Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas : studi empiris pada perusahaan bidang agriculture, forestry, dan fishing yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011.

(1)

xvii ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Empiris Pada Perusaahaan Bidang Agriculture, Forestry dan Fishing

yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011)

Elisabet Rosita Nastiti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Jenis penelitian adalah studi empiris pada perusaahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing

yang go public di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan neraca perusahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah analisis rasio keuangan dan analisis trend dengan metode

least square.

Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui rasio rentabilitas dan likuiditas cenderung mengalami penurunan, sedangkan untuk rasio solvabilitas cenderung mengalami kenaikan. Hal ini tampak dari analisis trend terhadap Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio dan Quick Ratio memiliki nilai b bernilai negatif (mengalami penurunan),dan untuk analisis

trend terhadap Debt to Equity dan Debt Total Assets Ratio memiliki nilai b positif (mengalami penurunan).


(2)

xviii ABSTRACT

ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE IN

TERMS OF RENTABILITY, LIQUIDITY AND SOLVABILITY Empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in

Indonesia Stock Exchange for the period 2007 up to 2011

Elisabet Rosita Nastiti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research in aimed to find out the financial performance of the company through the rentability, likuidity and solvability level. This research was an empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in Indonesia Stock Exchange. The data gathering technique of this research was documentation.

The data used in this research was gathered from the companies profit and loss statement and the balance report of Agriculture, Forestry and Fishing companies from 2007 up to 2010. The data analysis tehnique used was the financial ratio analysis and trend analysis using least square method.

The result found that rentability and liquidity ratios decreased, whereas for solvability ratio was increased. This fact are shown on the trend analysis toward Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Current Ratio and Quick Ratio have a negative b value (means decreasing), and trend analysis of the Debt for Equity and Debt to Total Assets ratio has a positive b value (means decreasing).


(3)

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan

2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Elisabet Rosita Nastiti NIM : 082114032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hidup ini memang tidak mudah, tapi juga tidak sesulit itu. Marilah kita lebih ikhlas melakukan yang bisa kita lakukan, agar

Tuhan melakukan untuk kita hal-hal yang tidak bisa kita lakukan.

Kemarin aku berani berjuang. Hari ini aku berani meraih kemenangan

Tuhan Yesus Kristus yang maha kasih

Kedua Orang Tuaku tercinta

Kakak dan Adikku terkasih

Sahabat-sahabatku tersayang

Keluarga besar Universitas Sanata Dharma


(7)

v MOTTO

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak

(Mazmur 37:5)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius

Waktu dan tenaga yang kau gunakan untuk meratapi kekurangan, sesungguhnya adalah waktu dan tenaga yang seharusnya kau gunakan

untuk menghebatkan dirimu.

Keikhlasan menerima dirimu adalah awal perjalanan naikmu. (Mario Teguh)


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Kasih atas segala bimbingan, berkat serta rahmat yang telah dilimpahkan selama penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bpk Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., QIA selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, membimbing, serta memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulisan skripsi ini.

5. Dosen-dosen serta staf-staf Fakultas Ekonomi, yang telah banyak membantu selama masa-masa kuliah.

6. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian, semangat serta tidak pernah berhenti mendoakan aku agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(11)

ix

7. Kakak dan adikku tercinta, mbak Ima dan adek Tito yang siap sedia membantuku, memberi dukungan, semangat serta doa.

8. Seluruh keluarga besarku, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan doa bagi penulis.

9. Sahabat-sahabatku Ana, Stevia, Elis, Dita, Monik, Willy, Jati, Artha, Titin, Dian, Dona, Roni, Anang, yang telah memberikan dorongan, doa, perhatian, persahabatan, serta kebersamaan yang telah kita jalani bersama.

10. Teman-teman satu kelas MPT, atas kerjasama dan bantuan yang telah diberikan. Akhirnya teman-teman, segala kerja keras kita sudah dapat menuai hasil yang baik.

11. Teman-teman Akuntansi 2008, dan semua teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan kebersamaan selama kuliah di Sanata Dharma. 12. Semua pihak yang telah banyak berjasa bagi penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 Maret 2013


(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK .... ... xvii

ABSTRACT .. ... ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 4

C. Eumusan Masalah ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kinerja Keuangan ... 7

B. Laporan Keuangan ... 9

C. Analisis Rasio ... 17

D. Hubungan Rasio Keuangan dengan Kinerja Keuangan ... 22

E. Rumus Rasio Keuangan ... 23

F. Analisis Trend ... 26

G. Metoda dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 27


(13)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Jenis dan Sumber Data ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Data yang dibutuhkan ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Variabel Penelitian ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

A. PT. Astra Agro Lestari Tbk ... 37

B. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk ... 38

C. PT. Bisi Internatinonal Tbk ... 39

D. PT. BW Plantations Tbk ... 40

E. PT. Central Proteinaprima Tbk ... 40

F. PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk ... 42

G. PT. Gozco Plantations Tbk ... 42

H. PT. Inti Agri Resources Tbk ... 43

I. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ... 44

J. PT. Sampoerna Agro Tbk ... 44

K. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Menilai Kinerja Keuangan dengan membandingkan antara Rasio Keuangan Perusahaan dengan Rata-rata Industri Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai 2011 ... 47

B. Pembahasan ... 82

BAB VI PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Keterbatasan Penelitian ... 90


(14)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN ... 94


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Perhitungan Net Profit Margin perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 ... 48 Tabel 5.2 Perhitungan Net Profit Margin perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing tahun 2011 ... 50 Tabel 5.3 Perhitungan Trend Net Profit Margin perusahaan bidang

Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .... 51 Tabel 5.4 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing pada tahun 2007 ... 53 Tabel 5.5 Perhitungan ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing pada tahun 2011 ... 55 Tabel 5.6 Perhitungan Trend ROA perusahaan bidang Agriculture, Forestry,

dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 56 Tabel 5.7 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing pada tahun 2007 ... 58 Tabel 5.8 Perhitungan ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing pada tahun 2011 ... 61 Tabel 5.9 Perhitungan Trend ROE perusahaan bidang Agriculture, Forestry,

dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 61 Tabel 5.10 Perhitungan Current Ratio perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing padatahun 2007 ... 63 Tabel 5.11 Perhitungan Current Ratio perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing padatahun 2011 ... 65 Tabel 5.12 Perhitungan Trend Current Ratio perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .. 66 Tabel 5.13 Perhitungan Quick Ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry,

dan Fishing pada tahun 2007 ... 68 Tabel 5.14 Perhitungan Quick Ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry,

dan Fishing pada tahun 2011 ... 70 Tabel 5.15 Perhitungan Trend Quick Ratio perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007sampai dengan 2011 .. 71 Tabel 5.16 Perhitungan Debt to Equity perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 ... 73 Tabel 5.17 Perhitungan Debt to Equity perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing pada tahun 2011 ... 75 Tabel 5.18 Perhitungan Trend Debt to Equity perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 .. 76 Tabel 5.19 Perhitungan Debt Total Assets Ratio perusahaan bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing pada tahun 2007 ... 78 Tabel 5.20 Perhitungan Debt Total Assets Ratio perusahaan bidang Agriculture,


