Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD T1 292012579 BAB IV

(1)

39

Pada pelaksanaan tindakan ini, akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus I, siklus II, dan pembahasan antarsiklus

4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan

Penelitian dilakukan di kelas 1 SD Kanisius Cungkup Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 21 siswa pada pembelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar (KD) Menjelaskan perbedaan jenis kelamindan agama dan suku bangsa dan memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi dengan siswa dan guru SD Kanisius Cungkup Salatiga. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran.

Menurut hasil observasi yang peneliti dapatkan rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas I SD Kanisius Cungkup Salatiga dipengaruhi oleh faktor:

1. Siswa belum lancar membaca dan menulis

2. Siswa belum sepenuhnya memperhatikan materi pembelajaran yang diajarkan 3. Materi pembelajaran terlalu tinggi

4. Lingkungan siswa kurang mendukung

Selain itu adalah penggunaan model pembelajaran yang diterapkan guru. Sebagai seorang guru seharusnya dapat membuat siswa tertarik terhadap pelajaran PKn. Guru harus dapat membuat suatu strategi pengajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PKn.

Berdasarkan data nilai kondisi awal yang diperoleh dari nilai ulangan pada semester I, pembelajaran PKn di kelas 1 SD Kanisius Cungkup Salatiga masih dikatakan belum berhasil. Diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup Salatiga yang berjumlah 21 siswa, 13 siswa memperoleh nilai < 65 (62%) dan 8 siswa memperoleh nilai ≥ 65 (32%). Nilai tertinggi 94 dan nilai terendah


(2)

20 dengan rata-rata hasil tes hanya mencapai 64,3, sehingga pencapaian tersebut kurang dari KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Oleh karena itu guru perlu melakukan perbaikan proses pembelajaran yang dapat mengajak siswa aktif dalam mengkonstruksi pengalaman belajarnya sendiri. Salah satunya dengan menerapkan model yang lebih bervariatif dan inovatif, yang dapat menarik perhatian siswa, memotivasi siswa untuk belajar dan merangsang siswa aktif dalam pembelajaran, memperoleh pengetahuan dari pengalaman belajarnya sendiri, agar tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dapat meningkat secara optimal.

Tabel 4.1

Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Kondisi Awal No. Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

Keterangan Ketuntasan Jumlah

1. 80-94 4 19 % Tuntas

8

2. 65-79 4 19 % Tuntas

3. 50-64 12 57 % Tidak tuntas

13

4. 35-49 0 0 % -

5. 20-34 1 5 % Tidak tuntas

Jumlah Jumlah 21

Nilai Rata-rata 64,3

Nilai maks. 94


(3)

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kegiatan Guru Kondisi Awal

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1,2 8

Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

3 4,5 11

Menyajikan/ menyampaikan materi 6 7,8 11

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

0 0 0

Membimbing diskusi kelompok belajar

0 0 0

Memberikan kuis kepada siswa 0 0 0

Memberikan penghargaan kelompok

20 21 7

Membuat kesimpulan 22 23,24,

25

15

TOTAL 4 10 52

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 4, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 10 item dan total skor seluruhnya 52. Pada aspek menggorganisasikan siswa kedalam

kelompok belajar, membimbing diskusi kelompok belajar dan memberikan kuis kepada siswa tidak terdapat nilai indikator karena guru masih belum menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Aspek Yg Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran

2 1,3 11

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

4,5,6 7,8,9 21 Kemampuan siswa mengerjakan

lembar kerja

10,11, 12

13 13

Keaktifan siswa bertanya 0 0 0


(4)

Keberanian siswa 0 0 0

Kejujuran 23 4

Penghargaan 24 4

Kesimpulan 25 3

TOTAL 8 8 56

Kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 4, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 10 item dan total skor seluruhnya 52. diketahui aspek keaktifan siswa bertanya, bekerjasama dalam tim dan keberanian siswa tidak mendapatkan skor karena guru tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan hasil belajar PKn yang masih rendah, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran STAD melalui pembelajaran siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 2 pertemuan.

