INFLUENCE OF BASAL FACTOR TO PRICE SHARE AT MANUFACTURIN BUSINESS WHICH IS GO PUBLIC IN STOCK EXCHANGE OF INDONESIA (Automotive And Components And Food And Beverage).

(1)

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO

PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

(Automotive And Components Dan Food And Beverage)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

VIVI NOERDIYANTI 0513010178/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO

PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

(Automotive And Components Dan Food And Beverage)

yang diajukan

VIVI NOERDIYANTI 0513010178/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs.Ec. Munari, MM Tanggal:………

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi NIP. 030194437


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Automotive And Components Dan Food And

Beverage)”. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat

penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudiarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Munari, MM. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya.


(4)

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

6. Kepada Ayah, Bunda, dan kakak-kakakku atas kasih sayang dan perhatian serta telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7. Teman-teman terbaikku (elok, dany, mia, gita, arief, iwan dan ari) yang telah membantu selama masa studi di kampus.

8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb. Surabaya, Januari 2010


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

ABSTRAKSI ...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pasar Modal ... 9

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 9

2.2.1.2. Para Pelaku Pasar Modal ... 10

2.2.1.3. Instrumen Pasar Modal ... 10

2.2.2. Investasi ... 13

2.2.3. Penilaian Harga Saham ... 14

2.2.4. Laporan Keuangan ... 15


(6)

2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 15

2.2.4.2. Susunan Laporan Keuangan ... 16

2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 21

2.2.5.1. Return On Equity ... 21

2.2.5.2. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham ... 21

2.2.5.3. Current Ratio (CR) ... 24

2.2.5.4. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham... 24

2.2.5.5. Devidend Payout Ratio ... 25

2.2.5.6. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham... 26

2.3. Kerangka Pikir Penelitian ... 28

2.4. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Varibel ... 31

3.1.1. Return On Equity (X1) ... 31

3.1.2. Current Ratio (X2)... 32

3.1.3. Devidend Payout Ratio (X3)... 32

3.1.4. Harga Saham (Y) ... 33

3.2. Teknik Pengumpulan Sampel ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35


(7)

3.4.1. Teknik Analisis ... 35

3.4.2. Uji Normalitas ... 36

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 37

3.4.4. Uji Hipotesis ... 39

3.4.4.1. Uji F ... 39

3.4.4.2. Uji t ... 40

BAB IV : HASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 42

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Otoparts,Tbk ...42

4.1.2. Sejarah Singkat PT. Astra Internasional,Tbk ... 43

4.1.3. Sejarah Singkat PT. Aqua Golden Misissipi,Tbk ... 44

4.1.4. Sejarah Singkat PT. Fast Food Indonesia,Tbk ... 45

4.1.5. Sejarah Singkat PT. Goodyear Indonesia,Tbk ... 46

4.1.6. Sejarah Singkat PT. Hexindo Adiperkasa,Tbk ... 47

4.1.7. Sejarah Singkat PT. Mayora Indah,Tbk ... 47

4.1.8. Sejarah Singkat PT. Multi Bintang Indonesia,Tbk ... 48

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 49

4.2.1.Return On Equity (X1) ...49

4.2.2.Curent Ratio (X2)...50

4.2.3.Deviden Payout Ratio (X3) ...52

4.2.4.Harga Saham (Y) ...53


(8)

4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.3.1.Uji Normalitas...54

4.3.2.Uji Asumsi Klasik...56

4.3.3.Persamaan Regresi Berganda ...59

4.4. Uji Hipotesis ... 60

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

4.5.1.Implikasi Penelitian ...63

4.5.2.Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ...66

4.5.3.Keterbatasan Penelitian...67

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...68

5.2 Saran ...69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perubahan ROE, DPR, dan Harga Saham ... 2

Tabel 2.1 Contoh Laporan Keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk ... 17

Tabel 4.1 Data Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17

Tabel 4.2 Data Current Ratio (CR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17

Tabel 4.3 Data Deviden Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17

Tabel 4.4 Data Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pada Residual ... 68

Tabel 4.7 Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 68

Tabel 4.8 Korelasi Rank Spearman ... 68

Tabel 4.9 Persamaan Regresi ... 68

Tabel 4.10 Uji Hipotesis ... 68

Tabel 4.11 Perbedaan Penelitian... 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir ... 30

Gambar 2.1. Kurva Uji Autokorelasi ……… 38

Gambar 4.1. Plot P-P ... 56

Gambar 4.1. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi ... 57


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data ROE, CR, Dan DPR Lampiran 2 : Data Rata-Rata Harga Saham Lampiran 3 : Output Uji Normalitas

Lampiran 4 : Input Regresi Dan Nilai Residual Lampiran 5 : Output Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 6 : Output Uji Heteroskedastisitas Lampiran 7 : Tabel Durbin Watson


(12)

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

(Automotive And Components Dan Food And Beverage)

Oleh Vivi Noerdiyanti

ABSTRAK

Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal, dan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perusahaan yang telah go publik harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengarui harga saham misalnya Return On Equity, Current

Ratio dan Devidend Payout Ratio. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini

bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Return On

Equity (ROE), Current Ratio (CR), dan Devidend Payout Ratio (DPR)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dari penelitian ini adalah 8 perusahaan automotive and

components dan 12 perusahaan food and beverage yang go publik dan tercatat di

Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2003 sampai dengan 2006 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Kata Kunci : Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Devidend Payout Ratio (DPR) dan Harga Saham


(13)

INFLUENCE OF BASAL FACTOR TO PRICE SHARE AT

MANUFACTURIN BUSINESS WHICH IS GO PUBLIC IN

STOCK EXCHANGE OF INDONESIA

(Automotive And Components And Food And Beverage)

By

Vivi Noerdiyanti

ABSTRACTION

Price share can be told as indicator efficacy of management of company, where strength of market shown with the happening of transaction commerce of company share in capital market, and will influence by various factor. Company which have public go have to pay attention some factor which is share price mempengaruhi for example Return On Equity, Current Ratio, and of Devidend Payout Ratio. Pursuant to phenomenon, this research aim to to test and prove empirically what is Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), and Devidend Payout Ratio (DPR) have influence which is signifikan to share price at manufacturing business ( components and automotive and of food and beverage and) which is go public in Stock Exchange Indonesia.

Population of this research in 8 company of components and automotive and 12 company of beverage and food which is go public and noted by Stock Exchange Indonesia start year 2003 up to 2006 by using technique of purposive sampling. Analysis the used analysis of regresi double linier.

Keyword : Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Devidend Payout Ratio (DPR) and Price Share


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Untuk melaksanakan kesinambungan pembangunan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah penyediaan dana yang cukup besar bagi pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber dan pembangunan nasional berasal dari tiga sumber utama yaitu tabungan pemerintah, tabungan masyarakat dan dana dari luar negeri. Salah satu alternatif sumber dana yang prospektif bagi perusahaan adalah melalui emisi saham, karena saham merupakan kekayaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi dapat dengan mudah diperjualbelikan di pasar bursa. Investasi pada saham mempunyai keuntungan tersendiri bagi investor, apabila perusahaan mempunyai prospek cerah, maka tingkat pengembalian dan nilai saham akan meningkat.

Pergerakan saham emiten otomotif di Bursa Efek kembali berpeluang membukukan kenaikan harga. Terbukti pada 9 Maret 2007, seiring dengan penurunan suku bunga perbankan yang terus berlanjut, investor kembali melakukan spekulasi beli pada saham otomotif, rata-rata saham otomotif mencatat kenaikan 6,78 persen.

