PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Melalui Strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR) (PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012).

(1)

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) (PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura

Tahun Ajaran 2011/2012)

Artikel Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Disusun Oleh :

AZIZ LUKMAN HAKIM A 410 080 108

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

2

PENGESAHAN

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) (PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura

Tahun Ajaran 2011/2012)

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

AZIZ LUKMAN HAKIM A 410 080 108

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd. ( )

2. Dra. Sri Sutarni, M. Pd ( )

3. Rita Pramujiyanti K, S. Si, M. Sc. ( )

Surakarta, ... Disahkan,

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd NIK.547


(3)

3 ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION

(PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012)

Aziz Lukman Hakim, A 410 080 108, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhamadiyah Surakarta, 2012, 74 halaman

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kedisiplinan belajar matematika melalui strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru matematika sebagai pelaku tindakan kelas. Subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura yang berjumlah 39 siswa. Data dikumpulkan melalui metode observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan siswa dalam mematuhi peraturan mengalami peningkatan. Sebelum penelitian (23,08%), putaran I (35,89%), putaran II (48,72%), dan pada putaran III menjadi (71,79%). Kedisiplinan siswa dalam tepat waktu juga mengalami peningkatan. Sebelum penelitian (25,64%), putaran I (43,59%), putaran II (56,41%), dan pada putaran III menjadi (84,62%). Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Auditory

Intellectually Repetition (AIR) pada pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.

Kata kunci : peningkatan, kedisiplinan, Auditory, Intellectually, Repetition


(4)

1 A. Pendahuluan

Kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran matematika. Oleh karena itu kurangnya kedisiplinan siswa menjadikan suatu masalah yang berdampak siswa kurang maksimal dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

Kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolah dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.

Berdasarkan observasi di kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura masih terdapat sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan belajarnya masih rendah. Sebagai gambaran perilaku tidak disiplin yaitu: Siswa datang tepat waktu (25,64 %); mematuhi peraturan (23,08 %). Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini menempatkan kedisiplinan pada posisi yang penting didalam proses pembelajaran, akan tetapi realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak mempunyai disiplin belajar yang tinggi khususnya pada mata pelajaran matematika.

Gejala-gejala yang menunjukkan bahwa siswa tidak mempunyai kedisiplinan untuk belajar pengaruhnya secara langsung pada proses pembelajaran. Kedisiplinan belajar siswa, salah satunya disebabkan karena kurangnya ketertarikan siswa pada strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan guru hendaknya lebih variatif, sehingga bisa meningkatkan kemauan dan kedisiplinan siswa dalam belajar, maka memungkinkan proses pembelajaran matematika siswa dapat berjalan secara efektif .


(5)

2

Untuk mengantisipasi masalah tersebut yang berkelanjutan maka peneliti menerapkan strategi Auditory Intellectually Repetition. Pada strategi ini merupakan suatu pembelajaran yang haruslah dengan menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, menanggapi, menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, menerapkan melalui tugas atau kuis sebagai pemantapan sehingga disini siswa dituntut aktif dan disiplin pada saat pembelajaran berlangsung.

Permasalahan umum yang dicari melalui penelitian ini dirumuskan: “Apakah terdapat peningkatan kedisiplinan belajar matematika setelah mengunakan strategi Auditory Intellectually Repetition?”

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika melalui strategi Auditory Intelectually Repetition yang dilakukan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kedisiplinan belajar siswa pokok bahasan luas permukaan bangun ruang melalui penerapan strategi Auditory Intellectually Repetition.

Manfaat penelitian ini secara teoritis mendapatkan teori baru tentang peningkatan kedisiplinan belajar matematika siswa melalui strategi Auditory Intellectually Repetition dan sebagai referensi penelitian berikutnya yang sejenis. Pada tatanan praktis mempunyai manfaat, yaitu: 1) bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kedisiplinan belajar dan memberikan informasi tentang pentingnya kedisiplinan dalam pembelajaran matematika; 2) bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaraan terutama dalam rangka meningkatkan karakter kedisiplinan siswa dalam pembelajaran matematika; 3) bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan tata tertib; dan 4) bagi perpustakaan, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau referensi untuk penelitian yang relevan.


