PENGARUH BINTANG IKLAN (ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI YAMAHA JUPITER MX (studi pada pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya.

(1)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 11

2.2.3. Endorser ... 13

2.2.3.1. Pengertian Publik Figure Sebagai Endorser Produk 13 2.2.4. Minat Beli ... 17

2.2.5. Pengaruh Endorser Terhadap Minat Beli ... 18

2.3 Kerangka Konseptual... 20

2.4. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional ... 21

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 21


(2)

iv

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 24

3.2.1 Jenis Data ... 26

3.2.2 Sumber Data ... 26

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 27

3.3.1. Teknik Analisis ... 27

3.3.2. Asumsi Model (SEM) ... 29

3.3.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 32

3.3.4. Pengujian Model dengan One Step Approach ... 32

3.3.5. Evaluasi Model ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 38

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

4.2.1. Penyebaran Kuesioner ... 38

4.2.2. Keadaan Responden ... 39

4.2.3. Diskripsi Dimensi Visibility ... 40

4.2.4. Diskripsi Dimensi Credibility ... 42

4.2.5. Diskripsi Dimensi Attraction ... 43

4.2.6. Diskripsi Variabel Minat Beli ... 45

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 47

4.3.1. Uji Outlier ... 47

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 48

4.3.3. Uji Validitas ... 49

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50

4.3.5. Uji Normalitas ... 51

4.4. Structural Equation Modelling ... 51

4.4.1. Evaluasi Model One Step approach to SEM ... 51

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 54


(3)

v

5.1. Kesimpulan ... 56 5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

vi

DAFTAR TABEL

Tabe.1. Peringkat Yamaha Berdasarkan Opini ... 6

Tabel 2. Jumlah Penjualan Yamaha Jupiter MX Triwulan Tahun 2009-2010 6 Tabel 3. Goodness Of Fit Indices ... 34

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40

Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility ... 41

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility ... 42

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction... 44

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli... 45

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier ... 47

Tabel 4.8. Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.9. Uji Validitas ... 49

Tabel 4.10 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50

Tabel 4.11. Uji Normalitas ... 51

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 52

Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modification... 53


(5)

vii

Gambar 2 Contoh Model Pengukuran Faktor Jaminan ... 28 Gambar 4.1. Model Pengukuran dan endorser dan Minat Beli

One Step Approach-Base Model ... 52 Gambar 4.2. Model Pengukuran d endorser dan Minat Beli

: One Step Approach-Modifikasi ... 53


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling


(7)

ix

Oleh :

Dewa Agung Yulizar Prakosa

ABSTRAKSI

Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bintang iklan terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX.

Penelitian ini dilakukan di Dealer Mayjend Sungkono Motor dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel: 1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi tentang sepeda motor

merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor

2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor., data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin canggih sejalan dengan itu perkembangan dunia usaha di indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian perusahaan – perusahaan dimasa sekarang menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat sehingga menghasilkan perusahaan yang lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran agar dapat mencapai keberhasilan perusahaan dituntut menciptakan, mempertahankan, meningkatkan kepuasan konsumen pada suatu produk yang ditawarkan. Hanya perusahaan – perusahaan yang mampu mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis kita.

Iklan merupakan sarana komunikasi pemasaran yang efektif antara produsen dan konsumen dalam usahanya menghadapi persaingan. Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern dan hanya bisa ditemukan dinegara – negara maju atau negara yang tengah mengalami perkembangan ekonomi yang secara pesat. Dimasa lampau ketika seseorang pemilik toko atau pedagang eceran menjual barang dagangan mereka dengan memamerkan ala kadarya jelas bahwa apa yang dikenal sebagai periklanan dewasa ini sangat sulit ditemukan bentuk awal


(9)

2

cukur yang dihiasi oleh tabung putar warna warni atau hiasan lainnya yang sederhana. (Jefkins,1997:2)

Peranan periklanan dalam masyarakat banyak menimbulkan beberapa kontroversi. Namun uraian ini hanya dapat mengevaluasi beberapa hal kritis dari iklan, antara lain. Iklan membujuk konsumen untuk membeli produk walaupun berlawanan dengan keinginan mereka. Iklan secara kusus dapat membedakan produk yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dan dapat membangun loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Iklan bertindak sebagai pencegah bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Iklan memungkinkan pihak pengiklan (produsen) untuk menaikkan harga relatif terhadap produk yang tidak diiklankan.

Periklanan merupakan bentuk promosi yang menampilkan keunggulan produk tersebut dan biasanya ada orang terkenal yang menjadi endorsernya agar produk tersebut lebih diminati oleh konsumen. Periklanan juga merupakan usaha untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat atau konsumen dengan tujuan untuk menjual atau memasarkan. Iklan harus lebih memberikan informasi kepada masyarakat namun juga harus dapat membujuk masyarakat agar mau membeli produk sesuai dengan strategi pemasaran.