Memasuki awal April 2007, menumbuhkan harapan baru buat analisis maupun investor akan membaiknya saham otomotif di bursa setelah tertekan cukup lama, ketika harga bahan bakar minyak naik sampai 126 persen pada Oktober 2005 yang berimbas pada kenaikan inflasi dan


(15)

tingkat suku bunga, sehingga membuat daya beli menurun drastis. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia optimistis tahun 2007 penjualan akan meningkat 10-20 persen dibanding tahun lalu.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, Thomas Darmawan mengatakan kenaikan BBM menyebabkan kenaikan biaya produksi makanan dan minuman, sehingga harga makanan dan minuman akan naik 10-50 persen (Media Indonesia, 2007).

Dalam data keuangan yang diperoleh dari BEI, diketaui bahwa terjadi perubahan untuk ROE, CR, DPR pada periode tahun 2003-2005 dan periode tahun 2004-2005 untuk harga saham.

Tabel 1.1. Perubahan ROE, CR, DPR dan Harga Saham

No. Perusahaan Tahun ROE CR DPR Tahun Harga Saham

1 PT. Astra Otoparts,

Tbk 2003 2004 2005 24,77 23,53 26,21 164,58 142,64 170,92 18,30 20,65 27,64 2004 2005 2006 1.925 2.800 2.925

2 PT. Mayora Indah, Tbk 2003

2004 2005 15,10 14,46 7,55 981,66 51,07 353,68 22,82 22,52 41,91 2004 2005 2006 1.200 820 1.620

3 PT. Multi Bintang

Indonesia, Tbk 2003 2004 2005 49,14 48,74 56,42 114,87 98,27 68,05 78,05 23,03 118,41 2004 2005 2006 42.500 50.000 55.000 Sumber : data laporan keuangan di BEI

Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal, dan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran masyarakat atas saham yang diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor tersebut dapat di bagi dalam


(16)

tiga kategori yaitu faktor yang bersifat fundamental, faktor yang bersifat teknis serta sosial, ekonomi, dan politik. Faktor fundamental merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut. Faktor-faktor lain antara lain meliputi kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, perkembangan teknologi, kemampuan dalam menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijaksanaan pemerintah dan juga hak-hak investor. Faktor teknis merupakan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun kelompok. Para investor banyak yang menyukai penggunaan teknikal analisis di dalam menilai harga suatu saham. Di dalam faktor ini menyajikan informasi mengenai perkembangan kurs, keadaan pasar modal, volume dan frekuensi transaksi serta kekuatan pasar dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. Faktor sosial, ekonomi, dan politik menjelaskan mengenai tingkat inflasi, kebijaksanaan moneter, yang dilakukan oleh pemerintah, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi serta keadaan yang terjadi (Sisharini, 2003).

Dengan memperhatikan uraian diatas maka perusahaan yang telah

go publik harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengarui harga

saham misalnya Return On Equity, Current Ratio dan Devidend Payout

Ratio. Dipilih objek penelitian perusahaan automontive and components

dikarenakan perusahaan otomotif dunia terus menebar sayap bisnis di Indonesia, hal ini berarti cukup diperhitungkan sebagai tempat investasi


(17)

otomotif dalam strategi pasar global (Kompas, 06 Oktober 2003), sedangkan dipilihnya perusahaan food and beverage dikarenakan terus membaiknya makroekonomi yang mulai dipercaya akan berdampak pada daya beli konsumen, indikasi ini tercermin dari kinerja perusahaan yang tercatat di Bursa (Kompas, 12 November 2003). Maka penelitian ini diberi judul : “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO

PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

(Automotive And

Components Dan Food And Beverage)

”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah:

Apakah faktor-faktor fundamental perusahaan seperti Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR) dan Divident Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang

go publik di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas adalah :


(18)

Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), dan Devidend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and

beverage) yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan

Memberikan gambaran dan tambahan informasi kepada pihak manajemen perusahaan tentang kinerja perusahaan, beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dan nama baik perusahaan.

b. Bagi Praktisi

Memberikan gambaran dan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta kebijakan investor dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya di pasar modal.

c. Bagi Peneliti

Untuk memberikan kesempatan dalam menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi yang


(19)

terjadi pada perusahaan yang telah go publik di Bursa Efek Indonesia.

d. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian terhadap tema ini.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor ini antara lain :

1. Erina Kharisma dan Ghozali Maski (2003)

Judul : Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham (studi di Bursa Efek Jakarta).

Permasalahan

1. Apakah variabel fundamental (EPS, ROE, dan tingkat bunga deposito) dan variabel teknikal (harga saham masa lalu) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan

consumer goods yang go publik di BEJ ?

2. Dari keempat variabel tersebut, variable manakah mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saam perusahaan consumer

goods industry yang go publik di BEJ ?

Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh signifikan pada EPS, ROE, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu terhadap harga saham perusahaan consumer goods industry yang go publik di BEJ.

2. Diduga tingkat bunga deposito mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan consumer goods industry yang go publik di BEJ.


(21)

Kesimpulan

Hasil pengujian F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan pada EPS, ROE, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu terhadap harga saham. Dan uji t variabel EPS, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu mempunyai pengaruh signifikan, sedangkan ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Nanik Sisharini (2003)

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga Saham Perusahaan Asuransi Yang Go Publik di Bursa Efak Jakarta.

Permasalahan

1. Apakah tingkat bunga, Earning PerShare, Devidend Payout Ratio, dan Return On Assets secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham Perusahaan Asuransi Yang Go Publik Di BEJ ?

2. Dari faktor-faktor tersebut di atas, faktor manakah yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham Perusahaan Asuransi Yang Go Publik Di BEJ ?

Hipotesis

1. Diduga variabel tingkat pertumbuhan Earning PerShare (X1), Dividend Payout Ratio (X2), Return On Assets (X3) dan tingkat

bunga (X4) secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan


(22)

2. Diduga tingkat pertumbuan Earning PerShare mempunyai pengaruh dominan terhadap besarnya harga saham rata-rata.

Kesimpulan

Besarnya harga saham perusahaan asuransi yang Go Publik di BEJ dipengaruhi secara serentak dan bermakna oleh variabel tingkat pertumbuhan Earning PerShare, Dividend Payout Ratio, Return On

Assets dan tingkat bunga. Sedangkan tingkat pertumbuhan Earning PerShare mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal bisa didefinisikan sebagai tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. (Samsul, 2006: 43).

Menurut Marzuki Usman (Anoraga dan Widiyanti, 1992: 7). Pasar modal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani antara pemilik dana dalam hal ini disebut dengan sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut sebagai emiten (perusahaan yang go publik).

Menurut Riyanto (1997: 219) memberikan pengertian tentang pasar modal (capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang


(23)

mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak.

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pasar modal sebagai tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang sedangkan fungsi pasar modal adalah mengalokasikan arus dana secara efisien dariunit ekomoni yang mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisittabungan (saving deficit unit).

2.2.1.2. Para Pelaku Dalam Pasar Modal

Lembaga yang dikelompokkan sebagai pelaku pasar modal, sebenarnya adalah juga lembaga terkait dalam pasar modal. Tanpa para pelaku pasar modaltidak dapat berkembang dengan baik. Lembaga-lembaga yang menjadi para pelaku pasar modal antara lain (Usman, dkk, 1990: 27) :

a. Emiten, adalah perusahaanyang memperoleh dana melalui pasar modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada masyarakat (perorangan atau lembaga).

b. Pemodal (investor), adalah orang atau badan yang melakukan penanaman modal.


(24)

c. Lembaga penunjang, berfungsi sebagai penunjang atau pendukung beroperasinya pasar modal.