(6)

3 B. Landasan Teori

Russefendi (Murniati, 2003: 46) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, defenisi-defenisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Menurut Reys (Murniati, 2007: 46) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal itu (Murniati, 2007: 46). Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dalam memahami arti dari struktur-struktur, hubungan-hubungan, simbol-simbol yang ada dalam materi pelajaran matematika sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002) yang dikutip Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of though experience or study; 2) to fix in mind or memory/memorize; 3) to aquire trough experience to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan mengunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Abu Ahmadi: 126 - 127). Dari pengertian - pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dengan lingkungannya serta tujuan belajar dapat diterima baik oleh masyarakat.


(7)

4

Kedisiplinan diartikan sebagai perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih dahulu baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan. Adapun belajar diartikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. Berdasarkan dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orangtua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. Menurut Slameto (2003), ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah yaitu: disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah, dan disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah.

Strategi Auditory Intellectually Repetition. Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Menurut Suherman (2004: 20), AIR adalah strategi pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan tiga hal, yaitu : 1) Auditory, yang berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, mengemukakan pemdapat, menanggapi, presentasi, dan argumentasi; 2) Intellectualy, yang berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah; 3) Repetition (pengulangan), yang berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman siswa lebih luas dan mendalam. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition, yaitu: siswa


(8)

5

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen, kemudian guru membagikan LKS dan guru mengarahkan serta memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran (Auditory), secara berpasangan siswa tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan media untuk memecahkan permasalahan (Intellectually), siswa mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara mengajukan pertanyaan (Intellectually), diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model, mengemukakan gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan (Intellectually), wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy), dan seorang siswa wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).

Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari (2011) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Aplikasi Siswa “ dapat disimpulkan bahwa kemampuan aplikasi siswa menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Ika Riptiana (2010) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dengan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition lebih tinggi prestasi belajarnya daripada model pembelajaran Resiprocal Teaching. Nur Supriyatun (2011) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat dan prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Auditory Intellectually Repetition. Perilaku disiplin guru kelas mempengaruhi sikap siswa terhadap sekolah dan guru. Dalam tiga pengaturan, baik hukuman dan agresi berhubungan secara signifikan dengan tingkat gangguan negatif siswa yang mempengaruhi guru (Ramon Lewisa, Shlomo Romib, Yaacov J. Katzb, Xing Qui, 2008). Ratna Dewi Rahmawati (2008) dengan judul “Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Pada Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Cooperative


(9)

6

Learning”, menyimpulkan bahwa ada peningkatan kedisiplinan melalui pendekatan Cooperative Learning.

Hipotesis tindakan yaitu: ”Meningkatnya Kedisiplinan Belajar Matematika pada Luas Permukaan Bangun Ruang dengan Menggunakan Strategi Auditory Intellectually Repetition ”

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti dalam upaya peningkatan kedisiplinan belajar matematika melalui strategi Auditory Intellectually Repetition.

PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternative pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (Action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program itu belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan yang lain (alternative pemecahan yang lain sampai permasalahan dapat diatasi) (Sutama: 134).

Tempat yang digunakan untuk penelitian ”Peningkatan Kedisiplinan Belajar melalui Strategi Auditory Intellectually Repetition ” adalah SMK Muhammadiyah Kartasura yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 80 Kartasura, Sukoharjo.

Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan februari sampai dengan bulan juli 2012 meliputi tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan. Tahap persiapan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2012 sampai dengan 20 April 2012. Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada


(10)

7

Perencanaan tindakan dilaksanakan pada 23 Mei 2012 sampai dengan 11 Juni 2012. Tahap terakhir yaitu tahap pelaporan yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2012 sampai dengan 23 Juli 2012.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 39 siswa, dengan pertimbangan bahwa siswa pada sekolah ini mempunyai kemampuan yang heterogen.

Rencana penelitian dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: dialog awal, perencanaan, identifikasi masalah dan penyebab, perencanaan solusi masalah, perencanaan pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi.

Metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan metode bantu. Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode bantu yang digunakan dokumentasi dan catatan lapangan. Dokumen didalam penelitian ini berupa catatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru matematika.

Instrumen yang digunakan antara lain: lembar observasi, dokumen dan pedoman wawancara dialog awal. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam menyampaikan materi mulai dari awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan pada akhir proses pembalajaran. Pedoman wawancara dialog awal digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengajaran yang dilakukan selama ini, serta sejauh mana kemajuan siswa dalam kedisiplinan belajar

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk mengolah data nilai yang berupa kedisiplinan belajar matematika yang dianalisi dengan pencapaian persentase. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisi sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran.

Keabsahan data kualitatif menurut Sukmadinata (2005) dapat dilakukan melalui observasi secara terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan


(11)

8

pengecekan referensi. Penelitian ini keabsahan dilakukan dengan triangulasi sumber.

