PENGARUH HARGA IKLAN DAN CITRA MEREK PRO

PENGARUH HARGA, IKLAN DAN CITRA MEREK PRODUK MINUMAN CLUB TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(STUDI KASUS DI GIANT WARU SIDOARJO)

Dr. MUSLICHAH ERMA WIDIANA, Dra.Ec„ MM. M. YUSUF AZHAR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PENGARUH HARGA, IKLAN DAN CITRA MEREK PRODUK MINUMAN CLUB TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (STUDI KASUS DI GIANT WARU SIDOARJO)

Tim Peneliti Nama Peneliti

Institusi Dr. Muslichah Erma Widiana, MM M. Pemasaran

Bidang Keahlian

Ubhara Surabaya M. Yusuf Azhar

Ubhara Surabaya

Mengetahui

Surabaya,

Dekan Fakultas Ekonomi

Ketua Peneliti

Dra. Ec. Cholifah, MM Dr. Muslichah Erma Widiana, Dra.Ec.,MM

Menyetujui, Ka. LPPM

Drs. Ec. Nurul Qomari, M.Si. 8900014

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan Nya, hingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul: "PENGARUH HARGA, IKLAN DAN CITRA MEREK PRODUK MINUMAN CLUB TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI GIANT WARU SIDOARJO"

Dalam penyusunan penelitian ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik materil, maupun spiritual, sehingga pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: L Bapak Drs. Suharto, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Bhayangkara

Surabaya.

2. Dra.Ec. Cholifah, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.

3. Berbagai pihak yang telah membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Akhir kata, dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Surabaya, Juni 2014

Peneliti

ABSTRAK PENGARUH HARGA, IKLAN DAN CITRA MEREK PRODUK MINUMAN CLUB TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (STUDI KASUS DI GIANT WARU SIDOARJO)

Muslichah Erma Widiana, M. Yusuf Azhar

Penelitian ini bertujuan untuk menelit pengaruh harga, iklan dan citra merek terhadap keputusan pembelian produk minuman club di Giant Waru Sidoarjo. Skala pengukuran untuk indikator-indikator dari setiap variabel adalah dengan skala interval 1 sampai 5.Penlitian ini menggunakan data valid yang di kumpulkan dari 110 responden melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan di Giant waru Sidoarjo.Dengan teknik penentuan sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat yang sudah diketahui sebelumnya,dikhususkan bagi konsumen yang berusia 17 tahun ke atas.Analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan teknik SPSS. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh harga, iklan dan citra merek produk minuman club terhadap keputusan pembelian konsumen dapat di tunjukkan melalui perhitungan analisa rgresi linier berganda dperoleh sebuah persamaan Dari hasil uji

t diperoleh t hitung untuk variable harga (X 1 ), iklan(X 2 ) dan variabel citra merek (X 3 ). semua variabel bebas memiliki nilai signifikansi maka secara parsial variable harga (X 1 ), iklan (X 2 ) dan Citra merek (X 3 ) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y) pada produk minuman Club Study Kasus di Giant Waru Sidoarjo.

Keywords : Harga (price), Iklan (Advertisement), Citra Merek (Brand Image) Keputusan pembelian (Purchase Decision).

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian di Indonesia sempat terpuruk akibat krisis ekonomi dan sekarang ini mencoba untuk bangkit. Hal ini memberikan peluang besar bagi pengusaha-pengusaha yang ingin menginvestasikan modalnya ke Indonesia. Maupun perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan (market sharenya) baik swasta maupun pemerintah. Keadaan demikian tentunya akan menimbulkan persaingan yang lebih ketat, khususnya bagi perusahaan yang menjual jasa atau barang yang sejenis. Kondisi persaingan yang demikian yang mengharuskan pengusaha mampu menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien dari pada pesaing.

Strategi pemasaran bisa dilakukan dengan adanya iklan dan citra merek. Iklan merupakan salah satu variabel dari bauran promosi dalam pemasaran yang sangat penting karena merupakan satu dari sekian banyak cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk membawa dan memperkenalkan produk perusahaan ke masyarakat. Perusahaan memerlukan iklan baik perusahaan yang baru berdiri maupun perusahaan yang telah berkembang dengan iklan yang baik dapat meningkatkan keputusan membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan dengan iklan yang baik anggapan (image) perusahaan dapat terbentuk dengan baik.

Iklan dapat memberikan rangsangan keinginan kepada konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan. Dengan adanya iklan dapat memberikan informasi kepada konsumen tentang produk, manfaat, kelebihan dan harga produk tersebut yang ditawarkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan tidak melaksanakan kegiatan promosi terhadap produk yang dihasilkan maka dikhawatirkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan kurang mendapat respon yang baik dari konsumen di pasar atau bahkan hilang dari ingatan para konsumen sehingga konsumen tersebut beralih ke produk lain.