2.2.1.3. Instrumen Pasar Modal

Menurut Anoraga dan Widiyanti (1992: 51) yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah sama surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa.

Instrumen pasar modal ini umumnya jangka panjang. Instrumen pasar modal yang paling umum diperjual belikan melalui bursa efek di Indonesia saat inia dalah (Anoraga dan Widiyanti, 1992: 51) :

a. Saham

Merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas. Dengan demikian saham suatu perusahaan mempunyai manfaat yang diperoleh diantaranya :

1. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemilik saham.

2. Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dri selisih jual

dengan harga belinya.

3. Manfaat non finansial, yaitu timbulnya kebanggan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Dari berbagai jenis saham yang dikenal, di bursa yang diperdagangkan yaitu :


(25)

a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.

b. Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden dan atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris.

b. Obligasi

Merupakan surat tanda meminjam uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun.

Pada obligasi dilampirkan kupon atau talon, yaitu :

1. Kupon merupakan bukti untuk menerima pembayaran bunga pada tanggal jatuh tempo yangtelah ditentukan.

2. Talon merupakan bukti untuk memperoleh lembaran kupon-kupon yang baru apabila kupon-kupon yang lama telah habis terpakai.

Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis yaitu antara lain : 1. Income bond

Pada obligasi ini bunganya tidak perlu dibayar apabila laba perusahaan tidak cukup untuk menutup pembayaran bunga.


(26)

2. Convertible bond

Obligasi jenis ini mempunyai hak kepada pemegangnya untuk menkonversikan atau menukar obligasinya dengan saham setelah membayar suatu jumlah tertentu.

3. Collable bond

Obligasi jenis ini mempunyai hak kepada pemegangnya untuk menuntut perusahaan melunasi obligasi dengan suatu harga tertentu lebih cepat dari tanggal jatuh temponya.

2.2.2. Investasi

Menurut Tandelin (2001: 3) yang dimaksud dengan investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengantujuan untuk memperolehsejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.

Menurut Sunariyah (2004: 4) berpendapat bahwa investasi pada dasarnya adalah penanaman modal untukasatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Pengertian investasi dalam artian luas yang terdiri dari dua bagian utama yaitu investasi dalam bentuk riil (real assets) adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni,dan real estate. Dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities


(27)

atau financial assets) adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya

merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.

2.2.3. Penilaian Harga Saham

Menurut Halim (2003: 16) memberikan pengertian tentang harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan yang akan dipengaruhi oleh variabel fundamental dan teknikal, variabel-variabel tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan mengalami berbagai kemungkinan kenaikan harga atau penurunan harga.

Tujuan utama sebagian besar perusahaan di pasar modal bersifat normatif yaitu memaksimumkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi para pemegang saham dengan cara memaksimumkan nilai perusahaan yang mencerminkan kesehatan perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan adalah dengan peningkatan harga saham, peningkatan ini akan meningkatkan pembayaran deviden bagi para pemegang saham. Tujuan normatif tidak mudah dicapai karena hampir setiap saat terjadi fluktuasi harga saham yang menggambarkan perubahan harga saham yang ada di pasar bursa.

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (intrinsic

value) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga


(28)

menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan untuk menilai harga saham (Husnan, 1998: 288) :

1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah) dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. 2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham

tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi) dan karenanya seharusnya dijual.

3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

2.2.4. Laporan Keuangan

2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 1997:17).


(29)

2.2.4.2. Susunan Laporan Keuangan

Menurut Sulistiawan dan Feliana (2006: 34) susunan laporan keuangan dapat dibedakan menjadi (IAI, 2004):

1. Neraca, yaitu laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan badan usaha yang terdiri atas aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan ekuitas (equities) pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan Laba Rugi, merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai kinerja badan usaha dalam satu periode. Elemen-elemen yang ada di laporan laba rugi yaitu pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dalam perusahaan. 3. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan

perubahan aktiva bersih yang terjadi dalam suatu badan usaha selama satu periode akuntansi.

4. Laporan Aliran Kas, yaitu laporan yang menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari kegiatan operasional, investasi dan pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan, merupakan catatan yang disajikan untuk menjelaskan akun-akun yang disajikan di laporan


(30)

keuangan lainnya, termasuk definisi akun, perincian nilai akun, kebijakan akuntansi, dan kewajiban estimasi.

Table 2.1. Contoh Laporan Keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk PT. Sepatu Bata, Tbk.

NERACA 31 Desember 2004

(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah)

AKTIVA PASIVA

Aktiva lancar Kewajiban lancar

Kas dan setara kas 50.239.860 Pinjaman jangka pendek -

Piutang usaha, setelah dikurangi Hutang usaha

Pihak ketiga 10.894.098 Pihak ketiga 30.953.701

Pihak yang mempunyai Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 7.432.132 hubungna istimewa 5.038.375

Piutang pegawai 646.028 Hutang pajak 11.590.263

Piutang lain-lain 2.663.053 Beban masih harus dibayar 45.545.319

Persediaan 134.153.242 Uang jaminan dari penyalur 18.539.571

Pajak pertambahan nilai dibayar

dimuka 19.096.731

biaya dibayar dimuka 26.524.160

Jumlah aktiva lancar 251.649.304 Jumlah kewajiban lancar 109.667.229

Aktiva tidak lancar Kewajiban tidak lancar

Aktiva tetap 66.264.444 Penyisihan penghargaan masa kerja 6.910.215

Aktiva lain-lain Kewajiban pajak tangguhan – bersih 7.803.216

Biaya dibayar dimuka 10.665.581

Piutang pegawai 65.128 Jumlah kewajiban tidak lancar 14.713.431

Uang jaminan sewa 3.437.775

Jumlah aktiva tidak lancar 80.430.928 Jumlah kewajiban 124.380.660 Ekuitas

Modal saham biasa – modal saham

20.000.000 saham dengan nilai

nominal Rp 1000 persaham:

ditempatkan dan disetor penuh

13.000.000 saham 13.000.000

Selisih penilaian kembali

aktiva tetap 2.259.935

Saldo laba 192.439.637

Jumlah ekuitas 207.699.572


(31)

Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk

PT. Sepatu Bata, Tbk LAPORAN LABA RUGI

31 Desember 2004 (Dalam ribuan Rupiah)

Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk

Penjualan bersih 439.028.353

Beban pokok penjualan 274.022.768

Laba kotor 219.694.585

Beban usaha :

Beban penjualan dan pemasaran 105.907.401

Beban umum dan administrasi 52.093.394

Jumlah beban usaha 158.000.795

Laba usaha 61.693.790

Penghasilan/beban lain-lain :

(Rugi) Laba penjualan aktiva tetap (3.328.407)

Pendapatan bunga 260.260

Beban bunga (1.093.143)

Laba/(rugi) selisih kurs – bersih 102.460

Pesangon 5.904.886

Klaim asuransi 1.675.543

Pendapatan lainnya – bersih 532.959

Jumlah beban lain-lain – bersih (7.755.214)

Laba sebelum pajak penghasilan badan 53.938.576

Beban (manfaat) pajak penghasilan badan :

Tahun berjalan 20.944.960

Ditangguhkan (1.584.062)

19.360.898

Laba bersih 34.577.678

Laba usaha per saham (nilai rupiah penuh) 4.746


(32)

PT. Sepatu Bata, Tbk

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 31 Desember 2004

(Dalam ribuan Rupiah)

Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk

Modal saham selisih penilaian saldo laba

saham biasa penilaian kembali aktiva tetap

Saldo 31 Desember 2003 13.000.000 2.259.935 174.826.959

Laba bersih 34.577.678

Dividen (16.965.000)

