Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas : studi pada perusahaan sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS (Studi pada Perusahaan Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013) Teofila Ika Widiani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (2) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (3) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014. Sumber data penelitian adalah laporan keuangan konsolidasian perusahaan food and beverages yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (debt to total assets ratio dan debt to total equity), dan profitabilitas (profit margin, return on assets ratio dan return on equity ratio), analisis perbandingan berdasarkan rata-rata industri, dan time series.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa: (1) ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah DLTA, INDF, SKLT, ULTJ dan kinerja keuangan buruk adalah ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.


(2)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE

IN TERMS OF LIQUIDITY, SOLVABILITY, AND PROFITABILITY (A case study in Food and Beverages Sector Corporations Listed in Indonesia

Stock Exchange for the period 2009-2013) Teofila Ika Widiani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

This research aims to find out: (1) how financial performance of each food and beverages company perceived from liquidity for the period 2009 to 2013; (2) how financial performance of each food and beverages company perceived from solvability for the period 2009 to 2013; (3) how financial performance of each food and beverages company perceived from profitability for the period 2009 to 2013.

This research was conducted from May until June 2014. The source of research data was financial consolidate statement of food and beverages company which published in Bursa Efek Indonesia from www.idx.co.id. The techique of sampling used in this research was purposive sampling method. The technique of the data analysis were ratio analysis consisting of liquidity (current ratio and quick ratio), solvability (total debt to total assets ratio and debt to total equity), and profitability (profit margin, return on assets ratio and return on equity ratio), comparison analysis based on industry ratio, and time series.

The result of this research shows that: (1) perceived from liquidity from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) perceived from solvability from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are DLTA, INDF, SKLT, ULTJ and the financial performance company which could be categorized in a bad condition are ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) perceived from profitability from 2009 to 2013, the financial performance company which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.


(3)

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU

DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN

PROFITABILITAS

(Studi pada Perusahaan Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Teofila Ika Widiani NIM : 101334035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Kar ena ada ter tulis,

apabila ia sudah tahan uji, ia akan mener ima mahkota

kehidupan yang dijanjikan Allah kepada bar angsiapa yang

ukjizat, suka dukanya adalah


(7)

Keindahan-v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk: Kedua orang tuaku yang terbaik dan terhebat, Adik-adikku tercinta dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku, You who always in my heart and my prayers.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 November 2014 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Teofila Ika Widiani Nomor Mahasiswa : 101334035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 November 2014 Yang menyatakan


(10)

viii

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS (Studi pada Perusahaan Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013) Teofila Ika Widiani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (2) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (3) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014. Sumber data penelitian adalah laporan keuangan konsolidasian perusahaan food and beverages yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (debt to total assets ratio dan debt to total equity), dan profitabilitas (profit margin, return on assets ratio dan return on equity ratio), analisis perbandingan berdasarkan rata-rata industri, dan time series.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa: (1) ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah DLTA, INDF, SKLT, ULTJ dan kinerja keuangan buruk adalah ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.


(11)

ix

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE IN TERMS OF LIQUIDITY, SOLVABILITY, AND PROFITABILITY (A case study in Food and Beverages Sector Corporations Listed in Indonesia

Stock Exchange for the period 2009 until 2013) Teofila Ika Widiani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

This research aims to find out: (1) how financial performance of each food and beverages company perceived from liquidity for the period 2009 to 2013; (2) how financial performance of each food and beverages company perceived from solvability for the period 2009 to 2013; (3) how financial performance of each food and beverages company perceived from profitability for the period 2009 to 2013.

This research was conducted from May until June 2014. The source of research data was financial consolidate statement of food and beverages company which published in Bursa Efek Indonesia from www.idx.co.id. The techique of sampling used in this research was purposive sampling method. The technique of the data analysis were ratio analysis consisting of liquidity (current ratio and quick ratio), solvability (total debt to total assets ratio and debt to total equity), and profitability (profit margin, return on assets ratio and return on equity ratio), comparison analysis based on industry ratio, and time series.

The result of this research shows that: (1) perceived from liquidity from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) perceived from solvability from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are DLTA, INDF, SKLT, ULTJ and the financial performance company which could be categorized in a bad condition are ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) perceived from profitability from 2009 to 2013, the financial performance company which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang Maharahim dan Putera-Nya, Tuhan kami Yesus Kristus atas berkat kasihNya yang melimpah kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Rita Eny Purwanti S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dukungan, saran dan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama proses perkuliahan sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini.

6. Staf sekertariat Program Studi Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak dan Mama tersayang yang selalu memberikan doa, nasihat, semangat, dukungan, kesabaran, kasih sayang yang tak terhingga dan perhatian yang luar biasa dan untuk segala kebutuhan selama saya masih kuliah. Kalian memang yang terbaik. Sayang kalian selalu!!

8. Adik-adikku tersayang, Sari dan Febi yang selalu mendukung dan menghiburku. Serta keluarga besar baik di Surabaya dan Jakarta serta


(13)

xi

Yogyakarta dan Klaten, terima kasih untuk doa dan semangatnya. Sayang kalian selalu!!

9. Sahabat dan teman-teman seangkatan Pendidikan Akuntansi 2010 yang menemaniku dalam suka dan duka, mbok bet, ndot, gondes, ntong, ninil, ayu, komplong, magelangan’s group terima kasih untuk dukungan dan doanya. Kebersamaan kita tak akan pernah kulupakan!! Keep in touch,ya! 10.Temen-temen seperjuangan di kelas Seminar Penelitian bersama Ibu Rita,

Aan yang sudah ‘didadar’ mendahului kita, Desi yang masih di Melbourne, Evi, Dian Ayu, Dayang, Sista, mbak Lusia, terima kasih untuk masukan, sharing dan semangatnya. Ayoo, kalian pasti bisa!!

11.Teman-teman dari Cana Community, terima kasih atas kebersamaannya dan pengalaman sebagai pembelajaran hidup yang pernah kita lalui bersama meskipun penuh tantangan.