(16)

xiv

Tabel 5.21 Perhitungan Trend Debt Total Assets Ratio perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1 Tingkat Net Profit Margin masing-masing perusahaan dan

Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 ... 48 Gambar 5.2 Tingkat Net Profit Margin masing-masing perusahaan dan

Rata-rata perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing

tahun 2011 ... 50 Gambar 5.3 Tingkat Net Profit Margin dan Trend Net Profit Margin industri

bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 52 Gambar 5.4 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan Rata-rata

industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 ... 54 Gambar 5.5 Tingkat ROA masing-masing perusahaan dan Rata-rata

industri bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2011 ... 55 Gambar 5.6 Tingkat ROA dan Trend ROA bidang Agriculture, Forestry,

dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 57 Gambar 5.7 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan Rata-rata

industri bidang Agriculture, Forestry,dan Fishing tahun 2007 ... 59 Gambar 5.8 Tingkat ROE masing-masing perusahaan dan Rata-rata industri

bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ... 60 Gambar 5.9 Tingkat industri ROE dan Trend ROE bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 62 Gambar 5.10 Tingkat Current Ratio masing-masing perusahaan dan

Rata-rata industri bidang Agriculture,Forestry,dan Fishing

tahun 2007 ... 64 Gambar 5.11 Tingkat Current Ratio masing-masing perusahaan dan

Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing

tahun 2011 ... 65 Gambar 5.12 Tingkat Current Ratio dan Trend Current Ratio bidang

Agriculture, Foresrty, dan Fishing dari tahun 2007

sampai dengan 2011 ... 67 Gambar 5.13 Tingkat Quick Ratio masing-masing perusahaandan Rata-rata

industri bidang Agriculture,Forestry, dan Fishing tahun 2007 ... 69 Gambar 5.14 Tingkat Quick Ratio masing-masing perusahaandan Rata-rata

industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ... 70 Gambar 5.15 Tingkat Quick Ratio dan Trend Quick Ratio perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai

dengan 2011 ... 72 Gambar 5.16 Tingkat Debt to Equity masing-masing perusahaandan

Rata-rata industri Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 ... 74 Gambar 5.17 Tingkat Debt to Equity masing-masing perusahaan dan Rata-rata

industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2011 ... 75 Gambar 5.18 Tingkat Debt to Equity dan Trend Debt to Equity perusahaan


(18)

xvi

bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 77 Gambar 5.19 Tingkat Debt Total Assets Ratio masing-masing perusahaan dan

Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing

tahun 2007 ... 79 Gambar 5.20 Tingkat Debt Total Assets Ratio masing-masing perusahaan dan

Rata-rata industri bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing

tahun 2011 ... 79 Gambar 5.21 Tingkat Debt Total Assets Ratio dan Trend Debt Total Assets Ratio

perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011 ... 82


(19)

xvii ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Empiris Pada Perusaahaan Bidang Agriculture, Forestry dan Fishing

yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011)

Elisabet Rosita Nastiti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Jenis penelitian adalah studi empiris pada perusaahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing

yang go public di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan neraca perusahaan bidang Agriculture, Forestry dan Fishing dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah analisis rasio keuangan dan analisis trend dengan metode

least square.

Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui rasio rentabilitas dan likuiditas cenderung mengalami penurunan, sedangkan untuk rasio solvabilitas cenderung mengalami kenaikan. Hal ini tampak dari analisis trend terhadap Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio dan Quick Ratio memiliki nilai b bernilai negatif (mengalami penurunan),dan untuk analisis

trend terhadap Debt to Equity dan Debt Total Assets Ratio memiliki nilai b positif (mengalami penurunan).


(20)

xviii ABSTRACT

ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE IN

TERMS OF RENTABILITY, LIQUIDITY AND SOLVABILITY Empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in

Indonesia Stock Exchange for the period 2007 up to 2011

Elisabet Rosita Nastiti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research in aimed to find out the financial performance of the company through the rentability, likuidity and solvability level. This research was an empirical studies of Agriculture, Forestry and Fishing corporations listed in Indonesia Stock Exchange. The data gathering technique of this research was documentation.

The data used in this research was gathered from the companies profit and loss statement and the balance report of Agriculture, Forestry and Fishing companies from 2007 up to 2010. The data analysis tehnique used was the financial ratio analysis and trend analysis using least square method.

The result found that rentability and liquidity ratios decreased, whereas for solvability ratio was increased. This fact are shown on the trend analysis toward Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Current Ratio and Quick Ratio have a negative b value (means decreasing), and trend analysis of the Debt for Equity and Debt to Total Assets ratio has a positive b value (means decreasing).


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat

penting bagi perusahaan. Oleh sebab itu, untuk melihat sehat tidaknya

suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja.

Saat ini dunia globalisasi dan revolusi teknologi sudah dapat dipastikan

akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis.

Oleh karena itu, perusahaan diharuskan untuk melihat jauh ke depan

segala peluang, kesempatan, hambatan dan kekuatan perusahaan guna

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi

perkembangan usahanya. Faktor terpenting untuk dapat melihat

perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya,

karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah kebijakan

yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, mengingat

sudah begitu banyak kompleksnya permasalahan yang dapat

menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang

akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat

(Budiman, 2009).

Kinerja dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan salah satu

tolak ukur untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu


(22)

operasinya. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama

yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup

perusahaan), dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua

pihak yang ada di perusahaan. Pihak-pihak yang bekepentingan terhadap

posisi keuangan dan perkembangan perusahaan adalah pihak intern dan

pihak ekstern. Pihak intern adalah pemilik saham dan manajemen

perusahaan, sedangkan pihak ekstern tersebut adalah bank, calon

pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

atas informasi tersebut. Khusus bagi pihak manajemen maupun

pemimpin perusahaan, informasi keuangan tersebut menjadi sangat

penting dan berguna dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat,

penyusunan rencana ke depan yang lebih baik, dan perbaikan sistem

perusahaan.

Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian,

keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan

serta dalam mengelola perusahaannya. Oleh karena itu, seorang manajer

harus dapat menjaga kelangsungan kehidupan perusahaannya agar

terhindar pula dari ancaman kebangkrutan (Habibie, 2007). Salah satu

media yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan

perusahaan adalah laporan keuangan neraca, perhitungan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan


(23)

keuangan memberikan pandangan yang mendalam tentang status

perusahaan dewasa ini untuk mengembangkan kebijaksanaan dan

strategi yang akan datang (Fraser dan Ormiston, 2004: 172).

Dalam mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan,

manajemen memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya

digunakan perusahaan adalah rasio. Rasio dapat menjadi alat screening

untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan dan mengindikasikan

hal-hal yang perlu investigasi lebih lanjut. Namun rasio keuangan tidak

memberikan jawaban dengan sendirinya dan tidak bersifat prediktif.

Rasio-rasio keuangan hendaknya digunakan dengan melihat

penyebabnya, dan akal sehat serta harus digunakan dalam kombinasi

dengan unsur-unsur yang lain dalam analisa laporan keuangan (Fraser

dan Ormiston, 2004: 178).

Analisis rasio juga digunakan pada perusahaan bidang

Agriculture, Foresty, dan Fishing dalam menilai kinerja keuangannya.

