HUBUNGAN ANTARA COMPUTER EXPERIENCE DAN USIA DENGAN COMPUTER ANXIETY PADA KARYAWAN PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : Tiwis Nurwyastuti 0413010203/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

yang diajukan

Tiwis Nurwyatuti 0413010203/FE/EA disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si Tanggal : ... NIP. 030 217 167

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur  

 

Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi NIP. 030 194 437


(3)

PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

Disusun Oleh : Tiwis Nurwyatuti 0413010203/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si Sekretaris NIP. 030 217 167

Anggota

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur  

Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi NIP. 030 194 437


(4)

Dengan mengharapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA COMPUTER EXPERIENCE DAN USIA DENGAN COMPUTER ANXIETY PADA KARYAWAN PT. PABRIK GULA CANDI BARU-SIDOARJO DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER”. Dibuat dalam rangka persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulisan ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. Sumarsono (Alm) selaku dosen pembimbing utama serta Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing utama pengganti almarhum yang telah banyak memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, M.M., selaku Dekan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.


(5)

ii

“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuannya terhadap penulis selama masa pendidikan.

6. Bapak Bambang Sudigdo selaku General Manager pada PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan.

7. Bapak dan Ibu karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo yang telah memberikan waktu luang dalam pengisian kuesioner penelitian ini.

8. Kedua Orang tuaku, kakakku dan adikku, serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa restu dan motivasi bagi penulis.

9. dr. Pranawa, Sp.PD-KGH., dr. Nunuk Mardiana, Sp.PD., Prof. Dr. dr. Gatut Suhendro, Sp.M., tim dokter dari Jakarta dan seluruh pegawai PRODIA yang telah memberikan motivasi, mengontrol dan mengawasi kesehatan penulis. 10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala dorongan dan bantuan serta doa yang telah diberikan selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan pihak-pihak yang memerlukannya.

Surabaya, Agustus 2009


(6)

Lampiran 2 : Tabel Frekuensi Lampiran 3 : Uji Validitas Lampiran 4 : Uji Reliabilitas Lampiran 5 : Uji Normalitas

Lampiran 6 : Analisis Korelasi Pearson Product Moment Lampiran 7 : Tabel Statistik

Lampiran 8 : Struktur Organisasi PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo


(7)

(8)

Computer Experience... 92

Tabel 4.3. : Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Usia ... 93

Tabel 4.4. : Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Computer Anxiety... 95

Tabel 4.5. : Hasil Uji Validitas Variabel Computer Experience... 96

Tabel 4.6. : Hasil Uji Validitas Variabel Usia... 97

Tabel 4.7. : Hasil Uji Validitas Variabel Computer Anxiety... 97

Tabel 4.8. : Hasil Uji Realiabilitas Variabel Penelitian ... 98

Tabel 4.9. : Hasil Uji Normalitas ... 99

Tabel 4.10. : Hasil Korelasi Pearson Antara Computer Experience Dengan Computer Anxiety...100

Tabel 4.11. : Hasil Korelasi Pearson Antara Usia Dengan Computer Anxiety...102

Tabel 4.12 : Hasil Korelasi Pearson Antara Usia Dengan Computer Experience...104 Tabel 4.13 : Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang 116


(9)

Tiwis Nurwyastuti

ABSTRAK

Munculnya teknologi informasi berbasis komputer memudahkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan bisnis di tengah kondisi ketidakpastian lingkungan serta persaingan yang semakin ketat. PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo merupakan salah satu BUMN yang telah menerapkan teknologi informasi berbasis komputer. Akan tetapi tingkat penggunaan komputer pada karyawan masih belum optimal. Hal ini karena masih adanya kecemasan karyawan dalam menggunakan komputer. Kecemasan karyawan dalam menggunakan komputer berdampak pada produktivitas karyawan, semakin cemas karyawan mengunakan komputer, maka pekerjaan yang mereka selesaikan semakin kurang optimal. Beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat kecemasan seseorang dalam menggunakan komputer (computer anxiety) ada kaitannya dengan pengalaman dalam menggunakan komputer (computer experience) serta usia. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan membuktikan adanya hubungan antara computer experience dan usia dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer, serta menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Adapun respondennya adalah karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo yang berjumlah 42 orang, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel computer experience dan variabel usia dengan variabel computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer. Disimpulkan pula bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan variabel computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

Key words : computer anxiety, usia, computer anxiety


(10)

1.1Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha atau bisnis yang semakin maju dan modern ini, persaingan semakin terasa sangat ketat dalam skala global. Revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong kemajuan dalam teknologi, produk dan proses serta terbentuknya masyarakat informasi. Perusahaan sebagai pelaku bisnis harus memperhatikan kemajuan teknologi informasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Tidak diragukan lagi derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi menyebabkan sebuah kompetisi (Sudaryono dan Astuti, 2005: 894).

Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan perubahan dalam suatu operasi perusahaan. Ada empat macam teknologi yang perkembangannya relatif menonjol saat ini, yaitu: teknologi informasi, teknologi pemanufakturan, teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan terhadap perubahan lingkungan bisnis, sehingga kondisi pasar menjadi semakin kompetitif (Sudaryono dan Astuti, 2005: 894).

Indriantoro (1996) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 894), istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan banyak orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi dan otomasi


(11)

kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk memisahkannya.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis telah mengubah secara radikal tipe pekerjaan, pekerja, organisasi dan sistem manajemen yang digunakan untuk mengelola organisasi (Mulyadi, 2002: 310). Menurut Porter (1980) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 895), setiap pelaku bisnis berusaha menerapkan strategi efisiensi atau deferensiasi produk untuk memperoleh keuntungan bersaing yang lebih berorientasi pada pencapaian laba dalam jangka panjang.

Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemampuan teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian (Sudaryono dan Astuti, 2005: 894).

Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer di dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Berbagai hasil penelitian memberikan bukti empiris mengenai semakin meningkatnya peran teknologi komputer untuk berbagai kepentingan bisnis. Munculnya teknologi informasi berbasis komputer memudahkan orang melakukan aktivitas mengakses informasi dimana saja dan kapan saja (Sudaryono dan Astuti, 2005: 895). Telah banyak keputusan yang diambil dengan melibatkan


(12)

peranan komputer. Namun yang harus tetap diingat adalah komputer semata-mata merupakan mesin mati yang tidak dapat mengambil keputusan dengan sendirinya. Dia akan bekerja selaras dengan instruksi yang diberikan dan dibuat oleh manusia.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa komputer mempunyai dampak yang sangat besar bagi kegiatan operasional perusahaan. Dengan komputer, informasi yang dihasilkan dapat tepat waktu dan tepat nilainya. Apalagi dengan mempergunakan model-model kualitas yang berisi perhitungan-perhitungan matematik yang rumit, penggunaan komputer sangat tepat sekali (Jogiyanto, 2000: 58).

Sekarang ini seorang karyawan harus mempunyai kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi khususnya teknologi komputer. Tingkat pekerjaan seorang karyawan yang semakin tinggi dan rumit mengharuskan mereka menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja mereka untuk mencapai target kualitas yang dibutuhkan.

Seseorang akan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya di segala bidang agar tetap survive di organisasi. Hal ini akan mendorong organisasi untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan tepat (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 2).

Sistem informasi menekankan pentingnya pemakaian komputer demi pencapaian kualitas yang diinginkan, oleh karena itu semua karyawan hendaknya mempelajari komputer sedini mungkin. Seorang karyawan


(13)

membutuhkan pengetahuan tentang teknologi informasi yang modern, seperti keahlian komputer yang dibutuhkan dalam pemakaian komputer di dalam sistem informasi berbasis komputer, dan tidak kalah pentingnya adalah bagaimana informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat menambah nilai bagi perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi seorang karyawan mempelajari dan meningkatkan keahliannya dalam menggunakan komputer.

Sharit, et. al., 1998; Thimm, et. al., 1998 dalam Butchko (2003: 1), keahlian seorang karyawan dalam menggunakan komputer dipengaruhi oleh faktor kecemasan seseorang terhadap penggunaan komputer atau biasa disebut dengan computer anxiety. Akan tetapi tidak semua karyawan dapat menerima teknologi komputer tersebut dengan baik, khususnya pada karyawan yang berusia tua. Ini dikarenakan tenaga kerja tua sebagai tenaga kerja yang kurang sehat, mempunyai penurunan kemampuan berpikir, dan tidak tertarik untuk belajar teknologi baru.

