Program Corporate Social Responsibility Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Corporate Social Responsibility Program On The Basis Of Community Development.
PROGRAMCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYBERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM ON THE BASIS OF COMMUNITY DEVELOPMENT
Enjang Pera Irawan Universitas Padjadjaran Program Magister Ilmu Komunikasi
e-mail: pera_irawan@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) latar belakang dan motif program CSR, 2) mengetahui implementasi program CSR, 3) mengetahui respon dan partisipasi masyarakat terhadap program CSR yang dilaksanakan PT. PLN (Persero) DJBB. Teori yang digunakan adalah teori legitimasi, teori stakeholder, dan teori interaksi simbolik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang program CSR ini yaitu keprihatinan PT. PLN (Persero) DJBB terhadap isu planet, profit, dan people,
kemudian motifnya sendiri yaitu motif kewajiban moral, izin operasi, ,reputasi, dan keberlanjutan. Implementasi program CSR ini melalui strategi kombinasi (mixed type), dimana PT. PLN (Persero) DJBB melibatkan masyarakat serta berbagai
stakeholder dalam pelaksanaannya. Respon dan partisipasi masyarakat terhadap program CSR ini sangat positif, namun saat ini mengalami penurunan karena menurunnya intensitas komunikasi antara PT. PLN (Persero) DJBB, Pengelola Program, dan Masyarakat, minimnya media sosialisasi dan publikasi. Simpulannya yaitu program ini merupakan program yang dapat membangun kemandirian masyarakat dalam mengatasi, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya alam disekitarnya.
(2)
ABSTRACT
The research aims to investigate 1) the background and the motives of CSR program 2) the implementation of CSR program 3) the people’s response and participation towards the CSR program conducted by PT PLN (Persero) DJBB. The theory used is the legitimacy theory, stakeholder theory, and symbolic interaction theory. The research uses qualitative approach through a study case. The result of the research shows that the backgorund of the CSR program is the company’s concern on planet, profit, and people issues, while the motives are moral obligation, operating license, reputation, and sustainability. The CSR program was implemented by applying combination strategy (mixed type) in which the PT PLN (Persero) DJBB involves the people and stakeholders in its execution. For the reason, in the strategy, the people and stakeholders’ participation holds such a siginificant role to the success of this program. The people’s response and participation on this program is quite positive, yet is recently suffering from decline. The decline was caused by the decrease of communication intensity among the PT PLN (Persero) DJBB, the program organizer, and the people, as well as the lack of socialization and publication media. It can be concluded that this program could help the people cope with, manage, and take the benefits of the natural resources around them.
(3)
1. PENDAHULUAN
Implementasi progam corporate social responsibility (CSR) Kawasan Sehat
Mandiri Konsep Biomethagreen yang dilaksanakan PT. PLN (Persero) DJBB
merupakan komitmen terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Program CSR ini
berbasis pemberdayaan masyarakat, melalui program ini masyarakat dilibatkan dalam
mengatasi, mengelola, dan memanfaatkan sampah menjadi energi alternatif.
Mengingat sampai saat ini PT. PLN (Persero) masih dominan menggunakan Bahan
Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan baku dalam menghasilkan listrik, alhasil PT.
PLN (Persero) menghabiskan Rp 37 triliun. Demikian disampaikan oleh Anggota
Badan Anggaran (Banggar) Dolfi OFP dalam rapat dengan Kepala Badan Kebijakan
Fiskal, Dirjen Migas, Dirjen Kelistrikan, Dirut PT. PLN (Persero) dan Dirut
Pertamina, di DPR-RI, Jakarta, Jumat (16/3/2012)1, maka program ini relevan untuk
dilaksanakan.
Progam ini berpijak pada prinsip triple bottom line yaitu menyentuh aspek
alam, manusia dan profit. Melalui program ini, secara tidak langsung PT. PLN
(Persero) telah membantu mentuntaskan permasalahan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Berbagai penelitian menunjukan bahwa CSR dan pengembangan
hubungan yang konstruktif dengan stakeholder turut menentukan kesuksesan
perusahaan dalam jangka panjang. Kecenderungan para pelanggan atau konsumen
hari ini yaitu lebih menyukai perusahaan yang memiliki rasa tanggung jawab sosial
yang tinggi, daripada perusahaan yang kurang memiliki tanggung jawab terhadap
1
(4)
lingkungan dan masyarakat. Kemudian perusahaan yang tidak disukai akibat kegiatan
perusahaan yang melakukan eksploitasi secara berlebihan.