(10)

3

Iklan sendiri dibuat seefektif mungkin dan memiliki makna yang dalam diperankan oleh para publik figure sendiri sebagai bintang idola iklan agar iklan itu terlihat menarik pada umumnya atlet olahraga memiliki karakteristik dapat dipercaya, meyakinkan, menarik, menyenangkan. Kesesuaian karakteristik selebriti dengan type produk yang akan diiklankan membuat daya tarik sendiri bagi para pemirsa.

Shimp (2003: 460) berpendapat bahwa para bintang televisi, atlet terkenal dan pribadi yang telah mati digunakan secara luas didalam iklan-iklan majalah, iklan-iklan radio dan iklan-iklan televisi untuk mendukung produk menurut definisi selebriti adalah tokoh yang dikenal masyarakat karena prestasinya dibidang – bidang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Shimp (2003: 456) berpendapat bahwa kaum selebriti khususnya dalam kalangan hiburan atau bintang olahraga merupakan hal utama dari periklanan ini dapat dimengerti karena sebanyak mungkin konsumen mudah mengidentifikasikan diri dengan para bintang, sering kali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi, kepribadian, daya tarik fisik mereka.

Para pemasar iklan dengan bangga menggunakan kaum selebriti didalam periklanan karena attribut populer yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian, bakat, keagungan, kekuasaan dan daya tarik seksual seringkali merupakan pemikat yang diinginkan untuk merek – merek yang mereka dukung. Asosiasi berulang dari suatu merek dengan


(11)

4

yang dimiliki oleh selebriti. Lebih umum lagi para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebritis yang mendukung produk tersebut.

Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang digunakan dalam iklan majalah,maupun TV komersial untuk mendukung produk. Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004)

Pada umumnya masyarakat sering menghubungkan sesuatu merek dengan selebriti pendukungnya sehingga sangat penting bagi pemasar untuk dapat memilih selebrity yang tepat untuk iklannya, agar tidak berdampak buruk terhadap produk atau merek yang bersangkutan dikemudian hari. (Baker 2001:40) “In fact, it has been found that negative information about Celebrity endorser not only influence consumer’s perception of the celebrity but also the endorser product”.


(12)

5

Jadi bila ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan sangat berdampak terhadap citra dari produk tersebut, seperti contoh bintang iklan yang digunakan Yamaha Jupiter MX.

Yamaha Jupiter MX merupakan salah satu produk dari Yamaha yang menunjuk Valentino Rossi sebagai bintang iklannya, seperti yang kita ketahui Valentino Rossi merupakan bintang terkenal yang mempunyai kemampuan dan prestasi yang tidak diragukan lagi di bidangnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan efektifitas iklan serta dapat mempengaruhi calon konsumen untuk membeli Yamaha Jupiter MX. Walaupun Yamaha Jupiter MX adalah produk yang relatif baru, mereka berusaha untuk menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu produsen sepeda motor yang berkualitas. Dengan selogannya “Yang Lain Semakin Ketinggalan” Yamaha Jupiter MX berusaha menunjukkan bahwa produknya menawarkan fitur dengan teknologi yang canggih, serta dapat dinikmati oleh setiap orang. Dengan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan citra positif di benak konsumen. Menurut data yang diperoleh dari INDORATING.COM (suara konsumen) mengenai, peringkat motor Yamaha pada Tahun 2009 sampai pertengahan Tahun 2010, sebagai berikut:


(13)

Tabel 1. Peringkat Motor Yamaha Berdasarkan Opini (suara konsumen) pada Tahun 2009 sampai pertengahan tahun 2010

Nomor Merek Motor Jumlah Opini Nilai Overal

1 Yamaha Vega Z-R DB 2 5.00

2 Yamaha Mio 13 4.54

3 Yamaha New Vega R 2 4.50

4 Yamaha Jupiter Z 5 4.40

5 Yamaha Jupiter MX 11 4.36

6 Yamaha Mio Fino 1 4.00

7 Yamaha V-ixion 3 3.67

Sumber : Data INDORATING.COM (suara konsumen)

Berdasarkan tabel 1 dapat dapat dilihat bahwa Yamaha Jupiter MX. Belum dapat menjadi preferensi utama. Para konsumen Yamaha lebih menyukai motor Yamaha yang lain Dan berikut ini adalah data penjualan Yamaha Jupiter MX yang mengalami penurunan penjualan pada Yamaha Mayjend Sungkono Motor yang merupakan salah satu dealer resmi Yamaha di Surabaya, berikut prosentase data penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan:

Tabel 2. Jumlah penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan pada akhir 2009 dan akhir 2010

TRIWULAN

BULAN

TOTAL PENJUALAN % JUPITER MX 135CC

(Dalam Unit)

I Juli-September 2009 581

II Oktober-Desember 2009 539

III Januari-Maret 2010 523

IV April-Juni 2010 501

Sumber : Yamaha Mayjend Sungkono Motor

Dari data penjualan diatas, terjadi penurunan penjualan. Turunnya penjualan tersebut diidikasikan karena bintang iklan Yamaha Jupiter MX yaitu Valentino Rossi kurang mampu menyakinkan calon konsumen.