4.1.2.1Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 2 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan April. Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa dan memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang hidup rukun. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti , lembar kerja siswa,


(5)

lembar kuis, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, penghargaan dan buku pembelajaran. Selanjutnya penulis dan kolaborator mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 1 agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

2) Pertemuan kedua

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes yang terdiri dari 15 soal berbentuk pilihan ganda, serta ruang/lokasi yang akan digunakan yaitu di ruang kelas 1. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang hidup rukun yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan doa penutup.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

1. Pertemuan Pertama a) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jumlah anggota keluarga mereka dan menyanyikan lagu (sayang semuanya). Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menyebutkan perbedaan jenis kelamin dalam keluarga, siswa dapat menyebutkan macam-macam agama yang ada di Indonesia dan dapat


(6)

menyebutkan nama-nama tempat ibadah sesuiai dengan agamanya. Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajak siswa mengamati teks bacaan bergambar tentang keluarga dina dan mengamati gambar tempat ibadah masing-masing agama dilanjutkan dengan berdiskusi membahas perbedaan tempat ibadah dan pemuka agamanya. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru menjelaskan materi tentang jenis kelamin pada keluarga dan macam agama yang ada di Indonesia serta pemukan agama dan tempat ibadahnya dengan alat peraga gambar. Setelah guru selesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa (pembagian kelompok berdasarkan heterogenitas). Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu dimana siswa harus mengerjakan soal secara individu dan tidak diperbolehkan bekerjasama dengan teman. Setelah siswa selesai melaksanakan kuis individu, guru dan siswa mengkoreksi hasil kuis tersebut dan melakukan penghitungan nilai kelompok berdasarkan hasil nilai kuis individu. Bagi kelompok yang memperoleh nilai tertinggi mendapat penghargaan dari guru. Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi jenis kelamin pada keluarga dan macam agama yang ada di Indonesia serta pemukan agama dan tempat ibadahnya yang belum dimengerti, kemudian guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa penutup.


(7)

b)Hasil Observasi

Hasil observasi diperoleh dari penilaian observasi yang dilakukan oleh Stevanus Acer selaku observer. Observasi difokuskan pada kinerja guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setiap aspek yang diamati dijabarkan ke dalam indikator-indikator. Lembar observasi kinerja guru terdiri dari 8 aspek yang diamati, sedangkan lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 9 aspek yang diamati. Masing-masing indikator pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator.

Setiap indikator dinilai berdasarkan skor penilaian 1-4. Skor 1 dikategorikan sangat kurang, skor 2 dikategorikan cukup, skor 3 dikategorikan baik dan skor 4 dikategorikan sangat baik. Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E).

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2 8

Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

3,4,5 9

Menyajikan/ menyampaikan materi 6,7 8 10

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9, 10, 11

12 13

Membimbing diskusi kelompok belajar

13,14, 15

9

Memberikan kuis kepada siswa 16,17,

18, 19

12 Memberikan penghargaan

kelompok

20, 21 6


(8)

23,24

TOTAL 20 5 80

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 20, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item dan total skor seluruhnya 80. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3, 4 dan 5 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 9 .pada aspek Menyajikan/ menyampaikan materi nomor indikator 6, 7 mendapat skor 3 dan 8 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10 Pada aspek Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar nomor indikator 9, 10, 11, mendapat skor 3 dan 12 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13. Pada aspek Membimbing diskusi kelompok belajar nomor indikator 13,14 dan 15 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 9. Aspek Memberikan kuis kepada siswa pada nomor 16, 17, 18 dan 19 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 12. Kemudian pada aspek Memberikan penghargaan kelompok nomor 20 dan 21 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek Membuat kesimpulan nomor indikator 22, 23, 24 mendapat skor 3 dan nomor 25 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

Aspek Yg Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran

2,3 1 10

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

4,5,6,7 8,9 20 Kemampuan siswa mengerjakan

lembar kerja

10,11, 12,13

12


(9)

Bekerja sama dalam tim 16,17, 18

19 13

Keberanian siswa 20,21,

22

9

Kejujuran 23 4

Penghargaan 24 4

Kesimpulan 25 3

TOTAL 19 6 81

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 19, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 6 item dan total skor seluruhnya 81. Pada aspek Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran nomor indikator 2 dan 3 mendapat skor 3 dan nomor 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10, Pada aspek Perhatian siswa terhadap penjelasan guru nomor indikator 4, 5, 6, 7 mendapat skor 3 dan nomor 8 dan 9 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 20. Pada aspek Kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja nomor indikator 10, 11, 12, 13 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 12. Pada aspek Keaktifan siswa bertanya nomor indikator 14, 15 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Aspek Bekerja sama dalam tim nomor 16, 17, 18 mendapat skor 3 dan nomor 19 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13. Kemudian pada aspek Keberanian siswa nomor 20, 21, 22 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 9. Pada aspek Kejujuran nomor indicator 23 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 4. Selanjutnya pada aspek Penghargaan nomor indikator 24 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. pada aspek kesimpulan nomor indikator 25 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 3.