Suatu iklan televisi yang ideal memang harus mampu mendorong konsumen dalam melakukan atau memutuskan pembelian, yang didalamnya terdapat beberapa aspek yaitu, (attention) perhatiaan, (interest) keterikatan, (desire) keinginan,dan (action) tindakan. Konsumen tidak bersikap pasif dalam merespon suatu penayangan iklan, tetapi konsumen bersikap aktif dalam mencari informasi suatu produk dan akhirnya membuat keputusan untuk membeli produk tertentu. Faktor-faktor yang mendukung dalam pembuatan sebuah iklan dalam televisi sangat berperan untuk mempengaruhi nilai jual produk ke konsumen dan yang paling penting dalam mengiklankan dan menawarkan sebuah produk adalah inovasi yang berkelanjutan untuk menghindari kejenuhan konsumen, begitu juga dengan inovasi produk yang bermanfaat untuk mengembangkan produk yang ditawarkan (Kotler 2002).

Melalui Citra Merek yang kuat memungkinkan kepada konsumen bahwa dengan hanya menyebut namanya,timbul harapan bahwa merek tersebut akan memberikan kualitas yang terbaik, kenyamanan, status, dan lain-lain yang

menjadi pertimbangan konsumen ketika melakukan keputusan pembelian (Terence A.Shimp 2003). Maka suatu nama, brand atau merek adalah representasi dan asosiasi sebuah produk baik mutu, harga, nilai, maupun gengsinya. Sepotong nama itu bisa berarti banyak. Brand adalah pukau, daya pikat, pesona, sekaligus pembeda produk yang satu dari yang lain. Brand inilah yang memikat orang hingga mengagumi, memburu dan membeli sebuah produk atau karya. Tanpa brand yang menancap kuat di benak konsumen, sebuah produk hanyalah komoditas yang dihargai rendah meski mungkin dari sisi fungsional manfaatnya sama. Namun dengan merek (brand) yang kuat, harga produk yang sama tadi bisa menjadi berlipat ganda bahkan priceless. Inilah yang membuat Kent Wertime dalam buku larisnya Building Brands & Believers menyebut di area ekonomi citra (the image economy). Majalah Swa.Co.Id. Kini peranan brand sebagai aset terpenting perusahaan akan kian berlipat ganda.

Dengan di dukung strategi merek yang unggul dan kampanye promosi iklan yang gencar dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk tergerak melakukan pembelian, sebab kedua hal tersebut memainkan peranan penting dalam membentuk perilaku konsumen dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli atau toko mana yang akan dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang akan dievaluasi paling menguntungkan bagi mereka. Menurut Setiadi (2004:415) perilaku konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu Dengan di dukung strategi merek yang unggul dan kampanye promosi iklan yang gencar dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk tergerak melakukan pembelian, sebab kedua hal tersebut memainkan peranan penting dalam membentuk perilaku konsumen dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli atau toko mana yang akan dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang akan dievaluasi paling menguntungkan bagi mereka. Menurut Setiadi (2004:415) perilaku konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan mereka. Bayas'ud dan Kurniawan (2006:7-24) Seperti halnya juga yang dialami oleh produk minuman dalam kemasan sebut saja produk minuman Club yang merupakan suatu bisnis air bukan tak berarti tidak ada ganjalan. Maraknya depot air minum mau tak mau juga memaksa produk minuman club juga harus lebih mengoreksi kembali sebab tidak hanya depot air minum saja sebab produk sejenis juga memberikan persaingan yang ketat sebut saja dengan Aqua, 2 Tang, Total, Ades dan lain sebagainya yang masih merajai di pasaran.

Seperti halnya Aqua yang masih gencar melakukan promosi di media periklanan di mana Aqua sendiri masih menguasai separuh dari pangsa pasaran air minum dalam kemasan ketimbang PT. Tirta Bahagia yang mengusung merek Club yang masih mensiasati dan lebih fokus pada pasar di wilayah Jawa, alasannya di luar jawa sulit bersaing mengingat biaya transportasi yang sangat tinggi. Bahkan Club dikatakan Sambas Wiranata, General Manager PT. Tirta Bahagia mengeluarkan dalam kemasan yaitu 240 ml, 330 ml, sampai 1500 ml, tidak memproduksi kemasan galon seperti produk sejenis lainnya. Harian Umum Sore SINAR HARAPAN, (2008).

Di lain pihak Club juga menyalurkan produknya di pasar modern serta di pasar tradisional sebab semua itu demi menjamin ketersediaan produk di pasaran, dengan kata lain kemudahan konsumen dalam membeli produk air Di lain pihak Club juga menyalurkan produknya di pasar modern serta di pasar tradisional sebab semua itu demi menjamin ketersediaan produk di pasaran, dengan kata lain kemudahan konsumen dalam membeli produk air

Dari gambaran diatas menunjukkan bahwa produk minuman Club mengalami penurunan hal tersebut diakibatkan karena kurangnya publisitas atau promosi yang kurang dari produk air minum Club apalagi sekarang ini iklan minuman Club juga jarang tayang di televisi sehingga minat konsumen sendiri kurang tahu dan tidak ada respon terhadap produk tersebut, kemudian ditambah lagi dengan citra merek dari produk tersebut yang kurang memberikan kesan yang menarik bagi konsumennya sehingga konsumen tidak ada minat lagi untuk membelinya.

