sebesar 0,561 yang berarti bahwa p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima maka Ha ditolak,
yang artinya tidak adanya perbedaan kebahagiaan yang signifikan ditinjau dari penghasilanbulan.
D. Pembahasan
Hasil utama penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sense of humor dengan kebahagiaan pada lansia. Hal tersebut didasarkan pada hasil pengujian
korelasi antara sense of humor dan kebahagiaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,730 dengan p 0,05. Koefisien determinasi R diperoleh sebesar 0,533. Hal ini
menujukkan bahwa sense of humor memberikan sumbangan sebesar 53,3 terhadap kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti, bahwasanya sense of humor
memiliki kaitan dengan kebahagiaan. Penelitian Thorson Powell 1997 menyimpulkan bahwa orang yang memiliki sense of humor terlihat selalu gembira,
mampu membangkitkan emosi positif, dan lebih ceria. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan secara signifikan antara sense
of humor dengan komponen kognitif pada kebahagiaan. Sense of humor memberikan sumbangan sebesar 38,8 terhadap komponen kognitif. Hal ini sesuai dengan
pendapat Morreal 1982 bahwa seseorang yang memiliki sense of humor lebih imaginatif dan fleksibel, lebih terbuka untuk menerima saran orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan secara signifikan antara sense of humor dengan komponen afektif pada kebahagiaan. Sense of humor memberikan
Universitas Sumatera Utara