(14)

7

sehingga mempengaruhi penjualan Yamaha Jupiter MX di dealar Mayjend Sungkono Motor.

Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan perilaku yang didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2000)

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh bintang iklan (endorser) terhadap minat beli

Yamaha Jupiter MX . (studi pada pengunjung Yamaha Jupiter MX

Di deler Mayjend Sungkono Motor Surabaya)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah bintang iklan (endorser) mempunyai pengaruh terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :Untuk membuktikan pengaruh bintang iklan (endorser) terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya?.


(15)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan

2. Bagi pihak lain

Hasil peneitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kepustakaan atau refensi yang nantinya dapat digunakan untuk acuan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan menetapkan teori-teori ekonomi khususnya mengenai pemasaran yang diterima dibangku kuliah terhadap masalah-masalah aktual.


(16)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Hasil Penelitian Terdahulu

1. Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan judul analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin. Faktor penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang harus di miliki oleh seorang bintang iklan guna menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sebuah multifitamin. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau karakteristik apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk multifitamin. Penelitian ini dilakukan di fakultas ekonomi UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler fakultas ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu mahasiswa yang pernah melihat tayangan iklan multivitamin di televisi, data dikumpulkan melalui kuesioner sebanyak 104. 2. Jurnal penelitian tahun 2008 oleh Sebayang dan Siahaan dengan

judul pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek yamaha mio pada mio automatik club (MAC) medan . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh celebrity endorser yang terdiri dari faktor daya tarik (attractiviness) dan

9


(17)

kredibilitas (credibility) yang dimiliki selebriti terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek yamaha mio pada anggota mio automatic club (MAC) medan . penelitian dalam penelitian ini dilakukan di Mio Automatic Club (MAC) . Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli sepeda motor merek yamaha mio pada mio automatic club (MAC) medan . metode pengambilan sampel menggunakan Non Probability sampling yaitu accidental sampling adalah teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan.

2.2.Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran memilki arti yang sangat luas.

Menurut Stanton (1991 : 7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal proces by which individuals and groups obtain what they need and want


(18)

11

through creating,offering and freely exchanging products and service of value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dengan kelompok lainnya.

Menurut Kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the process of planing and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar pemikiran yang terkandung didalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi 3 unsur pokok yaitu:

a. Orientasi pada konsumen

Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya mempehatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penggunanya.


(19)

Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani

2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan

3. Menentukan produk dan program-program pemasaran

4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka

5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa produsen harus mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang membutuhkannya.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.


(20)

13

c. Kepuasan konsumen

Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang lebih besar dikemudian hari.

Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah kepuasan dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus dapat membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan meningkatkan penjualan.

2.2.3. Endorser

2.2.3.1.Pengertian publik figure sebagai endorser produk

Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure sehingga dapat ditiru perilaku konsumsinya, publik figure sebagai endorser adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam iklan-iklan di majalah, iklan-iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung produknya.

Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena


(21)

prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used celebrity to endorser their products” para pemasar telah menggunakan tokoh-tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.

Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight appropriateness to the product” memilih tokoh yang tepat sangat penting, tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat positif dan sangat sesuai dengan produk.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) model iklan adalah seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk menampilkan sebuah merek . Model iklan dipilih sebagai pengirim pesan sebuah merek dalam iklan. Orang-orang yang digunakan sebagai model iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.

Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai endorser yang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan mekanisme khusus cara kaum selebrity meningkatkan nilai merek.


(22)

15

Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa endorser mempunyai kekuatan yang dijadikan kekuatan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran.

Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain : • Visibility (kepopuleran)

Credibility (kemampuan) • Attarction (ketertarikan)

1. Visibility (kepopuleran)

Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut. Tingkat kepopuleran seorang bintang iklan akan sangat mudah diingat dalam benak calon konsumen untuk menumbuhkan brand awareness.

2. Credibility (kemampuan)

Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk oleh dua indikator yaitu :

a. Expertise (keahlian) bintang iklan sebagai sumber yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan expertise


(23)

merujuk pada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan tersebut.

b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran, integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi objektif bintang iklan (endorser) sebagai sumber yang terpercaya dalam penyampaian pesan.

3. Attarction (ketertarikan)

Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum dari dimensi ini dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :

a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu positif yang menyongkong pada motivasi gambar yang positif.

b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah kesamaan. Target penonton haruslah menyamakan dengan gambaran emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan memperlihatkan seseorang di iklan yang memiliki gaya serupa dengan anggota target penonton. Simons menerangkan komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih efektif.


(24)

17

2.2.4. Minat Beli

Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya oleh calon konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan Percy (1998), minat pembelian adalah “ Brand Purchase the Brand (or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan dengan pembelian.

Menurut Kotler (2000) pengertian minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Adapun pengertian minat beli menurut Mehta (1994) mendifinisikan minat beli sebagai kecenderungan seseorang untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan orang melakukan pembelian.