Citra merek menggambarkan cara merek tersebut tersampaikan, termasuk semua atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen, citra suatu mereka terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan keberhasilannya dicapai setelah citra positif melekat padanya, citra mereka benar-benar membantu konsumen untuk mempertimbangkan keputusan memenuhi kebutuhannya, Darmawan dan Setyaningsih (2004:41-49).

Proses demikian sangat lazim sekali dilakukan oleh perusahaan ketika produk minimum seperti club ini kurang diminati oleh konsumennya. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul "Pengaruh Harga, Iklan dan Citra Merek Produk Minuman Club Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Giant Waru Sidoarjo".

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari harga, iklan dan citra merek produk minuman Club terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari harga, iklan dan citra merek produk minuman Club terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo ?

3. Manakah dari harga, iklan dan citra merek yang memiliki pengaruh secara dominan terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh harga, iklan dan citra merek produk minuman Club secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga, iklan dan citra merek produk minuman Club secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui variabel yang dominan terhadap keputusan pembelian, konsumen di Giant Waru Sidoarjo

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategis pemasaran yang lebih baik, khususnya bagi peningkatan kualitas pada masa mendatang.

2. Bagi Universitas Bahayangkara Surabaya Sebagai lembaga atau intansi yang menata calon-calon saijana, diharapkan mampu meningkatkan rasa kepedulian dan perhatiannya pada dunia bisnis atau usaha melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat akademis, operasional sehingga dunia usaha dapat mempersiapkan diri menyongsong era pasar bebas.

3. Bagi peneliti Mendapat kesempatan dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan serta menguji kebenaran teori-teori.

4. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan (panduan) bagi peneliti di masa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2002:5) pemasaran adalah suatu proses social yang diberikan kepada individu-individu dan kelompok- kelompok yang mereka butuhkan dan keinginan dengan menciptakan dan mempertahankan produk- produk dan nilai dengan individu dan kelompoknya. Philip Kotler dan Gary Armstrong (2002:6) pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

2.2.1.1 Pengertian Konsep Pemasaran Armstrong dan kotler (2001:23) menyatakan bahwa "Konsep pemasaran adalah falsafah manajemen pemasaran menyatakan bahwa,untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien dari pada yang dilakukan pesaing."

2.2.1.2 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan sosial untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Menurut Swasta dan Handoko (2000:10), perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga untuk lebih jelasnya perilaku konsumen dapat dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat mempengaruhi lingkungan. Sedangkan menurut Engel et al (2001:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk mendapatkan , mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan j asa,termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan. Dari definisi konsumen terdapat dua elemen penting yakni:

a. Proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang ekonomis. Perilaku tidak hanya menyangkut kegiatan yang tampak jelas atau yang mudah diamati, tetapi dalam perkembangannya sekarang, kegiatan yang terlihat jelas hanyalah merupakan suatu proses pengambilan keputusan. Jadi perilaku konsumen yang juga perlu diamati adalah hal-al dalam diri individu yang mengerti setiap pembelian. Di dalam perilaku b. Kegiatan fisik Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang ekonomis. Perilaku tidak hanya menyangkut kegiatan yang tampak jelas atau yang mudah diamati, tetapi dalam perkembangannya sekarang, kegiatan yang terlihat jelas hanyalah merupakan suatu proses pengambilan keputusan. Jadi perilaku konsumen yang juga perlu diamati adalah hal-al dalam diri individu yang mengerti setiap pembelian. Di dalam perilaku

2.2.1.3 Faktor-faktor yang mendasari perilaku konsumen Menurut Setiadi (2003) sekurang-kurangnya ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu budaya, sosial, kepribadian dan kejiwaan.

1. Faktor budaya Budaya adalah symbol dan fakta yang kompleks, diciptakan oleh manusia dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam bermasyarakat. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh budaya yang tercermin dalam cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan produk. Sub Budaya adalah kebudayaan yang ada pada suatu golongan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Sub budaya memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanent yang tersusun secara hirarkis dan memiliki anggota dengan menilai, minat, dan perilaku yang serupa.

2. Faktor sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan 2. Faktor sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan

3. Faktor pribadi Termasuk faktor pribadi adalah usia, pekeijaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang. Bertambahnya usia seseorang biasanya diikuti juga dengan berubahnya selera terhadap produk. Faktor pekeijaan juga mempengaruhi pola konsumsi seseorang sedangkan keadaan ekonomi cenderung mempengaruhi pemilihan barang dan jasa. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opini yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan kepribadian seseorang akan mempunyai konsep diri atau citra pribadi yang khas.