Saldo 31 Desember 2004 13.000.000 2.259.935 192.439.637 Deviden per saham 2004 (nilai Rupiah penuh) Rp 1.305


(33)

PT. Sepatu Bata, Tbk LAPORAN ARUS KAS

31 Desember 2004 (Dalam ribuan Rupiah)

Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk

Arus kas dari aktivitas operasi :

Penerimaan kas dari pelanggan 534.936.165

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (367.857.592)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 167.348.573

Pembayaran imbalan jasa teknik dan konsultasi (7.067.380)

Pembayaran pajak (85.768.647)

Pendapatan bunga 238.110

Beban bunga (616.141)

Penerimaan dari klaim asuransi 1.299.945

Jumlah kas bersih yang dihasilkan dari 75.428.460

aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas investasi :

Pembelian aktiva tetap (7.643.877)

Penjualan aktiva tetap 1.323.960

Kenaikan biaya yang dibayar dimuka (38.329.294)

Jumlah kas bersih yang digunakan untuk 44.649.211

aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas pendanaan :

Pembayaran pinjaman jangka pendek (50.500.000)

Penerimaan pinjaman jangka pendek 78.960.379

Pembayaran deviden kas (13.618.951)

Jumlah kas bersih yang digunakan untuk 14.841.428

aktivitas pendanaan

(penurunan) kenaikan bersih kas dan 45.620.677

setara kas

Kas dan setara kas pada awal tahun 4.619.183


(34)

2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham 2.2.5.1. Return On Equity

Menurut Darsono dan Ashari (2005: 57) Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Untuk menghitung Return On Equity bisa menggunakan rumus sebagai berikut :

Laba Bersih

Return On Equity = X 100 %

Modal Saham

Berdasarkan contoh dari data laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk dapat dihitung analisis ROEnya yaitu:

34.577.678

Return On Equity = X 100 % = 16,64 %

207.699.572

Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Dari hasil perhitungan data laporan PT. Sepatu Bata, Tbk, diperoleh nilai ROE sebesar 0,1664 yang berarti perusahaan memberikan kembalian sebesar 16,64 persen kepada pemegang saham.


(35)

Return On Equity (ROE) mengukur efektivitas manajemen

berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan investasi.

Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan modal saham (Halim, 2003: 85).

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkan return yang lebih besar pada pemegang saham (Darsono dan Ashari, 2005: 57).

Dalam hal ini investor melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan sehingga minat para investor terhadap saham perusahaan semakin besar yang akan mendorong kenaikkan pada harga saham. Demikian pula sebaliknya apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan modalnya dengan efisien dan efektif sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada penurunan harga saham.

Menurut Hanafi dan Halim (2003: 85), Return On Equity (ROE) dapat dirumuskan :

Laba Bersih

Return On Equity = X 100 %

Modal Saham


(36)

Teori “Arbritage Pricing Theory”

Teori “Arbritage Pricing Theory” oleh Chea, Roll dan Ross (1986) menggambarkan hubungan antara risiko dan return. Estimasi return yang diharapkan dari sekuritas tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar karena adanya asumsi bahwa return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Dengan demikian,

Arbritage Pricing Theory (APT) mengasumsikan bawa sekuritas yang

berbeda akan mempunyai sensitivitas terhadap faktor-faktor risiko sistematis yang beda pula. Masing-masing investor dapat membentuk portofolio tergantung dari preferensinya teradap risiko, pada masing-masing risiko. Dengan mengetahui harga pasar dari faktor-faktor risiko yang dianggap relevan dan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan pada faktor tersebut, maka investor dapat menentukan estimasi return yang diharapkan untuk berbagi sekuritas (Tandelin, 2001: 105).

2.2.5.3. Current Ratio (CR)

Menurut Darsono dan Ashari (2005: 52) Current Ratio yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus Current Ratio yang dipergunakan adalah :

Aktiva Lancar

Current Ratio =


(37)

Berdasarkan contoh dari data laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk dapat dihitung analisis CR nya yaitu :

251.649.304

Current Ratio = = 2,29 X

109.667.229

Dari hasil perhitungan data laporan PT. Sepatu Bata, Tbk diperoleh rasio lancar sebesar 2,29. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap satu Rupiah kewajiban dijamin dengan 2,29 Rupiah aktiva lancar.

2.2.5.4. Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham

Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum

digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.

Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek, tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat return (Darsono dan Ashari, 2005: 52).


(38)

Dengan demikian current ratio digunakan untuk menganalisa

posisi modal kerja suatu perusahaan. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya, apabila current ratio mengalami kenaikan, maka harga saham akan mengalami kenaikan atau pengaruh positif. Demikian sebaliknya apabila current ratio turun, maka akan berpengaruh secara negatif dan ini berarti ada yang tidak benar dalam perusahaan tersebut. Jadi current ratio dapat dijadikan sebagai indikator bahan pertimbangan bagi investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan yang tercermin melalui harga saham.

Menurut Riyanto(1997: 332) Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Aktiva Lancar

CR =

Hutang Lancar

2.2.5.5. Devidend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR), rasio ini menggambarkan

presentase dividen yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran yang lebih baik terhadap keuntungan yang diperoleh pemegang saham dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin


(39)

tinggi rasio akan semakin menguntungkan bagi pemegang saham karena semakin besar tingkat return atas saham yang dimiliki. Untuk menghitung Devidend Payout Ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 52) :

Dividend perLembar

Dividend Payout Ratio = X 100 %

Earning perLembar

Berdasarkan conto dari data laporan kuangan PT. Sepatu Bata, Tbk dapat dihitung analisis DPR nya yaitu :

1.305

Dividend Payout Ratio = = 49,06 %

2.660

Rasio ini menggambarkan persentase dividen kas yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diterima oleh perusahaan. Dari hasil perhitungan data laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk diperoleh nilai DPR sebesar 49,06 persen dari laba bersih perusahaan dibagikan sebagai deviden kas, sedangkan 50,94 persen digunakan sebagai tambahan ekuitas. Jumlah deviden yang dibayarkan pada pemegang saham ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung berapa sebenarnya arga saham perusahaan.

2.2.5.6. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham

Dividend Payout Ratio (DPR) mengukur kemampuan perusahaan

melihaht bagian earning (pendapatan ) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor.


(40)

Tujuan investor membeli saham perusahaan pada hakikatnya bertujuan menerima dividen dan capital gain, keduanya haruslah lebih besar atau paling tidak sama dengan return yang dikehendaki. Kebijaksanaan dividen yang dilakukan perusahaan dapat diukur dengan DPR, rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan berapa besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah laba bersih yang didapat perusahaan atau menunjukkan persentase laba yang dibayarkan sebagai dividen, dengan demikian investor dapat mengetahui berapa besar dividen yang menjadi haknya.

Jadi harga saham dipengaruhi oleh seberapa jauh tujuan investor dalam menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan. Jika capital

gain menjadi tujuan utama investor dalam jangka panjang maka investor

akan tertarik pada perusahaan yang memberikan capital gain yang lebih besar dari dividen, sehingga walaupun DPRnya rendah kenaikan saham masih dimungkinkan. Tetapi apabila investor mempunyai jangka pendek, maka dividen merupakan bahan pertimbangan penting dalam membeli saham mengingat capital gain yang belum pasti. Jika suatu perusahaan berani membayar tinggi dividen, maka kemingkinan saham ikut naik pula. Dan sebaliknya jika perusahaan dalam pembayaran dividennya rendah, maka penurunan harga saham bisa saja terjadi.