Banyak persepsi yang keliru dalam memandang CSR, dimana masih ada
pandangan bahwa CSR sebagai kosmetik perusahaan yang ditunjukan melalui
berbagai progam charity. Pada dasarnya CSR dapat dilakukan lebih dari charity,
seperti menciptakan program yang berbasis pemberdayaan masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pada konteks ini, program CSR yang
dilaksanakan PT. PLN (Persero) DJBB dirancang untuk memberdayakan masyarakat
melalui pembinaan dalam mengatasi, mengelola dan memanfaatkan sampah menjadi
energi alternatif.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui latar belakang dan motif pelaksanaan program CSR, untuk mengetahui
implementasi program CSR, dan untuk mengetahui respon dan partisipasi masyarakat
terhadap program CSR PT. PLN (Persero) DJBB. Dengan demikian maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait Program Corporate Social Responsibility
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Kawasan Sehat Mandiri
Konsep Biomethagreen yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) DJBB.
2. METODE PENELITIAN
Berdasarkan masalah serta tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yaitu
(5)
dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu
kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.
Metode pengumpulan data yaitu: wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data,
display data, dan verifikasi (pengambilan kesimpulan). Penentuan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih dari PT. PLN (Persero) DJBB antara
lain: Kepala PKBL, Kepala Humas, dan Staf PKBL. Dari kalangan Masyarakat
Perum Griya Taman Lestari, Desa Gudang Tanjungsari yaitu empat orang. Penelitian
ini dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Januari hingga Mei 2013.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang dan Motif Program CSR
Latar belakang pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR)
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Kawasan Sehat Mandiri
Konsep Biomethagreen ini yaitu keprihatinan PT. PLN (Persero) DJBB terhadap
masalah: 1) lingkungan (planet) yaitu mulai menipisnya cadangan energi berbahan
baku fosil dan mulai rusaknya lingkungan, 2) sumber daya manusia (people) yaitu
minimnya keterampilan dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi, mengelola,
dan memanfaatkan sumber daya alam, dan 3) ekonomi (profit) yaitu perusahaan
(6)
ingin meminimalisir subsidi listrik pemerintah. Melalui program CSR ini, PT. PLN
(Persero) DJBB berupaya berkontribusi dalam menghadapi masalah tersebut.
Jika dikaji secara teoritis, maka progam CSR yang dilaksanakan oleh PT.
PLN (Persero) DJBB mengandung prinsiptriple bottom line yang berorientasi kepada
pembangunan berkelanjutan. John Elkington memandang bahwa inti dari CSR yaitu
pembangunan berkelanjutan, yang digambarkan sebagai triple bottom line sebagai
pertemuan tiga pilar pembangunan yaitu “orang, planet, dan keuntungan” yang
merupakan tujuan pembangunan (Rachman, Efendi dan Wicaksana, 2011:11-12).
Motif pelaksanaan program CSR ini yaitu kepatuhan kepada undang-undang
(izin operasi), bentuk tanggung jawab moral perusahaan dalam menjalankan bisnis
etis (kewajiban moral), menjaga reputasi perusahaan (reputasi) dan untuk
kelangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang (keberlanjutan). Hal ini
sejalan dengan pandangan Michael E. Porter (Rachman, Efendi dan Wicaksana,
2011:85-86) yang menyatakan ada empat motif yang menjadi dasar manajemen
melakukan CSR, yaitu sebagai berikut: kewajiban moral, keberlanjutan, izin operasi
dan reputasi.
Pada konteks ini, motif PT. PLN (Persero) DJBB dalam melaksanakan CSR
antara lain: 1) motif izin operasi yaitu menjalankan CSR merupakan bagian dari
komitmen dan bentuk ketaatan perusahaan dalam mematuhi peraturan
perundang-undangan yang mengikat dan wajib ditaati, 2) motif kewahiban moral yaitu
menjalankan CSR merupakan wujud moralitas perusahaan dalam menjalankan
(7)
khususnya masyarakat, 3) motif reputasi yaitu menjalankan CSR merupakan salah
satu strategi dalam memperkuat reputasi perusahaan sebagai perusahaan yang
profesional dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap stakeholder
khususnya masyarakat, 4) motif keberlanjutan yaitu menjalankan CSR sebagai bagian
strategi dalam keberlanjutan aktivitas bisnis perusahaan,dimana keberlanjutan usaha
PT. PLN (Persero) DJBB bergantung pada tiga pilar utama: kinerja ekonomi (profit),
kinerja lingkungan (palnet) dan kinerja sosial (people).