4. Faktor Psikologis Terdapat empat faktor psikologis utama yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta 4. Faktor Psikologis Terdapat empat faktor psikologis utama yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap dapat diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan.

Secara umum manfaat mempelajari perilaku konsumen adalah membantu manajemen mencapai sasaran yang diinginkan secara efektif. Dalam memahami respon konsumen baik berdasarkan riset formal maupun tidak, yang menjadi unsur utama kesuksesan adalah pengetahuan tentang konsumen tersebut. Untuk dapat memahami perilaku konsumen bukanlah pekeijaan mudah. Tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman penjualan sehari-hari karena akan sulit untuk menganalisis keinginan, persepsi, dan preferensi Secara umum manfaat mempelajari perilaku konsumen adalah membantu manajemen mencapai sasaran yang diinginkan secara efektif. Dalam memahami respon konsumen baik berdasarkan riset formal maupun tidak, yang menjadi unsur utama kesuksesan adalah pengetahuan tentang konsumen tersebut. Untuk dapat memahami perilaku konsumen bukanlah pekeijaan mudah. Tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman penjualan sehari-hari karena akan sulit untuk menganalisis keinginan, persepsi, dan preferensi

2.2.2 Periklanan

2.2.2.1 Pengertian Periklanan Periklanan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi yang berfungsi untuk menunjukkan atau memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen selalu mengingat produk yang telah dilakukan. Menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2004:3) Periklanan adalah komunikasi komersial dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target melalui media bersifat missal seprti televisi, radio, koran, majalah, dan reklame ruang luar. Menurut Kustadi Suhanbang (2005:23) Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya, melalui program siaran televise. Iklan selain memberikan pemahaman tenang keberadaan suatu produk, iklan sekaligus menjadi media dalam membujuk konsumen untuk secara langsung mencoba atau membeli produk yang ditawarkan. Hal itu berarti, iklan baik itu disampaikan melalui TV, radio, surat kabar, majalah dan lainnya diupayakan untuk memenuhi kepuasan konsumen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa periklanan dimaksudkan sebagai alat komunikasi dengan segala bentuk penyajian melalui berbagai media Jadi dapat disimpulkan bahwa periklanan dimaksudkan sebagai alat komunikasi dengan segala bentuk penyajian melalui berbagai media

d. Iklan Penguatan Di maksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Tujuan Pemasaran adalah untuk mencoba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat. Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, membangkitkan dan mempertahankan konsumen akan produk yang ditawarkan memer lukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan audiens.

2.2.2.3 Fungsi Periklanan Periklanan menurut Le dan Johnson (2004:10) dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi "informasi". Periklanan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya.

2. Fungsi "persuasif'. Periklanan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu.

3. Fungsi "pengingat". Periklanan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka tetap akan membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.

2.2.2.4 Media Periklanan Media dalam penyampaian pesan memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada kelompok audiens yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran akan sampai atau tidak.

Perencanaan media dalam membuat pilihan dari berbagai kategori media dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Beberapa media periklanan yang dapat digunakan antara lain

1. Surat kabar Media surat kabar mempunyai sifat yang fleksibilitas. Selain itu media ini mempunyai beberapa keunggulan seperti ketepatan waktu, penerimaan yang luas sangat dipercaya. Namun media ini mempunyai jangka waktu yang pendek sehingga mutu reproduksinya pendek.

2. Televisi Media ini menghadirkan gambar, suara dan gerak sehingga merangsang indera dan menimbulkan perhatian yang tinggi. Namun biaya yang dikeluarkan untuk menampilkan iklan di televisi relatif tinggi dan audiens dipilih secara kurang baik.

3. Surat langsung Media ini dapat memilih audiens secara terpilih dan mempunyai sifat yang fleksibilitas. Media ini tidak punya persaingan iklan pada media 3. Surat langsung Media ini dapat memilih audiens secara terpilih dan mempunyai sifat yang fleksibilitas. Media ini tidak punya persaingan iklan pada media

4. Radio Radio merupakan media dengan penggunaan masai dan biaya yang dikeluarkannyapun rendah. Radio dalam penyampaiannya untuk mempengaruhi konsumen hanya dengan menyajikan suara sehingga perhatian yang ditimbulkan lebih rendah.

5. Majalah Majalah mempunyai mutu reproduksi yang tinggi, sehingga mempunyai jangka waktu yang panjang karena pembaca terus- menerus membaca. Namun tidak mempunyai jaminan posisi produk.