12.Rekan-rekan Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk kegokilan, kekocakan, kerjasama, kelelahan dan kegembiraan saat kebersamaan kita bekerja di perpustakaan.

13.Bapak, Ibu dan teman-teman Kos Putri Tunggorono 1b, terima kasih untuk segala dukungan, doa dan kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, Penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penulis,


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIK A.Laporan Keuangan... 6

B. Analisis Laporan Keuangan ... 12

C.Analisis Rasio Keuangan ... 19

D.Kinerja Keuangan ... 30

E. Model Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis Penelitian. ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 34

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

E. Definisi Operasional Variabel ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40


(15)

xiii BAB IV GAMBARAN UMUM

A.Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 47

B.Gambaran Umum Perusahaan Sampel ... 49

C.Deskripsi Data ... 56

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Analisis Data ... 57

B.Pembahasan ... 76

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 150

B. Keterbatasan ... 168

C. Saran ... 169

DAFTAR PUSTAKA ...170


(16)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III.1 Daftar Perusahaan Sektor Food and Beverage ... 35 Tabel IV.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ... 48 Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Sektor Food and Beverages yang diteliti ... 50 Tabel IV.3 Rasio Likuiditas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013 . 57 Tabel IV.4 Rasio Solvabilitas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013 57 Tabel IV.5 Rasio Profitabilitas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013 58 Tabel V.1 Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri ... 59 Tabel V.2 Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri ... 61 Tabel V.3 Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri 64 Tabel V.4 Perbandingan Debt to Equity Ratio dengan Rata-rata Industri ... 66 Tabel V.5 Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri .... 68 Tabel V.6 Perbandingan Return on Assets Ratiodengan Rata-rata Industri 70 Tabel V.7 Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Rata-rata industri 72 Tabel V.8 Kondisi Keuangan Perusahaan Sektor Food & Beverages dari


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indikator pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat ditentukan dengan berbagai macam faktor salah satunya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan pendapatan dari suatu negara yang didapat melalui penjumlahan dari beberapa komponen yaitu konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor bersih.

Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Investasi di suatu negara bisa berasal dari dalam negeri dan luar negeri dimana seorang investor menanamkan modalnya dengan tujuan tertentu di suatu entitas.

Investasi dalam suatu entitas dapat berbagai bentuk seperti investasi pada aktiva riil atau investasi pada sekuritas seperti saham atau obligasi. Sebelum memutuskan untuk melakukan suatu investasi, investor yang cerdas dan bijak akan melakukan analisis-analisispada laporan keuangan serta kondisi perekonomian yang dapat berpengaruh pada suatu entitas. Disaat itulah, kinerja manajemen dalam pengelolaan perusahaan khususnya dalam bidang keuangan berperan penting dalam pengambilan keputusan investor dalam melakukan investasi. Pengelolaan yang efektif dan efisien dapat membangun kredibilitas perusahaan di mata masyarakat meningkat sehingga dapat membuka peluang investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan.


(18)

2

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan tahunan perusahaan dengan cara-cara yang diajarkan secara akademis atau dari perkembangan perekonomian suatu negara. Banyak cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang dapat membantu investor dan juga manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu cara analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah analisis rasio. Dengan menggunakan analisis rasio, pengguna dapat menguraikan, menelaah dan mempelajari substansi dari laporan keuangan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir resiko yang mungkin akan ditanggung investor dari investasi yang akan dilakukan.

Dewasa ini, semakin banyak pebisnis yang memilih untuk terjun dalam investasi sekuritas seperti saham. Hal tersebut dikarenakan prospek investasi pada saham cukup menjanjikan, berupa keuntungan dan pengembalian dalam waktu singkat.

Menurut sebuah artikel dari surat kabar onlineyang berjudul “Prospek

Investasi Saham 2014” yang dirilis tanggal 10 Februari 2014 disebutkan bahwa pada tahun 2013, prospek investasi saham memang belum cerah atau paling tidak tak secerah tahun 2012. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang secara konsisten masih tertekan. Namun, hal tersebut tidaklah harus menyurutkan investor untuk tetap berinvestasi. Di tahun 2014, masih ada harapan bagi IHSG untuk bangkit dan menaikkan grafik pertumbuhannya.

Artikel tersebut juga menyebutkan sektor industri yang diperkirakan berprospek cerah yaitu industri konstruksi dan properti lahan industri, industri


(19)

3

pakan ternak, industri semen, industri farmasi, industri makanan dan minuman, serta industri periklanan. Penulis tertarik melakukan penelitian terhadap perusahaan yang termasuk ke dalam industri makanan dan minuman.Industri ini merupakan industri yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Dengan demikian, industri ini akan selalu mengalami perkembangan yang baik dan persaingan yang ketat agar masyarakat berminat kepada produk yang ditawarkan. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menunjukkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam kelompok industri food and beverages melalui analisis rasio laporan keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Dengan hal tersebut, diharapkan dapat membantu para manajemen perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan diantara perusahaan-perusahaan sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para investor untuk menentukan keputusan investasi dari segi fundamentalis perusahaan. Untuk itu penulis tertarik

menulis skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS“. B.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, meliputi:


(20)

4

1. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.

2. Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan di sektor food and beveragesdan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dirumuskan diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?

2. Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beveragesditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?

3. Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaanfood and beverages

ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas.


(21)

5

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat solvabilitas.

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat profitabilitas.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi manajemen perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

2. Bagi calon investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam kegiatan investasi pada perusahaan-perusahaan

food and beveragedi Indonesia. 3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau sebagai penelitian yang relevan bagi penelitian selanjutnya.


(22)

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A.Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan yang mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya terjadi di suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan komponen utama dari laporan tahunan (annual report) perusahaan go public yang wajib dilaporkan kepada BAPEPAM-LK dan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melindungi publik yang juga pemilik perusahaan.