3.2 Implementasi Program CSR
a. Tapah perencanaan program CSR
Implementasi program CSR terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan,
tahap implementasi dan tahap evaluasi. Program CSR yang dilaksanakan PT. PLN
(Persero) DJBB melalui tahap perencanaan yang meliputi: menyesuaikan program
dengan visi misi perusahaan, menetapkan tujuan, target, menyesuaikan dengan
kebijakan pimpinan, menetapkan strategi, menetapkan struktur organisasi pelaksana,
merancang program, menyiapkan SDM, pemetaan wilayah, alokasi dana,
merencanakan strategi implementasi dan merencanakan kegiatan evaluasi.
Perencanaan CSR didudukan sebagai acuan atau guide bagaimana
melaksanakan progam CSR agar sesuai dengan arah dan harapan perusahaan dan
masyarakat. Jika dilihat dari aspek teoritis, Wibisono (Hadi, 2011:123-148)
menyatakan bahwa perencanaan program menjadi penting karena dapat dijadikan
(8)
dalam perencanaan, antara lain: Perumusan visi misi perusahaan, menetapkan tujuan,
target, menyesuaikan dengan kebijakan pimpinan, menetapkan strategi, menetapkan
struktur organisasi pelaksana, merancang program, menyiapkan SDM, pemetaan
wilayah, alokasi dana, merencanakan strategi implementasi dan merencanakan
kegiatan evaluasi.
b. Tahap implementasi program CSR
Implementasi program CSR tidak dilaksanakan sendiri atau pun diserahkan
sepenuhnya kepada pihak lain. Implementasi progam CSR bekerja sama dan
melibatkan stakeholder terkait misalnya Yayasan Saung Kadeudeuh dan pemerintah
daerah. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, hal ini sangat mendorong
keberhasilan program menjadi lebih cepat. Selain itu, program ini sangat melibatkan
partisipasi masyarakat.
Secara teoritis berbagai strategi implementasi CSR antara lain: program
dengan sentralisasi (Self managing strategy), program dengan desentralisasi
(Outsourcing), dan kombinasi (Mixed Type) (Hadi, 2011:142-147). Dari ketiga
pendekatan pelaksanaan program CSR tersebut, PT. PLN (Persero) DJBB
menggunakan pendekatan kombinasi (mixed type). Tipe kombinasi sendiri yaitu
menggunakan pola memadukan antara sentralistik dan desentralistik, dimana pola ini
sangat cocok untuk program CSR berbasis pada pemberdayaan masyarakat
(community empowering), sehingga program ini syarat dengan partisipasi masyarakat.
Melalui pendekatan kombinasi (mixed type), perusahaan dapat menrancang
(9)
operasionalnya dapat melibatkan berbagai stakeholder yang terkait. Pelibatan
stakeholder untuk meringankan beban kerja perusahaan, juga berfungsi untuk
menstimulus stakeholder agar dapat terlibat dan mendukung progam CSR guna
terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan.
Bentuk kegiatan program CSR Program Kawasan Sehat Mandiri Konsep
Biomethagreen ini terbagi kedalam lima kegiatan antara lain: proses pemilahan
sampah, proses pengankutan/penyetoran sampah, proses pengolahan biomethagreen
dan penampungan di Bank sampah, proses pemanfaatan biogas, dan pemasaran
pupuk cair dan penjualan sampah anorganik.
Progam CSR ini memiliki manfaat bagi masyarakat dan PT. PLN (Persero)
DJBB. Manfaat yang paling dirasakan masyarakat yaitu: 1) budaya hidup sehat, 2)
kelestarian lingkungan menjadi terjaga, 3) membantu tingkat kesejahteraan
masyarakat, dan 4) meningkatkan kreatifitas dan kemandirian masyarakat.