6. Telepon Media ini mempunyai banyak pengguna dan juga mempunyai peluang yang cukup besar untuk memberikan sentuhan pribadi. Namun biaya yang dikeluarkan relative tinggi, kecuali jika digunakan sukarelawan. Media apapun yang telah ditetapkan sehubungan dengan pemilihan media yang paling tepat untuk periklanan produk yang dihasilkan, tidaklah terlepas dari beberapa faktor teknis dalam penentuan media periklanan yaitu:

a. Produk yang diiklankan

b. Kemampuan teknis media

c. Sasaran yang dapat dicapai

d. Karakteristik media

2.2.2.5 Persepsi terhadap iklan televisi Setiap orang yang melihat iklan melalui media televisi mempunyai persepsi dan pandangan yang berbeda-beda mengenai iklan tersebut. Perbedaan tersebut teijadi disebabkan oleh arus informasi melalui panca indera manusia, dimana setiap orang dalam memperhatikan dan mengartikan informasi dengan cara yang bersifat individual sesuai dengan karakter masing-masing.

Dalam pembuatan suatu program periklanan, untuk menghasilkan iklan yang baik harus membutuhkan elemen iklan dalam merancang periklanan yang dikenal dengan rumus AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) yang terdiri dari :

1. Attention (perhatian), iklan harus dapat menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa televisi.

2. Interest (perilaku), setelah mendapat perhatian dari khalayak sasaran terhadap produk yang diiklankan tersebut, maka segera dapat ditingkatkan menjadi perilaku sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli.

3. Desire (kebutuhan/keinginan), sebuah iklan harus berhasil menggerak kan keinginan khalayak sasaran untuk dengan memiliki atau menikmati produk tersebut sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

4. Action (tindakan), akhirnya sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin memilih suatu tindakan pembelian terhadap produk tersebut.

2.2.2.6 Indikator dari Iklan Menurut Zulkarni R (2001) terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur Iklan antara lain:

1. Pesan Iklan Serangkaian dari simbol-simbol yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim.

2. Tema Iklan Isi dari pesan yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim.

3. Bintang Iklan (endoser) Tokoh atau para artis yang tampil dalam suatu iklan tersebut.

4. Pengulangan (repetisi) Penyampaian iklan yang dilakukan secara berulang-ulang atau lebih dari satu dalam sehari.

2.2.3 Harga (Price) Didalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, peran harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.

Menurut Yamanto dalam Fajar Laksana (2008 : 105) "Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya".

Sedangkan menurut Kotler (2006 345) "Harga adalah jumlah uang sebuah produk atau jasa, atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa

Dari definisi diatas disimpulkan bahwa harga adalah jumlah nilai (uang) yang dipertukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang dan pelayanan serta manfaat dari memiliki atau menggunakan produk tersebut.

2.2.3.1 Indikator dari Harga Menurut Kotler ( 2006 ) terdapat beberapa pendekatan yang dapat

digunakan untuk mengukur harga antara lain :

1. Harga Jual Produk Nilai yang ditentukan oleh perusahaan untuk sebuah produk tersebut yang nantinya akan ditukarkan dengan uang.

2. Potongan Harga atau Diskon dalam kondisi tertentu Nilai sebuah produk dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dibeli.

3. Harga Pesaing Harga yang ditawarkan oleh produk lain lebih murah atau lebih mahal dari produk tersebut.

2.2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga Menurut Fajar Laksana ( 2008 : 117 ), Faktor - faktor yang

mempengaruhi tingkat harga, baik langsung maupun tidak langsung adalah sebagai berikut:

a. Demand for product Perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga,

b. Target share of market Pasar saham yang ditargetkan oleh perusahaan

c. Competitive reactions Reaksi dari pesaing, dalam keadaan persaingan yang ada di pasar maka akan berpengaruh terhadap harga jual suatu produk,

d. Use of creams - skimming pricing ofpenetration pricing Mempertimbangkan langkah - langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah,

e. Other parts of the marketing mix

Perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi).

f. Biaya Biaya untuk memproduksi dan biaya membeli produk f. Biaya Biaya untuk memproduksi dan biaya membeli produk

h. Berhubungan dengan pemintaan :

1) Cross elasticity positive (elastisitas silang yang positif), yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti.

2) Cross elasticity negative (elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua macam produk merupakan barang komplamenter atau berhubungan satu sama lain.

3) Cross elasticity Nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan.

i. Berhubungan dengan biaya Penetapan harga di mana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya,

j. Mengadakan penyesuaian harga:

1) Penurunan harga, dengan alasan : - Kelebihan kapasitas - Kemerosotan pangsa pasar - Gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah.

2) Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan : Inflasi yang terus-terusan di bidang ekonomi Permintaan yang berlebihan

2.2.4 Merek (Brand)

2.2.5 Citra Merek Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek, toko dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperoleh dari stimuli pemasaran dan lingkungan. Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang dibentuk dengan memproses suatu informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Sasaran penting dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi terhadap merek, toko, atau perusahaan. Jadi pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.