Menurut Hanafi dan Halim (2003: 86) Devidend Payout Ratio (DPR) dapat dirumuskan :

Dividend perLembar


(41)

Earning perLembar

Teori yang melandasi : Teori “Bird in Te Hand”

Teori “Bird in Te Hand” oleh Lintner (1962), Gordon (1963) dan Batthacharya (1979). Teori ini menjelaskan bawa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung ditangan yang resikonya lebih kecil dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.akan tetapi kenyataannya investor adalah berbeda-beda dapat berupa investor individual ataupun investor institusi. Investor individual pun berbeda-beda dalam hal umur dan golongan kelas mereka. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan preferensi mereka terhadap tingginya dividen. Investor yang lanjut usia dan penghasilannya hanya tergantung dari dividen mungkin akan lebih menyukai dividend

payout yang tinggi. Akan tetapi investor yang penghasilannya sudah

tinggi mungkin akan menyukai dividend payout yang rendah, karena jika mereka menerima dividen dan akan menginvestasikan kembali dividen ini, mereka harus mengeluarkan lagi biaya transaksi (Jogiyanto, 2000: 253).


(42)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di ambil premis-premis yang kemudian dari premis tersebut disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasardalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :

Premis 1 :

Variabel EPS, ROE, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan dari uji secara parsial variabel EPS, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham (Kharisma dan Maski, 2003).

Premis 2 :

Variabel tingkat pertumbuhan Earning PerShare, Devidend Payout,

Return On Assets dan tingkat bunga secara serentak dan parsial

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tingkat pertumbuhan

Earning PerShare mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga


(43)

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir

Analisis Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), dan Divident Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Current Ratio (CR) (X2)

Devident Payout Ratio (DPR) (X3)

Return On Equity (ROE) (X1)


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat dan tiga variabel bebas. Variabel bebasnya adalah

Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Devidend Payout Ratio

(DPR), sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham.

Definisi operasional menurut Nazir (1999: 152) adalah suatu

definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan ataupun memberikan suatu pernyataan opersional.

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya.

3.1.1. Return On Equity (X1)

Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan modal saham. Variabel ini diukur dalam satuan persentase dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.


(45)

Rumus yang digunakan adalah :

Laba Bersih

Return On Equity = X 100 %

Modal Saham

(Hanafi dan Halim, 2003: 85) 3.1.2. Current Ratio (X2)

Current Ratio (CR) adalah kemampuan untuk membayar hutang

yang segara harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Variabel ini diukur dalam satuan kali (X) dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

Rumus yang digunakan adalah :

Aktiva Lancar

CR =

Hutang Lancar

(Riyanto, 1997: 332)

3.1.3. Devidend Payout Ratio (X3)

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada investor. Variabel ini diukur dalam satuan persentase dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

Rumus yang digunakan adalah : Dividend perLembar

DPR = X 100 %

Earning perLembar


(46)

3.1.4. Harga Saham (Y)

Harga Saham (Y) adalah harga yang terbentuk dari mekanisme permintaan dan penjualan antara pembeli dan penjual atau harga yang berlaku dalam pasar bursa pada saat terjadi transaksi saham. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga saham rata-rata bulanan dalam satu tahun yang dihitung dari harga penutupan selama periode 3 tahun yaitu tahun 2004 sampai dengan 2006 yang diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek

Indonesia. Variabel ini diukur dalam satuan rupiah dan skala pengukuran data yang digunakan adalah skala rasio.

3.2. Teknik Pengumpulan Sampel a. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah 8 perusahaan automotive and components dan 12 perusahaan food and beverage yang go publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2003 sampai dengan 2006.

b. Sampel

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik penentuan sampel ini menurut Sumarsono (2004: 52) adalah teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi sampel berdasarkan cirri-ciri atau


(47)

sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut merupakan representative dari populasi. Kriteria yang diambil adalah berdasarkan :

1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2006.

2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya

secara kontinyu selama tahun 2003-2006.

3. Perusahaan yang diteliti tidak mengalami kerugian secara

berturut-turut selama tahun 2003-2006.

4. Perusahaan yang tidak membagikan devidennya secara

berturut-turut selama tahun 2003-2006 tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Sehingga berdasarkan kriteria diatas dihasilkan jumlah sampel sebanyak 4

perusahaan automotive and components dan 4 perusahaan food and

beverage yang memenui syarat untuk mewakili data industri yaitu : 1. PT. Astra Otoparts, Tbk.

2. PT. Astra International, Tbk.

3. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk.

4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk.


(48)

6. PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk

7. PT. Mayora Indah, Tbk

8. PT. Goodyear Indonesia, Tbk

3.3. TeknikPengumpulan Data a. Jenis data dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa ROE, CR, DPR tahun 2003 sampai dengan 2006 karena merupakan tahun yang paling dekat dengan penelitian. Informasi yang diambil berupa prospektus perusahaan dan Indonesia

Capital Market Directory (ICMD), sehingga sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

b. Pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mempelajari dan menganalisis dokumen penting yang diperlukan di perpustakaan Bursa Efek Indonesia. Sumber data secara keseluruhan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang menunjukkan


(49)

ketergantungan antara variabel bebas yaitu Return On Equity (ROE),

Current Ratio (CR), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap variabel terikat yaitu Harga Saham. Metode ini digunakan dalam penelitian karena untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan variabel independen.

Adapun model regresi linier berganda adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e...(1)

(Anonim,2003: L- 21)

Keterangan :

Y = Harga Saham

a = Konstanta

X1 = Return On Equity

X2 = Current Ratio

X3 = Devidend Payout Ratio

b1…b2 = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

3.4.2. Uji Normalitas

Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data sebenarnya normal atau tidak untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dalam penelitian kali ini menggunakan metode


(50)

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal (Sumarsono, 2004: 42) adalah :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 % maka didistribusikan adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 % maka didistribusikan adalah normal.

3.4.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan model regresi, dalam arti statistik adalah BLUE (Best Linier Unbrased Estimator). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik sebagai berikut :

1. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan

berdasarkan waktu urut (time series) atau data yang diambil pada

waktu tertentu (data cross sectional). Dalam konteks regresi, model regresi linier mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau nilai pengganggu (Gujarati, 1995: 201). Jadi suatu model regresi dikatakan tidak terjadi autokolerasi jika nilai residual dari observasi pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada


(51)

Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan :

Gambar 3.1 : Kurva Uji Autokorelasi

Ada Daerah Daerah Ada Autokorelasi Keragu-raguan Keragu-raguan Autokorelasi

Negatif

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif

0 dL du 4-du 4-dL 4

Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Airlangga, Jakarta.

2. Multikolinieritas

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,1 atau sama dengan VIF diatas


(52)

10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih ditolerir. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF yaitu :

a. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. b. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. (Ghozali, 2000: 57)

3. Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel independen (Sumodiningrat, 2002: 261).

Pada regresi linier residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan keseluruhan variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

3.4.4. Uji Hipotesis 3.4.4.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap harga saham, dengan prosedur sebagai berikut :


(53)

1) H0 : β1 = β2 = β3 = 0, artinya model regresi yang dihasilkan tidak

cocok untuk smengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap harga saham.

H1 : β1 = β2 = β3≠ 0, artinya model regresi yang dihasilkan cocok

untuk mengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap harga saham. 2) Level of signifikan 5%

3) R2 / K

FHitung =

(1 - R2) / (n – k – 1)

(Sudjana, 1996: 385) Keterangan :

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

4) Kriteria pengujian sebagai berikut : Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5 %. Ho ditolak jika nilai signifikansi < 5%.