Secara teoritis setidaknya ada enam manfaat program CSR bagi perusahaan
(Susanto, 2009:14-15) yakni sebagai berikut: (1) mengurangi resiko dan tuduhan
terhadap perlakukan tidak pantas yang diterima perusahaan, (2) pelindung dan
membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis,
(3) keterlibatan dan kebanggaan karyawan, (4) mampu memperbaiki dan mempererat
hubungan antara perusahaan dengan stakeholder-nya, (5) meningkatkan penjualan,
(10)
lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi
menjalankan tanggung jawab sosialnya.
Jika dilihat dari aspek teori maka manfaat yang diperoleh PT. PLN (Persero)
DJBB yaitu 1) melalui program CSR nya, maka PT. PLN (Persero) DJBB dapat
mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima
perusahaan, serta mendapat dukungan luas dari komunitas dan masyarakat, 2)
membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis,
seperti adanya pemberitaan mengenai kenaikan tarif dasar listrik, dan pemberitaan
mengenai inevisiensi dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan bahwa selama
2009-2010, 3) keterlibatan dan kebanggaan karyawan, dimana karyawan PT. PLN (Persero)
DJBB menjadi bersemangat karna perusahaannya memiliki reputasi baik, 4) mampu
memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya,
melalui progam CSR ini, PT. PLN (Persero) DJBB dapat berkomunikasi, dan
memberikan kontribusi kepada masyarakat, 5) meningkatkan kepercayaan dan
loyalitas konsumen terhadap PT. PLN (Persero), dan 6) mendorong PT. PLN
(Persero) DJBB untuk melakukan inisiatif-inisiatif lainnya dalam menjalankan
tanggung jawab sosialnya. Di lain pihak dapat meredam konflik sosial secara
(11)
c. Tahap evaluasi program CSR
PT. PLN (Persero) DJBB senantiasa melakukan evaluasi dan pelaporan secara
berkala. Evaluasi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) DJBB bertujuan untuk
memperoleh temuan terkait hambatan, memperoleh masukan perbaikan program yang
sedang dilaksanakan, memperoleh informasi pendukung pengambilan keputusan
apakah program CSR layak atau tidak untuk diteruskan, dan memperoleh
rekomendasi dan pelaporan terhadap yaitu pimpinan pusat. Evaluasi dan pelaporan
merupakan bagian dari upaya perbaikan program CSR di masa depan.
Hadi (2011:123-148) yang menyatakan evaluasi pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan: evaluasi
pelaksanaan CSR dilakukan untuk: 1) memperoleh masukan guna perencanaan
program kegiatan, 2) memperoleh berbagai bahan pertimbangan dalam rangka
pengambilan keputusan layak atau tidak layaknya program CSR dilanjutkan, 3)
memperoleh masukan perbaikan program, 4) memperoleh masukan tentang hambatan
program yang sedang dilaksanakan, 5) memperoleh masukan untuk perbaikan, dan 6)
memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana.
Program CSR PT. PLN (Persero) DJBB memiliki dua indikator keberhasilan
yaitu indikator internal dan indikator eksternal. Kriteria yang harus terpenuhi pada
indikator internal yaitu: 1) meningkatnya keharmonisan dan menurunkan potensi
(12)
aset-aset perusahaan sehingga tetap terpelihara, 3) aktivitas operasional menjadi
kondusif. Sedangkan kriteria indikator eksternal yaitu: 1) adanya peningkatan
kemandirian dan pemahaman pengelolaan lingkungan, 2) adanya peningkatan
kualitas lingkungan, 3) peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara garis besar indikator
keberhasilan baik internal maupun eksternal telah terpenuhi, namun ada hal yang
masih terlihat kurang yaitu tindak lanjut evaluasi (follow up). Cukup banyak
hambatan-hambatan yang telah terdeteksi seperti menurunnya partisipasi masyarakat
yang kurang cepat untuk di atasi, sehingga kemunduran program semakin terasa.
Sebaiknya hasil evaluasi PT. PLN (Persero) DJBB dan Pengelola Program dapat
menjadi acuan bersama untuk melakukan perbaikan. Misalnya saja masalah teknis
dilapangan seperti menurunnya kedisiplinan masyarakat, dan minimnya pengetahuan
masyarakat baru terhadap progam, maka langkah yang harus dirumuskan yaitu
strategi sosialisasi yang tepat dan terjadwal. Sudah saatnya pengelola program dan
PT. PLN (Persero) DJBB kembali mengintensifkan sosialisasi dan publikasi secara
massif ke seluruh lapisan masyarakat.