Menurut Suhartanto dan Nuralia (2001:28) citra merupakan gambaran secara umum atau persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit, atau produk. Citra yang baik dari suatu organisasi (baik korporasi maupun lokal), merupakan asset, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal. Menurut Sutisna (2003:322) mengidentifikasi terdapat empat peran citra bagi suatu organisasi:

a. Citra memberikan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra mempunyai dampak adanya pengharapan. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang lebih mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.

b. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui saringan ini. Jika citra baik, maka citra menjadi pelindung. Pelindung hanya efektif pada kesalahan- kesalahan kecil pada kualitas teknis dan fungsional.

c. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen. Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas pelayanan teknis dan fungsional, kualitas pelayanan dirasakan menghasilkan perubahan citra.

d. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Citra mempunyai dampak internal. Citra yang kurang nyata dan jelas mungkin atau mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi yang memperkeijakannya.

Citra tidak saja dipengaruhi oleh apa yang ada pada suatu organisasi tetapi juga oleh interaksi diantara konsumen dan publik. Citra merek menggambarkan cara merek terebut tersampaikan, termasuk semua atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen, citra suatu merek terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan keberhasilannya dicapai setelah citra positif melekat padanya, citra merek benar-benar membantu konsumen untuk mempertimbangkan keputusan memenuhi kebutuhannya.

2.2.5.1 Indikator dari Citra Merek Menurut jurnal Setyaningsih dan Didit Darmawan (2004).

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur Citra Merek antara lain:

1. Citra terhadap produk

2. Citra terhadap pemakai

3. Citra terhadap korporat

2.2.6 Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotier (2006:245) pengambilan keputusan oleh konsumen adalah proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan cara yang sudah direncanakan secara cermat. Sedangkan definisi keputusan pembelian menurut Setiadi (2004:415) adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari poses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

2.2.6.1 Indikator Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen serta

bertambah banyaknya produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen menyebabkan keputusan seseorang dapat berubah-ubah setiap saat. Dimana proses persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan yang bertambah banyaknya produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen menyebabkan keputusan seseorang dapat berubah-ubah setiap saat. Dimana proses persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan yang

1. Keputusan Tentang Jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

2. Keputusan Konsumen Tentang Penjual Konsumen harus dapat mengambil keputusan dimana akan melakukan pembelian produk tersebut.

3. Keputusan Konsumen Tentang Waktu Pembelian Konsumen harus mengambil keputusan tentang kapan dan dimana ketika hendak membeli suatu produk atau digunakan alternative lainnya.

4. Keputusan Konsumen Tentang Cara Pembayaran Konsumen harus dapat mengambil keputusan tentang bagaimana cara pembayaran yang mudah dan flexible tanpa harus bersusah payah membayar barang yang akan dibelinya.

5. Keputusan Konsumen Jumlah Produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang produk yang akan dibeli sesuai dengan kuantitas produk tersebut yang diharapkan

2.2.6.3 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Setiap iklan yang ditayakangkan selalu memiliki unsur komunikasi. Iklan yang menarik dan cerdik akan mendapat perhatian lebih sehingga dapat menimbulkan rasa suka, tertarik dan timbul rasa 2.2.6.3 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Setiap iklan yang ditayakangkan selalu memiliki unsur komunikasi. Iklan yang menarik dan cerdik akan mendapat perhatian lebih sehingga dapat menimbulkan rasa suka, tertarik dan timbul rasa

Dapat disimpulkan bahwa iklan dapat membuat (image) anggapan pada suatu produk, sehingga dapat terus diingat oleh konsumen serta dapat menambah keyakinan konsumen pada produk yang diiklankan, dimana hal itu dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Zulkami, (2007) dalam jurnalnya bahwa dampak iklan terhadap suatu produk yang sering di beli konsumen ternyata iklan tampaknya efektif untuk meningkatkan volume pembelian oleh pembeli atau konsumennya tetapi iklan yang disampaikan harusnya melihat situasi atau kondisi di sekitar agar lebih efektif lagi.

Sedangkan menurut Sutisna, (2003:276) Setiap iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari pemasar, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk mendorong teijadinya keputusan pembelian konsumen. Dan sementara itu sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk, misalnya sebagian besar penonton televisi mempunyai sikap positif terhadap produk, dan terdorong untuk melakukan pembelian.Dari uraian diatas disini dapat disimpulkan bahwa salah satu dampak iklan yang nyata terjadi pada diri Sedangkan menurut Sutisna, (2003:276) Setiap iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari pemasar, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk mendorong teijadinya keputusan pembelian konsumen. Dan sementara itu sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk, misalnya sebagian besar penonton televisi mempunyai sikap positif terhadap produk, dan terdorong untuk melakukan pembelian.Dari uraian diatas disini dapat disimpulkan bahwa salah satu dampak iklan yang nyata terjadi pada diri

2.2.6.4 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Citra merek yang kuat memungkinkan pabrikan meraih

kepercayaan langsung dari para pengecer dan pedagang perantara di pasar lainnya Merek adalah sebuah janji kepada konsumen bahwa dengan hanya menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akan memberikan kualitas yang terbaik, kenyamanan, status, dan lain-lain yang menjadi pertimbangan konsumen ketika melakukan pembelian, Shimp, (2008:8).