D. Hasil Penelitian

Tindakan yang disepakati untuk mengatasi masalah adalah diskusi antara peneliti dan guru kelas. Dalam hal ini telah dilakukan pada dialog awal yang dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Mei 2012.

Hasil Pengamatan pada proses pembelajaran langsung masih terdapat sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan belajarnya masih rendah. Hal ini nampak pada siswa dalam mengikuti pelajaran terkesan tidak atau kurang serius bahkan kadang terkesan semaunya. Siswa datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, siswa tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda masuk telah berbunyi, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa lebih senang berbicara dengan teman-temannya daripada mencoba mengerjakan soal, tidak mendengarkan saat guru menerangkan dan masih banyak lagi perilaku tidak disiplin belajar yang dilakukan siswa di sekolah.

Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan strategi pembelajaran aktif Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran aktif AIR diharapkan akan meningkatkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedisiplinan dalam belajar matematika disini dilihat dari 2 macam indikator yaitu: mematuhi peraturan dan tepat waktu.

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 39 siswa sebagai berikut: siswa yang mematuhi peraturan sebanyak 9 siswa (23,08%), siswa yang tepat waktu sebanyak 10 siswa (25,64%).

Pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan putaran III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa


(12)

9

tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Jadi penerapan strategi pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.

Tabel 4.1

Data Hasil Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura

Tindakan Kedisiplinan Belajar Matematika

Taat pada Peraturan Tepat Waktu Sebelum

Tindakan

9 siswa (23,08 %)

10 siswa (25,64 %) Putaran I 14 Siswa

(35,89 %)

17 Siswa (43,59 %) Putaran II 19 Siswa

(48,72 %)

22 Siswa (56,41 %) Putaran III 28 Siswa

(71,79 %.)

33 Siswa (84,62 %)

Adapun grafik peningkatan Kedisiplinan belajar siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura


(13)

10

Adapun proposisi hasil penelitian yaitu taat pada peraturan yang meliputi: 1) aturan sekolah, aturan kelas dan aturan guru meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa; 2) tepat waktu yang meliputi tepat waktu masuk kelas, mengumpulkan tugas dan pulang sekolah meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa; 3) strategi Auditory Intellectually Repetition meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa.

E. Kesimpulan dan Saran

Pembelajaran ini khususnya pada Luas Permukaan Bangun Ruang melalui strategi Auditory Intellectually Repetition. Data peningkatan kedisiplinan siswa dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar ini mengalami hasil yang baik. Kedisiplinan belajar siswa sebelum penelitian 23,08%, putaran I meningkat menjadi 39,74%, putaran II 52,56% dan pada putaran III 78,21%. Kedisiplinan dalam taat pada peraturan setiap putaran semakin meningkat. Sebelum penelitian hanya 23,93 %, putaran I meningkat menjadi 35,89 %, putaran II 48,72 % dan pada putaran III meningkat menjadi 71,79 %. Kedisiplinan dalam tepat waktu setiap putaran semakin meningkat.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Sebelum Put aran I Put aran II Put aran III

Taat Perat uran Tepat Wakt u

K E D IS IP L IN A N S IS WA ( P E R S E N ) PUTARAN


(14)

11

Sebelum penelitian hanya 25,64 %, putaran I meningkat menjadi 43,59 %, putaran II 56,41 % dan pada putaran III meningkat menjadi 84,62 %.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam usaha peningkatan kedisiplinan siswa di kelas melalui strategi pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), maka diajukan sejumlah saran, yaitu: 1) kepada guru matematika dalam penyajian masalah kontekstual, guru matematika perlu memperhatikan tingkat pengetahuan matematika siswa dan pengalaman keseharian siswa serta guru matematika perlu mendisiplinkan diri dalam pembelajaran. Hal ini akan dapat membantu guru untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam proses pembelajaran; 2) terhadap siswa: setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru dan saling membantu sesama teman agar proses mengajar terjadi secara efektif dan hasil evaluasi belajarnya juga meningkat. Untuk melatih kedisiplinan belajar, siswa hendaknya lebih datang tepat waktu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, mengerjakan tugas, mematuhi peraturan baik peraturan sekolah, kelas maupun guru serta pulang sekolah tepat waktu. Setiap siswa hendaknya lebih membekali diri dengan rasa percaya diri yang tinggi agar mudah dalam meraih hasil belajar yang optimal; 3) kepada peneliti berikutnya, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar disekolah berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang diinginkan, dan mampu meningkatkan daya tarik siswa terhadap matematika.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aunurahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Azizi Yahya, Jamaludin Ramli, Sharin Haslim, Mohd. Ali Ibrahim, raja Roslan Raja Abd Rahman dan Noordin Yahya. 2009. Dicipline Problems among