3.3 Respon dan Partisipasi Masyarakat terhadap Progam CSR
Respon dan partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan program
CSR, kususnya program yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Inisiatif
perusahaan saja tidak cukup, akan lebih baik jika di dukung oleh respon dan
(13)
pemberdayaan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Kemudian menurut
Craig dan Mayo (Ardianto, 2011:92) partisipasi merupakan komponen penting dalam
pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan. Prosesnya dilakukan secara
kumulatif sehingga semakin banyak keterampilan yang dimiliki seseorang, semakin
baik kemampuan berpartisipasi.
Mewujudkan kemandirian masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai
program atau kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Jadi
memang program ini bertujuan untuk memandirikan masyarakat melalui pelibatan
masyarakat dalam mengelola sampah secara tepat guna. Respon dan partisipasi
masyarakat terhadap progam CSR ini pada awalnya sangat tinggi, namun saat ini
mengalami penurunan. Respon masyarakat ditunjukan dengan sikap terbuka serta
mengikuti program memilah sampah organik dan anorganik yang kemudian disetor
kepada petugas pengangkut sampah. Memang saat ini tidak semua masyarakat
berpartisipasi untuk melakukan pemilahan.
Penurunan partisipasi masyarakat dalam program ini seharusnya dapat
diantisipasi melalui sosialisasi, pendekatan dan pendampingan secara rutin.
Mewujudkan kemandirian masyarakat tentu tidak diperoleh melalui waktu yang
instan, tetapi memerlukan kesabaran penyelenggara progam melelui pendampingan
konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat Rachman, Efendi dan Wicaksana
(14)
memerlukan pendampingan yang intensif, bukan kucuran program yang berorientasi
pada penggelontoran poryek-proyek fisik.
Tingkat partisipasi dalam program CSR ini dapat dikategorikan menjadi tiga
yaitu: 1) partisipasi tinggi, yaitu masyarakat yang secara aktif menjadi pengelola
program, 2) partisipasi sedang, yaitu masyarakat yang hanya ikut memilah, mengirim,
dan memanfaatkan hasil sampah tanpa ikut terlibat dalam proses pengolahannya, 3)
partisipasi rendah, yaitu masyarakat yang tidak terlibat dalam memilah, mengirim,
dan memanfaatkan hasil dari pengolahan sampah (pasif). Hasil penelitian
menunjukan bahwa kategori partisipasi rendahlah yang lebih banyak pada saat ini.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan bahwa
progam corporate social responsibility (CSR) Kawasan Sehat Mandiri Konsep
Biomethagreen adalah progam pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi,
mengelola, dan memanfaatkan sampah secara mandiri melalui sistem pengelolaan
sampah organik dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Program ini
dilatarbelakangi oleh kesadaran dan kepedulian PT. PLN (Persero) DJBB terhadap
isu lingkungan (planet), isu sosial atau sumber daya manusia (people), dan isu
ekonomi (profit). Sedangkan motifnya yaitu motif kewajiban moral, motif
(15)
melibatkan parisipasi stakeholder khususnya masyarakat. Respon dan partisipasi
masyarakat terhadap program CSR ini sangat baik, namuan saat ini sedang
mengalami penurunan. Hambatan progam CSR ini yaitu kesadaran dan kedisiplinan
memilah sampah masih belum massif, pertambahan jumlah penduduk yang tidak
diimbangi dengan intensitas sosialisasi dan pendampingan, dan minimnya
forum-forum dialog antara PT. PLN (Persero) DJBB, Pengelola Program Kawasan Sehat
Mandiri Konsep Biomethagreen, dengan Masyarakat.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, maka peneliti menyarankan: 1) progam ini
tetap dilaksanakan, ditingkatkan, dan diperluas ke berbagai daerah. Untuk
meningkatkan keberhasilan program CSR ini, disarankan agar masyarakat Perumahan
Gria Taman Lestari (PGTL) Sumedang menjadi desa binaan, 2) meningkatkan
intensitas komunikasi dan sosialisasi antara PT. PLN (Persero) DJBB, Pengelola
Program, dengan Masyarakat, 3) meningkatkan publikasi melalui berbagai media, 4)
(16)
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa terimakasih penulis sampaikan kepada tim pembimbing yaitu Ibu Dr.