Czaja (1996), mengatakan bahwa kemampuan berpikir seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya usia orang tersebut. Panek (1997) menyatakan bahwa kecenderungan turunnya kemampuan dan sikap seiring usia muncul karena tenaga-tenaga kerja tua terbiasa dengan ketepatan dari pada kecepatan. Sayangnya perubahan-perubahan yang terjadi menunjukkan bahwa para tenaga kerja tua tidak mempunyai kapasitas yang cukup dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja (Butchko, 2003: 1).


(14)

Selain faktor computer anxiety diatas, faktor pengalaman karyawan dalam menggunakan komputer atau disebut dengan computer experience juga mempengaruhi keahlian karyawan dalam menggunakan komputer. Akan tetapi tidak semua karyawan mengandalkan pengalaman mereka untuk dapat menguasai teknologi komputer, khususnya pada karyawan yang berusia muda.

Beberapa penelitian berdasarkan pengalaman (Czaja, 1998; Dyek, 1994; Sharit, et. al., 1998; Marquie, 1994) menemukan perbedaan-perbedaan antara generasi muda dan tua. Pencarian meliputi generasi tua yang mengalami tingkat ketidaknyamanan yang tinggi, perasaan yang tidak manusiawi, kurangnya kontrol ketika menggunakan komputer dan rendahnya percaya diri (kepercayaan bahwa seseorang yang merasa mampu dalam mengoperasikan teknologi komputer). Yang ditemukan bahwa keinginan secara fisik dan ketidaknyamanan secara tetap bagi generasi tua dan muda, dan generasi tua mengalami sedikit stres daripada generasi muda ketika mengerjakan tugas-tugas secara interaktif (Butchko, 2003: 2)

Singkatnya, yang ditemukan bahwa generasi tua memiliki tingkat kemampuan komputer yang rendah. Walau secara keseluruhan, mereka memiliki rasa tidak percaya diri yang rendah daripada generasi muda. Terlepas dari perbedaan-perbedaaan ini, satu kesimpulan ditemukan dalam tingkatan anxiety tidak hanya berhubungan pada masalah usia tetapi juga pada masalah pengalaman terhadap penggunaan teknologi komputer (Butchko, 2003: 2).

Peningkatan teknologi tambahan seperti ATM, elektronik banking, jasa antar kesehatan, pendidikan dan komunikasi telah memberikan


(15)

pengalaman bagi berbagai generasi akan teknologi. Keuntungan-keuntungan ini dijadikan masukan untuk tingkatan bagi tenaga kerja sehingga generasi tua dan muda dalam studi ini mempunyai tingkat pengalaman komputer yang sama (Butchko, 2003: 3).

PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo merupakan salah satu BUMN yang telah menerapkan teknologi informasi berbasis komputer. Produk utama yang dihasilkan dari PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo adalah gula untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat Jawa Timur. Hadirnya teknologi komputer dalam PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo telah membuat para karyawan mereka memiliki tingkat penggunaan komputer yang masih bervariasi. Salah satunya dikarenakan adanya tingkat kecemasan para pekerja dalam menggunakan komputer.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, masih ada karyawan yang merasa cemas dalam menghadapi komputer. Seperti up-date anti virus, seorang karyawan memanggil programmer untuk melakukannya. Pada hal di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo, tiap-tiap karyawan telah disediakan komputer sesuai tugas dan jabatannya sehingga untuk pengalaman dalam menggunakan komputer tidak diragukan lagi. Tetapi kenapa mereka harus mengalami kecemasan dalam menghadapi masalah komputer yang dianggap tidak terlalu sulit. Hal ini berdampak pada produktivitas karyawan itu sendiri, semakin para pekerja itu merasa cemas maka kurang optimal dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Tingkat kecemasan seseorang dalam menggunakan komputer dipengaruhi oleh pengalaman dan usia para pekerja


(16)

tersebut.

Untuk memberikan dukungan yang efektif terhadap para karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo harus memperhatikan hubungan antara computer experience dan usia dengan computer anxiety dalam menggunakan komputer, sehingga para pekerja dapat mencapai produktivitas yang efektif dan efisien.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

“Hubungan antara Computer Experience dan Usia dengan Computer Anxiety pada Karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam Menggunakan Komputer”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka diambil suatu perumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu :

1. Apakah terdapat hubungan antara computer experience dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer?

2. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer?

3. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan


(17)

komputer?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara computer experience dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

2. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

3. Menguji dan membuktikan adanya hubungan antara usia dengan computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam pengambilan keputusan mengenai sumber daya manusia (penerimaan, penyeleksian dan rencana pelaksanaan pelatihan komputer bagi karyawan). Serta memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan


(18)

dalam menentukan kebijakan dimasa yang akan datang dan dasar untuk mengadakan perbaikan demi kelancaran dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

2. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Diharapkan dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang teknologi informasi dan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa khususnya yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama untuk dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan.

3. Bagi Peneliti.

Karena penelitian merupakan aplikasi praktek dari suatu bidang ilmu pengetahuan, maka bila proses penelitian ini berakhir diharapkan akan meningkatkan dan memperluas wawasan dalam bidang teknologi informasi.


(19)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak-pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukkan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

A. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak. dan Istiati Diah Astuti (SNA VIII Solo, 15-16 September 2005, halaman 894-902) Judul :

“Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi dalam Menggunakan Komputer”.

Perumusan Masalah :

Apakah faktor computer anxiety mempunyai pengaruh terhadap keahlian menggunakan komputer pada karyawan akuntansi perusahaan tekstil di Surakarta?

Kesimpulan :

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian dalam menggunakan komputer. Pemakai dengan computer anxiety yang rendah mempunyai keyakinan bahwa teknologi komputer tidak akan mendominasi atau mengendalikan kehidupan manusia, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat untuk mempelajari pemanfaatan


(20)

teknologi komputer. Oleh karena itu, pemakai dengan computer anxiety yang rendah akan menyebabkan tingkat keahlian yang tinggi dalam menggunakan komputer dibanding yang mempunyai tingkat computer anxiety yang tinggi.

B. Lori A. Butchko (2003) Judul :

“Computer Experience and Anxiety : Older versus Younger Workers”. Perumusan Masalah :

Apakah usia atau computer experience yang bisa menentukan computer anxiety dan teknologi komputer?

Kesimpulan :

1) Adanya hasil yang signifikan (negatif) antara computer experience dengan computer anxiety, indikasinya setiap individu lebih membutuhkan pengalaman untuk menghilangkan ketakutan dalam menggunakan komputer.

2) Tidak ada hubungan yang signifikan (positif) antara usia dan computer anxiety, indikasinya usia tidak dapat memprediksi seseorang dalam ketakutan menggunakan komputer.

3) Tidak ada hubungan yang signifikan (negatif) antara usia dan computer experience. Usia tidak dapat memprediksi pengalaman seseorang dalam menggunakan komputer.


(21)

C. Deddy Prasetyo (2007)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Judul :

“Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Self Efficacy terhadap Keahlian Mahasiswa Akuntansi UPN ‘Veteran’ JATIM di dalam Penggunaan Teknologi Informasi”.

Perumusan Masalah :

1) Adakah pengaruh computer anxiety terhadap keahlian mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur di dalam penggunaan teknologi informasi?

2) Adakah pengaruh computer self efficacy terhadap keahlian mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur di dalam penggunaan teknologi informasi?

Kesimpulan :

1) Computer anxiety berpengaruh negatif yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan teknologi informasi sehingga hipotesis pertama teruji kebenarannya.

2) Computer self efficacy berpengaruh positif yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan teknologi informasi sehingga hipotesis kedua teruji kebenarannya.


(22)

D. Dharmawan Susanto (2008)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Judul :

“Pengaruh Faktor Demografi dan Personality End-User Computing (EUC) terhadap Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada Teknologi Informasi PT. Petrokimia”.

