PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.

(1)

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran 1101347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Gentarie Tresna Kasmaran 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran NIM 1101347

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 195905081984031002

PEMBIMBING II

Ira Rengganis, M.Sn. NIP. 198002142008122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD FIP UPI

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd. NIP. 195509271985021001


(4)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2012, hlm.) PTK adalah suatu self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik itu dilaksanakan.

Menurut Hopkins (dalam Rochiati, 2008, hlm) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Arikunto, dkk. (2010, hlm. 3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

McNiff (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 8) memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.

Menurut Wijaya dan Dedi (2010, hlm. 16) manfaat PTK adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis b. Berpikir analitis ilmiah


(5)

d. Menumbuhkan semangat guru lain e. Mengembangkan pembelajaran

f. Meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan.

Sedangkan keunggulan PTK (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 17) yang dilaksanakan di sekolah, diantaranya:

a. Praktis dan langsung relvan untuk situasi yang aktual b. Kerangka kerjanya teratur

c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif d. Fleksibel dan adaptif

e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran

f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas

g. Dapat diguankan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin namun terdapat perbedaan dalam komponen acting (tindakan dan observing (pengamatan) menjadi satu kesatuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bentuk desainnya Kemmis & McTaggart (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 20):


(6)

20

Gambar 3.1

Desain penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010, hlm. 16)

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan


(7)

refleksi. Pada gamabr yang terdapat di atas tergambar dua siklus, dalam pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sarijadi 3 yang berada di Kota Bandung. Sekolah ini terletak diantara perumahan penduduk, pasar, taman kanak-kanak dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini terletak di jalan Sarimanis blok 17, kecamatan Sukasari kota Bandung. Sekolah ini memiliki satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, 15 ruang kelas yang perkelasnya memiliki tiga rombel dan satu lapang upacara dan olahraga.

Sekolah Dasar Sarijadi 3 ini gedungnya menyatu dengan SD Sarijadi 4, dan mempunyai satu kepala sekolah yang sama. Karena disatukan setiap kelasnya terdiri dari 3 rombel A,B, dan C. Kelas 1,,3,4,5,6 masuk mulai pukul 07.15 sedangkan kelas 2 masuk pukul 10.00 setelah kelas 1 pulang sekolah. Sekolah ini terdiri dari 300 siswa.

D. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas III dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Dengan keadaan siswa laki-lakinya lebih aktif dibanding siswa perempuan.

E. Waktu Penelitian

Sesuai dengan program mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan diperkirakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2015 pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pada bulan Maret peneliti melakukan perenncanaan penelitian, pada bulan April dan awal Mei peneliti melakukan tindakan penelitian dan bulan Mei peneliti melakukan penyusunan laporan penelitian.


(8)

22

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

1) Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Lembar observasi ini telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Pedoman observasi ini dipegang dan diisi oleh observer serta digunakan saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lemba observasi ini terdiri dari deskripsi aktivitas kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran.

2) Instrumen Tes

Tes dipergunkan untuk memperoleh data tentang kamampuan siswa membuat pertanyaan yaitu menggunakan Lembar Penliaian Akhir. Instrumen dibuat sesuasi dengan materi yang diajarkan pada siswa kelas III pada tema Pertanian dengan menggabungkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS berdasarkan kurikulum yang berlaku. 3) Lembar Tes Kemampuan Membuat Pertanyaan Siswa

Lembar tes kemampuan membuat pertanyaan siswa dipergunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menjelaskan fungsi kata tanya, menggunakan kata tanya dengan benar dan membuat kalimat tanya dengan benar.

4) Insrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan yaitu berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran dengan menggunakan kamera


(9)

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 308) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data.” Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Observasi

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) “Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu.” Berdasarkan pengertian diatas

pada saat penelitian, peneliti menggunakan rekaman suara, foto atau video untuk mengabadikan setiap kegiatan yang dilakukan siswa saat pembelajaran berlangsung sebagai teknik pengumpulan data.

3. Field notes

Menurut Wiraatmadja (2008, hlm. 125) “Field Notes adalah sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian.” Berdasarkan

pengertian diatas pada saat penelitian, peneliti menggunakan field notes untuk mencatat setiap perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Tes

“Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam

penelitian. Tes adalah seperangkat rangsang (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes dibagi menjadi dua, yaitu tes

prestasi belajar dan tes kecerdasan.” (Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 79).

Teknik yang digunakan untuk memperolah informasi mengenai kemampuan membuat pertanyaan siswa adalah tes tertulis. Tes kemampuan membuat pertanyaan yang digunakan dalam bentuk essay yang berjumlah sepuluh butir soal. Lima butir soal membuat pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya dan lima butir soal menjawab pertanyaan dari teks cerita.