Yanti Setianti dan Ibu Prof. Dr. Hj. Mien Hidayat yang senantiasa memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini. Tidak
lupa juga penulis ucapkan rasa terimakasih kepada para penelaah tesis yang telah
memberikan masukan, koreksi terhadap penulis, sehingga dapat memberikan banyak
wawasan dan pemahaman kepada penulis, kemudian dapat dituangkan kedalam tesis
dan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro & Dindin M. Machfudz. 2011. Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hadi, Nor. 2011.Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rachman, Efendi dan Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya
Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Strategic Management dalam CSR.Jakarta: Penerbit Erlangga.
SUMBER LAIN
http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com diakses pukul 12.45 wib, tanggal 26 juni 2012
(1)
c. Tahap evaluasi program CSR
PT. PLN (Persero) DJBB senantiasa melakukan evaluasi dan pelaporan secara berkala. Evaluasi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) DJBB bertujuan untuk memperoleh temuan terkait hambatan, memperoleh masukan perbaikan program yang sedang dilaksanakan, memperoleh informasi pendukung pengambilan keputusan apakah program CSR layak atau tidak untuk diteruskan, dan memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap yaitu pimpinan pusat. Evaluasi dan pelaporan merupakan bagian dari upaya perbaikan program CSR di masa depan.
Hadi (2011:123-148) yang menyatakan evaluasi pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan: evaluasi pelaksanaan CSR dilakukan untuk: 1) memperoleh masukan guna perencanaan program kegiatan, 2) memperoleh berbagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan layak atau tidak layaknya program CSR dilanjutkan, 3) memperoleh masukan perbaikan program, 4) memperoleh masukan tentang hambatan program yang sedang dilaksanakan, 5) memperoleh masukan untuk perbaikan, dan 6) memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana.
Program CSR PT. PLN (Persero) DJBB memiliki dua indikator keberhasilan yaitu indikator internal dan indikator eksternal. Kriteria yang harus terpenuhi pada indikator internal yaitu: 1) meningkatnya keharmonisan dan menurunkan potensi konflik dengan masyarakat, 2) meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menjaga
(2)
aset-aset perusahaan sehingga tetap terpelihara, 3) aktivitas operasional menjadi kondusif. Sedangkan kriteria indikator eksternal yaitu: 1) adanya peningkatan kemandirian dan pemahaman pengelolaan lingkungan, 2) adanya peningkatan kualitas lingkungan, 3) peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara garis besar indikator keberhasilan baik internal maupun eksternal telah terpenuhi, namun ada hal yang masih terlihat kurang yaitu tindak lanjut evaluasi (follow up). Cukup banyak hambatan-hambatan yang telah terdeteksi seperti menurunnya partisipasi masyarakat yang kurang cepat untuk di atasi, sehingga kemunduran program semakin terasa. Sebaiknya hasil evaluasi PT. PLN (Persero) DJBB dan Pengelola Program dapat menjadi acuan bersama untuk melakukan perbaikan. Misalnya saja masalah teknis dilapangan seperti menurunnya kedisiplinan masyarakat, dan minimnya pengetahuan masyarakat baru terhadap progam, maka langkah yang harus dirumuskan yaitu strategi sosialisasi yang tepat dan terjadwal. Sudah saatnya pengelola program dan PT. PLN (Persero) DJBB kembali mengintensifkan sosialisasi dan publikasi secara massif ke seluruh lapisan masyarakat.
3.3 Respon dan Partisipasi Masyarakat terhadap Progam CSR
Respon dan partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan program CSR, kususnya program yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Inisiatif perusahaan saja tidak cukup, akan lebih baik jika di dukung oleh respon dan parisipasi masyarakat secara penuh. Keberhasilan program CSR berbasis
(3)
pemberdayaan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Kemudian menurut Craig dan Mayo (Ardianto, 2011:92) partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan. Prosesnya dilakukan secara kumulatif sehingga semakin banyak keterampilan yang dimiliki seseorang, semakin baik kemampuan berpartisipasi.