Perumusan Masalah :

“ Apakah faktor demografi End-User Computing yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan faktor personality End-User Computing yang terdiri dari Computer Anxiety, Computer Attitudes, Math Anxiety berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer ? “

Kesimpulan :

Penelitian yang menyatakan “bahwa faktor demografi dan personality End-User Computing berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer dalam perusahaan” tidak teruji kebenarannya, karena: 1) Faktor demografi End-User Computing (EUC), yaitu umur, jenis

kelamin, pengalaman berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan < 5%. Sedangkan pendidikan tidak berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan > dari 5%.


(23)

2) Faktor personality End-User Computing, yaitu computer attitudes dan computer anxiety berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan < dari 5%. Sedangkan math anxiety tidak berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer, terlihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan > dari 5%.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Konsep Dasar Akuntansi Keperilakuan 2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G., et. al., 1989). Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini (Ikhsan dan Ishak, 2005: 3).

Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan serta diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia (Ikhsan dan Ishak, 2005:28).

Pengertian akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1989: 3), adalah akuntansi keperilakuan berkembang dari peran akuntansi secara umum yaitu mengumpulkan, mengukur, mencatat dan


(24)

melaporkan informasi keuangan. Sedangkan akuntansi keperilakuan mempunyai cangkupan yang lebih luas, sebab didalamnya mempelajari perilaku manusia dengan rancangan, bentuk dan kegunaan dari sistem informasi akuntansi yang efisien.

2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan memfokuskan pada hubungan antara manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi sistem motivasi karyawan, moral dan produktivitas. Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama dari laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku agar dapat memotivasi tindakan yang diharapkan (Ikhsan dan Ishak, 2005: 24).

Tujuan akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1989: 6) adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat internal dan eksternal. Akuntansi keperilakuan akan memberikan informasi kepada manajemen tidak hanya informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang manajemen lakukan dan merekomendasikan untuk mengubah perilaku disfungsional ( disfunctional behavior), seperti ketegangan, dendam, rasa curiga, khawatir, dan kurang percaya diri.


(25)

2.2.1.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mancatat, dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2005: 23).

Ruang lingkup akuntansi keperilakuan (Siegel dan Marconi, 1989: 4) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu meliputi :

1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, kontruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi.

2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerjasama.


(26)

3. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

2.2.2. Konsep Dasar Teknologi Informasi 2.2.2.1. Pengertian Teknologi Informasi

Istilah Teknologi Informasi (TI) atau Information Technology (IT), yang popular saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dalam dunia Sistem Informasi (SI) atau Information System (IS). Istilah Teknologi Informasi memang lebih merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri (Supriyanto, 2005: 5).

Teknologi informasi memang lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang saat ini teknologinya terus berkembang sehubungan perkembangan teknologi lain yang dapat dikoneksikan dengan komputer itu sendiri (Supriyanto, 2005: 5).

Definisi Teknologi Informasi yang diambil dari “Information Technology Training Package ICA 99” yang diterbitkan oleh Australian National Training Authority (ANTA).

“ Industri Teknologi Informasi didefinisikan sebagai pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi


(27)

untuk memproses, penyajian, mengolah data dan informasi. Termasuk di dalamnya pembuatan hardware komputer dan komponen komputer; pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer; bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi, pembuatan komponen dan jasa “.

Definisi lain Teknologi Informasi yang diambil dari Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefinisikan Teknologi Informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau usaha. Sering nama IT merupakan bagian dari kegiatan usaha yang memanfaatkan perangkat elektronik komputer.

Jadi, pada intinya istilah Teknologi Informasi (Information Technology – IT) adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat (Supriyanto, 2005: 6).

2.2.2.2. Aspek Perilaku dalam Pengembangan Teknologi Informasi

Penerapan teknologi menimbulkan sejumlah problematik yang berasal dari berbagai faktor, antara lain : ekonomi, teknologi, konsep sistem dan aspek perilaku. Dari berbagai faktor penyebab problematik dalam pengembangan teknologi komputer, aspek perilaku merupakan faktor yang dominan (Iqbaria (1984) dalam Sudaryono dan Astuti, 2005: 895).


(28)

Perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi pengguna terhadap TI yang secara teoritis dideskripsikan oleh para ahli pengembang TI sebagai pengguna dan pengaruhnya terhadap penggunaan komputer (Davis, et. al., 1989; Ferguson, 1991). Berdasarkan aspek keperilakuan pengguna (user) yang juga turut mempengaruhi persepsi dan sikap dalam menerima penggunaan TI ( Nasution, 2004: 1).

Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalankan TI (Nasution, 2004: 1).

Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus dalam konteks penerapan TI. Pendapat ini sejalan dengan Sung (1987) dalam Trisna (1998) yang menyatakan bahwa faktor-faktor teknis, perilaku, situasi dan personil pengguna TI perlu dipertimbangkan sebelum TI diimplementasikan (Nasution, 2004: 2).

Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan bahwa perilaku pengguna dan personal sistem diperlukan dalam pengembangan sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang pengguna sistem tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi para personil (orang-orang) yang terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem,


(29)

apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika diterapkan (Nasution, 2004: 2).

Menurut Boodnar dan Hopwood (1995), pengembangan TI memerlukan perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, dan ini sangat berhubungan dengan perubahan perilaku secara individual dalam melaksanakan pekerjaannya (Nasution, 2004: 2).

Thompson, et. al., (1990) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 895), mengemukakan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan teknologi komputer. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian empiris yang menguji pengaruh perilaku individual pemakai terhadap penggunaan Personal Computer (PC) dengan landasan teori yang diusulkan oleh Triandis (1980). Lebih jauh Tompson, et. al., (1991) menjelaskan tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi (cognitive), afeksi (affective), dan komponen komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).

Menurut Triandis (1980) dalam Thomson, et. al., (1990), kognisi berkaitan dengan konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini seseorang sehingga mendorong untuk bersikap. Afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang yang mempunyai konotasi suka atau tidak suka. Keinginan merupakan komponen sikap lain, yang mempengaruhi sikap seseorang. Sikap


(30)

positif seseorang terhadap komputer karena didorong oleh keinginan yang kuat untuk mempelajarinya (Sudaryono dan Astuti, 2005: 895).

Ketiga komponen sikap dimuka: kognisi, afeksi dan keinginan, pada dasarnya saling terkait antara satu dengan yang lain. Keinginan seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi masa yang akan datang, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang dinyatakan dengan sikap suka atau tidak suka terhadap teknologi komputer. Sikap pengguna terhadap komputer dapat pula ditunjukkan dengan sikap optimistik pengguna bahwa komputer sangat membantu dan bermanfaat untuk mengatasi masalah atau pekerjaannya (Triandis (1971) dalam jurnal Nasution, 2004: 895).

Berdasarkan beberapa uraian teoritis dan hasil penelitian empiris yang telah di uraikan diatas, dapat di pahami bahwa aspek prilaku dalam penerapan TI merupakan salah satu aspek yang penting untuk di perhatikan, karena berhubungan langsung dengan pengguna (user), sebab interaksi antara pengguna dengan perangkat komputer yang di gunakan sangat di pengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai aspek keprilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai user.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian diatas adalah penerapan suatu sistem dan teknologi informasi tidak terlepas dari aspek prilaku karena pengembangan sistem terkait dengan masalah individu dan organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.


(31)

2.2.2.3. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dalam Bisnis

Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut di dorong oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat. Ada empat macam teknologi yang perkembangannya relatif menonjol saat ini, yaitu: teknologi informasi, teknologi pemanufakturan, teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan terhadap perubahan lingkungan bisnis (Sudaryono dan Astuti, 2005: 894).

Dampak yang nyata dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer sebagai alat pemrosesan data. Pemanfaatan teknologi informasi oleh para pemakai makin memudahkan dalam melakukan pekerjannya (Budiasih, 2002: 117).

Terjadinya inovasi teknologi memacu perusahaan untuk meningkatkan strategi organisasi dengan tujuan tercapainya keberhasilan organisasi dalam jangka panjang. Menurut Myers (1987), inovasi berarti perubahan. Ini juga berarti menciptakan sesuatu yang tidak ada sebelumnya (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 4).