2. Pertemuan kedua

a) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2016 pukul 07.00-08.45 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, kemudian mengadakan presensi. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan


(10)

tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan motivasi dengan menunjukkan suatu gambar keluarga dan macam agama yang ada di Indonesia serta pemukan agama dan tempat ibadahnya. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu dapat mengetahui apa yang disebut dengan hidup rukun dengan sesama.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukan gambar yang mencerminkan hidup rukan. Guru mengajukan pertanyaan tentang hidup rukun dengan sesama.

Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru menjelaskan materi tentang hidup rukun dengan sesama dengan alat peraga gambar. Setelah guru selesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan heterogenitas. Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Agar siswa lebih aktif, siswa yang dapat menanggapi presentasi diberi bintang. Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hidup rukun dengan sesama, memberikan penguatan, kemudian siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan salam dan doa penutup.

b) Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 2


(11)

1 2 3 4 Skor

Mengecek kesiapan pembelajaran 1,2 8

Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

3,4 5 10

Menyajikan/ menyampaikan materi 6,7 8 10

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9,10, 11

12 13

Membimbing diskusi kelompok belajar

13,15 14 10

Memberikan kuis kepada siswa 16,17

18, 19

12 Memberikan penghargaan

kelompok

20 21 7

Membuat kesimpulan 22,23,

24

25 13

TOTAL 17 8 83

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 17, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item dan total skor seluruhnya 83. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, nomor indikator 1 dan 2 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3 dan 4 mendapat skor 3 dan indikator 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek menyajikan materi nomor indikator 6 dan 7 mendapat skor 3 dan nomor 8 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 9, 10, 11 mendapat skor 3 dan indikator 12 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 13. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 13 dan 15 mendapat skor 3 dan nomor 14 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa nomor 16, 17, 18, 19 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 12. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, indikator 20 mendapat skor 3 dan indikator 21 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22, 23, 24 mendapat skor 3 dan skor nomor 25 yaitu 4 sehingga berjumlah 13.


(12)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

Aspek Yg Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran

2 1,3 11

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

4,5,6,7 8,9 20 Kemampuan siswa mengerjakan lembar

kerja

11,12,13 10 13

Keaktifan siswa bertanya 14 15 7

Bekerja sama dalam tim 16,17,18 19 13

Keberanian siswa 20,22 21 10

Kejujuran 23 4

Penghargaan 24 4

Kesimpulan 25 4

TOTAL 14 11 86

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 14, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item dan total skor seluruhnya 86. Pada aspek Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran nomor indikator 2 mendapat skor 3 dan nomor 1, 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek Perhatian siswa terhadap penjelasan guru nomor indikator 4, 5, 6, 7 mendapat skor 3 nomor 8 dan 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 20. Pada aspek Kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja nomor indikator 11, 12, 13 mendapat skor 3 nomor 10 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13. Pada aspek Keaktifan siswa bertanya nomor indikator 14 mendapat skor 3 indikator nomor 15 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 17. Pada aspek Bekerja sama dalam tim indikator nomor 16, 17, 18 mendapat skor 3 nomor 19 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13. Kemudian pada aspek Keberanian siswa nomor 20 dan 22 mendapat skor 3 dan nomor 21 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek Kejujuran indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 4. pada aspek


(13)

Penghargaan nomor indikator 24 mendapat skor sehingga berjumlah 4. Selanjutnya pada aspek kesimpulan indicator nomor 25 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. 3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil dari lembar observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran STAD dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran STAD pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data).

4. Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 20 item dan skor 4 sebanyak 5 item. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 19 dan skor 4 sebanyak 6. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada penyampaian materi pembelajaran. Pada aspek ini guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran (5), guru sudah menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok 14, Guru sudah memberi penguatan kepada kelompok yang tidak mendapat penghargaan (21). Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 25 item mencapai persentase 80% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 83 %.


(14)

Dari hasil observasi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal, yaitu sebagai berikut:

a. Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat.

b. Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja. Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai berikut:

1) Guru memberikan bintang untuk memacu aktivitas siswa, sehingga siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan.

2) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua siswa ikut berpartisipasi.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi seperti seperti pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada Siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 2 pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada pertengahan bulan April dengan Kompetensi Dasar Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah. Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar menerapkan hidup rukun dalam perbedaan. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang Hidup rukun di rumah dan di sekolah. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan


(15)

perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, penghargaan dan buku pembelajaran. Selanjutnya penulis mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 1 agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

b)Pertemuan kedua

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes yang terdiri dari 15 soal berbentuk pilihan ganda, serta ruang/lokasi yang akan digunakan yaitu di ruang kelas 1.

Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang Hidup rukun di rumah dan di sekolah dan Hidup rukun itu menyenangkan yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam dan doa penutup.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini sama halnya dengan siklus I yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Yang membedakan dengan siklus I adalah pada materi pembelajaran.

a) Pertemuan Pertama 1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat 22 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, setelah itu guru melakukan presensi. Selanjutnya guru


(16)

melakukan apersepsi dan motivasi yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jumlah anggota keluarga mereka dan menyanyikan lagu sayang semuanya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mengetahui dan menyebutkan contoh hidup rukun yang ada dirumah dan siswa dapat mengetahui dan menyebutkan contoh hidup rukun yang ada disekolah.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang hidup rukun yang ada dirumah dan sekolah. Guru mengajukan pertanyaan tentang hidup rukun yang ada di rumah dan sekolah. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru menjelaskan materi tentang hidup rukun dirumah dan sekolah dengan alat gambar contoh kegiatan hidup rukun. Guru melibatkan siswa untuk mendeskripsikan tentang gambar contoh hiduprukun. Setelah guru selesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa (pembagian kelompok berdasarkan heterogenitas). Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu dimana siswa harus mengerjakan soal secara individu dan tidak diperbolehkan bekerjasama dengan teman. Setelah siswa selesai melaksanakan kuis individu, guru dan siswa mengkoreksi hasil kuis tersebut dan melakukan penghitungan nilai kelompok berdasarkan hasil nilai kuis individu. Bagi kelompok yang memperoleh nilai tertinggi mendapat penghargaan dari guru. Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah yang belum dimengerti. Kemudian guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa penutup.


(17)

2) Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 25 aspek. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang , skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E).

Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1,2 8

Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

3 4,5 11

Menyajikan/ menyampaikan materi 6,7 8 10

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

10,11 9,12 14

Membimbing diskusi kelompok belajar

13,15 14 10

Memberikan kuis kepada siswa 17, 18, 19 16 13

Memberikan penghargaan kelompok

20 21 7

Membuat kesimpulan 22,23,24 25 13

TOTAL 14 11 86

Pada aspek Berdasarkan Tabel 4.8 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 14, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item dan total skor seluruhnya 86. Pada aspek mengecek kesiapan


(18)

pembelajaran terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3 mendapat skor 3 dan indikator 4 dan 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek menyajikan materi nomor indikator 6 dan 7 mendapat skor 3 dan indicator nomor 8 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 10 dan 11 mendapat skor 3 dan indikator 9 dan 12 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 14. Pada aspek membimbing diskusi kelompok belajar indikator nomor 13 dan 15 mendapat skor 3 dan indikator nomor 14 yaitu 4 sehingga berjumlah 10. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa nomor 17, 18 dan 19 mendapat skor 3 dan nomor 16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 13. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, indikator nomor 20 mendapat skor 3 dan nomor 21 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22, 23 dan 24 mendapat skor 3 dan indikator nomor 25 yaitu 4 sehingga berjumlah 13.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Aspek Yg Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran

1,2,3 12 Perhatian siswa terhadap penjelasan

guru

5,6,7 4,8,9 21 Kemampuan siswa mengerjakan

lembar kerja

12,13 10,11 14

Keaktifan siswa bertanya 14 15 7

Bekerja sama dalam tim 16,17,18 19 13

Keberanian siswa 20,21 22 10

Kejujuran 23 4

Penghargaan 24 4

Kesimpulan 25 3


(19)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 12, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 13 item dan total skor seluruhnya 88. Pada aspek Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran nomor indikator 1, 2 dan 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek Perhatian siswa terhadap penjelasan guru nomor indikator 5, 6, dan 7 mendapat skor 3 dan nomor 4, 8, dan 9 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 21. Pada aspek Kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja nomor indikator 12 dan 13 mendapat skor 3 nomor indikator 10 dan 11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 14. Pada aspek Keaktifan siswa bertanya nomor indikator 14 mendapat skor 3 dan indikator 15 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek Bekerja sama dalam tim nomor indikator 16, 17, dan 18 mendapat skor 3dan pada nomor indikator 19 mendapatkan skor 4 sehingga berjumlah 13. Kemudian pada aspek Keberanian siswa nomor indikator 20 dan 21 mendapat skor 3 dan nomor indikator 22 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek Kejujuran nomor indikator 23 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. Pada aspek penghargaan nomor indikator 24 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. selanjutnya pada aspek kesimpulan nomor indikator 25 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 3.

b) Pertemuan kedua 1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 25 april 2016 pukul 07.00-08.45 WIB. Pertemuan kedua pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama Pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan


(20)

menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, salam dan doa penutup.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan kedua dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1,2 8

Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

3,4,5 12

Menyajikan/ menyampaikan materi 6 7,8 11

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

10 9,11, 12

15 Membimbing diskusi kelompok

belajar

13,15 14 10

Memberikan kuis kepada siswa 18,19 16,17 14

Memberikan penghargaan kelompok

20 21 7

Membuat kesimpulan 24 22,23,

25

15

TOTAL 8 17 92

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 17 item dan total skor seluruhnya 92. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran indikator nomor 1 dan 2 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3, 4, dan 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek menyajikan materi nomor indikator 6 mendapat skor 3 dan nomor 7 dan 8 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 10 mendapat skor 3 dan indikator 9, 11 dan 12 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 15. Pada aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 13 dan 15 mendapat


(21)

skor 3 dan skor nomor 14 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa nomor 18 dan 19 mendapat skor 4 indikator 16 dan 17 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 14. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, indikator 20 mendapat skor 3 dan indikator 21 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 24 mendapat skor 3 dan skor nomor 22, 23 dan 25 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 15.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

Aspek Yg Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran

1,2,3 12 Perhatian siswa terhadap penjelasan

guru

5 4,6,7 8,9

23 Kemampuan siswa mengerjakan

lembar kerja

12,13 10,11 14

Keaktifan siswa bertanya 14 15 7

Bekerja sama dalam tim 16,18 17,19 14

Keberanian siswa 20 21,22 11

Kejujuran 23 4

Penghargaan 24 4

Kesimpulan 25 4

TOTAL 7 18 93

Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 7, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 18 item dan total skor seluruhnya 93. Pada aspek Kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran nomor indikator 1, 2 dan 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek Perhatian siswa terhadap penjelasan guru nomor indikator 5 mendapat skor 3 indikator 4, 6, 7, 8 dan 9mendapat skor 4 sehingga berjumlah 23. Pada aspek Kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja nomor indikator 12 dan 13 mendapat


(22)

skor 3 nomor 10 dan 11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 14. Pada aspek Keaktifan siswa bertanya nomor indikator 14 mendapat skor 3 nomor 15 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek Bekerja sama dalam tim nomor indikator 16 dan 18 mendapat skor 3 nomor indikator 17 dan 19 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 14. Kemudian pada aspek Keberanian siswa nomor 20 mendapat skor 3 dan nomor 21 dan 22 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek Kejujuran nomor indikator 23 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 4. Pada aspek Penghargaan nomor indikator 24 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. Selanjutnya pada aspek nomor indikator 25 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4.

4.1.3.3 Hasil Evaluasi

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran STAD dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran STAD pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data)

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 14 item dan


(23)

skor 4 sebanyak 11 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 8 dan skor 4 sebanyak 17. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu: pada Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Membuka pelajaran dengan salam (3), Menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran (7), Menentukan skor awal dari rata-rata skor dasar atau skor kuis sebelumnya (11), Mengarahkan siswa mengerjakan soal kuis secara individu dan tidak boleh saling membantu (17). Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami (22) Menyimpulkan materi pelajaran (23). Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 25 item mencapai persentase 86 % dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 92 %.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 12 item dan skor 4 sebanyak 13 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 7 dan skor 4 sebanyak 18. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Pada aspek ini siswa sudah mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran (6) Siswa sudah mengamati lingkungan (7). Bekerja sama dalam tim, siswa sudah menghargai pendapat teman (17). Menanggapi hasil kerja kelompok (21) Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami (22) selain itu, Mampu membuat kesimpulan Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 88% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 93%.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II berdasarkan pengamatan dari observer sudah mengalami peningkatan hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yang sudah mengalami peningkatan, perhatian siswa terhadap penjelasan guru, bekerja sama dalam tim dan bekerja sama dalam tim.


(24)

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang meliputi data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan data pada tiap siklus yaitu dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Kanisius cungkup Salatiga diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas 1 dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran STAD.