(15)

12

Secondary School Students in Johor Bahru, Malaysia. Europa Journal of Social Scienses. Volume 11, Number 4

David Osher, George G. Bear, Jeffrey R. Sprague and Walter Doyle. 2010. How Can We Improve School Disicipline?. Educational Researcher. Vol. 39, No. 1, pp. 48-58

Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari. 2011.“Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) dalam Upaya Meningkatkan Kemempuan Aplikasi Siswa “, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol 4 No. 1

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Angkasa

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197944-pengertian-kedisiplinan-belajar-anak/

http://kedisiplinanbelajarsiswa-ajeng.blogspot.com/

http://www.masbied.com/2012/02/18/pengertian-matematika/

http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html

Martini, Yayuk Sri. 2005. “Hubungan Kemampuan Numerik, Aktivitas Belajar dan Kedisiplinan Belajar”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak diterbitkan). Nur Wahyuni, Esa dan Baharudin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Rahmawati, Ratna Dewi. 2008. “Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Pada Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Cooperative Learning”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Ramon Lewisa, Shlomo Romib, Yaacov J. Katzb, Xing Qui. 2008. “Students’ reaction to classroom discipline in Australia, Israel, and China”, An International Journal of Research and Studies, Vol. 24 No. 3

Riptiana, Ika. 2010. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dan Reciprocal Teaching ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhunya. Jakarta: Rineka Cipta


(16)

13

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Badung: Remaja Rosdakarya.

Sumadi. 2008. Matematika: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) Kelas XI Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Supriyatun, Nur. 2011. “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Auditory Intellectually Repetition”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama

---. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif, PTK, R dan D. Surakarta: Fairuz Media


(1)

8

pengecekan referensi. Penelitian ini keabsahan dilakukan dengan triangulasi sumber.

D. Hasil Penelitian

Tindakan yang disepakati untuk mengatasi masalah adalah diskusi antara peneliti dan guru kelas. Dalam hal ini telah dilakukan pada dialog awal yang dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Mei 2012.

Hasil Pengamatan pada proses pembelajaran langsung masih terdapat sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan belajarnya masih rendah. Hal ini nampak pada siswa dalam mengikuti pelajaran terkesan tidak atau kurang serius bahkan kadang terkesan semaunya. Siswa datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, siswa tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda masuk telah berbunyi, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa lebih senang berbicara dengan teman-temannya daripada mencoba mengerjakan soal, tidak mendengarkan saat guru menerangkan dan masih banyak lagi perilaku tidak disiplin belajar yang dilakukan siswa di sekolah.

Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan strategi pembelajaran aktif Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran aktif AIR diharapkan akan meningkatkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedisiplinan dalam belajar matematika disini dilihat dari 2 macam indikator yaitu: mematuhi peraturan dan tepat waktu.

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 39 siswa sebagai berikut: siswa yang mematuhi peraturan sebanyak 9 siswa (23,08%), siswa yang tepat waktu sebanyak 10 siswa (25,64%).

Pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan putaran III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa


(2)

9

tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Jadi penerapan strategi pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

kedisiplinan belajar siswa.

Tabel 4.1

Data Hasil Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura

Tindakan Kedisiplinan Belajar Matematika

Taat pada Peraturan Tepat Waktu Sebelum

Tindakan

9 siswa (23,08 %)

10 siswa (25,64 %)

Putaran I 14 Siswa

(35,89 %)

17 Siswa (43,59 %)

Putaran II 19 Siswa

(48,72 %)

22 Siswa (56,41 %)

Putaran III 28 Siswa

(71,79 %.)

33 Siswa (84,62 %)

Adapun grafik peningkatan Kedisiplinan belajar siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura


(3)

10

Adapun proposisi hasil penelitian yaitu taat pada peraturan yang meliputi: 1) aturan sekolah, aturan kelas dan aturan guru meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa; 2) tepat waktu yang meliputi tepat waktu masuk kelas, mengumpulkan tugas dan pulang sekolah meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa; 3) strategi Auditory Intellectually

Repetition meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa.