(32)

Myers lebih lanjut mengemukakan bahwa ada beberapa alasan mengapa inovasi sangat diperlukan :

1. Dunia telah berubah.

Perubahan yang terus terjadi di lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk selalu melakukan perubahan yang mengacu pada pembaharuan dan perbaikan.

2. Semua proyek (kegiatan) memerlukan champion (juara).

Setiap kegiatan atau proyek akan dikelilingi oleh user yang memerlukan champion di setiap kegiatan. Dengan demikian, setiap individu organisasi harus menanamkan dalam dirinya untuk menjadi champion (juara) dalam setiap kegiatan supaya proyek berhasil.

3. Para pemakai (user) telah belajar lebih banyak.

Jumlah perubahan yang dilakukan pada setiap kegiatan akan meningkat sebanding dengan meningkatnya pengetahuan para user. Mereka akan melihat perubahan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga perubahan yang dilakukan organisasi seringkali mengalami kegagalan. Para manajer dituntut untuk lebih hati-hati dan menganalisa setiap kegiatan yang akan dilakukan agar program dapat berhasil.

4. Berbagai variabel yang lain.

Organisasi harus mempertimbangkan banyak variabel yang akan menentukan keberhasilan suatu proyek atau kegiatan, seperti


(33)

mempelajari user, database, penyesuaian pribadi dengan pengguna, belajar bekerja sama dengan orang lain, dan beradaptasi denga lingkungan.

Dalam jurnal Nasution (2004: 1), perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat dewasa ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Cushing, 1993; Murdick, et. al., 1997; Mc.Leod.R.J, 1997; Grace, 2000; Nur Indriantoro, 2000; Baridwan, 2000 dalam Halim, 2000; Hall, 2001). Peranan TI (Wilkinson dan Cerullo, 1997) dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.

Menurut Mc. Farlan (1983); Rockart (1998) dalam Nur Indriantoro (2000); dan Syam (1999), penerapan TI bagi perusahaan mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing. Selanjutnya, Downing (1993); Trisnawati (1998); Syam (1999) juga menyebutkan bahwa saat ini TI sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan terutama dalam menjalankan segala aspek aktifitas organisasi (Nasution, 2004: 1).


(34)

2.2.3. Konsep Dasar Sistem 2.2.3.1. Pengertian Sistem

Dalam suatu badan usaha pasti terdapat suatu sistem yang digunakan memperoleh, mengolah serta menyimpan data dan melaporkan informasi secara tepat, cepat dan akurat.

Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (sub sistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Moscove dan Simkin, 1981: 4 dalam Baridwan, 1994: 2).

Menurut Widjajanto (2001: 2), sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu : input, proses, dan output.

Menurut Halim (1994: 27), sistem adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dalam mempengaruhi, yang diarahkan mencapai tujuan tertentu.

Menurut Wilkinson (1993: 3), suatu sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai sasaran atau lebih.

Menurut Supriyanto (2005: 238), sistem adalah kumpulan elemen, komponen atau sub sistem yang saling berintegrasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.


(35)

Terdapat 2 kelompok pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu :

1. Lebih menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem :

Sistem sebagai jaringan prosedur, metode dan cara kerja yang saling berinteraksi dan dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

2. Lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan sebagai berikut :

Sistem sebagai kumpulam elemen baik abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Kedua definisi tersebut sangat tergantung pada pendekatan yang digunakan. Karena pada hakikatnya setiap komponen sistem saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode dan cara kerja yang juga saling berinteraksi (Supriyanto, 2005: 238).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pada dasarnya adalah sekelompok elemen, komponen atau kesatuan yang berhubungan erat satu sama lain dan saling berinteraksi, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dan umumnya setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau secara rutin terjadi.


(36)

2.2.3.2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2000: 7), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung komponen-komponen atau sub-sub sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempengaruhi suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

2. Batas Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas waktu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem


(37)

dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. 4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari sub sistem ke sub sistem lainnya.

5. Masukkan Sistem

Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat berupa masukkan perawatan dan masukkan signal. Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukkan signal adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukkan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra sistem.


(38)

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya yaitu pengolah yang akan mengubah masukkan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.3.3. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem merupakan proses berkelanjutan yang tidak berakhir setelah sistem beroperasi dan harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Untuk perusahaan-perusahaan yang sangat besar, jangka waktu pengembangan yang diperlukan biasanya mencapai dua hingga tiga tahun. Tujuan dari pengembangan sistem (Widjajanto, 2001: 518), yaitu :

1. Sistem yang dihasilkan harus dapat menghasilkan informasi yang cermat dan tepat waktu.

2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang layak.


(39)

3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi.

4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya. Beberapa tahap dalam pengembangan sistem (Widjajanto, 2001: 523), yaitu :

1. Perencanaan Sistem

Pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan.

2. Analisis Sistem

Proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sistem itu sendiri.

3. Desain Sistem

Dalam tahap ini, diharuskan dapat menerjemahkan saran-saran yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan.

4. Implementasi Sistem

Kegiatan yang dilaksanakan secara simultan untuk menerjemahkan desain sistem yang baru ke dalam sistem informasi yang bekerja aktif.


(40)

5. Operasionalisasi Sistem

Setelah sistem berjalan dengan baik, sistem baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum terlihat pada tahap-tahap sebelumnya.

2.2.4. Konsep Dasar Informasi 2.2.4.1. Pengertian Informasi

Menurut Husein (2004: 3). informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia.

Cushing (1974: 10) dalam Jogiyanto (2000: 24), bahwa informasi menunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna bagi orang yang menerimanya.

Menurut Supriyanto (2005: 243), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

Pada dasarnya informasi tidak sama dengan data. Data adalah aliran fakta-fakta mentah yang menunjukkan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik sebelum diorganisir dan ditata menjadi suatu bentuk yang bisa dipahami dan digunakan (Husein, 2004: 3).


(41)

Jadi, dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan :

a. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.

b. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. c. Digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajer.

2.2.4.2. Kualitas Informasi

Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan keputusan apabila informasi tersebut mempunyai kualitas dan nilai. Menurut Supriyanto (2005: 245) kriteria kualitas informasi adalah :

a) Akurat (Accurate)

Berarti informasi tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari kesalahan.

b) Tepat Waktu (Timeliness)

Berarti informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat.

c) Relevan (Relevance)

Berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang menerimanya.


(42)

Nilai dari suatu informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya (Jogiyanto, 2000: 30).

Informasi yang bernilai tinggi atau yang berkualitas adalah informasi yang mengandung ketidakpastian yang rendah (Widjajanto, 2001: 20).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu, dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan waktu informasi tersebut yang mencerminkan keadaan sebenarnya, informasi yang tepat waktu apabila informasi tersebut akurat atau mutakhir. Informasi relevan apabila informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.

2.2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.5.1. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Ladjamudin (2005: 13), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.


(43)

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Wilkinson (1993 : 4) sistem informasi merupakan suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) yang dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran perusahaan.

Menurut Henry C. Lucas (Jogiyanto, 2000: 35), sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bila mana dieksekusi akan menyediakan informasi-informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.

Menurut John F. Dan Martin B. Roberts (Jogiyanto, 2000: 35), sistem informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk jalur komunikasi penting, memperoleh tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal atau yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.


(44)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem pengumpulan data dan memproses data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen di dalam pengambilan keputusan dan pengendalian organisasi.

2.2.5.2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Venkatesh dan Davis (2002) dalam Handayani (2007: 77), sistem informasi telah diimplementasikan di banyak perusahaan dengan biaya yang besar, namun masalah yang timbul adalah penggunaan yang masih rendah terhadap sistem informasi secara kontinus. Rendahnya penggunaan sistem informasi diidentifikasikan sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya investasi yang mahal di bidang sistem tetapi menghasilkan return yang rendah.

Oleh karena itu, untuk mendukung kinerja sistem informasi dibutuhkan komponen-komponen sistem informasi (Ladjamudin, 2005: 14), yaitu :

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.