(10)

24

H. Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 16) “Secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui. yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi.”. Sebelum melakukan penelitian tindakan,

peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pendahuluan lalu dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan.

a. Perencanaan Tindakan

1) Permintaan izin dari Kepala SD 2) Observasi dan Wawancara 3) Identifikasi Masalah

Kegiatan identifikasi masalah dimulai dari:

(a) Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas III SD.

(b) Menyusun konsep pelaksanaan penelitian tindakan kelas. (c) Merumuskan RPP dengan menggunakan metode make a

match.

(d) Menyusun dan menetapkan instrumen untuk setiap tahap PTK.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap PTK terbagi menjadi beberapa siklus, yaitu:

SIKLUS I

1) Perencanaan (Planning)

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti merencanakan beberapa rencana tindakan, yaitu:

(a) Wawancara dan observasi situasi kelas dan siswa pada saat pembelajaran

(b) Pembuatan RPP (c) Pembuatan LKS

(d) Menyiapkan sumber belajar

(e) Menyiapkan kartu soal dan jawaban


(11)

(g) Membuat format penilaian akhir 2) Pelaksanaan (Acting)

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya, kegiatannya meliputi:

(a) Siswa dibagikan kartu yang masing-masing kartu berisi soal/ jawaban, setiap siswa memegang satu kartu.

(b) Siswa diminta mencari pasangan kartu yang dipegangnya. (c) Siswa yang mampu menemukan kartu pasangannya

sebelum waktu habis diberikan bintang perhargaan.

(d) Dengan metode make a match kartu soal/ jawaban siswa diharapkan bisa lebih mengerti penggunaan kata tanya. (e) Siswa dibagikan teks cerita anak dan membaca cerita

tersebut.

(f) Siswa mencocokan dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada kertas soal latihan.

3) Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui:

(a) Situasi pembelajaran di kelas.

(b) Kemampuan siswa mencocokan kartu soal dan jawaban secara tepat.

(c) Kerja sama siswa dalam mencocokan kartu soal dan jawaban.

(d) Ketepatan waktu siswa dalam mencocokan jawaban. 4) Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi bertujuan untuk menganalisis penerapan metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membuat pertanyaan. Dan untuk perbaikan pada silkus selanjutnya.


(12)

26

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran.

4) Kesimpulan

SIKLUS III

1) Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran.

4) Kesimpulan

Setelah melakukan PTK dengan tiga siklus, peneliti membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe

make a match untuk meningkatkan kemampuan membuat pertanyaan


(13)

I. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

Pada tahap ini data-data yang sudah terkumpul berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar post-test, dokumentasi dan field

notes akan dianalisis dengan dua cara, yaitu:

1. Rencana Pengolahan Data

Nana Sudjana (2012, hlm. 106) mengemukakan bahwa, “proses

mengubah skor mentah menjadi skor masak dengan menerapkan teknik

statistika disebut pengolahan data”. Rencana pengolahan data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Peneliti menggunakan dua jenis rencana pengolahan data, yaitu:

a. Analisis Kuantitatif 1) Lembar Post-test

Untuk mengumpulkan data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan alat penilaian berupa lembar post-test.

Untuk penilaian soal dalam lembar post-test untuk setiap kata tanya mempunyai bobot nilai yang berbeda karena setiap kata tanya memiliki kesulitan tersendiri sehingga dibedakan. Untuk kata tanya

“apa”, “siapa”, “di mana” dan “berapa” berbobot 17,5 dan untuk kata tanya “mengapa” dan “bagaimana” berbobot 30. Untuk kata tanya

“mengapa” dan “bagaimana” memiliki bobot nilai yang lebih besar

karena dianggap masih sulit untuk digunakan siswa.

Dari lembar post-test ini peneliti menghitung persentase siswa yang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih dari sama dengan 70, dengan rumus:

Persentasi Siswa yang Lulus = ∑ S x 100%

N

Keterangan:


(14)

28

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 70% siswa yang berjumlah 30 orang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih atau sama dengan 70.

2) Lembar Tes Kemampuan Membuat Pertanyaan Siswa

Dari lembar lembar tes kemampuan membuat pertanyaan siswa ini peneliti menghitung presentase siswa yang nilai indikator membuat pertanyaannya mulai berkembang, dengan rumus :

Indikator kemampuan membuat pertanyaan = ∑ S x 100%

N

Keterangan:

S = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai indikator membuat pertanyaan

N = Jumlah siswa secara keseluruhan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila lebih dari sama dengan 70%.

b. Analisis Kualitatif

Data yang dianalisis secara kualitatif diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, field notes dan dokumentasi berupa foto, video atau rekaman suara yang akan diolah secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh untuk selanjutnya dikembangkan pola hubungan.