E. Kesimpulan dan Saran

Pembelajaran ini khususnya pada Luas Permukaan Bangun Ruang melalui strategi Auditory Intellectually Repetition. Data peningkatan kedisiplinan siswa dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar ini mengalami hasil yang baik. Kedisiplinan belajar siswa sebelum penelitian 23,08%, putaran I meningkat menjadi 39,74%, putaran II 52,56% dan pada putaran III 78,21%. Kedisiplinan dalam taat pada peraturan setiap putaran semakin meningkat. Sebelum penelitian hanya 23,93 %, putaran I meningkat menjadi 35,89 %, putaran II 48,72 % dan pada putaran III meningkat menjadi 71,79 %. Kedisiplinan dalam tepat waktu setiap putaran semakin meningkat.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Sebelum Put aran I Put aran II Put aran III

Taat Perat uran Tepat Wakt u

K E D IS IP L IN A N S IS WA ( P E R S E N ) PUTARAN


(4)

11

Sebelum penelitian hanya 25,64 %, putaran I meningkat menjadi 43,59 %, putaran II 56,41 % dan pada putaran III meningkat menjadi 84,62 %.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam usaha peningkatan kedisiplinan siswa di kelas melalui strategi pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), maka diajukan sejumlah saran, yaitu: 1) kepada guru matematika dalam penyajian masalah kontekstual, guru matematika perlu memperhatikan tingkat pengetahuan matematika siswa dan pengalaman keseharian siswa serta guru matematika perlu mendisiplinkan diri dalam pembelajaran. Hal ini akan dapat membantu guru untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam proses pembelajaran; 2) terhadap siswa: setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru dan saling membantu sesama teman agar proses mengajar terjadi secara efektif dan hasil evaluasi belajarnya juga meningkat. Untuk melatih kedisiplinan belajar, siswa hendaknya lebih datang tepat waktu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, mengerjakan tugas, mematuhi peraturan baik peraturan sekolah, kelas maupun guru serta pulang sekolah tepat waktu. Setiap siswa hendaknya lebih membekali diri dengan rasa percaya diri yang tinggi agar mudah dalam meraih hasil belajar yang optimal; 3) kepada peneliti berikutnya, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar disekolah berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang diinginkan, dan mampu meningkatkan daya tarik siswa terhadap matematika.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aunurahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Azizi Yahya, Jamaludin Ramli, Sharin Haslim, Mohd. Ali Ibrahim, raja Roslan Raja Abd Rahman dan Noordin Yahya. 2009. Dicipline Problems among


(5)

12

Secondary School Students in Johor Bahru, Malaysia. Europa Journal of

Social Scienses. Volume 11, Number 4

David Osher, George G. Bear, Jeffrey R. Sprague and Walter Doyle. 2010. How

Can We Improve School Disicipline?. Educational Researcher. Vol. 39,

No. 1, pp. 48-58

Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari. 2011.“Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) dalam Upaya Meningkatkan Kemempuan Aplikasi Siswa “, Jurnal Pendidikan

Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol 4 No. 1

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Angkasa

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197944-pengertian-kedisiplinan-belajar-anak/

http://kedisiplinanbelajarsiswa-ajeng.blogspot.com/

http://www.masbied.com/2012/02/18/pengertian-matematika/

http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html

Martini, Yayuk Sri. 2005. “Hubungan Kemampuan Numerik, Aktivitas Belajar

dan Kedisiplinan Belajar”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak diterbitkan).

Nur Wahyuni, Esa dan Baharudin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Rahmawati, Ratna Dewi. 2008. “Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Pada

Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Cooperative Learning”.

Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Ramon Lewisa, Shlomo Romib, Yaacov J. Katzb, Xing Qui. 2008. “Students’ reaction to classroom discipline in Australia, Israel, and China”, An International Journal of Research and Studies, Vol. 24 No. 3

Riptiana, Ika. 2010. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika melalui Model

Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dan Reciprocal Teaching ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak

dipublikasikan).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhunya. Jakarta: Rineka Cipta


(6)

13

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Badung: Remaja Rosdakarya.

Sumadi. 2008. Matematika: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK) Kelas XI Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Supriyatun, Nur. 2011. “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Auditory Intellectually Repetition”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan

PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama

---. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif, PTK, R dan D. Surakarta: Fairuz Media


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen (PTK di Islamiyah Ciputat Kelas X Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 150

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Trimulyo Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 69

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

1 11 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

Penigkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Materi Dunia Hewan Melalui Strategi Kooperatif Pada Siswa Kelas X Akselerasi

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 69