(45)

2.2.5.3. Aktivitas Sistem Informasi

Tiga aktifitas yang terjadi pada sistem informasi (Husein dan Wibowo, 2002: 9) adalah :

a. Input

Input adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar organisasi untuk diproses dalam suatu informasi.

b. Processing

Processing adalah konversi atau pemindahan, manipulasi dan analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi pemakainya.

c. Output

Output adalah distribusi sistem informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi output tersebut akan digunakan.

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh pemakai intern dan pemakai ekstern. Pemakai intern terdiri atas para manajer dan karyawan perusahaan. Pengguna ekstern meliputi pihak-pihak diluar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan, seperti kreditur, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan pemerintahan dan serikat kerja.


(46)

2.2.5.4. Otomatisasi Sistem Informasi

Dampak dari inovasi teknologi adalah terciptanya otomatisasi di berbagai kegiatan organisasi. Otomatisasi memberikan perbaikan kualitas jangka panjang dan kesinambungan produk dengan mempertimbangkan adanya pembaharuan terhadap teknik-teknik penyelesaian pekerjaan (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 1).

Lewis (1984) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan otomatisasi harus selalu melatih kembali karyawannya karena otomatisasi merupakan proses yang berkesinambungan. Penguasaan teknologi bagi karyawan sangat diperlukan untuk tercapainya keberhasilan otomatisasi di organisasi (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 1).

Otomatisasi merupakan dampak positif yang diakibatkan adanya inovasi teknologi. Adanya otomatisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan laba bagi perusahaan (Klaim, 1987). Lebih lanjut Klaim menyatakan bahwa otomatisasi dilihat sebagai cara yang efektif sebagai penghematan biaya untuk mengumpulkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi, serta menhilangkan kegiatan yang tidak produktif dan padat karya, seperti telepon, rapat-rapat yang tidak penting, dan pengumpulan informasi (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 5).


(47)

Klaim mengemukakan adanya tiga cara untuk membantu karyawan menggunakan sistem otomatis dengan efektif, yaitu :

1. Dokumentasi

Yaitu mengembangkan prosedur penggunaan dan panduan untuk memberikan kemampuan kepada karyawan dalam mengakses informasi tidak saja pada pengoperasiannya, tetapi juga penggunaannya secara efektif.

2. Personalia

Manajemen harus menilai kembali persyaratan personalia sebelum merencanakan suatu sistem. Hal ini akan menjamin bahwa karyawan yang terampil telah tersedia untuk menggunakan suatu sistem.

3. Pelatihan

Manajer harus melatih karyawan mereka supaya dapat menggunakan sistem dengan benar dan produktif. Hal ini memungkinkan karyawan untuk mengerti terlebih dahulu bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif.

Otomatisasi di perusahaan seringkali dihubungkan dengan peralatan yang lebih cepat berubah. Otomatisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap karyawan. Peralatan yang digunakan oleh karyawan di dalam pekerjaan mereka akan memungkinkan mereka dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan cepat, lebih mudah, dan lebih efisien (Quible, Hammer, 1984). Penggunaan alat-alat elektronik akan


(48)

meningkatkan kecanggihan dan efisiensi sistem-sistem otomatisasi kantor. Hal ini akan memudahkan karyawan melakukan pekerjaan secara lebih fungsional dan efisien (Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 7).

2.2.6. Konsep Dasar Komputer 2.2.6.1. Pengertian Komputer

Istilah komputer berasal dari bahasa Latin computare yang mengandung arti ”menghitung” (to compute atau reckon). Definisi lain misalnya komputer secara umum pernah dipergunakan untuk mengacu pada orang yang melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa mesin pembantu (Supriyanto, 2005: 2).

Sanders (1985) dalam Supriyanto (2005: 3), komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah intruksi program yang tersimpan di memori (strored program).

Menurut Widjajanto (2001: 59) komputer adalah suatu alat pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial, termasuk operasi hitung-menghitung dan operasi logika tanpa campur tangan manusia. Menurut Halim (1994: 60) definisi komputer adalah suatu alat mekanik, elektrik atau elektronika yang dapat memproses data menurut cara yang telah ditentukan. Menurut Nash dan Roberts (1984:


(49)

162) dalam Halim (1994: 60), komputer adalah suatu alat eletronik yang dapat menyimpan, memproses, dan menghasilkan data sesuai dengan serangkaian industri yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai.

Beberapa pendapat tentang definisi yang disebut dengan komputer adalah perangkat elektronik yang dapat menerima masukan dan selanjutnya melakukan pengolahan untuk menghasilkan suatu

informasi. Maka perangkat utama dari komputer untuk melakukan tindakan tersebut terdiri atas perangkat input, perangkat proses dan

perangkat keluaran yang ditambah dengan perangkat penyimpanan data atau informasi (strored devices).

2.2.6.2. Karakteristik Komputer

Agar disebut sebagai komputer, alat pengolah data harus memiliki karakteristik dan kemampuan (Widjajanto, 2001: 59) sebagai berikut :

a. Digerakkan dengan daya elektronik.

Komputer tidak dioperasikan secara mekanis melainkan dengan menggunakan gerakan pulsa-pulsa elektronik melalui sirkuit.

b. Mampu melaksanakan operasi hitung menghitung.

Komputer harus dapat melakukan kegiatan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.


(50)

c. Mampu melakukan operasi perbandingan.

Komputer harus dapat membandingkan suatu informasi dengan informasi lainnya.

d. Memiliki internal storage dan mampu mengeluarkan data.

Komputer memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyimpan dan mengeluarkan data.

e. Dapat melakukan eksekusi sesuai dengan strored program.

Komputer dapat menyimpan instruksi-instruksi operasi yang harus dilakukan terhadap data. Perangkat instruksi itu disebut program.

Storage adalah wadah atau proses untuk menahan data, instruksi program dan output ke dalam bentuk yang terbaca mesin. Strored program adalah program yang tersimpan di dalam komputer untuk mengeksekusi data.

2.2.6.3. Keunggulan Komputer

Menurut Halim (1994: 62), keunggulan dari komputer bila dibandingkan dengan manusia dalam hal pemrosesan data antara lain :

1. Komputer mampu memproses data secara efektif dibandingkan manusia. Selain dapat melakukan perhitungan dengan kecepatan tinggi, komputer juga merupakan prosessor yang sangat akurat dan ekspansif. Jika dibandingkan dengan komputer, kerja manusia menjadi sangat lamban, cenderung salah dan terbatas. Jelasnya jika


(51)

manusia hanya dapat memproses satu transaksi, maka komputer dapat memproses ratusan transaksi dalam suatu waktu tertentu. 2. Dalam kondisi-kondisi tertentu komputer mampu memproses

transaksi lebih murah dari pada manusia. Meskipun komputer umumnya memerlukan investasi yang besar dibandingkan dengan manusia, namun kecepatannya memungkinkan untuk memproses tiap transaksi dengan biaya tambahan yang sangat kecil. Sebaliknya manusia memang tidak mahal untuk dipekerjakan tetapi jauh lebih mahal dalam memproses setiap transaksi.

3. Komputer merupakan prosessor yang lebih dapat diandalkan dari pada manusia. Manusia cepat letih, bosan, emosi atau ”terkatung-katung” karena pekerjaan yang lambat diselesaikan pihak manual. Sedangkan komputer dapat bekerja tanpa letih selama berjam-jam. Komputer secara otomatis mengikuti seperangkat instruksi terinci, tepat dan konsisten.

4. Komputer dapat menyimpan data lebih baik dari pada manusia. Sistem informasi yang menggunakan komputer dapat mengakses banyak sekali data yang tersimpan. Jika komputer tidak terdapat diperusahaan maka datanya akan tersebar di dalam banyak berkas file di berbagai departemen dan dengan demikian data tersebut cenderung dapat diakses atau dapat diduplikasi.


(52)

5. Secara operasional komputer dapat lebih efisien dari pada manusia. Komputer dapat memadukan siklus pemrosesan transaksi dan file-file dan dapat melakukan berbagai kegiatan secara paralel, manusia tidak mampu menangani urutan operasi yang besar dan selalu mengalami kesulitan dalam menangani proses yang rumit dengan operasi yang sangat besar.

6. Komputer bersama-sama dengan manusia dapat memenuhi kebutuhan para manajer dengan lebih baik dari pada hanya manusia saja yang bekerja sepenuhnya.