Minat beli menurut Howard dalam Durianto & Liana, 2004 adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari calon konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat


(25)

diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor dalam Thamrin,2003 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku calon konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2006 : 240) adalah : 1. Intensitas pencarian informasi

Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai suatu produk.

2. Keinginan segera membeli

Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk. 3. Keinginan preferensial

Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia mengabaikan pilihan lain.

2.2.5. Pengaruh endorser terhadap minat beli.

Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian endorser bertujuan untuk menambah daya tarik sebuah iklan, kepopuleran, kemampuan, dan


(26)

19

daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat calon konsumen mudah mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.

Rossiter & Percy (1998), menghasilkan fakta bahwa the presenter (sumber pesan) berperan aktif dalam mempengaruhi audiens sebagai calon konsumen. Demikian juga Daneshvary & Schwer (2000) dalam penelitiannya menghasilkan fakta bahwa endorser berpengaruh positif terhadap minat beli.

Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang didukungnya.

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat seseorang untuk membeli produk secara nyata.


(27)

2.3.Kerangka Konseptual

2.4.Hipotesis

Diduga bahwa bintang iklan (Endorser) Yamaha Jupiter MX berpengaruh positif terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX

Endorser

X

Minat Beli Y


(28)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Endorser (X)

Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai endorser

1. Visibility (X1)

Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen. Indikator Visibility menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X1.1 = Sejauh mana Valentino Rossi dikenal oleh masyarakat. X1.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat menimbulkan ketertarikan.


(29)

2. Credibility (X2)

Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Indikator Credibility menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X2.1 = Sejauh mana keahlian Valentino Rossi sebagai endorser. X2.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan.

3. Attraction (X3)

Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya. Indikator Atrraction menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Valentino Rossi dapat menimbulkan Ketertarikan.

X3.2 = Sejauh mana Valentino Rossi juga menggunakan produk yang di Iklankannya.

B. Minat Beli (Y)

Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu . Indikator Minat Beli menurut Ferdinand (2006 : 204 ) adalah:

Y1 = Intensitas pencarian informasi

Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang diinginkan dan dibutuhkan.


(30)

23

Y2 = Keinginan segera membeli

Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki suatu produk.

Y3 = Keinginan preferensial

Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan produk merek lain.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut.

1 7


(31)

• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.

• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat membenarkan pernyataan yang diberikan.

3.2 Teknik penentuan sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang di Yamaha Mayjend Sungkono motor.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi tentang sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor serta pernah menyaksikan iklan Jupiter MX yang dibintangi Valentino Rossi.


(32)

25

2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor.

Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):

a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood

Estimation.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.

Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini sebanyak 9 parameter yang diperoleh dari indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel yang harus diperoleh adalah 90 responden yang didapati dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 100 responden.


(33)

3.2.1 Jenis data

Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.

b. Data Sekunder.

Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan Yamaha motor.

3.2.2 Sumber data

Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain: a. Deler sepeda motor Yamaha Mayjend Sungkono Motor, untuk

mengetahui data penjualan sepeda motor Jupiter MX.

b. Beberapa pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor,sebagai responden

c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.


(34)

27

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.

3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.3.1 Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


(35)

bintang iklan (endorser) terhadap minat beli yamaha Jupiter MX. Model pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas bintang iklan (endorser) terhadap variabel terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan dilakukan sebagai berikut :

X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2

Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis,

maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak sebagai berikut:

 

Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor Keterangan :

X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal

X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian er_j = error term X1j

Visibility X1

X1.1

X1.2

er 1


(36)

29

Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.

3.3.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.

2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.

2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila


(37)

Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair,J.F.et.al. 1998). c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan Fidell, 1996).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel.


(38)

31

Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Construct reliability dan Variance extracted dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²

[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]

Variance Extracted = ∑ Standardize Loading² ∑ Standardize Loading² + εj

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.


(39)

3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.

3.3.4 Pengujian model dengan One-Step Approach

One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline, Michael, Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada Two-Step Approach (Hair J.F.et al, 1998). Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.

Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:

Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap


(40)

33

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair J.F.et al, 1998).

Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lamda [λ] terms diketahui skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.3.5 Evaluasi Model

Hair J.F. et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, probability, RMSEA, GFI,


(41)

TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to SEM.

Tabel 3. Goodness of Fit Indices

Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value

X²- Chi-square Menguji apakah covariance

populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1dan 2

Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan

Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang

varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap

DF

≥ 0.90 CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Pembandingan antara model yang

diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak

ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber: Hair et al (1998) Keterangan:

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya


(42)

35

rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan.

X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.


(43)

4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX

AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN / DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.


(44)

37

7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan Relatif Non Indeks (RNI).