Berhasil atau tidaknya model pembelajaran STAD dapat dilihat dari hasil belajar PKn siswa. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Hasil tes evaluasi siswa kondisi awal diperoleh dari data hasil tes siswa kelas I. Sedangkan data pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus.

a) Kondisi Awal

Kondisi awal diperoleh dari data hasil tes PKn siswa kelas I. Data hasil ulangan PKn dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Kondisi Awal

No. Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

Keterangan Ketuntasan Jumlah

1. 80-94 4 19 % Tuntas

8

2. 65-79 4 19 % Tuntas

3. 50-64 12 57 % Tidak tuntas

13

4. 35-49 0 0 % -

5. 20-34 1 5 % Tidak tuntas

Jumlah 21 100 %


(25)

Nilai maks. 94

Nilai min. 20

Berdasarkan tabel 4.12 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 65. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 20-24 frekuensinya ada 1 dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, 45-54 frekuensinya ada 4 dengan persentase 19% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 55-64 frekuensinya ada 8 dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 65-74 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 75-84 frekuensinya 3 dengan persentase 14% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 85-94 frekuensinya 3 dengan persentase 14% dari jumlah keseluruhan siswa, nilai 95-100 frekuensinya 0 dengan persentase 0% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir).

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13

Tabel 4.13

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 8 39

2. Belum tuntas 13 61


(26)

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 13 siswa atau 61%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 39%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.13 dapat dilihat pada diagrma 4.1 berikut:

Diagram 4.1

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal b) Siklus I

Hasil belajar PKn siswa kelas SD Kanisius Cungkup diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar PKn. Hasil belajar PKn siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup pada Kompetensi Dasar menerapkan hidup rukun dalam perbedaan disajikan pada tabel daftar nilai PKn (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.14.

39%

61%

tuntas 39%

tidak tuntas 61%


(27)

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siklus I No. Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

Keterangan Ketuntasan Jumlah

1. 86-93 3 14 % Tuntas

16

2. 78-85 7 33 % Tuntas

3. 70-77 6 29 % -

5

4. 62-69 0 0 % -

5. 53-61 5 24 % Tidak tuntas

Jumlah 21 100%

Nilai Rata-rata 74,7

Nilai maks. 93

Nilai min. 53

Berdasarkan tabel 4.14 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn dapat dikatakan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas 1 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan nilai rata-rata hasil belajar kondisi awal meningkat menjadi 74,7, untuk nilai tertinggi menjadi 93 sedangkan untuk nilai terendah 53.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15 berikut:


(28)

Tabel 4.15

Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 16 76

2. Belum tuntas 5 24

Jumlah 21 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 5 siswa atau 24%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 76%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan belum tercapai yaitu 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.15 dapat dilihat dapat dibuat diagram yang tertuang pada diagram 4.2 berikut:

Diagram 4.2

Ketuntasan Belajar siklus I

76%

24%

tuntas 76%

belum tuntas 24%


(29)

c) Siklus II

Hasil belajar PKn siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup pada Kompetensi Dasar menerapkan hidup rukun dalam perbedaan disajikan pada tabel daftar nilai PKn (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.16 yaitu tentang distribusi frekuensi nilai PKn, siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup Tahun Pelajaran 2015/2016.

Tabel 4.16

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siklus II

No. Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

Keterangan Ketuntasan Jumlah

5. 94-100 3 14 % Tuntas

21

6. 87-93 7 33 % Tuntas

7. 80-86 9 43 % Tuntas

8. 73-79 1 5 % Tuntas

9. 66-72 1 5 % Tuntas

Jumlah 21 100%

Nilai Rata-rata 87,3

Nilai maks. 100

Nilai min. 66

Dilihat dari tabel 4.16 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn dapat dikatakan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas I mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 87,3 untuk nilai tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai terendah 66.


(30)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.17.

Tabel 4.17

Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 21 100

2. Belum tuntas 0 0

Jumlah 21 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 100%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.17 dapat dilihat dapat dibuat diagram 4.3 berikut:

Diagram 4.3

Ketuntasan Belajar siklus II

100%

tuntas 100%

belum tuntas 0%


(31)

d) Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn siswa kelas 1 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.18 berikut.

Tabel 4.18

Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan

Belajar

Skor Kondisi awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Belum

Tuntas

< 65 13 62 5 24 0 0

2. Tuntas 65 8 38 16 76 21 100

Jumlah 21 100 21 100 21 100

Skor 94 93 100

Skor 20 53 66

Rata-rata 64,3 74,7 87,3

Berdasarkan tabel di 4.18 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 74,7 yang semula 64,3 pada pembelajaran kondisi awal sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 87,3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:


(32)

Diagram 4.4

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Sedangkan ketuntasan hasil belajar PKn dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 13 siswa (62%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (65), sedangkan 8 siswa (38%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (65). Pada Siklus I terlihat peningkatan tentang ketuntasan pembelajaran siswa yang cukup banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 76% karena dari 21 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM 65 sebanyak 16 siswa dan 5 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar ketuntasan belajar PKn siswa bisa mencapai lebih dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu 80%. Pembelajaran PKn pada siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu 65 sebanyak 21 (100%). Perbandingan ketuntasan belajar tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.5 di bawah ini:

64.7

74.7

87.3

0 20 40 60 80 100

kondisi awal siklus 2 siklus 3

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar PKN


(33)

Diagram 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.3 Pembahasan

Pada siklus 1 proses dan hasil belajar PKn siswa kelas I meningkat seiring dengan diterapkannya model pembelajaran STAD pada aktivitas siswa selama pembelajaran, yaitu rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I adalah 81,5 dan rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 83,5. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok. Peningkatan proses dan hasil belajar hasil belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran STAD juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil tes evaluasi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, hasil belajar PKn siswa kelas 1 sudah mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa 74,7. Ketuntasan siswa pada siklus I juga sudah meningkat dari 21 siswa, siswa yang tuntas atau di atas KKM berjumlah 16 siswa atau 76% dan siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 5 siswa atau 24%. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut

8

16

21

13

5

0 0

5 10 15 20 25

kondisi awal siklus 1 siklus 2

ju

m

lah

s

is

wa

tuntas


(34)

masih dibawah indikator keberhasilan, karena indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 80%.

Hasil analisis lembar observasi kinerja guru pada siklus II dan aktivitas siswa semakin meningkat. Rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus II yaitu 89 dan rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I yaitu 90,5. Pada pembelajaran siklus II ini indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai, yaitu nilai rata-rata hasil tes PKn mencapai 87,3 sementara indikator kinerja yang ditentukan sebesar 80%, untuk persentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 100% dengan jumlah siswa yang tuntas diatas KKM sebanyak 21 siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 21 siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup.

Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena model pembelajaran STAD dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan media belajar sehingga siswa dapat lebih mudah mengerti. Siswa bekerja secara tim, adanya tim dalam pembelajaran ini memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar. Hal ini juga membuat siswa merasa senang, tidak tegang dan takut selama pelajaran berlangsung. Selain itu adanya penghargaan yang diberikan pada tim yang menang, dapat menumbuhkan persaingan antar tim dan membuat siswa menjadi semangat untuk belajar. Dengan suasana yang demikian sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran PKn pada kelas 1 Semester II SD Kanisius Cungkup Tahun Pelajaran 2015/2016 membuktikan adanya peningkatan hasil belajar PKn. Berdasarkan hasil penelitian Seno (2011) peningkatan hasil belajar mencapai 80%, hasil penelitian Heri Tri Guntari (2012) peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar mencapai 95%. Jadi ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Karena sesuai dengan kajian teori sebelumnya bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan bahwa partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu


(35)

dengan pembelajaran kooperatif bisa memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman yang baik secara individu maupun kelompok Johnson & Johnson (dalam Trianto 2011:57).

Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat dilihat beberapa temuan, diantaranya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan selama peneltian dari kondisi awal sampai siklus II. Guru hanya sebagai fasilitator siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini guru sudah mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat bekerja sama dalam kelompok. Sehingga dapat menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan kemampuan komunikasi yang dapat terlihat dari solidaritas siswa selama pelaksanaan pembelajaran PKn. Penggunaan media gambar juga dapat mempengaruhi daya serap siswa. Peran media juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran PKn. Melalui media pembelajaran dapat mengurangi kebingungan penjelasan guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar pada kondisi awal yang meningkat lebih baik pada siklus I dan lebih meningkat lagi pada silklus II dimana semua siswa memperoleh nilai di atas KKM (65).

Oleh karena itu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif menurut siswa lebih mudah dalam memahami materi PKn serta proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Dengan meningkatnya hasil belajar PKn berdasarkan data-data yang telah diuraikan di atas, maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti berhasil dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup Salatiga.


(1)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.17.

Tabel 4.17

Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 21 100

2. Belum tuntas 0 0

Jumlah 21 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 100%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.17 dapat dilihat dapat dibuat diagram 4.3 berikut:

Diagram 4.3

Ketuntasan Belajar siklus II

100%

tuntas 100%

belum tuntas 0%


(2)

d) Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn siswa kelas 1 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.18 berikut.