3.4.4.2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh ROE, CR,DPR secara parsial terhadap harga saham, dengan prosedur sebagai berikut :


(54)

1) H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari ROE,

CR, DPR terhadap harga saham.

H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari ROE, CR,

DPR terhadap harga saham. 2) Level of signifikan 5%

β1

3) thitung =

Se (β1)

(Sudjana, 1995: 388) Keterangan :

β1 = koefisien regresi

Se = standart error

4) Kriteria pengujian sebagai berikut : Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5% Ho ditolak jika nilai signifikansi < 5%


(55)

43

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Otoparts, Tbk

Memulai usahanya sebagai perusahaan export-import, perusahaan dikenal sebagai PT. Pacific Western tahun 1976, kemudian perusahaan mengubah namanya menjadi PT. Astra Pradipta Internusa. Sejak saat itu, perusahaan melakukan perubahan – perubahan dan melakukan merger sebagai bagian dari konsolidasi bisnis untuk komponen – komponen automotif di bawah PT. Astra International tahun 1996. Hasilnya adalah sebuah perusahaan baru yakni PT. Astra Dian Lestari. Perusahaan kemudian merubah namanya menjadi PT. Astra Otoparts, Tbk (AOP) tahun 1997 dan mempengaruhi kompetensi bisnisnya dalam produksi dan distribusi komponen – komponen otomotif dan suku cadang di Indonesia. Dalam waktu yang relatif singkat, AOP telah sukses dalam pendiriannya. Perusahaan secara umum mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1998, mengembangkan produk substitute (pengganti) bagi komponen – komponen aslinya yang kita kenal seperti “ASPIRA” dan memperluas jaringan pemasaran melalui toko “SHOP and DRIVE”.

AOP juga menerima dua penghargaan dari “Indonesia’s Best Managed Newly Listed Company 1999” dan “Indonesia’s Best Managed


(56)

44

Company 2000 untuk kategori perusahaan kecil”, dihargai oleh koran Asia Money.

4.1.2. Sejarah Singkat PT. Astra International, Tbk

Kegiatan utama dari group otomotif ini adalah industri peralatan berat, industri kayu, agribisnis, peralatan elektronik, industri dasar dan jasa keuangan. Perusahaan merupakan produsen otomotif terbesar, diantaranya Toyota yang ada di Indonesia. Pada bulan November 1992, pemilik saham mayoritas, William Soeryadjaya menjual 100 juta saham perusahaan pada beberapa perusahaan dan perorangan seperti PT. Danareksa Fund Management, Oykel Limited, PT. Delta Mustika, Prajogo Pangestu and Henry Pribadi. Pada bulan Juni 1993, Oykel LTd menjual keseluruhan kepemilikan perusahaan motor Toyota Jepang. Perusahaan memiliki 73 perusahaan penyalur ; 40 perusahaan adalah pemilik modal langsung dan 33 pemilik modal tidak langsung.

Setelah sukses dalam pemasaran otomotif luar negerinya, perusahaan menjadi importir dan distributor penjualan “BMW” dan automobile “Land Rover” di Myanmar. Secara bersama – sama sebesar 25% saham “Chinte Motor” dari Myanmar, 5% saham “Marubeni Auto China” dari Jepang, 70% saham perusahaan telah dibentuk sebuah perusahaan joint venture dengan nama Myanmar Astra Chinte Motor.

Tahun 1996, perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik geothermal di Palembang dengan biaya Rp. 350 juta. Perusahaan


(57)

45

akan dibeli oleh PLN dan akan menghasilkan kapasitas sebesar 130 MW. Perusahaan akan dibangun oleh perusahaan afiliasi yaitu PT. Astrated Nusantara dan akan beroperasi tahun 1999.

Tahun 1998, perusahaan akan meluncurkan mobil terbarunya yang diisukan lebih murah harganya dari Kijang (mobil keluarga favorit) dan mungkin akan menjadi pesaing yang potensial bagi mobil nasional yaitu Timor.

4.1.3. Sejarah Singkat PT. Aqua Golden Misissippi, Tbk.

PT. Aqua Golden Missisippi didirikan pada tanggal 23 Februari 1973. sejak tahun 1987 perseroan telah mengekspor produknya ke Negara-negara ASEAN, Hongkong, Australia, Selandia Baru dan Amerikan Serikat. Karena keunggulan kualitas pada tanggal 1 November 1987, produk perseroan memperoleh standar Industri Indonesia (SII) yang pertama untuk air minum dalam kemasan dengan no. 2040-87. Di area international Bottled Water Association (IBWA) yang merupakan jaminan produk yang berkualitas tinggi. Pada tahun 1994 dan tahun 1995 perseroan berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi, Mekarsari dan Citeurep. Saat ini terdapat 11 pabrik Aqua yang tersebar di seluruh Indonesia dan merupakan 54% dari total kapasitas terpasang nasional industri air minum dalam kemasan di Indonesia.

Bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jl.


(58)

46

Pulo Lentut No. 3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta sedangkan pabriknya berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Makasar, Jawa Barat.

4.1.4. Sejarah Singkat PT. Fast Food Indonesia, Tbk.

PT. Fast Food Indonesia (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979, telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, dan dimuat dalam Tambahan No. 682 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979.

Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 17 tanggal 12 Juni 2000, dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan nilai nominal per saham Perusahaan dari Rp 1.000 (angka penuh) per saham menjadi Rp 100 (angka penuh) per saham, sehingga modal dasar Perusahaan menjadi Rp 60.000.000 terbagi menjadi 600.000.000 saham dan modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi 446.250.000 saham. Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979.


(59)

47

4.1.5. Sejarah Singkat PT. Goodyear Indonesia Tbk

PT. Goodyear Indonesia Tbk. (Perusahaan) semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter Kuile No. 199, yang kemudian berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia berdasrkan Akta Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli 1978. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir adalah pada tanggal 16 Juni 1997 berdasarkan Akta Notaris No. 48 Mudofir Hadi, S.H., dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 1/1995 (Perusahaan masih dalam proses untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40/2007) dan peraturan pasar modal. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1511.HT.01.04.Th.98 tanggal 9 Maret 1998.

Perusahaan bergerak dalam bidang industri ban untuk kendaraan bermotor dan pesawat terbang serta komponen lain yang terkait, penyaluran dan ekspor ban. Perusahaan mulai beroperasi dalam bidang usaha perdagangan ban pada tahun 1917. Pabrik Perusahaan dibangun pada tahun 1935 di Bogor sebagai pabrik ban pertama di Indonesia. Kantor pusat Perusahaan berdomisili di Bogor.


(60)

48

4.1.6. Sejarah Singkat PT. Hexindo Adiperkasa Tbk

PT. Hexindo Adiperkasa adalah sebuah perusahaan peralatan berat. Didirikan tahun 1988, perusahaan ini menghasilkan mesin penggalin hidrolik, mesin penggeret, kereta dorong, buldoser, crawler carrier buatan Hitachi Jepang, Backhoe Loader, motor grade, skidder buatan John Deere. Amerika, mesin excavator hidrolik EX – 100, EX 100 dan EX 200 hammers buatan Hitachi – Indonesia, palu hidrolik buatan Krupp – Jerman, mesin Rock brilling buatan Howden – Hongkong, peralatan paving buatan Blaw Knox – Amerika Serikat, mesin stone cruising buatan Neyrtec – Perancis, Forklift buatan Daewo – Korea Selatan, vibratory roller buatan Amman – Switzer Land, road profiler buatan CMI – Amerika Serikat, Tower Crane buatan BPR Cadillion – Perancis.