(45)

38 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Lokasi perusahaan ini berada di Surabaya tepatnya di jalan Mayjend Sungkono No. 121-125 Surabaya.

a. Sejarah Yamaha Mayjend Sungkono Motor

Mayjend Sungkono Motor berdiri pada Tahun 2007 berlokasi di jalan Mayjend Sungkono No. 121-125 didepan TVRI Surabaya

b. Visi & Misi Perusahaan Visi perusahaan :

Menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha terbaik di Indonesia. Misi perusahaan:

Mengembangkan bisnis melalui produk-produk Yamaha yang berkualitas asli Jepang, terdistribusi secara regional Indonesia Timur dengan dasar customer satisfaction dan information technology.

c. Prestasi Perusahaan

Mendapatkan penghargaan Best Dealer 2008 Mendapatkan penghargaan Best Seller 2009


(46)

39

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas terhadap pengunjung yang sedang menanyakan informasi dan mempunyai keinginan untuk membeli sepeda motor Jupiter MX di dealer Yamaha Mayjend Sungkono Surabaya, diolah dengan menggunakan structural equation modelling. Kuesioner ini di sebarkan sekitar 100 kuesioner .

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

Laki-Laki 70 70%

Wanita 30 30% Sumber: Data Diolah

b. Usia

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui usia responden yakni pada tabel dibawah ini.


(47)

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Prosentase (%)

21-30 tahun 17 17%

31-40 tahun 40 40%

41-50 tahun 27 27%

51 tahun keatas 16 16%

Total 100 100% Sumber: Data Diolah

Berdasarkan data di atas bahwa mayoritas responden yang melakukan transaksi adalah kebanyakan responden yang berusia 31-40 tahun.

4.2.3 Deskripsi Dimensi Visibility

Visibility didefenisikan sebagai tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :


(48)

41

Tabel 4.3 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Valentino Rossi yang membintangi iklan Yamaha Jupiter MX dikenal dengan baik

0 0 0 4 45 31 20 100

Persentase % 0 0 0 4 45 31 20 100%

2 Iklan Yamaha Jupiter MX yang dibintangi Valentino Rossi mampu manarik perhatian

0 0 0 6 39 41 14 100

Persentase % 0 0 0 6 39 41 14 100%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari visibility, yaitu Valentino Rossi yang membintangi iklan Yamaha Jupiter MX dikenal dengan baik, mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 45 atau 45%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 31 atau 31%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju sebanyak 45 responden atau 45%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 31 atau sebanyak 31%.

2. Indikator kedua dari visibility, yaitu Iklan Yamaha Jupiter MX yang dibintangi Valentino Rossi mampu manarik perhatian, mendapatkan respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden 41 atau 41%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 39 atau 39%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju


(49)

sebanyak 41 responden atau 41%, kemudian yang menjawab mendekati setuju sebanyak 39 responden atau sebanyak 39%.

4.2.4 Deskripsi Dimensi Credibility

Credibility didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tabel 4.4 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Keahlian Valentino Rossi dalam

membawakan iklan Yamaha Jupiter MX dapat diterima.

0 0 0 17 38 28 17 100

Persentase % 0 0 0 17 38 28 17 100%

2 Pesan iklan yang disampaikan oleh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha jupiter MX dapat

menimbulkan kepercayaan.

0 0 0 20 32 34 14 100

Persentase % 0 0 0 20 32 34 14 100%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari credibility, yaitu Keahlian Valentino Rossi dalam membawakan iklan Yamaha Jupiter MX dapat diterima, mendapatkan


(50)

43

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 28 atau 28%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 28 atau sebanyak 28%.

2. Indikator kedua dari credibilty, yaitu Pesan iklan yang disampaikan oleh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha jupiter MX dapat menimbulkan kepercayaan., mendapatkan respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden 34 atau 34%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju sebanyak 34 responden atau 34%, kemudian yang menjawab mendekati setuju sebanyak 32 responden atau sebanyak 32%. 4.2.3 Deskripsi Dimensi Attraction

Attraction didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :


(51)

Tabel 4.5 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha Jupiter MX sangat menarik.

0 0 0 14 38 32 16 100

Persentase % 0 0 0 14 38 32 16 100%

2 Valentino Rossi juga menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya

0 0 0 13 42 30 15 100

Persentase % 0 0 0 13 42 30 15 100%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. .Indikator pertama dari Attraction, yaitu Daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha Jupiter MX sangat menarik., mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 32 atau sebanyak 32%.

2. Indikator kedua dari Attraction, yaitu Valentino Rossi juga menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya, mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42 atau 42%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 30 atau 30%. Artinya, sebagian besar responden yang


(52)

45

menjawab mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 30 responden atau sebanyak 30%. 4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Beli.

Minat beli didefenisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk melakukan pembelian nyata.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tabel 4.6 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli

No Pertanyaan Skor Jawaban

Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Anda termasuk seseorang yang aktif dalam mencari informasi lebih jauh mengenai produk yang telah diiklankan

0 0 0 13 42 33 12 100

Persentase % 0 0 0 13 42 33 12 100%

2 Anda merupakan seseorang yang mempunyai keinginan segera membeli setelah anda mendapatkan banyak informasi mengenai Yamaha Jupiter MX

0 0 0 13 43 33 11 100

Persentase % 0 0 0 13 43 33 11 100%

3 Anda merupakan seseorang yang selalu menganjurkan produk Yamaha Jupiter MX kepada orang lain.

0 0 0 13 41 35 11 100

Persentase % 0 0 0 13 41 35 11 100%


(53)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Minat Beli, yaitu Anda termasuk seseorang yang aktif dalam mencari informasi lebih jauh mengenai produk yang telah diiklankan, mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42 atau 42%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33 atau 33%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%.