Untuk membangun citra merek yang kokoh dan mampu menggerakkan pembeli dengan suka rela mengeluarkan uangnya sangatlah tidak mudah. Perlu usaha keras dan waktu relatif panjang untuk membuktikan keperkasaan merek tersebut dan menjadikannya sebagai telur emas, yang terus menerus menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.

2.2 Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah dari landasan teori maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa harga, iklan dan citra merek produk minuman Club berpengaruh

secara simultan terhadap keputusan pembelian di Giant Waru Sidoarjo.

2. Bahwa harga, iklan dan citra merek produk minuman Club berpengaruh sacara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo.

3. Bahwa citra merek produk minuman Club berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen di Giant Waru Sidoarjo.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk kemudahan dalam memahami penelitian ini serta menghindari kesalahan persepsi, maka perlu diuraikan definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah :

3.1.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X) terdiri dari beberapa sub Variabel yaitu:

1. Harga (X 1 ) Harga merupakan nilai dari suatu produk atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang. Menurut Kotier (2006) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur harga antara lain :

a. Harga Jual Produk Nilai yang ditentukan oleh perusahaan untuk sebuah produk tersebut yang nantinya akan ditukarkan dengan uang.

b. Potongan Harga atau Diskon dalam kondisi tertentu Nilai sebuah produk dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dibeli.

c. Harga Pesaing Harga yang ditawarkan oleh produk lain lebih murah atau lebih mahal dari produk tersebut.

2. Iklan (X2) Iklan merupakan salah satu sarana yang digunakan perusahaan untuk melakukan komunikasi persuasif kepada konsumen sasaran dimana iklan perusahaan berusaha menyampaikan maksud- maksudnya kepada masyarakat yang menjadi sasaran. Menurut Zulkami R (2001) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur iklan antara lain :

a. Pesan Iklan Serangkaian dari simbol-simbol yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim.

b. Tema Iklan

Isi dari pesan yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim.

c. Bintang Iklan (endoser) Tokoh atau para artis yang tampil dalam suatu iklan tersebut.

d. Pengulangan (repetisi) Penyampaian iklan yang dilakukan secara berulang-ulang atau lebih dari satu dalam sehari.

3. Citra Merek (X3) Merupakan gambaran secara umum atau persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit, atau produk. Menurut jurnal Setyaningsih dan Didit Darmawan (2004).Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Citra Merek antara lain : 3. Citra Merek (X3) Merupakan gambaran secara umum atau persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit, atau produk. Menurut jurnal Setyaningsih dan Didit Darmawan (2004).Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Citra Merek antara lain :

b. Citra Pemakai Pembeli

Adalah gambaran setelah konsumen memakai suatu produk

c. Citra Produk

Adalah gambaran mengenai produk yang dijual di pasaran.

3.1.2 Variabel Terikat (Y) Keputusan Pembelian (Y) Keputusan konsumen dalam membeli adalah tahap penilaian yang menyebabkan konsumen membentuk suatu pilihan yang mengakibatkan konsumen tertarik untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan. Menurut Bayas'ud dan Kurniawan (2006) terdapat beberapa indikator - yang dapat digunakan untuk mengukur Keputusan Pembelian antara lain:

1. Keputusan Tentang Jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa banyak produk yang akan dibeli sesuai dengan yang diharapkan.

2. Keputusan Konsumen Tentang Penjual Konsumen harus dapat mengambil keputusan dimana akan melakukan pembelian produk tersebut.

3. Keputusan Konsumen Tentang Jenis Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

4. Keputusan Konsumen Tentang Waktu Pembelian

Konsumen harus mengambil keputusan tentang kapan hendak membeli suatu produk. S Keputusan konsumen Tentang Cara pembayaran Konsumen harus dapat mengambil keputusan tentang bagaimana cara pembayaran yang mudah dan flexibel tanpa harus bersusah payah membayar barang yang akan dibelinya.

Adapun pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah score dengan menggunakan skala likert 1-5 sehingga cara pengisian kuesioner dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang disediakan dengan ketentuan skor yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Jawaban (A) dengan skor 5 (lima) sangat puas sekali

b. Jawaban (B) dengan skor 4 (empat) sangat puas

c. Jawaban (C) dengan skor 3 (tiga) puas

d. Jawaban (D) dengan skor 2 (dua) kurang puas

e. Jawaban (E) dengan skor 1 (satu) tidak puas Adapun masing-masing dari variabel terpilih tersebut beserta indikator empirisnya, Untuk lebih jelasnya desain kuisionernya sebagaimana Tabel 3.1