2.2.6.4. Kelemahan Komputer

Meskipun dimuka telah dijelaskan bahwa komputer memang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu, namun jangan diasumsikan bahwa komputer tidak memiliki kelemahan atau tidak bisa salah.

Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa kelemahan komputer yang harus kita ketahui agar kita tidak megalami peristiwa buruk dalam menanganinya (Widjajanto, 2001: 43) :

1. Komputer selalu memerlukan program aplikasi.

Mesin hanya bisa melaksanakan apa yang diperintahkan saja dan yang tidak diperintahkan tidak akan dipekerjakan. Mesin hanya bisa beroperasi berdasarkan data, yaitu menerima data, memprosesnya dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya. Dengan demikian, suatu program yang nampaknya sempurna belum tentu


(53)

akan menghasilkan output yang sempurna, karena jika datanya salah akan berakibat output juga salah. Dan sekali komputer menghasilkan output yang salah, akan sulit mengkoreksinya, tidak semudah mengkoreksi pekerjaan manual.

2. Aplikasi harus dapat diterapkan kuantitasnya dan harus logis.

Komputer tidak akan bisa banyak membantu mereka yang berkiprah dalam bidang-bidang dimana pertimbangan kualitatif memegang peranan penting. Sebagai contoh, seorang ”ahli paranormal” tentunya tidak akan bisa banyak memanfaatkan komputer. Ringkasnya, komputer memiliki kemampuan terbatas pada aplikasi-aplikasi yang bisa dinyatakan dalam bentuk algoritmis, yaitu aplikasi tersebut harus terdiri dari langkah-langkah yang jelas yang mengarah kepada suatu tujuan yang jelas pula dan setiap langkah harus didefinisikan dengan jelas pula. 3. Aplikasi harus seimbang dengan sumber daya.

Adanya kemampuan suatu komputer untuk diprogram guna melaksanakan suatu pekerjaan tidak selalu bahwa semua jenis akan lebih mudah dikerjakan dengan komputer melalui penulisan program itu. Penulisan program meskipun kini sudah begitu membosankan lagi karena adanya pengembangan perangkat lunak-perangkat lunak baru, masih banyak memerlukan waktu dan merupakan kegiatan manusiawi yang masih memerlukan biaya tinggi. Dengan demikian, tugas atau pekerjaan yang tidak


(54)

berulang-ulang atau jarang sekali, sering kali tidak efisiensi untuk aplikasi komputer dewasa ini.

2.2.6.5. Jaringan Komputer

Komputer yang merupakan bagian penting dari teknologi informasi sangat membantu kualitas dari sistem informasi. Untuk mengelola informasi secara efektif menjadi sumber daya yang bernilai, pengembangan sistem informasi modern akan lebih baik jika menggunakan teknologi informasi dan jaringan komputer (Husein, 2004: 30).

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang membentuk suatu jaringan atau mata rantai yang diantara komputer-komputer tersebut dapat saling berkomunikasi satu sama lain untuk bertukar data dan informasi, serta dikendalikan oleh komputer pusat (Husein, 2004: 36).

Dengan adanya jaringan komputer kebutuhan informasi dari pemakai sistem informasi tersebut dapat dipenuhi dengan lebih cepat, akurat dan resiko kesalahan yang relatif kecil. Dengan adanya jaringan komputer juga resiko pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang relatif dapat dikurangi (Husein, 2004: 30).

Menurut Husein (2004: 32), ada beberapa sebab kenapa komputer dan telekomunikasi saat ini dalam bentuk jaringan, yaitu:


(55)

1. Sharing of Resources

Dengan adanya jaringan memungkinkan penyebaran sumber daya penting (bahkan mahal) diantara para pemakai komputer dalam satu jaringan. Misalnya, jika pemakai komputer ingin mencetak suatu dokumen atau mengirimkan faksimili, maka dokumen dikirim secara elektronis dari komputer pemakai ke pihak yang membutuhkan.

2. Sharing of Data

Selain penyebaran sumber daya, yang tidak kalah pentingnya adalah penyebaran data. Baik LAN (Local Area Network) maupun jaringan area luas (wide area network) memungkinkan pengguna di jaringan tersebut memperoleh data dari bagian lain yang disebut nodes pada jaringan.

3. Pemrosesan Data Terdistribusi dan Sistem Client / Server

Pemrosesan data yang terdistribusi sepenuhnya tergantung pada jaringan. Dengan pemrosesan data terdistribusi, kekuatan pemrosesan didistribusikan pada berbagai tempat yang disatukan melalui jaringan telekomunikasi. Sistem Client / Server merupakan suatu varian dari sistem terdistribusi yang kekuatan pemrosesan didistribusikan antara sistem server pusat. Dua manfaat penting dari sistem distribusi dan client adalah biayanya lebih hemat dan pelayanan yang meningkat serta respon yang lebih baik terhadap


(56)

berbagai masalah yang timbul. Sistem seperti ini umumnya sangat tergantung pada jalur telekomunikasi yang berkualitas tinggi. 4. Pemberdayaan Komunikasi

Jaringan komputer memperkuat proses komunikasi dalam satu organisasi (dan diantara organisasi) dengan berbagai cara. Jaringan telepon merupakan alat utama komunikasi dalam dan diantara organisasi. Elektronic Mail (E-mail) yang dikirim untuk seluruh jaringan komputer menjadi alat utama berkomunikasi dalam berbagai organisasi di dekade terakhir. Keterkaitan antar jaringan, telah memungkinkan orang mengadakan komunikasi secara elektronis.

2.2.6.6. Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Ada beberapa jenis jaringan komputer lain berdasarkan luas daerah atau wilayah yang dapat dijangkau (Husein, 2004: 36), yaitu :

a. LAN (Local Area Network)

Local Area Network umumnya merupakan jaringan komputer untuk satu kantor yang digunakan untuk koordinasi antar bagiannya yang bersifat lokal. Jarak jangkauannya sampai 10 km. Sistem LAN ini muncul dari adanya kebutuhan untuk pemakaian sumber daya secara bersama-sama.


(57)

b. MAN (Metropolitan Area Network)

Adalah jaringan komputer antar perusahaan ataupun antar pabrik dalam satu wilayah kota. Jarak jangkauannya antara 10-50 km. c. WAN (Wide Area Network)

Adalah jaringan komputer yang memiliki jangkauan yang sangat jauh, sehingga dapat mencapai seluruh bagian dunia. Jarak jangkauannya lebih dari 50 km.

Adanya jaringan komputer ini menjadi semakin penting karena 1. Banyak perusahaan yang tersebar secara geografis dan perlu

mengirimkan data dalam jumlah yang besar secara cepat dan dapat dipercaya.

2. Teknologi komunikasi data lebih canggih, serba guna dan harganya terjangkau.

3. Banyak perusahaan menggunakan alat jaringan untuk membagi data dan memfasilitasi kerjasama diantara kelompok kerja, manajer dan karyawan lain.

2.2.6.7. Komputer Sebagai Alat Bantu

Di era di mana komputer benar-benar mempengaruhi sebagian besar kegiatan perusahaan, hampir sebagian besar manajer menggunakan komputerisasi untuk mengotomatisasi prosedur-prosedur kerja manual dan mengendalikan semua kegiatan (Linder (1985) dalam Junaedi dan Purwaningsih, 2008: 6).


(58)

Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan sistem informasi dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya (Handayani, 2007: 77).

Menurut Baridwan (1994 : 5-6), beberapa tahapan dalam proses pengolahan data yang memperoleh manfaat besar dari penggunaan komputer antara lain adalah :

1) Verifikasi

Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya: pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan kelayakan jumlah rupiah dalam transaksi dan lain-lain.

2) Sortir

Komputer memungkinkan untuk dilakukannya penyortiran data ke dalam klasifikasi langganan, jenis produk, daerah penjualan, dan sebagainya.

3) Transmission

Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cepat, misalnya data dari suatu file dipindahkan ke file lainnya.


(59)

4) Perhitungan

Dengan komputer, perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening sesudah adanya posting, menghitung jumlah kelompok (batch) transaksi lainnya, dan sebagainya.