Dilihat dari bidang usahanya, perusahaan-perusahaan ini memiliki

laporan keuangan yang kompleks dan perlu dianalisis untuk melihat

perkembangannya. Sektor industri minyak kelapa sawit Indonesia terus

bertumbuh pesat dari tahun ke tahun, dan total ekspor diperkirakan juga

mengalami peningkatan. Sampai saat ini Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara produsen CPO terbesar dunia serta ditunjuk sebagai negara yang memiliki potensi kuat dalam bidang pertanian dan perikanan. Dengan adanya perkembangan tersebut, maka


(24)

perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang Agriculture, Foresty, dan Fishing

saling berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak

mungkin dan berusaha untuk memberikan kepuasan kepada para

konsumennya.

Atas dasar masalah tersebut maka penulis ingin melakukan suatu

penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan ditinjau

dari Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas (Studi empiris pada

Perusahaan Bidang Agriculture, Foresty, dan Fishing yang Go Public di

BEI periode 2007 sampai dengan 2011)” .

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan Perusahaan Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang Go Public di BEI periode 2007 sampai dengan 2011 ditinjau dari

Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah kinerja keuangan Perusahaan Bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang Go Public di BEI periode 2007 sampai


(25)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Dapat memberikan data dan informasi serta gambaran mengenai

analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas pada perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang Go Public periode 2007 sampai dengan 2011.

2. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung dalam penelitian ini yaitu sebagai bahan referensi mahasiswa dan perpustakaan Universitas Sanata Dharma, serta sebagai bahan penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan oleh penulis.

E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, , manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yaitu tentang kinerja keuangan, laporan keuangan, analisis rasio keuangan, hubungan rasio keuangan dengan kinerja


(26)

keuangan, rumus rasio keuangan seperti rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas, analisis trend, metode dan teknik analisis laporan keuangan, serta penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik analisis data, data yang diperlukan.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum 11 (sebelas) perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing yang dijadikan sampel penelitian. Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data dan pembahasan yang sudah menjadi rumusan masalah penelitian.

Bab VI Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran penulis bagi perusahaan yang bersangkutaan dengan penelitian.


(27)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda karena itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat badan usaha/perusahaan tersebut telah menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilain ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non keuangan (Fahmi, 2011). Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan/badan usaha yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Fahmi, 2011: 238 ).

Definisi kinerja keuangan menurut Fahmi (2011: 239) adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, seperti membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya.


(28)

Penilaian kinerja keuangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 293) mengemukakan bahwa kinerja organisasi merupakan usaha cerdas yang kompleks yang menjanjikan hasil signifikan dan berjangka panjang. Dalam lingkungan bisnis yang stabil dan persaingan yang tidak begitu signifikan, kinerja organisasi perusahaan berupa penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh, organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaannya. Pada proses inilah dapat diukur kinerja perusahaan khususnya keuangan dalam melipatgandakan kekayaannya untuk dapat bertahan dan berkembang. Selanjutnya Sawir (2005: 1) mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan-perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disambil suatu kesimpulan mengenai arti kinerja keuangan yaitu merupakan potensi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Kinerja keuangan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan catatan laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan sudah memenuhi standar laporan keuangan yang telah ditentukan.


(29)

B. Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi, analisis tren, akan mampu diprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang, sehingga laporan keuangan tersebut begitu diperlukan.

Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin menyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keungan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2001: 2). Selanjutnya menurut Harahap (2007: 105) bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan. Menurut PSAK No.1 (2004: 04) laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,


(30)

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima laporan keuangan tersebut menggambaran kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu sekaligus sebagai salah satu informasi yang dapat disampaikan kepada pihak eksternal untuk melihat kinerja keuangan perusahaan.

Laporan keuangan menjadi salah satu sarana untuk berkomunikasi antara data keuangan perusahaan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan, sehingga laporan keuangan tersebut menjadi bermanfaat seperti yang dinyatakan oleh Fahmi (2011: 5) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Menurut PSAK No. 1 (2004 : 04) tujuan laporan keuangan adalah:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(31)

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti menajemen.

Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka diharapkan laporan keuangan bisa membantu dalam tujuan untuk menghindari analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan. Para akuntan harus memahami benar bahwa laporan keuangan yang dibuatnya tersebut akan menjadi informasi yang bermanfaat bagi banyak pihak. Oleh karena itu, seorang akuntan harus memahami benar tujuan suatu pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu


(32)

perusahaan. Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang peranan penting dalam masalah perencanaan perusahaan. Bagian keuangan mendukung segala kelancaran kegiatan pada bagian lain. Bila bagian keuangan perusahaan berfungsi dengan baik, maka akan terlihat baik pula kinerja perusahaannya. Dengan demikian, pihak-pihak yang membutuhkan akan memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Menurut Fraser dan Ormiston (2008), suatu laporan tahunan corporate terdiri dari empat laporan keuangan pokok, yaitu:

a. Neraca

Menunjukkan posisi keuangan aktiva, utang, dan ekuitas pemegang saham pada suatu perusahaan dalam tanggal tertentu, seperti akhir triwulan atau akhir tahun. Menurut Yusup (2001: 22), neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1) Aktiva

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Jenis sumber ekonomi atau disebut harta perusahaan bisa bermacam-macam. Terdapat dua jenis kekayaan yaitu, kekayaan yang bersifat permanen seperti tanah, gedung dan mesin dan aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan dan sebagainya.


(33)

2) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Terdapat dua jenis kewajiban yaitu kewajiban jangka pendek seperti utang dagang kepada kreditur, utang wesel dan kewajiban jangka panjang seperti utang hipotik dan utang obligasi.

3) Modal

Modal merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan (aktiva) perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Jumlah modal merupakan sisa dari hak atas sisa aktiva setelah dikurangi kewajiban pada para kreditur. b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi diukur dengan membandingkan antara perndapatan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.


(34)

Menurut Yusuf (2001 :24) isi laporan laba rugi terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:

1) Pendapatan

Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.

2) Biaya

Biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.

3) Laba (atau rugi)

Laba (atau rugi) adalah hasil selisih lebih (atau kurang) antara pendapatan dengan biaya.

c. Laporan Ekuitas

Laporan ekuitas pemegang saham merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.

d. Laporan Arus Kas

Memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama satu tahun periode akuntansi.


(35)

Laporan keuangan ini dibutuhkan oleh masyarakat di berbagai kalangan. Hal ini dipertegas oleh Harahap (2007: 120-125) yang mengemukakan bahwa pemakai laporan keuangan adalah: 1) Pemegang Saham ingin mengetahui kondisi keuangan

perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba serta prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah. Selain itu ia ingin mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan saham, jumlah laba yang ditahan. Dari informasi ini ia dapat mempertimbangkan apakah ia akan terus mempertahankan sahamnya, menjual, atau menambahnya.

2) Investor potensial akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.

3) Analisa Pasar Modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan yang sudah go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal.

4) Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan


(36)

perusahaan baik semua pos neraca (aset, utang, modal), laba/rugi, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan sebagainya.

5) Karyawan dan Serikat Pekerja perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia harus masih terus bekerja di situ atau pindah. Selain itu, ia perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak, serta untuk mengetahui mengenai cadangan dana pensiun, asuransi kesehatan, asuransi atau jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek).