Tabel 4.18

Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan

Belajar

Skor Kondisi awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Belum Tuntas

< 65 13 62 5 24 0 0

2. Tuntas 65 8 38 16 76 21 100

Jumlah 21 100 21 100 21 100

Skor 94 93 100

Skor 20 53 66

Rata-rata 64,3 74,7 87,3

Berdasarkan tabel di 4.18 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 74,7 yang semula 64,3 pada pembelajaran kondisi awal sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 87,3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:


(3)

Diagram 4.4

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Sedangkan ketuntasan hasil belajar PKn dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 13 siswa (62%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (65), sedangkan 8 siswa (38%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (65). Pada Siklus I terlihat peningkatan tentang ketuntasan pembelajaran siswa yang cukup banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 76% karena dari 21 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM 65 sebanyak 16 siswa dan 5 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar ketuntasan belajar PKn siswa bisa mencapai lebih dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu 80%. Pembelajaran PKn pada siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu 65 sebanyak 21 (100%). Perbandingan ketuntasan belajar tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.5 di bawah ini:

64.7

74.7

87.3

0 20 40 60 80 100

kondisi awal siklus 2 siklus 3

Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar PKN


(4)

Diagram 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.3 Pembahasan

Pada siklus 1 proses dan hasil belajar PKn siswa kelas I meningkat seiring dengan diterapkannya model pembelajaran STAD pada aktivitas siswa selama pembelajaran, yaitu rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I adalah 81,5 dan rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 83,5. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok. Peningkatan proses dan hasil belajar hasil belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran STAD juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil tes evaluasi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, hasil belajar PKn siswa kelas 1 sudah mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa 74,7. Ketuntasan siswa pada siklus I juga sudah meningkat dari 21 siswa, siswa yang tuntas atau di atas KKM berjumlah 16 siswa atau 76% dan siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 5 siswa atau 24%. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut

8

16

21

13

5

0 0

5 10 15 20 25

kondisi awal siklus 1 siklus 2

ju

m

lah

s

is

wa

tuntas


(5)

masih dibawah indikator keberhasilan, karena indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 80%.

Hasil analisis lembar observasi kinerja guru pada siklus II dan aktivitas siswa semakin meningkat. Rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus II yaitu 89 dan rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I yaitu 90,5. Pada pembelajaran siklus II ini indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai, yaitu nilai rata-rata hasil tes PKn mencapai 87,3 sementara indikator kinerja yang ditentukan sebesar 80%, untuk persentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 100% dengan jumlah siswa yang tuntas diatas KKM sebanyak 21 siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 21 siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup.

Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena model pembelajaran STAD dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan media belajar sehingga siswa dapat lebih mudah mengerti. Siswa bekerja secara tim, adanya tim dalam pembelajaran ini memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar. Hal ini juga membuat siswa merasa senang, tidak tegang dan takut selama pelajaran berlangsung. Selain itu adanya penghargaan yang diberikan pada tim yang menang, dapat menumbuhkan persaingan antar tim dan membuat siswa menjadi semangat untuk belajar. Dengan suasana yang demikian sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran PKn pada kelas 1 Semester II SD Kanisius Cungkup Tahun Pelajaran 2015/2016 membuktikan adanya peningkatan hasil belajar PKn. Berdasarkan hasil penelitian Seno (2011) peningkatan hasil belajar mencapai 80%, hasil penelitian Heri Tri Guntari (2012) peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Dalam penelitian ini ketuntasan belajar mencapai 95%. Jadi ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Karena sesuai dengan kajian teori sebelumnya bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan bahwa partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu


(6)

dengan pembelajaran kooperatif bisa memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman yang baik secara individu maupun kelompok Johnson & Johnson (dalam Trianto 2011:57).

Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat dilihat beberapa temuan, diantaranya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan selama peneltian dari kondisi awal sampai siklus II. Guru hanya sebagai fasilitator siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini guru sudah mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat bekerja sama dalam kelompok. Sehingga dapat menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan kemampuan komunikasi yang dapat terlihat dari solidaritas siswa selama pelaksanaan pembelajaran PKn. Penggunaan media gambar juga dapat mempengaruhi daya serap siswa. Peran media juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran PKn. Melalui media pembelajaran dapat mengurangi kebingungan penjelasan guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar pada kondisi awal yang meningkat lebih baik pada siklus I dan lebih meningkat lagi pada silklus II dimana semua siswa memperoleh nilai di atas KKM (65).

Oleh karena itu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif menurut siswa lebih mudah dalam memahami materi PKn serta proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Dengan meningkatnya hasil belajar PKn berdasarkan data-data yang telah diuraikan di atas, maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti berhasil dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 1 SD Kanisius Cungkup Salatiga.


Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD T1 292012579 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD T1 292012579 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD T1 292012579 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 1 SD Kanisius Cungkup Melalui Model Kooperatif Tipe STAD

0 0 71

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas IV Kanisius Cungkup Semester I Tahun Ajaran 20162017

0 0 15