Menurut Rahman Pura (2013:86), laporan keuangan diartikan sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemilik atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut.

Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sementara menurut Financial Accounting Standard Board

(FASB), definisi laporan keuangan adalah

Financial statements are product of a process in which a large volume of data about aspect of economics activities of an enterprise are accumulated, analyzed, and reported. This process should be carried out in accordance with generally accepted accounting principles.

Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Analisis Kinerja Keuangan (Fahmi, 2011:39) menjelaskan bahwa “Laporan


(23)

keuangan ialah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan modal (misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan”.

2. Pengguna dan Tujuan Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut (Dwi Martani et al, 2012:33):

a. Investor: menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas.

b. Karyawan: kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja dari perusahaan.

c. Pemberi jaminan: kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakan akan memberikan pinjaman.

d. Pemasok dan kreditur lain: kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan: kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidup perusahaan. f. Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya.


(24)

Manajemen entitas merupakan penanggung jawab utama penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan yang wajar dapat menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan demikian, informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat benar-benar menunjukkan kondisi keuangan suatu entitas yang sebenarnya.

Menurut kerangka konseptual IFRS dalam (Dwi Martani et al, 2012:33), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen dan merupakan pertanggungjawaban sumber daya entitas yang telah dipercayakan.

Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

3. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan secara lengkap menurut ED PSAK No. 1 (Revisi 2013) terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan laba-rugi komprehensif), laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan


(25)

perusahaan serta informasi komparatif. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan:

a. Laporan posisi keuangan (neraca)

Laporan posisi keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pada satu waktu tertentu. Posisi keuangan menggambarkan sumber daya yang dikendalikan oleh sebuah entitas dan sumber pendanaan dari sumber daya tersebut (Dwi Martani et al, 2012:34). Ada tiga elemen statemen keuangan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan yaitu aset (asset), kewajiban (liabilities) dan ekuitas (equity). Tiap elemen dibagi lagi menjadi beberapa subklas sebagai berikut (Giri, 2012:67-68):

LAPORAN POSISI KEUANGAN Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas Piutang dagang Sediaan barang `Aset bukan lancar

Investasi jangka panjang Aset tetap

Aset tak berujud Aset lain-lain

Liabilitas dan Ekuitas

Liabilitas lancar (jangka pendek) Liabilitas bukan lancar

Utang jangka panjang Ekuitas

Modal saham Agio saham Saldo laba

Laba komprehensif akumulasian Kepentingan nonpengendali

b. Laporan laba-rugi komprehensif.

Laporan keuangan yang menjelaskan kinerja entitas dalam satu periode terdapat dalam laporan laba-rugi komprehensif. Informasi tentang kinerja diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Di samping itu, informasi tersebut digunakan untuk memprediksi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas


(26)

dari sumber daya yang dimiliki. Profitabilitas yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif memberikan informasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya yang dikendalikan suatu entitas (Dwi Martani et al, 2012:34). Laporan laba rugi komprehensif minimal menyajikan berbagai pos-pos antara lain (1).pendapatan; (2).biaya keuangan; (3).bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures; (4).beban pajak; (5).laba-rugi setelah pajak dari operasi dihentikan; (6).laba/rugi tahun berjalan; (7).setiap komponen laba komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai sifat; (8).bagian laba komprehensif dari entitas asosiasi dan ventura bersama; (9).total laba-rugi komprehensif (Giri, 2012:56).

c. Laporan perubahan ekuitas.

Menurut PSAK No. 1 paragraf 107 (Revisi 2009), laporan perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode.

d. Laporan arus kas.

Laporan arus kas akan menggambarkan perubahan sumber daya yang dikendalikan entitas dengan menggunakan basis kas. Informasi dalam arus kas dapat digunakan oleh pemakai dalam menilai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode pelaporan. Pemakai dapat menilai perubahan posisi keuangan diperoleh dari aktivitas yang mana karena masing-masing memiliki makna yang berbeda (Dwi Martani et al, 2012:34).


(27)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam laporan keuangan yang berisikan kebijakan akuntansi, informasi yang menjelaskan pos-pos dalam laporan keuangan dan daftar detail dari apa yang telah disajikan dalam laporan keuangan. Pemakai dapat menilai risiko, ketidakpastian atas sumber daya dan liabilitas yang dikendalikan oleh entitas (Dwi Martani et al, 2012:35).

4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi, laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data merupakan hasil kombinasi antara lain (Munawir, 2010:5):

a. Fakta yang telah dicatat

b. Prinsip-prinsip dan kebiasan-kebiasaan di dalam akuntansi. c. Pendapat pribadi

Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan antara lain (Munawir, 2010:9) :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.


(28)

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan cepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang atau nilai penggantinya. c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang diikuti kenaikan tingkat harga-harga.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan.

B.Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua bagian, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “analis” sendiri


(29)

didefinisikan sebagai „Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarn bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan‟ (Prastowo dan Julianty, 2005:56).

Menurut Leopold A. Bernstein dalam Prastowo dan Julianty (2005), memberi definisi analisis laporan keuangan sebagai berikut:

„Financial statement analysis is the judgement process that aims to

evalute the current and past financial positions and results of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and

performance.‟

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses penentuan, penguraian dan penelaahan bagian dari laporan keuangan itu sendiri serta hubungan antar bagian dari laporan keuangan yang bertujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan saat ini dan periode lalu dan menghasilkan interpretasi dari operasi suatu perusahaan secara menyeluruh dengan tepat.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan ini pada dasarnya ingin bertanya “Apa yang akan diperoleh dari analisis keuangan yang dilakukan?”. Tujuan ini menenetukan arah analis,

batasan-batasan dalam analisis, dan hasil yang diharapkan. Berikut ini beberapa contoh tujuan analisis keuangan (Hanafi dan Halim, 2012:6-8) : a. Investasi Pada Saham


(30)

Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan. Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan untuk periode mendatang.

b. Pemberian Kredit

Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.

c. Kesehatan Pemasok

Menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya dan kemampuan membayar kewajibannya saat jatuh tempo. d. Kesehatan Pelanggan

Apabila perusahaan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan, maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan utamanya kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

e. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan

Karyawan barangkali tertarik memastikan apakah perusahaan mempunyai prospek keuangan yang bagus antara lain dari sisi profitabilitas, dan kemampuan menghasilkan kas.