6) Instansi Pajak akan melihat dalam laporan keuangan perusahaan mengenai kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga untuk dasar penindakan.

7) Pemberi Dana (Kreditur) ingin mengetahui kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi perusahaan yang sudah diberi pinjaman, maka laporan keuangan akan menyajikan informasi mengenai penggunaan dana yang diberikan, seperti likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur laporan keuangan dapat


(37)

menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan. 8) Supplier ingin mengetahui apakah perusahaan layak

diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi risiko yang dimiliki perusahaan. 9) Pemerintah dan Lembaga Pengatur Resmi ingin mengetahui

apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.

10) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauhmana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.

11) Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat menggunakan laporan keuangan sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan.

C. Analisis Rasio Keuangan

Penggunaan rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan perusahaan dan rasio keuangan nantinya akan dilihat oleh investor atau manajer sebagai salah satu pendukung dalam pengambilan


(38)

keputusan. Rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan (Fahmi, 2011: 107). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007: 297). Oleh karena itu, rasio keuangan ini sangat penting bila akan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan hanya akan menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antar pos-pos yang bersangkutan, misalnya antara utang dan modal, kas dan total aset, harga pokok produksi dan total penjualan, dan sebagainya. Dengan adanya penyederhanaan tersebut dengan cepat kita dapat menilai hubungan antar pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas adalah laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar analisis rasio keuangan.

Selanjutnya rasio keuangan yang telah didapatkan oleh perusahaan, akan dibandingkan dengan rata-rata industri. Industri didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis yang sama atau yang paling dekat dengan


(39)

barang pengganti. Rata-rata industri yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang sejenis dapat dijadikan bagi perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini disebut sebagai rata-rata rasio industri. Perbandingan antara rasio keuangan perusahaan-perusahaan dengan rata-rata rasio industri akan menunjukkan sejauh mana kondisi keuangan perusahaan saat ini (Nugroho, 2005). Tujuan dari analisis rasio laporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut menurut Hanafi dan Halim (2005: 6-9):

1. Investasi pada saham

Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.

2. Pemberian kredit

Dimana tujuan pokoknya adalah untuk menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.

3. Kesehatan pemasok (supplier)

Mengetahui kondisi keuangan pemasok sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan pemasok.

4. Kesehatan pelanggan (customer)

Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi mengenai kemampuan pelanggan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


(40)

5. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan

Bertujuan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki memiliki prospek keuangan yang bagus.

6.

Pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan. 7. Analisis internal, tujuannya untuk mengetahui kondisi keuangan. 8. Analisis pesaing, untuk menentukan sejauh mana kekuatan

keuangan pesaing yang dapat dipakai untuk penentuan strategi perusahaan.

9. Penilaian kerusakan untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian. Namun menganalisis laporan keuangan dengan teknik rasio memiliki kelemahan dan kelebihan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya, antara lain (Harahap, 2007: 298-299):

a. Kelebihan teknik analisis rasio

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan oleh laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah indusri lain.

4) Sangat bermanfaat untuk mengambil bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).


(41)

6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan secara periodik atau “time series”.

7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

b. Kelemahan teknik analisis rasio

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti:

a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai bias atau subyektif. b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio

adalah nilai perolehan (cost), bukan harga pasar.

c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan

menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.


(42)

5) Jika dua perusahaan yang dibandingkan, bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama sehingga jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

D. Hubungan Rasio Keuangan dengan Kinerja Keuangan

Seperti yang kita ketahui, bahwa untuk dapat memenangkan persaingan setiap perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang baik. Untuk menilai keuangan suatu perusahaan diperlukan suatu analisis laporan keuangan yaitu rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Fahmi, 2011: 108).

Rasio keuangan dan kinerja perusahaan memiliki hubungan yang erat. Setiap rasio yang digunakan memiliki arti masing-masing tergantung dari siapa penggunanya.


(43)

E. Rumus Rasio Keuangan

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis rasio, yaitu:

1. Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Menurut Wild (2005: 110) analisis profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas. Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok. Rasio rentabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) menunjukkan berapa besar presentase pendapatan yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan. Margin Laba dapat dirumuskan sebagai berikut:


(44)

b. Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. ROA ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

c. Return on Equity (ROE) menunjukkan berapa besar persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin bagus. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

2. Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Misalnya membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, dan sebagainya. Menurut Fraser dan Aileen Ormiston (2008: 223) rasio likuiditas terdiri dari:

a. Current Ratio (Rasio Lancar) mengukur kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo. Kewajiban lancar dijadikan penyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi


(45)

dalam satu tahun atau satu siklus operasi. Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

b. Quick Ratio (Rasio Cepat) menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. Quick ratio

dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Solvabilitas

Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas terdiri dari 2 (dua) rasio, yaitu:

a. Debt to Equity, yaitu rasio yang memberi gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Kreditor jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka rasio


(46)

yang lebih kecil. Semakin kecil angka rasio maka semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemiliki perusahaan. (Prastowo dan Rifka, 2005: 89-90). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

b. Debt Total Assets Ratio, membagi total hutang dengan total aktiva. Rasio ini merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki kreditor apabila hutang yang dimiliki dijamin secara khusus dengan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2010: 121). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

F. Analisis Trend

Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menunjukkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Dalam teknik analisis ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentase atas dasar tahun dasar (Prastowo dan Rifka, 2005:


(47)

66). Tujuan dari analisis trend ini membandingkan angka-angka atau rasio satu dengan rasio yang lainnya. Dengan melihat kecenderungan

(trend) angka-angka atau rasio tertentu dapat diperoleh gambaran apakah rasio-rasio tersebut cenderung naik, turun atau relatif konstan (Prastowo dan Rifka, 2005: 73).

G. Metoda dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Rifka (2002: 54-55) metoda analisis laporan keuangan pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Metoda analisis horizontal (dinamis) adalah metoda analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut sebagai metoda analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos uang sama untuk periode yang berbeda. Teknik-teknik yang termasuk dalam klasifikasi metoda ini antara lain analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor.

2. Metoda analisis vertikal (statis) adalah metoda analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk


(48)

periode yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metoda vertikal. Teknik-teknik yang termasuk dalam klasifikasi metoda ini antara lain teknik analisis prosentase per-komponen (Common-Size), analisis rasio, dan analisis impas.

H. Penelitian Terdahulu

Tri Kurniasary Wahyuni (2007) melakukan penelitian tentang analisis kinerja perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada sepuluh perusahaan property yang memiliki 10 (sepuluh) ranking teratas akan laba rugi bersih yang terdaftar di BEJ periode 2001-2005. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melakukan pencatatan, pengumpulan data, dan pengelompokan data. Teknik analisis data yang digunakana yaitu analisis rasio yang terdiri dari likuiditas (current dan quick rasio), solvabilitas (total debt to total assets ratio) dan rentabilitas (profit margin, ROI,dan ROE). Hasil analisis data menunjukkan pada tingkat likuiditas perusahaan property

mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan menunjukkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun. Pada tingkat solvabilitas dari tahun 2001 sampai tahun 2005 perusahaan property sanggup menunjukkan kinerja yang baik karena perusahaan mampu memperlihatkan bahwa aset yang dimiliki lebih besar dibandingkan hutangnya. Pada rasio


(49)

rentabilitas perusahaan property mengalami ketidakstabilan dalam menghasilkan laba bersih tiap tahunnya, sehingga perusahaan menunjukkan kinerja yang kurang baik.