2.2.7. Konsep Dasar Computer Anxiety 2.2.7.1. Pengertian Anxiety

Menurut Macquarie Dictionary, anxiety adalah kesukaran atau kesulitan berpikir yang disebabkan oleh ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas bahaya atau kemalangan (Sudaryono dan Astuti, 2005: 896)

Definisi anxiety menurut May (1997) dalam Sudaryono dan Astuti (2005: 896) adalah sebagai suatu ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas adanya ancaman terhadap beberapa nilai yang dianggap penting oleh individu atas keberadaannya sebagai seorang pribadi.

Menurut Levitt (1967), menggambarkan anxiety sebagai suatu ketakutan yang berlebihan yang memotivasi keragaman perilaku pertahanan diri, termasuk gerak-gerik jasmani, ketakutan batiniah atau kekacauan (Sudaryono dan Astuti, 2005: 896).


(60)

Kumpulan definisi anxiety mengesankan bahwa tidak ada kesepahaman yang pasti mengenai definisi anxiety. Seperti yang diungkapkan Levitt (1967), bahwa ruang lingkup definisi anxiety yang tepat itu tidak terbatas dan sangat luas (Sudaryono dan Astuti, 2005: 896).

2.2.7.2. Pengertian Computer Anxiety

Menurut Iqbaria dan Parasuraman (1989), computer anxiety didefinisikan sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang (Sudaryono dan Astuti, 2005: 896).

Menurut Gudono dan Rifa (1999: 24), computer anxiety adalah suatu tipe stres tertentu computer anxiety itu berasosiasi dengan kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan komputer dan penolakan terhadap mesin.

Menurut Wlodkowski (1993: 83) dalam jurnal Dupin-Bryant (2002: 1), computer anxiety adalah suatu respon yang emosional kepada karakteristik komputer yang ditimbulkan oleh ketakutan. Ketakutan dan kecemasan terhadap komputer adalah “kondisi yang cenderung negatif untuk mempelajari dan kurang menarik bagi seseorang”. Interaksi antara manusia dan komputer adalah komplek. Hakkinen (1994) menyarankan bahwa interaksi ini mungkin membuat berbagai macam respon yang


(61)

emosional, termasuk kecemasan. Ketakutan terhadap komputer merupakan komunikasi yang alami antara interaksi manusia dan komputer.

Dalam jurnal Nicole Joncour, et. al., (1994: 1), computer anxiety adalah sebagai suatu respon yang muncul berupa kecemasan atau ketakutan terhadap teknologi komputer yang diiringi oleh perasaan yang bercampur aduk, gugup dan tertekan (Mclnerney dan Sinclair, 1994). Mclnerney, et. al., (1994) lebih jauh mencatat bahwa berbagai perasaan dari suatu anxiety mungkin saja diiringi oleh keyakinan dan sikap yang negatif terhadap teknologi, termasuk khawatir dirinya terlihat kaku, bodoh dan dapat merusak komputer.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan tentang hal-hal yang berkaitan dengan computer anxiety beserta dampak yang ditimbulkannya. Peneliti yang berbeda-beda dalam konteks penelitian yang berbeda-beda pula seringkali menghasilkan suatu kesimpulan yang berbeda-beda pula.

2.2.7.3. Dampak Computer Anxiety terhadap Pemakai Komputer

Menurut Linda V. Orr (2000), computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan (Sudaryono dan Astuti, 2005: 896), yaitu:


(62)

a. Anxious Technophobe

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini akan menunjukkan tanda-tanda klasik yang merupakan reaksi kekhawatiran (anxiety reaktion) ketika menggnakan suatu teknologi, tanda-tanda tersebut dapat berupa munculnya keringat ditelapak tangan, detak jantung yang keras atau sakit kepala.

b. Cognotive Technophobe

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini pada mulanya merasa tenang dan relaks, mereka sebenarnya menerima suatu teknologi baru tetapi muncul beberapa pesan negatif seperti “Saya akan menekan tombol yang salah dan mengacaukan mesin ini”. c. Unconfortable User

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini dapat dikatakan sedikit khawatir dan masih muncul pernyataan negatif, tetapi secara umum tidak membutuhkan one-on-one-counselling.

Kegelisahan terhadap komputer dapat memunculkan dua hal, yaitu:

a. Fear (takut)

Seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak menguasai teknologi komputer, sehingga mereka belum bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran komputer.


(63)

b. Anticipation (antisipasi)

Seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan (anticipation) terhadap komputer.

2.2.8. Computer Experience

Pengalaman merupakan dasar dalam melakukan tugas artinya dengan pengalaman seseorang akan lebih cepat memahami sesuatu dan menjadikannya mempunyai wawasan yang luas, sehingga akan terbiasa untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu serta mudah untuk beradaptasi dalam berbagai kondisi lingkungan pekerjaan yang berbeda.

Pengalaman (experience) merupakan modal yang diterima berdasarkan keahlian di masa yang lalu. Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut pendapat Thompson, et. al., (1994) dalam jurnal Rifa dan Gudono (1999: 24) menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap penggunaan Personal Computer. Orang yang mempunyai pengalaman dibidang komputer mempunyai keahlian yang lebih tinggi dari orang yang tidak mempunyai pengalaman (Horrison & Rainer,1992). Levin dan Gordon (1989) mengemukakan bahwa subjek yang mempunyai komputer sendiri lebih termotivasi untuk mengenal komputernya dan memiliki sikap yang


(64)

lebih berpengaruh terhadap komputer daripada subjek yang tidak memiliki komputer.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa computer experience adalah tingkat ketidaknyamanan seseorang terhadap penggunaan komputer yang dikarenakan adanya pengaruh kurangnya pengetahuan terhadap komputer yang didapat dari masa lalu. Lama tidaknya keberadaan seseorang dalam perusahaan mempengaruhi tingkat produktifitas dalam memyelesaikan pekerjaannya. Dan tentu tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi setiap kejadian antara seseorang yang berpengalaman dan yang kurang pengalaman akan berbeda.

Beberapa penelitian berdasarkan pengalaman (Czaja (1998); Dyck (1994); Sharit, et. al., (1998); Marquie (1994) dalam jurnal Butchko, 2003: 2) menemukan perbedaan-perbedaan antara generasi muda dan tua. Pencarian meliputi generasi tua yang mengalami tingkat ketidaknyamanan yang tinggi, perasaan yang tidak manusiawi, kurangnya kontrol ketika menggunakan komputer dan rendahnya percaya diri (kepercayaan bahwa seseorang yang merasa mampu dalam mengoperasikan teknologi komputer). Yang ditemukan bahwa generasi keinginan secara fisik dan ketidaknyaman secara tetap bagi generasi tua dan muda mengalami sedikit stres daripada generasi muda ketika mengerjakan tugas-tugas secara interaktif. Singkatnya, yang ditemukan bahwa generasi tua memiliki tingkat kemampuan komputer yang rendah.


(65)

Walau secara keseluruhan, mereka memiliki rasa tidak percaya diri yang rendah daripada generasi muda.

2.2.9. Konsep Dasar Demografi 2.2.9.1. Pengertian Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani ’Demos’ yang berarti rakyat atau penduduk dan ’Grafein’ yang artinya menulis. Jadi demografi (Achille Guillard) adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk (Yasin, 2007: 1).

Menurut Donald J. Bogue, demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial (Yasin, 2007: 1).

Menurut Philip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi mempelajari tentang jumlah, persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut (Yasin, 2007: 2).

Menurut Goerge W. Barclay, demografi memberikan gambaran yang menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajari tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan (Yasin, 2007: 2).


(66)

Demografi merupakan studi tentang proses vital dalam hal terjadinya pengumpulan penduduk dalam jumlah besar dan secara keseluruhannya secara bersama (Kartasapoetra dan Kreimers, 1987 : 411).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan bagian dari faktor demografi yang merupakan salah satu aset penting dalam melakukan kegiatan, terutama dalam suatu organisasi hal ini juga tidak tergeser kedudukannya meskipun perkembangan teknologi yang sangat pesat.

2.2.9.2. Tujuan Demografi

Bermacam-macam karakteristik penduduk dan gejala-gejala yang saling berhubungan di dalam masyarakat dipakai para ahli demografi untuk 4 tujuan pokok (Yasin, 2007: 4), yaitu :

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.