(31)

Menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public.

g. Analisis Internal

Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi.

h. Analisis Pesaing

Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.

i. Penilaian Kerusakan

Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian.

3. Metode Analisis Laporan Keuangan

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis time series technique yang merupakan analisis horisontal dan analisis cross-section tecnique yang merupakan analisis vertikal (Munawir, 2008:57).

Analisis time series adalah membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihar dalam bentuk angka-angka


(32)

dan juga secara grafik (Fahmi, 2011:221). Menurut Lukas Setia Atmaja (Fahmi, 2011:223), trend analysis adalah pendekatan yang menggunakan perbandingan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Jika tren membaik disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan relatif baik, demikian sebaliknya. Misalnya garis trend current ratio perusahaan meningkat dari tahun ke tahun, maka dikatakan bahwa kondisi likuiditas perusahaan relatif baik.

Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode horisontal antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend, analisis sumber dan penggunaan dana dan analisis perubahan laba kotor (Prastowo dan Julianty, 2005:59)

Analisis cross-section adalah melakukan suatu teknik analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam ruang lingkup sejenis (Fahmi, 2011:214). Penegasan bahwa analisis cross-section

harus dilakukan pada perusahaan yang ruang lingkupnya sejenis ditegaskan oleh Ilya Avianti dalam (Fahmi, 2011:214-215) bahwa „Syarat dapat dilakukannya analisis cross-section adalah kesamaan entitas yang dibandingkannya untuk paling tidak satu atribut. Macam-macam atribut kesamaan entitas adalah kesamaan dari sisi pemasok, kesamaan dari sisi peminta, kesamaan dalam atribut pasar modal dan kesamaan dalam pemilik


(33)

daftar perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia berdasarkan klasifikasinya.

Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode vertikal antara lain teknik analisis persentase komponen (common size), analisis ratio dan analisis impas (break even) (Prastowo dan Julianty, 2005:59).

4. Teknik Analisis Laporan keuangan

Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut (Munawir, 2010:36-37) :

a. Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan data absolut, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio dan prosentase dari total. Analisa dengan menggunakan metode ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan

dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement,

adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui


(34)

struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

d. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analysis),

adalah suatu analisa unruk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

f. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atas kombinasi dari kedua laporan tersebut. Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan (Prastowo dan Julianty, 2005:80).

g. Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu oerusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.

h. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.


(35)

C. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah lain. Dimana Agnes Sawir menambahkan perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan (Fahmi, 2011:106). Penggunaan kata rasio ini sangat fleksible penempatannya, dimana itu sangat dipengaruhi oleh apa dan dimana rasio itu dipergunakan.

Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan (Fahmi, 2011:107).

2. Pengertian Analisis Ratio Keuangan

Menurut Warsidi dan Bambang (Fahmi, 2011:45-46), „Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan


(36)

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz (Fahmi, 2011:46)

bahwa „To evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst need certain yardstick. The yardstick frequently used is a

ratio, index, relating two pieces of financial data of to each other’. Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Dari pendapat ini dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat.

Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca, perhitungan laba-rugi, dan laporan arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama (Fahmi, 2011:108).

Menurut Agnes Sawir, analisis rasio keuangan adalah menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini (Ningtias et al, 2014).

3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Fahmi (2011:109) manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu,

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.


(37)

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat suatu perencanaan.

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

4. Klasifikasi Rasio Keuangan

Rasio keuangan ada banyak jumlahnya dan setiap rasio memiliki kegunaan masing-masing. Ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu (Fahmi, 2011:53):

a. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya


(38)

(Hanafi dan Halim, 2012:75). Dua ratio likuiditas yang sering digunakan adalah:

1). Current ratio

Rasio lancar (current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti dalam penentuan rasio lancar yang seharusnya (Hanafi dan Halim, 2012:75). Adapun rumus current ratio adalah (Fahmi, 2011:121) :

Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar.

Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha (Fahmi, 2011:121). Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca).

2). Quick ratio

Rasio cepat (quick ratio/acid test ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar

Current assets Current liabillities =


(39)

kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Hal ini dilakukan karena inventories (sediaan barang) dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya (Kasmir, 2013: 137). Adapun rumus quick ratio adalah (Fahmi, 2011:125) :

Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Inventories (sediaan barang) merupakan bagian dari current assets yang juga terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca).

b. Rasio Solvabilitas.

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Kasmir, 2013:151). Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung:

1). Debt to total assets ratio atau Debt Ratio

Debt to total assets merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

Current assets - Inventories Current liabilities Quick ratio =


(40)

Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2013:156). Adapun rumus debt to total assets ratio atau debt ratio adalah (Fahmi, 2011:128):

Semakin rendah ratio ini semakin baik (Fahmi, 2011:128) karena perusahaan memiliki resiko kerugian yang lebih rendah. Total liabilities dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan (konsolidasi).

2). Debt to equity ratio

Mengenai debt to equity ratio ini, Joel G. Siegel dan Jae K Shim dalam Analisis Laporan Keuangan (Fahmi, 2011:128)

mendefinisikan sebagai „Ukuran yang dipakai dalam menganalisa

laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang

tersedia untuk kreditor‟. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang (Kasmir, 2013:158). Adapun rumus debt to equity ratio adalah (Fahmi, 2011:128):

Debt to total assets ratio =

Total Liabilities Total assets


(41)

Total shareholder’s equity adalah total modal sendiri diperoleh dari total aset dikurangi total utang. Semakin rendah ratio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi (Fahmi, 2011:128).

c. Rasio Profitabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2013:196).