2. Indikator kedua dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang mempunyai keinginan segera membeli setelah anda mendapatkan banyak informasi mengenai Yamaha Jupiter MX, mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 43 atau 43%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33 atau 33%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab menekati setuju sebanyak 43 responden atau 43%. Kemudian yang menjawab setuju dengan skor 6 sebanyak 33 responden atau 33%.

3. Indikator ketiga dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang selalu menganjurkan produk Yamaha Jupiter MX kepada orang lain., mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 41 atau 41%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 35 atau 35%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju sebanyak 41 responden atau 41%. Kemudian yang menjawab setuju sebanyak 35 responden atau 35%.


(54)

47

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier Residuals Statistics (a)

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value 5.784 85.013 50.500 17.572 100

Std. Predicted Value -2.545 1.964 0.000 1.000 100

Standard Error of Predicted Value 4.154 10.862 7.557 1.236 100

Adjusted Predicted Value 5.442 83.393 50.752 17.780 100

Residual -65.057 50.186 0.000 23.085 100

Std. Residual -2.687 2.073 0.000 0.953 100

Stud. Residual -2.796 2.118 -0.005 1.005 100

Deleted Residual -73.145 55.098 -0.252 25.684 100

Stud. Deleted Residual -2.910 2.161 -0.007 1.019 100

Mahalanobis Distance [MD] 1.924 18.935 8.910 3.136 100

Cook's Distance 0.000 0.131 0.011 0.021 100

Centered Leverage Value 0.019 0.191 0.090 0.032 100

(a) Dependent Variable : NO. RESP


(55)

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi

multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan jumlah variabel 9 adalah sebesar 27,877. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 18,935 yang kurang dari χ2 tabel 27,877 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Uji Reliabilitas

Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total

Correlation

Koefisien Cronbach's Alpha

Visibility X11 0.582 0.735

X12 0.582

Kredibilitas X21 0.617 0.763

X22 0.617

Attraction X31 0.717 0.835

X32 0.717

Minat Beli

Y1 0.822

0.906

Y2 0.840

Y3 0.778

: tereliminasi


(56)

49

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 (Hair et.al.,1998; Sekaran,2003).

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9. Uji Validitas

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis

Konstrak Indikator Faktor Loading

1 2 3 4

Visibility X11 0.680

X12 0.856

Kredibilitas X21 0.568

X22 1.086

Attraction X31 0.595

X32 1.205

Minat Beli

Y1 0.896

Y2 0.904

Y3 0.836


(57)

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct

sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan

variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan

construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.10. Construct Reliability dan Variance Extracted

Construct Reliability & Variance Extrated Konstrak Indikator

Standardize Factor Loading

SFL

Kuadrat Error [εj]

Construct Reliability

Variance Extrated

Visibility X11 0.680 0.462 0.538 0.746 0.598

X12 0.856 0.733 0.267

Kredibilitas X21 0.568 0.323 0.677 0.846 0.751

X22 1.086 1.179 -0.179

Attraction X31 0.595 0.354 0.646 0.944 0.903

X32 1.205 1.452 -0.452

Minat Beli

Y1 0.896 0.803 0.197

0.911 0.773

Y2 0.904 0.817 0.183

Y3 0.836 0.699 0.301

Batas Dapat

Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5

Sumber: Data Diolah

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang


(58)

51

dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Uji Normalitas

Assessment of normality

Variable min max kurtosis c.r.

X11 4 7 -0.902 -1.841

X12 4 7 -0.540 -1.103

X21 4 7 -0.938 -1.914

X22 4 7 -0.967 -1.974

X31 4 7 -0.837 -1.709

X32 4 7 -0.750 -1.530

Y1 4 7 -0.634 -1.295

Y2 4 7 -0.584 -1.193

Y3 4 7 -0.612 -1.249

Multivariate -6.108 -2.170

Batas Normal ± 2,58

Sumber: Data Diolah

4.4. Structural Equation Modelling

4.4.1. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan


(59)

1

X Y

X2

X3 X1

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Celebrity Endorse & Minat Beli

Model Specification : One Step Aproach - Base Model d_pc1 d_sv 1 d_pr 1 d_bl 1 X12 er_2 1 1 X11 er_11 X22 er_4 1 1 X21 er_31 X32 er_6 1 1 X31 er_51 Y1 er_7 1 1

Y2 1 er_8

Y3 1 er_9

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM). One-stepapproach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998). Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.