2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk membuktikan nilai kebenaran data dari hasil tes yang terlampir. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk membuktikan nilai kebenaran data dari observasi terstuktur. Dalam penelitian ini uji

keabsahan data menggunakan teknik Triangulasi, “Teknik Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber.” (Sugiyono, 2013, hlm. 372). Untuk


(15)

menguji kredibilitas data kualitatif dilakukan dengan cara yang mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari observasi terstuktur, dicek dengan field notes dan dokumentasi.

Gambar 3.2 Teknik Tringulasi


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Choer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fika. (2008). Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis. Tersedia di : https://matakuliahq.files.wordpress.com/2008/11/pertemuan-8.pdf [05 Juni 2015]

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji, dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, N. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remajab Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wijaya dan Dedi, (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media


(17)

Wiraatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran.

4) Kesimpulan

SIKLUS III

1) Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran.

4) Kesimpulan

Setelah melakukan PTK dengan tiga siklus, peneliti membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan kemampuan membuat pertanyaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.


(2)

27

Gentarie Tresna Kasmaran, 2015

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

I. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

Pada tahap ini data-data yang sudah terkumpul berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar post-test, dokumentasi dan field notes akan dianalisis dengan dua cara, yaitu:

1. Rencana Pengolahan Data

Nana Sudjana (2012, hlm. 106) mengemukakan bahwa, “proses mengubah skor mentah menjadi skor masak dengan menerapkan teknik

statistika disebut pengolahan data”. Rencana pengolahan data digunakan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Peneliti menggunakan dua jenis rencana pengolahan data, yaitu:

a. Analisis Kuantitatif 1) Lembar Post-test

Untuk mengumpulkan data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan alat penilaian berupa lembar post-test.

Untuk penilaian soal dalam lembar post-test untuk setiap kata tanya mempunyai bobot nilai yang berbeda karena setiap kata tanya memiliki kesulitan tersendiri sehingga dibedakan. Untuk kata tanya “apa”, “siapa”, “di mana” dan “berapa” berbobot 17,5 dan untuk kata

tanya “mengapa” dan “bagaimana” berbobot 30. Untuk kata tanya

“mengapa” dan “bagaimana” memiliki bobot nilai yang lebih besar karena dianggap masih sulit untuk digunakan siswa.

Dari lembar post-test ini peneliti menghitung persentase siswa yang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih dari sama dengan 70, dengan rumus:

Persentasi Siswa yang Lulus = ∑ S x 100%

N

Keterangan:

S = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu lebih dari sama dengan 70


(3)

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 70% siswa yang berjumlah 30 orang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih atau sama dengan 70.

2) Lembar Tes Kemampuan Membuat Pertanyaan Siswa

Dari lembar lembar tes kemampuan membuat pertanyaan siswa ini peneliti menghitung presentase siswa yang nilai indikator membuat pertanyaannya mulai berkembang, dengan rumus :

Indikator kemampuan membuat pertanyaan = ∑ S x 100%

N

Keterangan:

S = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai indikator membuat pertanyaan

N = Jumlah siswa secara keseluruhan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila lebih dari sama dengan 70%.

b. Analisis Kualitatif

Data yang dianalisis secara kualitatif diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, field notes dan dokumentasi berupa foto, video atau rekaman suara yang akan diolah secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh untuk selanjutnya dikembangkan pola hubungan.

2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk membuktikan nilai kebenaran data dari hasil tes yang terlampir. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk membuktikan nilai kebenaran data dari observasi terstuktur. Dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan teknik Triangulasi, “Teknik Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber.” (Sugiyono, 2013, hlm. 372). Untuk


(4)

29

Gentarie Tresna Kasmaran, 2015

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

menguji kredibilitas data kualitatif dilakukan dengan cara yang mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari observasi terstuktur, dicek dengan field notes dan dokumentasi.

Gambar 3.2 Teknik Tringulasi


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Choer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fika. (2008). Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis. Tersedia di : https://matakuliahq.files.wordpress.com/2008/11/pertemuan-8.pdf [05 Juni 2015]

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji, dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, N. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remajab Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wijaya dan Dedi, (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media


(6)

87

Gentarie Tresna Kasmaran, 2015

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiraatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.