Semakin tinggi rasio profitabiilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Ada beberapa rasio yang sering muncul yaitu:

1). Net Profit margin

Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan (Halim dan Hanafi, 2012:81). Adapun rumus net profit margin

adalah (Fahmi, 2011:136): Debt to Equity

Ratio =

Total Liabilities Total Shareholder's equity


(42)

Net profit merupakan laba bersih yaitu laba setelah pajak atau

earning after tax (Fahmi, 2011:136). Net profit maupun sales terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

2). Return on total asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA (Return on total asset) juga sering disebut juga ROI ( Return On Investment) (Hanafi dan Halim, 2012:81). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:

Net profit terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi konsolodasian. Total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan.

3). Return on equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri

100%

×

Net Profit Margin =

Net Profit Sales

100% Return on

assets =

Net profit


(43)

(Kasmir, 2013:204). Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity adalah sebagai berikut (Fahmi, 2012:137):

Ukuran kinerja keuangan berfokus pada aspek-aspek keuangan suatu organisasi. Dari hasil pnelitian-penelitian yang dilakukan, banyak sekali istilah yang digunakan untuk menyebut ukuran kinerja keuangan. Para peneliti tersebut sepakat bahwa ukuran kinerja keuangan adalah ukuran-ukuran kinerja yang berdasarkan akuntansi (laporan laba rugi dan neraca) yang fokusnya pada kinerja suatu organisasi seperti current ratio, return on investment, residual income, profit margin, return on assets, earning per share, economic value

added, market value added, dan debt to total assets ratio. Ukuran-ukuran tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam dimensi-dimensi yang penting bagi kesehatan dan keberlangsungan organisasi tersebut yaitu dari dimensi tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas (rentabilitas) (Krismiaji dan Aryani, 2011:348).

5. Penggunaan Standar pada Analisis Rasio

Analisis keuangan akan lebih tajam jika angka-angka dibandingkan dengan standar/norma tertentu. Dengan melakukan perbandingan, akan terlihat

× 100% Return on

equity =

Net Profit Shareholder's equity


(44)

baik atau tidaknya suatu angka. Menurut Munawir (2008:111), pada umumnya, ada empat jenis standar sebagai pembanding:

a. Standar objektif, yang diperoleh dari pengalaman penganalisa.

b. Rasio yang dianggarkan, yang ditetapkan pada awal periode yang direview berdasarkan data anggaran.

c. Data historis, yang menunjukkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya.

d. Kinerja perusahaan lain terutama yang menjadi pesaing atau rata-rata industri.

Menurut Bambang Riyanto (2013:329), penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam cara perbandingan, yaitu:

a. Rasio tahun lalu (rasio historis), membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang sama. b. Rasio rata-rata industri, membandingkan rasio-rasio dari suatu

perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama.

Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri akan diketahui apakah perusahaan bersangkutan berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average), atau terletak di bawah rata-rata (below average).

Penganalisa keuangan sedapat mungkin menghindari penggunaan the rule of the thumb, pedoman kasar dalam mengadakan analisa laporan keuangan


(45)

suatu perusahaan. Penganalisa harus menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan demikian adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang dari 200% adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman kasar (Riyanto, 2013:330). Selain itu pula, angka pembanding “standar ratio” untuk Indonesia sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun ratio industri atau standar rasio tersebut (Munawir, 2007:102).

Jika standar ratio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut (Munawir, 2007:66-67) :

a. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri.

b. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri.

c. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan ratio yang ekstrim.

d. Menghitung rata-rata hitungnya. Rata-rata hitung (Mean) adalah suatu nilai yang diperoleh dengan jalan membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyaknya pengamatan. Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):


(46)

Yang biasanya ditulis dalam rumus sederhana:

Dengan keterangan adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai.

D. Kinerja Keuangan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2011:2), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sedangkan menurut IAI (2007), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.

Menurut S. Munawir, kinerja keuangan adalah kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal (Ningtias et al, 2014). Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan yaitu ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan lain (Sawir, 2005:6).


(47)

Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankan. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu akan berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian dan perikanan. Maka, menurut Irham Fahmi (2011:240-241) ada lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga hasil laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukuan sehingga hasil dari perhitungan tersebut dalam memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode paling umum yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua yaitu:

1) Time series analysis, yaitu membandingkan antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.


(48)

2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai


(49)

E. Model Penelitian

QR DAR DER NPM ROE

Analisis laporan keuangan perusahaan

(data laporan keuangan telah diaudit tahun 2009 sampai dengan 2013)

Gambar II.1 Model Penelitian

Kinerja Keuangan Perusahaan Likuiditas

CR

Diperbandingan dengan

Rasio histori Rasio rata-rata

industri

ROA Perhitungan rasio-rasio keuangan


(50)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalahpenelitian terapan dimana dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono, 2011:4).

B.Tempat dan Waktu Penelitian 1. WaktuPenelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Mei – Juni 2014. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan melalui data dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang dapat diperoleh di internet.