Gambar 4.1

Sumber: data diolah

Tabel 4.12.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Base Model

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model

Cmin/DF 22.769 ≤ 2,00 baik

Probability 0.474 ≥ 0,05 baik

RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik

GFI 0.952 ≥ 0,90 kurang baik

AGFI 0.907 ≥ 0,90 baik

TLI 1.001 ≥ 0,95 baik

CFI 1.000 ≥ 0,94 baik


(60)

53 1 X Y X2 X3 X1

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Celebrity Endorser & Minat Beli

Model Specification : One Step Aproach - Modification Model d_pc 1 d_sv1 d_pr 1 d_bl1 X12 er_2 1 1 X11 er_11 X22 er_4 1 1 X21 er_31 X32 er_6 1 1 X31 er_51 Y1 er_7 1 1

Y2 1 er_8

Y3 1 er_9

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya belum menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta.

Gambar 4.2

Sumber: data diolah

Tabel 4.13.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model

Cmin/DF 0.671 ≤ 2,00 baik

Probability 0.872 ≥ 0,05 baik

RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik

GFI 0.967 ≥ 0,90 baik

AGFI 0.933 ≥ 0,90 baik

TLI 1.032 ≥ 0,95 baik

CFI 1.000 ≥ 0,94 baik

Sumber: Data Diolah

Berdsarkan hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi


(61)

menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix: 3,27 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Kausalitas

Regression Weights

Ustd Std

Prob.

Faktor Faktor Estimate Estimate

Minat Beli <-- Endorser 0.308 0.124 0.013

Batas Signifikansi ≤ 0,10

Sumber : Lampiran Di olah

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,0013 ≤ 0,10 [signifikan [positif].

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1. Pengaruh endorser Terhadap Minat Beli

Berdasarkan hasil di atas bahwa endorser berpengaruh positif terhadap minat beli, dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya endorser


(62)

55

mampu mendorong calon konsumen dalam melakukan transaksi pembelian terhadap sepeda motor Yamaha Jupiter MX .

  Dengan adanya penggunaan endorser Valentino Rosi diharapkan dapat meningkatkan minat beli Yamaha Jupiter MX. Yamaha sendiri berharap mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar saat ini. Sosok Valentino Rossi dipersepsikan sebagai seorang publik figur yang terkenal, menarik, fashionable

(selalu mengikuti perkembangan trend), berkelas, energik, serba bisa dan dijadikan trendsetter bagi remaja atau pemuda pengemar sepeda motor saat ini.,  Bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang didukungnya Shimp (2003:460).

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat seseorang untuk membeli produk yang sedang di iklankannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan endorser dapat berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Yamaha Jupiter MX.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, pengumpulan dan menganalisis terhadap data–data yang telah diperoleh dari responden, maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :

1. Pihak manajemen tetap menjaga segala kekauatan dan tetap meningkatkan kualitas produknya melalui komunikasi iklan yang menarik dan inovatif.

2. Memberikan informasi produk khususnya Yamaha Jupiter MX dengan sedetail-detailnya, sehingga calon konsumen berkeinginan membeli produk


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.C.and D.W.Gerbing, 1998.Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Buletin. 103 (3) : 411-23

Baker, Wiliam, E., 2001, “Do Not Wait to Reveal The Brand Name;The Effect of Brand Name Placement on Television Advertising Effectiveness,” Journal of Marketing,33,3,77-83

Durianto, D.dan C. Liana. 2004. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft dan Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model. Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan, Maret, Volume II.

F. Engel, James, R.D.Blackwel & P.W. Miniard, 1994, Perilaku konsumen, Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara.

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

--- , 2006, Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BP Undip, Semarang.

Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.

Jefkins, Frank, 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Implementasi, Prehallindo, Jakarta

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran Edisi milenium, PT. Indeks, Jakarta.

---, 2001, Manajemen Pemasaran Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Kunto, A.A., 2004. Endorser yang Dipercaya. Marketing, No. 03/IV/Maret. Mehta, A.,1990. Celebrity Advertising : A Cognitive Response Approach (Ann

Arber : University of Michigan Dissertation Service).

---.,1994. How Advertising Response Modeling (ARM) Can Increase Ad Effectiveness. Journal of Advertising Research, Mei-Juni


(65)

Redenbach, A.,2002. A Multiple Product Endorser can be a Credible Source. (On-line) Availeble http://www.yahoo.com

Rosister, J, & L Percy,1998. Advertising and Promotion Management. Mc. Graw-Hill Inc.

Sebayang, M.K. dan S.D.O.Siahaan., 2008, Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 1,No3 Shimp, Terence, A, 2000, Periklanan Dan Promosi, Edisi Kelima, Jilid 1,

Erlangga, Jakarta.

---, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Ketahanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Stanton, Wiliam, J.,1991, Fundamental of Marketing, Mc Graw Hill

Sukmawati, Andriastika dan Suyono, Joko 2005, Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan (Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen sebuah Multivitamin, Jurnal Manajerial Vol.3,No.1

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.