4.1.7. Sejarah Singkat PT. Mayora Indah Tbk

PT. Mayora Indah Tbk didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Notaris Poppy Savitri Parmanto,S.H sebagai pengganti dari Notaris Ridwan Suselo,S.H. akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.Y.A 5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 dan telah didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang No.2/PNTG/1978 tanggal 10 Januari 1978. Anggaran perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang telah mendapatkan persetujuan dari menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan


(61)

No.C2-49

620.HT.01.04.TH.98 tanggal 6 Februari 1998. Perusahaan berdomisili di Tangerang. Kantro Pusat Perusahaan berdomisili di Jakarta. Ruang lingkup perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusaahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978.

4.1.8. Sejarah Singkat PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.

PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk (perseroan) didirikan tanggal 3 Juni 1929 berdasarkan akta notaris Dijkstra, notaris di Medan, dengan nama N.V. Nederlandsch. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Ra Plaza Building Lantai 24, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9, Jakarta 10270, dan pabrik berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. Perseroan adalah bagian dari Kelompok Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Heineken International B.V. Transaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam Catatan 20 atas laporan keuangan konsolidasi. Pada tanggal 29 Januari 2001, seluruh saham perseroan yang beredar sejumlah 21.070.000 lembar terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 12 Januari 2001 dan di Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 15 Februari 2001.

Perseroan beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Untuk mencapai tujuan usahanya, Perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:


(62)

50

a. Produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang relevan. b. Pemasaran produk-produk tersebut diatas, pada pasar local dan

internasional.

c. Impor atas bahan-bahan promosi yang relevan dengan produk-produk diatas.

Perseroan memulai operasi komersial pada tahun 1929.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Return On Equity (X1)

Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan modal saham. Adapun deskripsi Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2006:

Tabel 4.1 : Data Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006

Tahun

No. Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 1 PT. Astra Otoparts Tbk 24,77 23,53 26,21 20,75 2 PT. Astra International Tbk 60,11 48,57 40,18 26,24 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 33,85 37,65 22,54 17,84 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk 30,38 25,77 25,36 33,30 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk 8,54 13,67 -2,90 13,03 6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 30,38 46,66 41,09 16,77 7 PT. Mayora Indah Tbk 15,10 14,46 7,55 14,62 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 49,14 48,74 56,42 55,96

Rata-rata prosentase 31,53 32,38 27,06 24,81 Sumber : Lampiran 1


(63)

51

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tertinggi tahun 2003 adalah PT. Astra International Tbk yaitu sebesar 60,11% sedangkan Return On Equity (ROE) terendah adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar 8,54%. Tahun 2004 sampai dengan tahun 2006

Return On Equity (ROE) tertinggi adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

yaitu sebesar 56,42% di tahun 2004 sedangkan Return On Equity (ROE) terendah adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar -2,9% di tahun 2005.

Rata-rata Return On Equity (ROE) tertinggi terjadi pada tahun 2004

yaitu sebesar 32,38% sedangkan Return On Equity (ROE) terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 24,81%.

4.2.2. Current Ratio (X2)

Current Ratio (CR) adalah kemampuan untuk membayar hutang yang

segara harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Adapun deskripsi Current Ratio (CR) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2006:


(64)

52

Tabel 4.2 : Data Current Ratio (CR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go

Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan

Tahun 2006

Tahun

No. Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 1 PT. Astra Otoparts Tbk 164,58 142,64 170,92 174,76 2 PT. Astra International Tbk 119,67 102,58 110,74 78,38 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 502,93 442,93 757,62 718,22 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk 126,73 128,84 113,63 107,10 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk 225,74 230,62 221,07 222,69 6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 120,83 177,82 132,08 111,12 7 PT. Mayora Indah Tbk 981,66 51,07 353,68 390,93 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 114,87 98,27 68,05 52,84 Rata-rata prosentase 294,63 171,85 240,97 232,01 Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Current Ratio (CR) tertinggi tahun 2003 adalah PT. Mayora Indah Tbk yaitu sebesar 981,66% sedangkan Current Ratio (CR) terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar 114,87%. Tahun 2004 Current Ratio (CR) tertinggi adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar 442,93% sedangkan Current Ratio (CR) terendah adalah PT. Mayora Indah Tbk yaitu sebesar 51,07%.

Current Ratio (CR) tertinggi tahun 2005 dan 2006 adalah PT. Aqua

Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar 757,62% dan 718,22% sedangkan

Current Ratio (CR) terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu

sebesar 68,05% dan 52,84%.

Rata-rata Current Ratio (CR) tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu

sebesar 294,63% sedangkan Current Ratio (CR) terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 171,85%.


(65)

53

4.2.3. Devidend Payout Ratio (X3)

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada investor. Adapun deskripsi Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2006:

Tabel 4.3 : Data Dividend Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006

Tahun

No. Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 1 PT. Astra Otoparts Tbk 18,30 20,65 27,64 4,10 2 PT. Astra International Tbk 20,08 27,71 32,64 16,36 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 16,96 16,95 16,98 0 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk 19,68 22,40 21,61 0 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk 41,32 38,39 -277,13 0 6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 35,56 39,51 39,52 0 7 PT. Mayora Indah Tbk 22,82 22,52 41,91 0 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 78,05 23,03 118,41 0 Rata-rata prosentase 31,60 26,40 2,70 2,56 Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Dividend Payout

Ratio (DPR) tertinggi tahun 2003 adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

yaitu sebesar 78,05 sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) terendah adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar 16,96%. Tahun 2004

Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi adalah PT. Hexindo Adiperkasa Tbk

yaitu sebesar 39,51% sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) terendah adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar 16,95%.

Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi tahun 2005 adalah PT. Multi


(66)

54

Ratio (DPR) terendah adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar

-277,13%. Tahun 2006 Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi adalah PT. Astra international Tbk yaitu sebesar 16,36% sedangkan Dividend Payout

Ratio (DPR) terendah adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Fast

Food Indonesia Tbk, PT. Goodyear Indonesia Tbk, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi terjadi pada tahun

2003 yaitu sebesar 31,60% sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 2,56%.

4.2.4. Harga Saham (Y)

Harga Saham (Y) adalah harga yang terbentuk dari mekanisme permintaan dan penjualan antara pembeli dan penjual atau harga yang berlaku dalam pasar bursa pada saat terjadi transaksi saham. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga saham rata-rata bulanan dalam satu tahun yang dihitung dari harga penutupan selama periode 4 tahun yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006 yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Adapun deskripsi harga saham pada perusahaan manufaktur yang


(67)

55

Tabel 4.4 : Data Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go

Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan

Tahun 2006

Tahun

No. Nama Perusahaan

2003 2004 2005 2006 1 PT. Astra Otoparts Tbk 1.419 1.654 2.852 2.794 2 PT. Astra International Tbk 3.592 6.513 10.667 11.763 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 45.563 43.704 52.067 88.833 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk 908 921 983 1.436 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk 3.906 5.073 8.371 7.842 6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 627 1.798 3.412 872 7 PT. Mayora Indah Tbk 660 975 963 1.083 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 31.458 39.917 46.392 51.733 Rata-rata prosentase 11.017 12.569 15.713 20.295 Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa harga saham tertinggi tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar Rp 88.833,- di tahun 2006 sedangkan harga saham terendah tahun 2003 dan 2006 adalah PT. Hexindo Adiperkasa Tbk yaitu sebesar Rp 627,- dan Rp 872,-; tahun 2004 adalah PT. Fast Food Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp 921,- dan tahun 2005 adalah PT. Mayoran Indah Tbk yaitu sebesar Rp 963,-.