C.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan go public dalam sektor food and beveragesyang terdaftar di BEI periode tahun 2009 sampai dengan 2013.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan bagian atau unsur-unsur yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang objek penelitian adalah laporan keuangan


(51)

perusahaan dan entitas anak konsolidasian periode 2009 sampai dengan 2013 sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalahperusahaan-perusahaan go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor food and beverages. Berikut ini merupakan daftar perusahaan-perusahaan sektor food and beveragesyang terdaftar BEI :

2. Sampel No. Kode 1. ADES 2. DAVO 3. DLTA 4. ICBP 5. INDV 6. MYOR 7. MLBI 8. ROTI 10. SKBM 11. SKLT STTP 13. AISA 14. ALTO 15. ULTJ 16. CEKA

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk

Bussiness Boottled mineral water Cocoa Beverage Industry Noodles Food Processing Confectionery Beverages

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT. Tri Banyan Tirta Tbk

PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT Akasha Wira Internasional Tbk PT. Davomas Abadi Tbk

PT. Sekar Bumi Tbk

Nama Perusahaan

08 September 1993 11 Juni 1997 26 Juni 2012 15 Desember 1981 28 Juni 2010

28 September 2012 Food (Fishery Processing)

Confectionery PT. Delta Djakarta Tbk

07 Oktober 2010 14 Juli 1994 04 Juli 1990 Breads & Bakery

PT. Sekar Laut Tbk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Tabel III.1

02 Juli 1990 Daftar Perusahaan Subsektor Makanan & Minuman

Manufacture of coffee, rubber, chocolate, vanilla

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

9. 18 Oktober 1994

Terdaftar IPO 13 Juni 1994 22 Desember 1994 27 Februari 1984

12. 16 Desember 1996

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

Milk and Juice

Snack noodles, crackers and candy PSDN

Edible Oil Producer Sumber : www.idx.co.id

09 Juli 1996 PT. Siantar Top Tbk

Noodles


(52)

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampel (Budiasih, 2012:26).Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan sebagai pemilihan sampel adalah:

a. Perusahaan sektor food and beverages.yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2008.

b. Perusahaan sektorfood and beveragesyang melaporkan laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi komprehensif secara berturut-turut selama periode penelitian.

c. Perusahaan sektor food and beverages yang memiliki akhir tahun buku 31 Desember dalam laporan keuangannya.

d. Perusahaan sektor food and beverages yang tidak memiliki ekuitas, net profit bernilai negatif dan tidak melakukan kuasi reorganisasi selama periode penelitian.

e. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah 1. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang


(53)

lancarnya (Hanafi dan Halim, 2012:75). Semakin tinggi ratio maka semakin baik. Rasio yang digunakan:

a. Current Ratio

Perhitungan current ratio atau rasio lancar adalah membandingkan current asset (aset lancar) dengan current liabilities

(utang lancar).Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar.

Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha (Fahmi, 2011:121).

Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca).

b. Quick Ratio

Perhitungan quick ratio atau rasio cepat adalah membandingkan current asset yang sudah dikurangi dengan inventories dengan current liabilities. Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Inventories (sediaan barang) merupakan salah satu komponen dari current assets yang juga terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca).

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya


(54)

(Kasmir, 2013:151). Semakin rendah ratio ini semakin baik (Fahmi, 2011:128) karena perusahaan memiliki resiko kerugian yang lebih rendah. Rasio yang dihitung:

a. Debt to Total Assets Ratio

Perhitungan debt to total assets ratio adalah membandingkan

total liabilities (total utang) dengan total assets (total aset). Angka total liabilitas adalah total liabilitas jangka pendek ditambah dengan total liabilitas jangka panjang. Total aset merupakan total aset lancar ditambah dengan total aset tidak lancar. Total liabilities dan total assets

terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca). b. Debt to equity ratio

Perhitungan debt to equity ratio adalah membandingkan total liabilities dengan total shareholders equity. Total shareholder’s equity

adalah total modal sendiri diperoleh dari total aset dikurangi total utang.

Total shareholders equity dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca).

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2013:196). Semakin tinggi rasio profitabiilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Rasio yang digunakan:


(55)

a. Net Profit Margin

Perhitungan net profit margin adalah membandingkan net profit (laba bersih) dengan sales (penjualan). Angka laba bersih yang digunakan adalah laba komprehensif dikurangi dengan laba yang belum terealisasi dari aset keuangan, selisih kurs penjabaran laporan keuangan dan pendapatan komprehensif lainnya yang kemudian disebut dengan laba tahun berjalan.Sales (penjualan) merupakan total penjualan selama periode berjalan.Net profit dan sales terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif (konsolidasian).

b. Return on Total Assets Ratio

Perhitungan return on total assets ratio adalah membandingkan net profit (laba bersih) dengan total assets.

c. Return on Equity Ratio

Perhitungan return on equity ratio adalah membandingkan net profit

(laba bersih) dengan shareholders equity. Shareholder’s equity merupakan total shareholder’s equity setelah dikurangi saham preferen. Pengukuran variabel penelitian yaitu dengan menggunakan standar rasio atau rata-rata industri. Jika standar ratio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut (Munawir, 2007:66-67) :

a. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri.


(56)

b. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri.

c. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan rasio yang ekstrim.

d. Menghitung rata-rata hitungnya. Rata-rata hitung (Mean) adalah suatu nilai yang diperoleh dengan jalan membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyaknya pengamatan.

Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri akan diketahui apakah perusahaan bersangkutan berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average), atau terletak di bawah rata-rata (below average) (Riyanto, 2013:329).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan (Sanusi, 2013:114). Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain (Budiasih, 2012:12). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan dandata laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit periode tahun 2009-2013.


(57)

Untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan pada rumusan masalah, teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data perusahaan sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara lain :

A. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari likuiditas

1. Menghitung rasio likuiditas perusahaan dengan formula current ratio

dan quick ratioyaitu:

a.

b.

2. Menentukan rasio likuiditas dalam rata-rata industri

a. Menentukanrasio likuiditas setiap perusahaan dalam industri yang telah dihitung.

b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri danmenghapus nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim (Munawir, 2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):

Dengan keterangan adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai.

3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio likuiditas rata-rata industri dengan rasio likuiditas pada masing-masing

Current assets Current liabillities =

Current ratio

Current assets - Inventories Current liabilities Quick ratio =


(58)

perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan membuat tabel cross section analysissebagai berikut:

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan baik.Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan cukup. Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Disarikan berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan(Kasmir,2013:136-138).

B. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari solvabilitas.

1. Menghitung rasio solvabilitas perusahaan dengan formula debt to total assets ratio dan debt to equity ratioyaitu:

No. Kode Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1.

2.

dst. Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk

Rata- Rata Industri

Perbandingan Ratio "..." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013


(59)

a.

b.