Thamrin, S.D., 2003. Studi Mengenai Proses Adopsi Konsumen Pasca Tayang Iklan Produk “Xonce” di Surabaya. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, II(2)

 


(1)

1

X Y

X2

X3 X1

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Celebrity Endorser & Minat Beli

Model Specification : One Step Aproach - Modification Model

d_pc 1 d_sv1 d_pr 1 d_bl1 X12 er_2 1 1 X11 er_11 X22 er_4 1 1 X21 er_31 X32 er_6 1 1 X31 er_51 Y1 er_7 1 1

Y2 1 er_8 Y3 1 er_9

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya belum menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta.

Gambar 4.2

Sumber: data diolah

Tabel 4.13.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model Cmin/DF 0.671 ≤ 2,00 baik Probability 0.872 ≥ 0,05 baik RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik GFI 0.967 ≥ 0,90 baik AGFI 0.933 ≥ 0,90 baik TLI 1.032 ≥ 0,95 baik CFI 1.000 ≥ 0,94 baik Sumber: Data Diolah

Berdsarkan hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya


(2)

54

menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix: 3,27 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Kausalitas

Regression Weights

Ustd Std

Prob.

Faktor Faktor Estimate Estimate

Minat Beli <-- Endorser 0.308 0.124 0.013

Batas Signifikansi ≤ 0,10

Sumber : Lampiran Di olah

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,0013 ≤ 0,10 [signifikan [positif].

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1. Pengaruh endorser Terhadap Minat Beli

Berdasarkan hasil di atas bahwa endorser berpengaruh positif terhadap minat beli, dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya endorser


(3)

mampu mendorong calon konsumen dalam melakukan transaksi pembelian terhadap sepeda motor Yamaha Jupiter MX .

  Dengan adanya penggunaan endorser Valentino Rosi diharapkan dapat meningkatkan minat beli Yamaha Jupiter MX. Yamaha sendiri berharap mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar saat ini. Sosok Valentino Rossi dipersepsikan sebagai seorang publik figur yang terkenal, menarik, fashionable (selalu mengikuti perkembangan trend), berkelas, energik, serba bisa dan dijadikan trendsetter bagi remaja atau pemuda pengemar sepeda motor saat ini.,  Bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang didukungnya Shimp (2003:460).

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat seseorang untuk membeli produk yang sedang di iklankannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan endorser dapat berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Yamaha Jupiter MX.


(4)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, pengumpulan dan menganalisis terhadap data–data yang telah diperoleh dari responden, maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :

1. Pihak manajemen tetap menjaga segala kekauatan dan tetap meningkatkan kualitas produknya melalui komunikasi iklan yang menarik dan inovatif.

2. Memberikan informasi produk khususnya Yamaha Jupiter MX dengan sedetail-detailnya, sehingga calon konsumen berkeinginan membeli produk


(5)

Baker, Wiliam, E., 2001, “Do Not Wait to Reveal The Brand Name;The Effect of Brand Name Placement on Television Advertising Effectiveness,” Journal of Marketing,33,3,77-83

Durianto, D.dan C. Liana. 2004. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft dan Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model. Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan, Maret, Volume II.

F. Engel, James, R.D.Blackwel & P.W. Miniard, 1994, Perilaku konsumen, Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara.

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

--- , 2006, Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BP Undip, Semarang.

Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.

Jefkins, Frank, 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Implementasi, Prehallindo, Jakarta

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran Edisi milenium, PT. Indeks, Jakarta.

---, 2001, Manajemen Pemasaran Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Kunto, A.A., 2004. Endorser yang Dipercaya. Marketing, No. 03/IV/Maret. Mehta, A.,1990. Celebrity Advertising : A Cognitive Response Approach (Ann

Arber : University of Michigan Dissertation Service).

---.,1994. How Advertising Response Modeling (ARM) Can Increase Ad Effectiveness. Journal of Advertising Research, Mei-Juni


(6)

Ohanion, R, 1991. The Impact of Celebrity Spokesperson’s perceived Image On Consumers Intention to Purchase. Jurnal of Advertising Research, Februar-march

Redenbach, A.,2002. A Multiple Product Endorser can be a Credible Source.

(On-line) Availeble http://www.yahoo.com

Rosister, J, & L Percy,1998. Advertising and Promotion Management. Mc. Graw-Hill Inc.

Sebayang, M.K. dan S.D.O.Siahaan., 2008, Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 1,No3 Shimp, Terence, A, 2000, Periklanan Dan Promosi, Edisi Kelima, Jilid 1,

Erlangga, Jakarta.

---, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Ketahanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Stanton, Wiliam, J.,1991, Fundamental of Marketing, Mc Graw Hill

Sukmawati, Andriastika dan Suyono, Joko 2005, Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan (Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen sebuah Multivitamin, Jurnal Manajerial Vol.3,No.1

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.

Thamrin, S.D., 2003. Studi Mengenai Proses Adopsi Konsumen Pasca Tayang Iklan Produk “Xonce” di Surabaya. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, II(2)

 


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24