Tabel 3.1

DESAIN KUISIONER PENELITIAN

no Variabel penelitian

Indikator

Item pertanyaan

Alternatif jawaban

1 Harga (X 1 ) a.harga jual produk

Sesuai rank scale b.potongan harga

1. tentang harga jual

maka jawaban atau diskon

2. tentang potongan harga

3. tentang harga yang

A = nilai 5

c. harga pesaing

ditawarkan

B = nilai 4 C = nilai 3 D = nilai 2 E = nilai 1

2 Iklan (X 2 ) a.Pesan iklan 1. tentang pesan iklan yang Sesuai rank scale b.tema iklan

maka jawaban c.bintang iklan

disampaikan

A = nilai 5 d.pengulangan

2. tentang tema iklan yang

B = nilai 4 iklan

disampaikan

3. tentang bintang iklan

C = nilai 3

4. tentang iklan secara

D = nilai 2

E = nilai 1 3 Citra merek (X 3 )

berulang-ulang

a.Citra korporat

Sesuai rank scale atau perusahaan

1. tentang produk yang

maka jawaban b.citra pemakai

dihasilkan

A = nilai 5 pembeli

2. setelah membeli dan

B = nilai 4 c.citra produk

mengkonsumsi

3. tentang citra produk

C = nilai 3

minuman CLUB

D = nilai 2 E = nilai 1

4 Keputusan

Sesuai rank scale pembelian (Y)

a.keputusan tentang 1. banyaknya produk yang

bisa dibeli sesuai dengan maka jawaban b.keputusan

jumlah produk

yang diharapkan

A = nilai 5

konsumen tentang 2. tersedianya produk

B = nilai 4

C = nilai 3 c.keputusan

penjualan

minuman CLUB

ditoko-toko terdekat

D = nilai 2

konsumen tentang 3. 3.perbandingan produk

E = nilai 1

jenis produk

minuman CLUB dengan

d.keputusan

produk minuman lainnya konsumen tentang 4. waktu saat pembelian

waktu pembelian

produk minuman CLUB

Sumber: Peneliti (2014)

3.2 Teknik penentuan sampel

a. Populasi Menurut Sugiono (2005:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi dalam penelitian ini sebanyak

110 orang yang memilih Produk Minuman Club Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Giant Waru Sidoarjo. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Produk Minuman Club Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Giant Waru Sidoarjo.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik kuota dimana teknik ini merupakan salah satu dari teknik non probability sampiing, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang ditentukan, biasanya subyek diambil yang mudah ditemui yang diperhatikan adalah terpenuhinya jumlah (kuota) yang ditetapkan. Dalam penelitian ini jumlah seluruh orang atau konsumen adalah 110 penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan atas dasar rumus Slovin (Husein Umar, 2002:146) yaitu: V

n=

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

E = Nilai kritis atau batas kesalahan yang dikehendaki Jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah :

n=

n=

n = 52 Atas dasar perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 52 konsumen atau responden untuk mengisi kuesioner variabel kompensasi (X) dan kuesioner variabel kineija (Y).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Peneltian ini di lakukan pada studi kasus di Giant Waru Sidoarjo yaitu:

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data kualitatif, yaitu data yang memberikan uraian informasi sesuai dengan kenyataan dan kondisi perusahaan.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalani satuan angka atau merupakan suatu sumber data yang lengkap dan terperinci.

2. Sumber data Data yang diperlukan penulis adalah data primer dan data sekunder :

a. Data primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung di tempat yang menjadi obyek penelitian dan diolah sendiri dalam melakukan anlisa. Data primer ini berupa hasil jawaban responden atau hasil kuesioner.

b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam hal ini adalah PT. Tirta Bahagia, Tbk berupa sejarah, perkembangan produk serta distribusi di Jawa Timur khususnya Sidoarjo dan sekitarnya.

3. Pengumpulan data

a. Kuesioner yaitu memberikan dañar pertanyaan kepada responden untuk kemudian diberikan nilai (scoring) kuesioner tersebut dibagikan kepihak yang berkepentingan yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Melakukan observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian.

c. Wawancara yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab langsung

dengan responden untuk memperoleh data yang akurat dan aktual.

d. Dokumentasi yaitu mencatat data pada objek penelitian.

3.4 Pengujian data

Pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini uji Validitas dan Uji Rehabilitasi

a. Uji Validitas Adalah pengujian terhadap instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian, apakah dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dan dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dari instrument penelitian dengan data sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti.

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor indicator dengan total skor item dalam setiap variabel secara statistik, hasil dari korelasi tersebut dinamakan korelasi (rhitung). Jika dalam instrument penelitian yang digunakan semuanya mempunyai nilai yang lebih besar atau berada diatas nilai kritis (rtabei), sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator pada instrumen penelitian sudah valid, Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor indicator dengan total skor item dalam setiap variabel secara statistik, hasil dari korelasi tersebut dinamakan korelasi (rhitung). Jika dalam instrument penelitian yang digunakan semuanya mempunyai nilai yang lebih besar atau berada diatas nilai kritis (rtabei), sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator pada instrumen penelitian sudah valid,

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124