Rata-rata harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 20.295,- sedangkan harga saham terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp 11.017,-.

4.3. Analisis Regresi Linier Berganda 4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2004: 40). Dalam


(68)

56

penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah :

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas

No. Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov Tingkat Signifikan 1. 2. 3. 4.

Harga saham (Y)

Return On Equity (X1) Current Ratio (X2)

Dividend Payout Ratio (X3)

1,744 0,737 1,634 2,049 0,005 0,649 0,010 0,000 Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa variabel

Current Ratio (X2), Dividend Payout Ratio (X3) dan harga saham (Y) tidak

berdistribusi normal, karena nilai signifikan yang dihasilkan kurang dari 5%. Sedangkan variabel Return On Equity (X1) berdistribusi normal, karena

nilai signifikan yang dihasilkan lebih dari 5%.

Regresi linier berganda tetap terus dilanjutkan, karena menurut Gujarati (1995 : 66-67) bahwa dalam regresi OLS (Ordinary Least Square) asumsi normalitas diberlakukan pada ui (residual), apabila residual (ui)

berdistribusi normal dengan sendirinya b0, b1, b2 dan b3 juga berdistribusi

normal. Berikut ini hasil uji normalitas pada residual : Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas Pada Residual

Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov

Tingkat Signifikan

Residual 0,667 0,765

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi data pada residual adalah distribusi normal, karena nilai


(69)

57

sebesar 0,765 diatas 5%. Apabila residual (ui) berdistribusi normal dengan

sendirinya variabel Current Ratio (X2), Dividend Payout Ratio (X3) dan

harga saham (Y) juga berdistribusi normal.

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum P

rob

Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 : Plot P-P

Kurva P-P di atas menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi linier berganda yang dihasilkan memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik 1. Autokorelasi

Variabel penelitian dalam digunakan adalah Return On Equity (X1), Current Ratio (X2), Dividend Payout Ratio (X3) dan harga saham


(70)

58

(Y) dengan jumlah observasi sebanyak 32 observasi (8 perusahaan dalam 4 tahun). Berikut ini hasil uji autokorelasi :

k = 3 n = 32

dL = 1,24 (Lampiran 7)

dU = 1,65 (Lampiran 7)

d = 1,437 (Lampiran 5)

Ada autokorela

si positif

Daerah keragu-raguan

Daerah keragu-raguan

Ada autokorela

si negatif

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada

autokorelasi negatif

Gambar 4.2 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa nilai d yang dihasilkan berada diantara dU dengan dL atau berada pada daerah keraguan-raguan

sehingga tidak dapat disimpulkan apakah model regresi yang dihasilkan melanggar asumsi klasik autokorelasi atau tidak.

2. Multikolinieritas

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan


(71)

59

menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dia tolerir. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Nilai VIF (Variance Inflation Factor)

No. Variabel Bebas Tolerance VIF 1.

2. 3.

Return On Equity (X1) Current Ratio (X2)

Dividend Payout Ratio (X3)

0,677 0,866 0,768 1,477 1,155 1,303

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi multikolinearitas yang rendah, karena besaran VIF yang dihasilkan oleh variabel Return On Equity (X1), Current Ratio (X2) dan Dividend Payout Ratio (X3) kurang dari angka 10.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Korelasi Rank Spearman

No. Variabel Bebas Koefisien korelasi

Rank Spearman Tingkat signifikansi 1. 2. 3.

Return On Equity (X1) Current Ratio (X2)

Dividend Payout Ratio (X3)

-0,045 -0,043 -0,140 0,807 0,814 0,445

Sumber : Lampiran 6


(1)

69

go public di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel penelitian sebanyak 4 perusahaan Automotive And Components dan 4 perusahaan Food And Beverage yang go public otomotif yang go public di Bursa Efek Jakarta. 2. Periode waktu pengamatan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.


(2)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

berdasarkan hasil uji kecocokan model menyimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh Return On Equity, Current Ratio dan Devidend Payout Ratio terhadap harga saham. Sedangkan hasil uji parsial menyimpulkan :

1. Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini berarti peningkatan Return On Equity memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan harga saham.

2. Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini berarti peningkatan Current Ratio memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan harga saham.

3. Devidend Payout Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini berarti peningkatan Devidend Payout Ratio memberikan kontribusi yang tidak nyata terhadap penurunan harga saham. Uraian tersebut menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian tidak teruji


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka saran yang dapat diberikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pengelola perusahaan, hendaknya bekerja secara efektif dan efisien serta selalu berorientasi pada pemegang saham, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.

2. Bagi pihak pasar modal di Indonesia sebaiknya terus melakukan pembenahan serta menerbitkan berbagai perangkat peraturan dalam mengatur mekanisme pasar modal agar tercipta perdagangan yang wajar dan efisien

3. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu memperpanjang periode pengamatan dan mengadakan penelitian dengan obyek penelitian yang berbeda.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, 1992, Pasar Modal, Cetakan Ke Dua, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Baridwan, Zaki, 1997, Intermediate Accounting, Edisi Ke Tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Airlangga, Jakarta.

Halim, Abdul, 2003, Analisis Investasi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mmduh, M dan Abdul Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Ke Tiga, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Edisi Ke Dua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(6)

Sulistiawan, Dedhy dan Yie Ke Feliana, 2006, Akuntansi Keuangan Menengah I, Edisi Pertama, Penerbit Bayumedia, Malang.

Sumodiningrat, 2002, Pengantar Ekonometrika, Edisi Ke Tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sunaryah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Tandelin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Edisi Satu, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Usman, Marzuki, dkk, 1990, ABC Pasar Modal Indonesia, Penerbit LPPI Dan ISEI, Jakarta.

Jurnal :

Kharisma, Erina Dan Ghozali Maski, 2003, Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham, Lintasan Ekonomi, Vol. XX, No. 2.

Sisharini, Nanik, 2003, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga Saham Perusahaan Asuransi Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. XV, No. 2.

Penelitian :

Kartika, Besse, Andi, 2003, Beberapa Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi FE UPN “Veteran” Jawa Timur.


Dokumen yang terkait

Peranan Public Bar Sebagai Pendukung Kegiatan Food And Beverage Department Di Hotel Grand Mutiara Berastagi

35 500 51

Food And Beverage Department Berperan Penting Dalam Meningkatkan Pendapatan Hotel Grand Antares Indonesia

9 155 63

Peranan Barista Dalam Meningkatkan Pelayanan Penjualan Food And Beverages Di Matador Country Coffee Shop

1 66 52

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

ANALYSIS OF ABNORMAL STOCK RETURN, TRADING VOLUME OF SHARE AND VOLATILITY OF STOCK PRICE BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT EVENT (STUDY ON THE GO PUBLIC COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2010-2012) ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SA

2 18 73

The Impact of Profitability Ratio, Interest Rate and Exchange Rate to Stock Price in Indonesia.

0 0 6

The Influence of Corporate Social Responsibility Costs to Assets Turnover in Companies Listed in Indonesian Stock Exchange Hasni Yusrianti

0 0 15

Influence of cash flow, expenditure and value of company to cash holding at mining sector company which listed in Indonesia stock exchange period 2012-2015

0 0 7

Analysis Of The Implication Of Stock Price And Exchange Rate And Stock Price In 5 Asia Pacific Countries, Before And After Crisis

0 0 23

INFLUENCE OF BASAL FACTOR TO PRICE SHARE AT MANUFACTURIN BUSINESS WHICH IS GO PUBLIC IN STOCK EXCHANGE OF INDONESIA (Automotive And Components And Food And Beverage)

0 0 19