2. Menentukan rasio solvabilitas dalam rata-rata industri.

a. Menentukan rasio solvabilitas setiap perusahaan dalam industri yang telah dihitung.

b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri dan menghapus nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim (Munawir, 2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):

Dengan keterangan adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknya subjek yang memiliki nilai.

3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio solvabilitas rata-rata industri dengan rasio solvabilitas pada masing-masing perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan membuat tabel cross section analysis sebagai berikut:

Debt to total assets ratio =

Total Liabilities Total assets Debt to Equity

Ratio =

Total Liabilities Shareholder's equity


(60)

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan cukup. Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisikeuangan perusahaan baik. Disarikan berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan (Kasmir, 2013:157-159).

C. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat profitabilitas 1. Menghitung rasio profitabilitas perusahaan dengan formula net profit

margin ratio, return on assets ratio dan return on equity ratio yaitu:

a.

No. Kode Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1.

2.

dst. Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk

Rata- Rata Industri

Perbandingan Ratio "..." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013

100%

×

Net Profit Margin =

Net Profit Sales


(61)

b.

c.

2. Menentukan rasio profitabilitas dalam rata-rata industri

a. Menentukan rasio profitabilitas setiap perusahaan dalam industri yang telah dihitung.

b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri dan menghapus nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim (Munawir, 2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):

Dengan keterangan adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai.

3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio likuiditas rata-rata industri dengan rasio likuiditas pada masing-masing perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan

100% Return on

assets =

Net profit

Total assets ×

× 100% Return on

equity =

Net Profit Shareholder's equity


(62)

membuat tabel cross section analysis sebagai berikut:

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio-rasioprofitabilitas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan baik. Apabila nilai rasio-rasioprofitabilitas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaancukup baik. Apabila nilai rasio-rasioprofitabilitas perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Disarikan berdasarkan buku Pengantar Manajemen Keuangan (Kasmir, 2010:134-139).

No. Kode Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1.

2.

dst. Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk

Rata- Rata Industri

Perbandingan Ratio "..." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013


(63)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak sejalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahaan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintahan rebuplik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:


(1)

Solvabilitas

Tahun Total Liabilities Total Asset

Total Shareholder's Equity

Debt to Total Asset

Ratio

Debt to Equity Ratio

2009 Rp144.211.201.036 Rp548.720.445.825 Rp404.509.244.789 26,3% 35,7% 2010 Rp201.933.973.559 Rp649.273.975.548 Rp447.140.003.889 31,1% 45,2% 2011 Rp444.700.771.028 Rp934.765.927.864 Rp490.065.156.836 47,6% 90,7% 2012 Rp670.149.495.580 Rp1.249.840.835.890 Rp579.691.340.310 53,6% 115,6% 2013 Rp775.930.985.779 Rp1.470.059.394.892 Rp694.128.409.113 52,8% 111,8%

Profitabilitas

Tahun Net profit Sales Total Asset

Total Shareholder's Equity

Profit Margin

Ratio

Return on Assets

Ratio

Return on Equity

Ratio

2009 Rp41.072.367.353 Rp627.114.839.010 Rp548.720.445.825 Rp404.509.244.789 6,5% 7,5% 10,2% 2010 Rp42.630.759.100 Rp762.612.830.093 Rp649.273.975.548 Rp447.140.003.889 5,6% 6,6% 9,5% 2011 Rp42.675.154.847 Rp1.027.683.999.319 Rp934.765.927.864 Rp490.065.156.836 4,2% 4,6% 8,7% 2012 Rp74.626.183.474 Rp1.283.736.251.902 Rp1.249.840.835.890 Rp579.691.340.310 5,8% 6,0% 12,9% 2013 Rp114.437.068.803 Rp1.694.935.468.814 Rp1.470.059.394.892 Rp694.128.409.113 6,8% 7,8% 16,5%


(2)

7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Likuiditas

Tahun Current Asset Current Liabilities Inventories

Current

Ratio Quick Ratio

2009 Rp447.961.331.139 Rp372.272.935.227 Rp235.350.313.196 120,3% 57,1% 2010 Rp666.010.000.000 Rp518.295.000.000 Rp424.332.000.000 128,5% 46,6% 2011 Rp1.726.581.000.000 Rp911.836.000.000 Rp331.899.000.000 189,4% 153,0% 2012 Rp1.544.940.000.000 Rp1.216.997.000.000 Rp602.660.000.000 126,9% 77,4% 2013 Rp2.445.404.000.000 Rp1.397.224.000.000 Rp1.023.728.000.000 175,0% 101,8%

Solvabilitas

Tahun Total Liabilities Total Asset

Total Shareholder's Equity

Debt to Total Asset

Ratio

Debt to Equity Ratio

2009 Rp925.855.765.475 Rp1.588.829.044.878 Rp633.194.130.419 58,3% 146,2% 2010 Rp1.346.881.000.000 Rp1.936.950.000.000 Rp590.069.000.000 69,5% 228,3% 2011 Rp1.757.492.000.000 Rp3.590.309.000.000 Rp1.832.817.000.000 49,0% 95,9% 2012 Rp1.834.123.000.000 Rp3.867.576.000.000 Rp2.033.453.000.000 47,4% 90,2% 2013 Rp2.664.051.000.000 Rp5.020.824.000.000 Rp2.356.773.000.000 53,1% 113,0%


(3)

Profitabilitas

Tahun Net profit Sales Total Asset

Total Shareholder's Equity

Profit Margin

Ratio

Return on Assets

Ratio

Return on Equity

Ratio

2009 Rp34.763.203.817 Rp533.194.383.227 Rp1.588.829.044.878 Rp633.194.130.419 6,5% 2,2% 5,5% 2010 Rp80.066.000.000 Rp705.220.000.000 Rp1.936.950.000.000 Rp590.069.000.000 11,4% 4,1% 13,6% 2011 Rp149.951.000.000 Rp1.752.802.000.000 Rp3.590.309.000.000 Rp1.832.817.000.000 8,6% 4,2% 8,2% 2012 Rp253.664.000.000 Rp2.747.623.000.000 Rp3.867.576.000.000 Rp2.033.453.000.000 9,2% 6,6% 12,5% 2013 Rp346.728.000.000 Rp4.056.735.000.000 Rp5.020.824.000.000 Rp2.356.773.000.000 8,5% 6,9% 14,7%

8. PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Tbk Likuiditas

Tahun Current Asset Current Liabilities Inventories

Current

Ratio Quick Ratio

2009 Rp813.389.917.761 Rp384.341.997.966 Rp383.588.600.255 211,6% 111,8% 2010 Rp955.441.890.578 Rp477.557.754.724 Rp357.743.682.574 200,1% 125,2% 2011 Rp924.080.291.058 Rp607.594.391.942 Rp368.496.687.848 152,1% 91,4% 2012 Rp1.196.426.603.843 Rp592.822.529.143 Rp334.169.035.934 201,8% 145,4% 2013 Rp1.565.510.655.138 Rp633.794.053.008 Rp534.977.217.239 247,0% 162,6%


(4)

Solvabilitas

Tahun Total Liabilities Total Asset

Total Shareholder's Equity

Debt to Total Asset

Ratio

Debt to Equity Ratio

2009 Rp538.164.224.542 Rp1.732.701.994.634 Rp1.191.583.178.276 31,1% 45,2% 2010 Rp705.472.336.001 Rp2.006.595.762.260 Rp1.301.123.426.259 35,2% 54,2% 2011 Rp776.735.279.582 Rp2.179.181.979.434 Rp1.402.446.699.852 35,6% 55,4% 2012 Rp744.274.268.607 Rp2.420.793.382.029 Rp1.676.519.113.422 30,7% 44,4% 2013 Rp796.474.448.056 Rp2.811.620.982.142 Rp2.015.146.534.086 28,3% 39,5%

Profitabilitas

Tahun Net profit Sales Total Asset

Total Shareholder's Equity

Profit Margin

Ratio

Return on Assets

Ratio

Return on Equity

Ratio

2009 Rp61.152.852.190 Rp1.613.927.991.404 Rp1.732.701.994.634 Rp1.191.583.178.276 3,8% 3,5% 5,1% 2010 Rp107.339.358.519 Rp1.880.411.473.916 Rp2.006.595.762.260 Rp1.301.123.426.259 5,7% 5,3% 8,2% 2011 Rp101.323.273.593 Rp2.102.383.741.532 Rp2.179.181.979.434 Rp1.402.446.699.852 4,8% 4,6% 7,2% 2012 Rp353.431.619.485 Rp2.809.851.307.439 Rp2.420.793.382.029 Rp1.676.519.113.422 12,6% 14,6% 21,1% 2013 Rp325.127.420.664 Rp3.460.231.249.075 Rp2.811.620.982.142 Rp2.015.146.534.086 9,4% 11,6% 16,1%


(5)

9. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Likuiditas

Tahun Current Asset Current Liabilities Inventories

Current

Ratio Quick Ratio

2009 Rp379.162.439.639 Rp79.014.869.434 Rp114.748.838.674 479,9% 334,6% 2010 Rp643.986.428.116 Rp385.079.341.463 Rp454.029.258.210 167,2% 49,3% 2011 Rp619.191.085.387 Rp367.059.939.107 Rp390.950.112.458 168,7% 62,2% 2012 Rp560.259.611.424 Rp545.466.774.883 Rp311.261.459.337 102,7% 45,6% 2013 Rp847.045.774.616 Rp518.961.631.842 Rp365.614.090.062 163,2% 92,8%

Solvabilitas

Tahun Total Liabilities Total Asset

Total Shareholder's Equity

Debt to Total Asset

Ratio

Debt to Equity Ratio

2009 Rp267.099.870.809 Rp568.603.115.385 Rp301.503.244.576 47,0% 88,6% 2010 Rp541.717.109.078 Rp850.469.914.144 Rp308.752.805.066 63,7% 175,5% 2011 Rp418.302.169.536 Rp823.360.918.368 Rp405.058.748.832 50,8% 103,3% 2012 Rp564.289.732.196 Rp1.027.692.718.504 Rp463.402.982.308 54,9% 121,8% 2013 Rp541.352.365.829 Rp1.069.627.299.747 Rp528.274.933.918 50,6% 102,5%


(6)

Profitabilitas

Tahun Net profit Sales Total Asset

Total Shareholder's Equity

Profit Margin

Ratio

Return on Assets

Ratio

Return on Equity

Ratio

2009 Rp49.493.129.474 Rp1.194.543.761.621 Rp568.603.115.385 Rp301.503.244.576 4,1% 8,7% 16,4% 2010 Rp29.562.060.490 Rp718.204.875.108 Rp850.469.914.144 Rp308.752.805.066 4,1% 3,5% 9,6% 2011 Rp96.305.943.766 Rp1.238.169.022.036 Rp823.360.918.368 Rp405.058.748.832 7,8% 11,7% 23,8% 2012 Rp58.344.237.476 Rp1.123.519.657.631 Rp1.027.692.718.504 Rp463.402.982.308 5,2% 5,7% 12,6% 2013 Rp65.068.958.558 Rp2.531.881.182.546 Rp1.069.627.299.747 Rp528.274.933.918 2,6% 6,1% 12,3%


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 48 92

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 5 6

ANALIPER Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 5 12

ANALIPERU Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 4 15

BAB I PENDAHULUAN Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 2 10

Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas : studi empiris pada perusahaan bidang agriculture, forestry, dan fishing yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011.

0 2 129

Analisis kinerja perusahaan ditinjau dari aspek keuangan : studi kasus pada 16 Perusahaan Manufaktur `Food and Beverages` yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998 - 2002.

0 1 227

Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 2 108