Mewujudkan kemandirian masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai program atau kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Jadi memang program ini bertujuan untuk memandirikan masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam mengelola sampah secara tepat guna. Respon dan partisipasi masyarakat terhadap progam CSR ini pada awalnya sangat tinggi, namun saat ini mengalami penurunan. Respon masyarakat ditunjukan dengan sikap terbuka serta mengikuti program memilah sampah organik dan anorganik yang kemudian disetor kepada petugas pengangkut sampah. Memang saat ini tidak semua masyarakat berpartisipasi untuk melakukan pemilahan.
Penurunan partisipasi masyarakat dalam program ini seharusnya dapat diantisipasi melalui sosialisasi, pendekatan dan pendampingan secara rutin. Mewujudkan kemandirian masyarakat tentu tidak diperoleh melalui waktu yang instan, tetapi memerlukan kesabaran penyelenggara progam melelui pendampingan konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat Rachman, Efendi dan Wicaksana (2011:211) yang menyatakan bahwa terwujudnya kemandirian masyarakat
(4)
memerlukan pendampingan yang intensif, bukan kucuran program yang berorientasi pada penggelontoran poryek-proyek fisik.
Tingkat partisipasi dalam program CSR ini dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1) partisipasi tinggi, yaitu masyarakat yang secara aktif menjadi pengelola program, 2) partisipasi sedang, yaitu masyarakat yang hanya ikut memilah, mengirim, dan memanfaatkan hasil sampah tanpa ikut terlibat dalam proses pengolahannya, 3) partisipasi rendah, yaitu masyarakat yang tidak terlibat dalam memilah, mengirim, dan memanfaatkan hasil dari pengolahan sampah (pasif). Hasil penelitian menunjukan bahwa kategori partisipasi rendahlah yang lebih banyak pada saat ini.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan bahwa progam corporate social responsibility (CSR) Kawasan Sehat Mandiri Konsep Biomethagreen adalah progam pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi, mengelola, dan memanfaatkan sampah secara mandiri melalui sistem pengelolaan sampah organik dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Program ini dilatarbelakangi oleh kesadaran dan kepedulian PT. PLN (Persero) DJBB terhadap isu lingkungan (planet), isu sosial atau sumber daya manusia (people), dan isu ekonomi (profit). Sedangkan motifnya yaitu motif kewajiban moral, motif keberlanjutan, motif izin operasi dan motif reputasi. Implementasi program CSR ini
(5)
melibatkan parisipasi stakeholder khususnya masyarakat. Respon dan partisipasi masyarakat terhadap program CSR ini sangat baik, namuan saat ini sedang mengalami penurunan. Hambatan progam CSR ini yaitu kesadaran dan kedisiplinan memilah sampah masih belum massif, pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan intensitas sosialisasi dan pendampingan, dan minimnya forum-forum dialog antara PT. PLN (Persero) DJBB, Pengelola Program Kawasan Sehat Mandiri Konsep Biomethagreen, dengan Masyarakat.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, maka peneliti menyarankan: 1) progam ini tetap dilaksanakan, ditingkatkan, dan diperluas ke berbagai daerah. Untuk meningkatkan keberhasilan program CSR ini, disarankan agar masyarakat Perumahan Gria Taman Lestari (PGTL) Sumedang menjadi desa binaan, 2) meningkatkan intensitas komunikasi dan sosialisasi antara PT. PLN (Persero) DJBB, Pengelola Program, dengan Masyarakat, 3) meningkatkan publikasi melalui berbagai media, 4) melakukan penelitian lanjutan, sehingga kualitas program dapat ditingkatkan.
(6)
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa terimakasih penulis sampaikan kepada tim pembimbing yaitu Ibu Dr. Yanti Setianti dan Ibu Prof. Dr. Hj. Mien Hidayat yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan rasa terimakasih kepada para penelaah tesis yang telah memberikan masukan, koreksi terhadap penulis, sehingga dapat memberikan banyak wawasan dan pemahaman kepada penulis, kemudian dapat dituangkan kedalam tesis dan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro & Dindin M. Machfudz. 2011. Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hadi, Nor. 2011.Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rachman, Efendi dan Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya
Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Strategic Management dalam CSR.Jakarta: Penerbit Erlangga.
SUMBER LAIN
http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com diakses pukul 12.45 wib, tanggal 26 juni 2012