Adi Nugroho (2005) meneliti tentang analisis rasio keuangan untuk menilai perkembangan keuangan perusahaan industri textil dan garmen yang telah go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 1998-2002. Data yang digunakan dalam menganalisis berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan-perusahaan tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah menggunakan times series analysis dan cross sectional approach. Hasil dari penelitian ini adalah:

1. Tingkat likuiditas, current ratio mempunyai kecenderungan yang terus meningkat dan hanya pada tahun 1998 berada dalam kondisi

ilikuid sedangkan tahun 1999-2002 berada dalam kondisi likuid, quick ratio mempunyai kecenderungan yang terus meningkat namun tahun 1998-2002 dalam kondisi ilikuid.

2. Tingkat solvabilitas, total assets to debt ratio selama lima tahun mempunyai kecenderuangan yang semakin meningkat dan dari tahun 1998-2002 dalam kondisi solvable. Net Worth to Debt Ratio

selama 5 (lima) tahun mempunyai kecenderungan yang semakin meningkat namun dari tahun 1998-2002 dalam keadaan insolvable.


(50)

3. Tingkat rentabilitas, rentabilitas ekonomi selama tahun 1998-2001 dalam kondisi rendabel namun tahun 2002 dalam kondisi tidak

rendabel dan selama 5 (lima) tahun mempunyai kecenderungan menurun, rentabilitas usaha pada tahun 1999,2001, dan 2002 dalam kondisi rendabel namun pada tahun 1998 dan 2000 dalam kondisi tidak rendabel dan selama 5 (lima) tahun mempunyai kecenderungan yang naik.

Habibie (2007) meneliti tentang analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan, menyimpulkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik. Selain itu, kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan mengalami perubahan yang cukup baik, dan dikatakan pula meskipun tingkat likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan tampak rendah, hal ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.


(51)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris di perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Studi empiris ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman studi terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang go public di BEI periode 2007 sampai dengan 2011. Data yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi tahun 2007 sampai dengan 2011.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalan penelitian ini adalah perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan

Fishing yang terdaftar di BEI.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi


(52)

berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2007: 79) Kriteria yang dipilih dalam penelitian ini untuk mengambil sampel adalah :

a. Perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing yang terdaftar di BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

b. Mempunyai laporan keuangan yang sudah diaudit oleh auditor independen.

D. Data yang Dibutuhkan

a. Gambaran umum perusahaan

b. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007 sampai dengan 2011

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi terhadap laporan keuangan perusahaan bidang

Agriculture, Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan 2011 yang terdaftar di BEI.

F. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (bebas), sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi


(53)

perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja keuangan perusahaan.

b. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rumus-rumus dalam bentuk rasio, yaitu rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

a. Menghitung Rasio Keuangan 1) Rentabilitas

a) Net Profit Margin


(54)

c) Return On Equity

2) Likuiditas

a) Current Ratio

b) Quick Ratio

3) Solvabilitas

a) Debt to Equity

b) Debt Total Assets Ratio

b. Menghitung rata-rata keuangan (rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas) dari perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing.

c. Melakukan analisis vertikal untuk masing-masing perusahaan

Agriculture, Forestry, dan Fishing dengan membandingkan antara rasio keuangan dengan rasio industri untuk memperoleh kinerja keuangan perusahaan dengan menyusun tabel cross sectional analysis. Rata-rata rasio yang dihasilkan dari perusahaan bidang Agriculture,


(55)

Forestry, dan Fishing dijadikan pembanding bagi perusahaan yang bersangkutan.

d. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan bidang Agriculture, Forestry, dan Fishing harus memperhatikan trend dari rata-rata industri, yaitu dengan mengetahui kecenderungan kondisi keuangan perusahaan-perusahaan tersebut. Selain itu, dengan menggunakan perhitungan trend dapat memproyeksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Perhitungan trend dilakukan dengan menggunakan rumus (Wahyuni, 2007):

Y’ = a + bx

Diketahui :

Y’ : nilai variabel yang ditentukan

a : nilai Y’ apabila x = 0

b : perubahan nilai Y’ dari waktu ke waktu x : periode waktu dan tahun dasar

Untuk menentukan nilai a dan b pada persamaan diatas digunakan rumus :

n y a

2

X xy b

Dimana:

n : jumlah tahun yang digunakan x : kode waktu masing-masing tahun y : nilai variabel deret berkala


(56)

Hasil perhitungan diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Jika b positif, maka rentabilitas, likuiditas perusahaan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu sehingga perkembangan perusahaan meningkat sedangkan untuk solvabilitas perkembangan perusahaan mengalami penurunan.

2. Jika b negatif maka, rentabilitas, likuiditas perusahaan menurun dari waktu ke waktu sehingga perkembangan keuangan perusahaan menurun sedangkan untuk solvabilitas perkembangan perusahaan mengalami peningkatan.

3. Jika b sama dengan nol maka, rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas dapat dikatakan dalam kondisi stabil atau sama dari tahun ke tahun, sehingga perkembangan keuangan perusahaan tetap.

e. Menggambarkan kecenderungan perkembangan atau trend tersebut dengan grafik untuk masing-masing rasio.


(57)

37 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT. Astra Agro Lestari Tbk

Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk dapat ditelusuri sekitar 30 tahun lalu saat PT Astra Internasional Tbk mendirikan unit usaha di bidang perkebunan, yaitu mengkonversi usaha perkebunan ubi kayu 2.000 hektar menjadi perkebunan karet. Tahun 1984 perusahaan melihat adanya prospek yang baik dari bisnis kelapa sawit, oleh karena itu perusahaan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations yang memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar. Pada 3 Oktober 1988, PT Astra Internasional mengganti namanya menjadi PT Suryaraya Cakrawala, kemudian tahun 1989 mengganti namanya kembali menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997 PT Astra Agro Niaga melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dan mengganti namanya PT Astra Agro Lestari.

PT. Astra Agro Lestari memiliki visi yaitu menjadi perusahaan Agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia dan untuk mewujudkan visinya PT. Astra Agro Lestari memiliki misi yaitu menjadi pautan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa. Sebagai perusahaan yang berkembang, 9 Desember 1997 PT. Astra Agro Lestari mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang saat ini sudah bersatu menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah 31 tahun beroperasi, kini perkebunan kelapa sawit yang dikelola


(58)

sudah mencapai 266.706 hektar yang terdiri dari kebun inti dan plasma (perkebunan rakyat) di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan sampai dengan tahun 2011 mencapai 26.473 orang.

B. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1911 ketika NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatschappji membuka perkebunan karet pertama di Kisaran, Sumatera Utara dan merupakan salah satu perusahaan perkebunan tertua di Indonesia. Tahun 1986 perusahaan diakuisisi oleh Bakrie and Brothers dan berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatanusaha perusahaan meliputi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan dan pengangkutan hasil tanaman dan produk industri, serta pabrik kertas. Tahun 1990 perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Sejak awal sebagai perusahaan perkebunan karet, perusahaan telah berkembang dan diversifikasi untuk menjadi salah satu produsen terkemuka baik karet alam dan CPO di Indonesia. Tahun 2007 perusahaan telah memulai untuk memperluas ke provinsi Kalimantan Tengah, dan sedang mengembangkan perkebunan Greenfield.