(67)

2.2.9.3. Komponen Demografi

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Hal tersebut diakibatkan oleh 3 komponen (Yasin, 2007: 5), yaitu :

1. Fertilitas (Kelahiran)

Sebagai istilah demografi diartikan hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup (Yasin, 2007: 55).

2. Mortalitas (Kematian)

Menurut UN (United Nations) dan WHO (World Health Organization), kematian adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Yasin, 2007: 84).

3. Migrasi

Adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara (Yasin, 2007: 114).


(68)

2.2.9.4. Komposisi Penduduk Menurut Usia

Usia merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh penting, baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi (Yasin, 2007: 19). Dapat dikatakan bahwa usia merupakan identitas diri seseorang berdasarkan masa kehidupannya. Untuk itu usia digolongkan pada kondisi seseorang saat ini yaitu usia muda dan usia tua.

Semakin muda usia seseorang maka akan semakin besar rasa keinginannya untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya, sehingga banyak alternatif terhadap pekerjaannya yang diinginkannya. Pengaruh usia pada personil komputer dalam menjalankan tugas masing-masing dalam pekerja berbeda, hal ini dapat diasumsikan bahwa usia yang lebih muda mempunyai keahlian lebih tinggi.

Robbins dan Coulter (2007: 45) menyatakan bahwa “kaum pekerja menjadi lebih heterogen dalam hal jenis kelamin, ras, kebangsaan, usia dan ciri-ciri lainnya yang mencerminkan perbedaan-perbedaan. Sedangkan menurut Robbins (2007: 48) menyatakan bahwa “dengan makin tuanya para pekerja, makin sedikit kesempatan alternatif pekerjaan bagi mereka. Disamping itu, pekerja yang lebih tua kecil kemungkinan akan berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka tingkat upah yang lebih


(69)

tinggi, liburan berupah yang lebih panjang dan tunjangan pensiun yang lebih menarik”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka jelaslah usia seseorang mempengaruhi tingkat kecepatan dan kapasitas dalam melakukan pekerjaan.

Menurut Yasin (2007: 14) pembagian umur seseorang secara ekonomi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Umur produktif (umur 15-64 tahun)

b. Umur tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur di atas 65 tahun)

Sedangkan menurut Henslin (2007: 81-85), seorang manusia mengalami beberapa tahap kehidupan yang diklasifikasikan berdasarkan usia sebagai berikut :

a. Masa kanak – kanak (sejak lahir hingga sekitar usia 12 tahun) b. Masa remaja (usia 13-17 tahun)

c. Masa dewasa muda (usia 18-19 tahun) d. Masa usia menengah (usia 30-65 tahun)

 Masa usia menengah dini (usia 30-49 tahun)

 Masa usia menengah lanjut (usia 50-65 tahun) e. Masa usia lanjut (sekitar 65 tahun ke atas)


(1)

119

komputer bagi karyawan), proses perubahan yang berkaitan dengan pengenalan teknologi baru dilingkungan kerja. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang akan datang tentang teknologi informasi.dan memberikan tambahan wawasan teoritis bagi masyarakat akademis.

4.10. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan telah dilakukan secara optimal, namun peneliti masih merasa banyak adanya kekurangan baik dalam pelaksanaan penelitian dan hasil dari penelitian itu sendiri. Hal tersebut disebabkan adanya berbagai keterbatasan-keterbatasan yang ada, antara lain :

a. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara langsung.

b. Waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu adanya kesibukan para manajer menyebabkan tidak maksimal dalam pengisian kuesioner.

c. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa masih ada hubungan variable lain selain yang diungkapkan oleh peneliti, sehingga diharapkan untuk penelitian yang akan dating hendaknya menggunakan variabel lain yang juga mempunyai hubungan dengan computer anxiety.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini digunakan untuk menguji dan membuktikan adanya hubungan antara computer experience dan usia dengan computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel computer experience dengan variabel computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

2. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan variabel computer anxiety pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.

3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan variabel computer experience pada karyawan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dalam menggunakan komputer.


(3)

121

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan dapat diajukan beberapa saran antara lain:

1. Bagi PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo

Disarankan dalam pengambilan keputusan mengenai sumber daya manusia (penerimaan, penyeleksian dan rencana pelaksanaan pelatihan komputer bagi karyawan) lebih fokus dalam pengalaman kerja karyawan dan mengabaikan usia. Seperti computer experience meningkat, cenderung memiliki computer anxiety yang menurun pada karyawan berusia tua maupun muda.

2. Bagi penelitian yang akan datang

Disarankan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dalam referensi bagi penelitian lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta menggunakan objek penelitian yang lebih banyak dan menambah variabel bebas yang lain, yang kemungkinan mempunyai hubungan dengan computer anxiety.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Penerbit Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Henslin, James M, 2007, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Edisi Keenam, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Husein, M. Fakhri dan Wibowo, Amin, 2002, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Ikhsan, Arfan dan Ishak, Moh, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, H. M., 2000, Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Jogyakarta.

Kartasapoetra, G dan Kreimers, L.J.B, 1987, Sosiologi Umum, Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta.

Ladjamudin, Al-Bahra Bin, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Muhidin, Ali dan Abdurrahman, Maman, 2007, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS), Penerbit Pustaka Setia, Bandung

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Riduwan, 2004, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit Alfabeta, Bandung.


(5)

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

Siagian, Sondang P, 1990, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Penerbit CV. Haji Masagung, Jakarta.

Siegel, Gary, dan Marconi, Helena R., 1989, Behavioural Accounting, South-Westren Publishing Co.

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi: Beserta contoh Interpretasi

Hasil Pengolahan Data, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya. Supriyanto, Aji, 2005, Pengantar Teknologi Informasi, Penerbit Salemba

Infotek, Jakarta.

Umar, Husein, 2002, Research Methods in Finance and Banking, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wilkinson, W, Joseph, 1993, Sistem Akunting Dan Informasi, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Yasin, 2007, Dasar-Dasar Demografi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Jurnal :

Sudaryono, Eko A. dan Astuti, Istiati D., 2005, “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi Dalam Menggunakan Komputer (Survei Pada Perusahaan Tekstil Di Surakarta)”, Seminar Nasional Akuntansi VIII, hal 894-902.

Budiasih, 2002, “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jilid 7, No. 3, hal 117-130.

Butchko, Lori A, 2003, “Computer Experience and Anxiety: Older Versus Younger Worker”, http://www.iusb.edu/~journal/2001/butchko.html.

Dupin-Bryant, Pam, 2002, “Reducing Computer Anxiety in Adults Learning to Use Microcomputer”, Journals of Extension, volume 40, number 5,


(6)

Handayani, Rini, 2007, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, Nopember, hal. 76-87

Joncour, Nicole, et. al., 1994, “Computer Anxiety, Computer Experience and Self-Efficacy”, The University of Sydney, The Annual Conference of The Australian Association for Research in Education, Newcastle, New South Wales, http://www.aare.edu.au/94pap/joncn94401.txt.

Junaedi, M.F. Shellyana dan Purwaningsih, Anna, 2008, “Pengaruh Otomatisasi Sistem Informasi dan Penguasaan Teknologi Terhadap Pemberdayaan

SDM dan Kesesuaian Tugas-Teknologi Sebagai Pemoderasi”, The 2nd

National Conference UKWMS, Surabaya.

Natigor, Fahmi, 2004, “Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan Aspek Perilaku (Behavioral Aspect)”, digitized by USU digital library.

Rifa, Dandes dan Gundono M, 1999, “Pengaruh Faktor Demografi dan Personality terhadap Keahlian dalam End-User Computing”, JRAI, Vol. 2, No. 1, Januari, hal. 20-36.

Penelitian :

Prasetyo, Deddy, 2007, “Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Self Efficacy Terhadap Keahlian Mahasiswa Akuntansi UPN ‘Veteran’ JATIM Didalam Penggunaan Teknologi Informasi”, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Susanto, Dharmawan, 2008, “Pengaruh Faktor Demografi dan Personality End-User Computing (EUC) Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada Teknologi Informasi PT. Petrokimia”, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.