Pengertian Penumpang Pesawat Udara

penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia. Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004 sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen 80 dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos. Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia AirAsia sebelumnya bernama AWAIR yang terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk rute domestik lainnya, selain itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota besar seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Balikpapan dan Makassar. Pada hari kamis 17112011 terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia secara resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, dimana melanyani penerbangan domestik maupun internasional. Kini, AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui lima bandara hub penghubung, yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan. Berbagai Uraian yang terkait dengan maskapai penerbangan :

1. Pengertian Penumpang

Dalam Undang-undang No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, tidak dijumpai rumusan pasal mengenai pengguna jasa. 80 Ibid Universitas Sumatera Utara Dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan orang, penumpang adalah orang yang mengikatkan diri untuk membayar biaya angkutan atas dirinya yang diangkut dari satu tujuan ke tempat tujuan tertentu . Dalam perjanjian Pengangkutan, penumpang mempunyai dua status, yaitu sebagai subjek karena dia adalah pihak dalam perjanjian, dan sebagai objek karena dia adalah muatan yang diangkut. 81 Penumpang pesawat udara adalah pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan dengan perusahaan penerbangan. Penumpang bersedia membayar harga tiket dan pengangkut sanggup membawa penumpang ke tempat tujuan.

2. Pesawat Udara

Menurut undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat berada di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan. Pesawat Udara adalah mencakup pesawat terbang atau pesawat bersayap tetap dan helikopter atau diartikan sebagai pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang rotornya digerakkan oleh mesin. 82 Pesawat udara yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helicopter, girokopter dan pesawat terbangpesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston dengan baling-baling atau mesin turbin jet atau turboprop untuk menghasilkan dorongan yang 81 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013, hlm. 41 82 H.K Martono dan Agus Pramono, 2013, Hukum Udara Perdata Internasional dan Nasional , PT. Rajagrafindo Persada hlm. 5 Universitas Sumatera Utara menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan. Pesawat udara yang lebih ringan dari udara disebut aerostat, yang masuk dalam kategori ini adalah balon dan kapal udara. Aerostat menggunakan gaya apung untuk terbang di udara, seperti yang digunakan kapal laut untuk mengapung di atas air. Pesawat udara ini umumnya menggunakan gaya apung tersebut. Perbedaan balon udara dengan kapal udara adalah balon udara lebih mengikuti arus angin, sedangkan kapal udara memiliki system propulsi untuk didorongkan ke depan dan system kendali. 83

3. Penerbangan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pembatalan Penerbangan Secara Sepihak Oleh Penyedia Jasa Kepada Konsumen Jasa Penerbangan Menurut UU Perlindungan Konsumen

2 62 120

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan pada PT. Garuda Indonesia di Medan.

0 14 93

Tinjauan Hukum Terhadap Penerapan Harga Tiket Pesawat Udara Pada Maskapai Garuda INdonesia Untuk Penerbangan Domestik (Analisis Peraturan Mentri Perhubungan No. 26 Tahun 2010)

19 99 120

Tinjauan hukum terhadap penerapan harga tiket pesawat udara pada maskapai Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik (analisis peraturan Mentri Perhubungan No. 26 Tahun 2010)

21 123 120

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

0 7 100

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PENERBANGAN ATAS TERJADINYA KETERLAMBATAN ANGKUTAN PENERBANGAN : STUDI PADA PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI.

2 15 79

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN - Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Pene

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Penerbangan Dalam Hal Kenaikan Harga Tiket yang Tinggi Ketika Musim Libur dan Keselamatan Penerbangan (Studi Pada PT. Garuda Indonesia Kantor Cabang Medan)

0 0 11

PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN ATAS PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM HAL KENAIKAN HARGA TIKET YANG TINGGI KETIKA MUSIM LIBUR DAN KESELAMATAN PENERBANGAN

0 1 9

PERLINDUNGAN KONSUMEN MASKAPAI PENERBANGAN PT.CITLINK INDONESIA JIKA JADWAL PENERBANGAN TIDAK EFEKTIF -

0 0 70