(59)

C. PT. Bisi International Tbk

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983 oleh Charoen Pokphand Group sebagai perusahaan penghasil dan penjual benih hibrida untuk jagung, padi, hortikultura, dan sekaligus menjadi penghasil utama pestisida di Indonesia serta distributor berbagai pupuk. Kantor pusat perusahaan ini berada di Jl. Raya Surabaya-Mojokerto Km. 19 Desa Beringindendo, Kec. Taman Sidoarjo, Jawa Timur, sedangkan untuk kegiatan produksi berada di Desa sumber Agung, Kec. Ploso Klaten Kediri, Jawa Timur.

Visi yang dimiliki oleh perusahaan adalah memberi pangan bagi dunia yang berkembang dan untuk mewujudkan visi tersebut perusahaan bertekad untuk memberikan produk, teknologi dan dukungan inovatif untuk membantu para petani dalam meningkatkan produktivitas. Pada tanggal 20 Agustus 1997 perusahaan mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia dalam upayanya mengembangkan benih lokal berkualitas tinggi, selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2000 PT. BISI memperoleh akreditasi pemerintah dari Intitute of Certification on Quality System untuk melakukan

self-labeling pada produknya. Sejak Mei 2007 PT. Bisi International mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, dan sampai tahun 2010 perusahaan telah memproduksi sendiri benih jagung hibrida.


(60)

D. PT. BW Plantation Tbk

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 6 November 2000 dengan nama PT Bumi Perdana Prima Internasional. Pada tahun 2007 perusahaan mengubah namanya menjadi PT BW Plantations Tbk sesuai perubahan Anggaran Dasar serta tujuan dan sasaran perusahaan. PT BW Plantations bergerak di bidang industri dan perkebunan kelapa sawit dengan minyak sawit dan inti sawit sebagai produk utama serta memanen Tandan Buah Segar (TBS) untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit. Visi dari PT. BW Plantations Tbk adalah menjadi perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang dinamis, sedangkan misinya adalah mengadopsi praktik terbaik yaitu menggabungkan integritas dan profesionalitas yang tinggi, menerapkan bisnis yang berwawasan lingkungan dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, memiliki biaya operasional yang efesien untuk meningkatkan laba rugi perusahaan dan para pemegang saham, dan memiliki pertumbuhan usaha yang baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

E. PT. Central Proteinaprima Tbk

Perusahaan ini didirikan pada 30 April tahun 1980 oleh Charoen Pokphand Group dan telah beranjak menjadi sebuah perusahaan besar dengan kegiatan operasional kurang lebih 30 tahun. PT. Central Proteinaprima Tbk sebagai pelopor dalam usaha budidaya akuakultur skala besar, dan salah satu produsen, pengolah udang terbesar di dunia, serta pengekspor udang utama ke


(61)

pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. PT. Central Proteinaprima Tbk memiliki visi yakni menjadi perusahaan akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal di dunia, dan untuk mewujudkan visi ini PT. Central Proteinaprima Tbk akan terus menerus meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka memastikan keberhasilan dari para perambak serta memberikan rangkaian produk yang berkualitas, serta secara konsisten perusaahaan akan mengevaluasi kinerja CP Prima dan memberikan kontribusi di bidang social selain juga menetapkan praktik yang ramah lingkungan di seluruh proses operasional. Hasil produksi perusahaan ini antara lain benur, probiotik, pakan udang dan pakan ikan.

PT. Central Proteinaprima Tbk memiliki unit operasi antara lain fasilitas produksi pembenuran, budidaya udang, pengelolaan udang beku, probiotik, fasilitas produksi pakan dan berbagai pakan ikan dan udang, dan hewan peliharaan. Perusahaan memiliki 6 unit pembenuran yang berlokasi di Lampung, Medan, Anyer, Rembang dan Situbondo yang memiliki kapasitas produksi puluhan miliar benur per tahun, selain itu PT. Central Proteinaprima memiliki 9 unit pabrik pakan udang dan ikan yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan Medan. Selain adanya fasilitas-fasilitas yang menunjang untuk produksi, PT. Central Proteinaprima Tbk juga memiliki SDM yang kompeten dibidangnya masing-masing, dan sampai tahun 2010 perusahaan memiliki karyawan sebanyak 9.800 pekerja.


(62)

F. PT. Dharma Samudra Fishing Industries Tbk

Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 1973 dengan alamat kantor pusat di Jl. Laks. R.E Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta dan memiliki kantor cabang di Jl. R.A Kartini No. 39 Kendari. Perusahaan tersebut bergerak di bidang perikanan laut yang meliputi menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual serta menjalankan usaha di bidag perdangangan hasil perikanan laut.

G. PT. Gozco Plantations Tbk

Perusahaan yang beralamat di Gedung Graha Permata Pancoran C9-10 Jl. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10 Jakarta Selatan ini berdiri pada 10 Agustus 2001 dengan nama sebelumnya PT Surya Gemilang Sentosa. Pada tanggal 19 Desember 2007 berubah nama menjadi PT Gozco Plantations. Sebagai perusahaan yang akan terus berkembang, perusahaan memiliki visi yakni menjadi produsen produk kelapa sawit yang bermutu, efisien dan produktif yang berkembang dan berkelanjutan dengan melakukan investasi terbaik pada industrinya dan di komunitasnya untuk meningkatkan nilai stakeholder. Sebagai cara untuk mewujudkan visi ini, perusahaan berupaya mengembangkan perkebunan kelapa sawit melalui kapitalisasi yang mantap atas tim manajemen kebun yang profesional dan berdedikasi, memperluas area perkebunan pada lahan yang sangat cocok untuk pengembangan usaha kelapa sawit dan letaknya strategis dalam kelompok, secara bertahap membangun kapasitas pengolahan dan infrastruktur pendukung untuk


(63)

menempatkan produk secara efisien ke dalam pasar, memelihara hubungan kuat yang sudah ada dengan masyarakat sekitar dengan cara pengembangan program petani kecil kelapa sawit dan pengembangan komunitas yang berkelanjutan.

H. PT. Inti Agri Resources Tbk ( Formerly PT Inti Kapuas Arowana Tbk ) Perusahaan ini awalnya bernama PT Inti Indah Karya Plasindo yang berdiri pada tanggal 16 Maret 1999 dan bergerak dalam bidang usaha plastik. Pada tanggal 14 Oktober 2002, perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Namun pada tahun 2005 perusahaan mengubah kegiatan usahanya pada industri ikan hias Arowana Super Red dan mengganti nama perusahaan menjadi PT Inti Kapuas Arowana Tbk. Pada tanggal 21 April 2008 perseroan merubah namanya menjadi PT Inti Agri Resources Tbk. Dalam menjalankan usaha ikan Arowana Super Red, perusahaan mengambil alih usaha penangkaran ikan Arowana tradisional di Pontianak, serta mengakuisisi lahan yang dikembangkan menjadi tambak-tambak penangkaran baru dan modern. PT. Inti Agri Resources Tbk memiliki visi yakni menjadi perusahaan berbasis agri bisnis dengan beragam aktifitas dalam rangka mengeksplorasi kekayaan alam serta melestarikan satwa langka asli Indonesia, sedangkan misi perusahaan adalah menjalankan agri bisnis secara komersil demi kepentingan atau manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan namun tanpa mengabaikan kepedulian terhadap lingkungan secara menyeluruh, memperkenalkan dan mengangkat citra satwa asli


(64)

Indonesia “Ikan Arowana” kehadapan masyarakat lokal dan internasional

serta melestarikannya, dan menjalakan aktifitas bisnis dalam mengelola kekayaan alam bumi Indonesia dengan tujuan komersil tanpa mengabaikan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.

I. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk

Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1906 atas inisiatif Harrisons & Crosfield Plc berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia dengan lebih dari 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, dan teh di empat pulau terbesar di Indonesia. Namun sejak tahun 1980 perusahaan mengutamakan karet sebagai komoditas utama perseroan. Tahun 2009, perusahaan menjadi penghasil minyak sawit lestari setelah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) atas perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya di Sumatera Utara.

J. PT. Sampoerna Agro Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993 dengan nama PT Selapan Jaya dan mengelola kebun kelapa sawit di Sumatera Selatan. Saat ini perusahaan memfokuskan diri pada empat lini produk utama, yaitu produk sawit, produk inti sawit, kecambah sawit, dan produk non kelapa sawit (sagu dan karet). Perseroan tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007. PT. sampoerna Agro Tbk memiliki visi yaitu menjadi salah satu perusahaan yang bertanggungjawab di sektor agribisnis, serta misi yang


(65)

dimiliki adalah mengembangkan tim manajemen professional yang berintegritas tinggi dan didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan termotivasi, mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan di bisnis inti kami dengan tetap menjaga pengeluaran biaya secara terkontrol, terus berusaha mencapai kesempurnaan melalui motivasi, penelitian, dan pengembangan, ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar perkebunan, dan menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku dalam segala aspek pengembangan, produksi dan pengolahan.

K. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk

Berdirinya perusahaan berawal sejak didirikannya CV Phonix Mas tahun 1979 yang bergerak dibidang perdagangan hasil bumi dan kelautan. Tahun 1982 perusahaan mengekspor produknya dan dilanjutkan dengan membangun pabrik pengolahan kacang mete tahun 1989. Pada tanggal 7 Agustus 1993 didirikan PT Golden Phoenix berdasarkan Akta nomor 096 yang dibuat dihadapan notaris. PT. Golden Phoenix adalah induk dari CV Phonix Mas yang bergerak dibidang pengolahan rumput laut menjadi karaginan (tepung rumput laut). Namun pada tanggal 30 Mei 1996, PT. Golden Phoenix merubah namanya menjadi PT Wahana Yuda Mandiri dan selanjutnya pada tanggal 31 Januari 2000 perusahaan mengganti namanya menjadi PT Wahana Phonix Mandiri berdasarkan Akta nomor 44. PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk memiliki visi yakni menjadi perusahaan


(1)

Lampiran 10

Laporan Keuangan PT. Sampoerna Agro Tbk

dalam jutaan rupiah

2007 2008 2009 2010 2011

Total Assets 2,088,002 2,156,164 2,261,798 2,875,847 3,411,026 Current Assets 942,310 803,629 615,542 868,210 782,629

of which

Cash and Cash Equivalents 458,688 642,678 387,316 529,550 348,687 Trade receivables 70,627 3,169 16,203 62,884 4,048 Inventories 215,084 120,306 135,859 226,434 333,910 Non-Current Assets 1,145,692 1,352,535 1,646,257 2,007,637 2,628,396

of which

Fixed Assets-Net 418,607 485,896 590,903 653,246 983,776 Deffered Tax Assets-Net 8,466 6,434 9,292 12,288 18,668 Other Assets 185 1,190 1,739 1,688 4,952

Liabilities 595,034 577,988 474,967 716,582 911,515 Current Liabilities 374,464 354,044 235,648 458,869 492,375

of which

Trade payables 200,326 202,138 109,923 186,198 243,734 Taxes payables 76,432 107,261 38,820 70,317 51,605 Accured expenses 16,806 16,527 18,450 25,212 32,958 Long-term Liabilities 220,572 223,944 239,319 257,713 419,140 Minority Interests in

Subsidiaries 21728 25212 21251 27,018 30,439

Shareholders Equity 1,471,240 1,552,964 1,765,581 2,132,247 2,499,511 Paid-up capital 378,000 378,000 378,000 378,000 378,000 Paid-up capital

in excess of par value 931,583 931,583 952,757 952,757 952,757 Revaluation of fixed Assets 76 n.a n.a n.a n.a Retained earnings 161,581 243,381 434,823 801,490 1,168,754

Net Sales 1,598,931 2,288,143 1,815,557 2,311,749 3,142,379 Cost of Good Sold 1,104,495 1,514,354 1,216,131 1,469,118 2,081,566 Gross Profit 494,436 773,790 599,427 842,631 1,060,812 Operating Expenses 90,036 162,334 139,389 186,648 345,810 Operating Profit 404,400 611,456 460,037 655,785 748,752 Other Income (Expenses) (92,616) 20,306 (50,679) (25,307) 33,750 Profit before Taxes 311,784 631,762 409,358 630,478 741,475 Profit after Taxes 215,083 439,516 281,766 451,717 540944


(2)

Lampiran 11

Laporan Keuangan PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk

dalam jutaan rupiah

2007 2008 2009 2010 2011

Total Assets 199,516 206,763 207,445 204,817 79,991

Current Assets 161,864 171,515 174,390 174,097 5,892

of which

Cash and Cash Equivalents 1,276 804 436 86 380 Trade receivables 60,068 58,857 58,004 58,104 2,108,284 Inventories 74,200 73,644 64,198 68,381 3,379 Non-Current Assets 37,652 35,248 33,055 30,720 74,098

of which

Fixed Assets-Net 37,457 35,177 32,999 30,720 73,275

Other Assets 195 72 56 n.a 20

Liabilities 116,901 124,513 125,090 136,662 81,579 Current Liabilities 110,432 123,258 123,718 140,001 12,045

of which

Bank Loans 87,432 90,821 90,438 97,785 4,430

Trade payables 438 70 n.a n.a 5,483

Current Maturities of long-term debt 977 6,394 5,941 n.a n.a Non-Current Liabilities 6,469 1,255 1,372 (3,339) 69,534 Minority Interests in

Subsidiaries 274 274 273 215 n.a

Shareholders Equity 82,341 81,976 82,082 67,940 1,589,249 Paid-up capital 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 Paid-up capital

in excess of par value 12,454 12,454 12,454 12,454 12,454 Retained earnings 17,887 17,522 17,628 3,486 (66,043)

Net Sales 153,783 147,924 118,911 41,044 20,729

Cost of Good Sold 133,629 132,181 104,828 35,116 22,925

Gross Profit 20,154 15,742 14,083 5,928 2,195

Operating Expenses 6,372 5,717 4,339 2,929 24,653

Operating Profit 13,782 10,025 9,744 2,999 26,849

Other Income (Expenses) (13,560) (10,594) (9,522) (21,911) 43,534

Profit before Taxes 222 (568) 222 (18,912) (70,383)


(3)

Lampiran 12

Rasio masing-masing perusahaan dan rata-rata industri bidang Agriculture,

Forestry, dan Fishing tahun 2007 sampai dengan tahun2011.

1. Net Profit Margin (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 33.11 32.24 22.37 22.80 22.33

2 UNSP 10.60 5.92 10.87 26.81 17.07

3 BISI 16.89 24.47 9.69 16.03 14.63

4 BWPT 25.42 23.32 28.67 34.20 36.07

5 CPRO 5.85 (4.98) (3.18) (10.18) (27.04)

6 DSFI 0.84 (27.89) (59.61) 4.19 4.13

7 GOZCO 19.43 18.83 50.11 35.38 35.38

8 IIKP 25.81 21.88 (33.67) (10.94) (179.84)

9 LSIP 19.25 24.12 22.11 28.76 36.31

10 SGRO 13.45 19.21 15.52 19.54 17.21

11 WAPO 0.08 (0.25) 0.09 (34.46) (335.42) Jumlah 170.73 136.87 62.97 132.15 (359.17) Rata-rata NPM 15.52 12.44 5.72 12.01 (32.65)

2. ROA (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 36.87 40.35 21.93 22.94 23.57

2 UNSP 4.79 3.69 4.98 4.35 3.99

3 BISI 16.84 23.96 5.37 10.53 9.62

4 BWPT 14.96 11.79 10.32 9.18 8.93

5 CPRO 4.60 (4.35) (2.50) (7.54) (28.83)

6 DSFI 0.66 (29.27) (71.63) 3.46 4.39

7 GOZCO 2.53 3.83 10.57 7.67 6.87

8 IIKP 5.06 3.70 (2.19) (0.98) (6.09)

9 LSIP 14.32 18.81 14.58 18.58 25.05

10 SGRO 10.30 20.38 12.46 15.71 15.86

11 WAPO 0.07 (0.18) 0.05 (6.91) (86.92) Jumlah 111.01 92.73 3.95 76.99 (23.56) Rata-rata ROA 10.09 8.43 0.36 7.00 (2.14)


(4)

3. ROE (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 48.60 51.03 26.67 27.97 29.55

2 UNSP 8.66 7.03 9.47 9.68 8.23

3 BISI 27.63 42.34 7.45 12.37 11.42

4 BWPT 90.75 43.86 18.50 21.59 28.38

5 CPRO 23.41 (11.86) (6.96) (24.69) (379.55) 6 DSFI 1.12 (61.98) (608.42) 23.61 19.46

7 GOZCO 5.10 6.21 19.10 13.73 11.2

8 IIKP 5.15 3.72 (2.22) (0.98) (6.11)

9 LSIP 24.36 29.01 18.55 22.69 29.14

10 SGRO 14.62 28.30 15.96 21.19 21.64

11 WAPO 0.16 (0.45) 0.13 (20.82) (4.37)

Jumlah 249.56 137.21 (501.77) 106.34 (231.01) Rata-rata ROE 22.69 12.47 (45.62) 9.67 (21.00)

4. Current Ratio (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 160.30 194.42 182.58 193.17 130.97

2 UNSP 317.30 154.83 101.02 53.50 39.77

3 BISI 256.93 207.44 327.44 846.30 607.86

4 BWPT 50.57 31.17 118.57 127.45 85.33

5 CPRO 283.66 208.62 190.04 72.63 56.16

6 DSFI 166.76 124.15 51.72 141.46 332.00

7 GOZCO 148.64 521.93 285.67 164.48 78.72

8 IIKP 844.20 3961.17 885.60 2613.27 1672.58

9 LSIP 109.74 1601.80 140.54 239.27 483.25

10 SGRO 251.64 226.99 261.21 189.21 158.95

11 WAPO 146.57 139.15 140.96 124.35 48.92

Jumlah 2736.32 7371.68 2685.36 4765.09 3694.51 Rata-rata Current Ratio 248.76 670.15 244.12 433.19 335.86


(5)

5. Quick Ratio (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 120.05 117.53 117.62 134.34 77.51

2 UNSP 284.58 124.93 84.52 47.51 33.48

3 BISI 123.00 140.01 159.11 448.57 346.36

4 BWPT 37.55 18.34 109.11 116.24 52.72

5 CPRO 201.78 134.67 121.52 46.94 37.98

6 DSFI 51.63 35.29 22.93 68.74 130.75

7 GOZCO 134.96 478.08 259.67 151.77 71.94

8 IIKP 418.77 2346.21 549.92 1803.02 768.49

9 LSIP 82.64 1357.24 112.54 196.72 413.95

10 SGRO 194.20 193.01 203.56 139.86 91.13

11 WAPO 79.38 79.40 89.07 75.51 20.86

Jumlah 1728.54 5024.71 1829.57 3229.22 2045.17 Rata-rata Quick Ratio 157.14 456.79 166.32 293.57 185.92

6. Debt to Equity (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 28.34 22.95 18.39 18.51 21.85

2 UNSP 67.87 90.24 89.93 119.67 106.48

3 BISI 54.87 73.01 34.15 12.77 18.7

4 BWPT 506.46 272.13 79.23 135.18 191.64

5 CPRO 408.58 180.00 170.74 227.19 1214.7

6 DSFI 68.61 111.66 748.50 582.52 343.76

7 GOZCO 94.93 58.65 80.70 73.94 88.96

8 IIKP 1.73 0.40 1.31 0.44 0.39

9 LSIP 70.11 54.26 27.24 22.76 16.31

10 SGRO 40.44 37.22 26.90 33.61 36.47

11 WAPO 141.97 151.89 152.40 201.15 5.13

Jumlah 1483.91 1052.41 1429.49 1427.74 2044.39 Rata-rata Debt to Equity 134.90 95.67 129.95 129.79 185.85


(6)

7. Debt Total Assets Ratio (dalam satuan %)

No. Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 21.49 18.15 15.12 15.18 17.43

2 UNSP 44.64 47.43 47.34 53.80 51.57

3 BISI 33.45 41.31 24.59 10.86 15.75

4 BWPT 83.51 73.13 44.21 57.48 60.27

5 CPRO 80.24 64.22 62.99 69.36 92.27

6 DSFI 40.69 52.72 88.12 85.26 77.47

7 GOZCO 47.21 36.20 44.67 41.30 54.54

8 IIKP 1.70 0.40 1.29 0.44 0.39

9 LSIP 41.22 35.17 21.41 18.64 14.02

10 SGRO 28.50 26.81 21.00 24.92 26.72

11 WAPO 58.59 60.22 60.30 66.79 101.99

Jumlah 481.25 455.76 431.04 444.04 512.42

Rata-rata Debt Total


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

3 71 99

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Go Public Di Bursa Effek Indonesia (BEI)

1 108 88

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI INDONESIA PERIODE 2007 – 2011

0 20 17

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap publikasi Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011)

3 14 141

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

0 5 95

Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas : studi pada perusahaan sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013.

1 10 202

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011.

0 0 84

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas : studi empiris pada perusahaan bidang agriculture, forestry, dan fishing yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011 - U

0 0 127