PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang).

(1)

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Susi Susanti

0903302

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

Oleh Susi Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Susi Susanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Nurdinah Hanifah, M.Pd.

NIP. 197403152006042001

Pembimbing II

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd.

NIP. 196311081988031001

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar SI Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M. Si.


(4)

SUSI SUSANTI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI :

Penguji I

Ani Nur Aeni, M.Pd.

NIP. 197608222005012002

Penguji II

Nurdinah Hanifah, M.Pd.

NIP. 197403152006042001

Penguji III

Regina Lichteria P., M.PFis.

NIP. 197801232009122003

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar SI Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M. Si.


(5)

“PENGARUH

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuaan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Sumedang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Susi Susanti


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Pembatasan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 9

D. Batasan Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 11

1. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11


(7)

3. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar 14

4. Karakteristik siswa Sekolah Dasar ... 15

B. Media Berbasis Komputer ... 17

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 18

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 19

4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20

5. Media Berbasis Komputer ... 21

a. Pengertian Media Berbasis Komputer ... 21

b. Pengertian Powerpoint ... 22

c. Kelebihan Media Berbasis Komputer ... 22

d. Cara Membuat Media Berbasis Komputer ... 23

e. Langkah-langkah Pembelajaran ... 23

6. Teori Belajar yang Mendukung Penggunaan Media Berbasis Komputer ... 24

a. Teori Belajar Kognitif ... 24

b. Teori Belajar Behavioris ... 25

C. Belajar dan Hasil Belajar ... 26

1. Pengertian Belajar ... 26

2. Ciri-ciri Belajar ... 26

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 27

4. Hasil Belajar ... 27

D. Menghargai Keragaman Budaya ... 29

1. Pengertian Menghargai keragaman budaya ... 29

2. Contoh keragaman budaya ... 30

3. Cara menghargai keragaman budaya ... 31

4. Menghargai keragaman budaya dalam Kurikulum PIPS di Sekolah Dasar ... 32

E. Penelitian yang Relevan ... 34

F. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Populasi dan Sampel ... 36

B. Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian ... 37

1. Metode Penelitian ... 37

2. Desain Penelitian ... 37

3. Prosedur Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 40

1. Tes ... 40

a. Validitas Soal ... 41

b. Reliabilitas Instrumen ... 43

c. Tingkat Kesukaran ... 44


(8)

xi

2. Non Tes ... 49

a. Skala Sikap ... 49

b. Wawancara ... 49

c. Observasi ... 49

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 50

1. Pengolahan Data Tes ... 50

a. Uji Normalitas ... 50

b. Uji Homogenitas ... 51

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 52

d. Gain Normal ... 52

2. Pengolahan Data Skala Sikap ... 53

3. Pengolahan Data Wawancara ... 54

4. Pengolahan Data Observasi ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 55

1. Pemaparan Data Pretes ... 55

a. Uji Normalitas Data Pretes ... 59

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 59

2. Pemaparan Data Postes ... 60

a. Uji Normalitas Data Postes ... 64

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ... 64

3. Uji Hipotesis ... 66

a. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 67

b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 72

4. Pemaparan Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 73

5. Pemaparan Data Hasil Wawancara ... 75

a. Pemaparan Data Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 75

b. Pemaparan Data Hasil Wawancara dengan Guru ... 76

6. Pemaparan Data Observasi ... 77

a. Pemaparan Data Observasi Kinerja Guru ... 77

b. Pemaparan Data Observasi Aktivitas Siswa ... 85

B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 92

1. Pembahasan Data Hasil Belajar ... 92

a. Peningkatan Hasil Belajar ... 92

b. Perbedaan Hasil Belajar ... 94

2. Pembahasan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran PIPS dengan Media Berbasis Komputer ... 95

3. Pembahasan Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pembelajaran Media Berbasis Komputer ... 100

4. Pembahasan Data Observasi Proses Pembelajaran ... 102

a. Pembahasan Data Observasi Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 102


(9)

b. Pembahasan Data Observasi Proses Pembelajaran di Kelas

Kontrol ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 115


(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pengelompokkan Media ... 20

2.2 Kurikulum IPS Kelas V Sekolah Dasar ... 33

3.1 Sampel Penelitian ... 36

3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 42

3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal ... 42

3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 44

3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 45

3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 45

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 47

3.8 Hasil Perhitungan daya Pembeda Tiap Soal ... 47

3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 48

3.10 Kriteria Tingkat N-gain ... 53

3.11 Rentang Skala Likert ... 53

3.12 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 54

4.1 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 56

4.2 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 57

4.3 Uji Normalitas Pretes ... 59

4.4 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Pretes ... 60

4.5 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 61

4.6 Data Hasil Postes Kelas Kontrol ... 62

4.7 Uji Normalitas Postes ... 64

4.8 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Postes ... 65

4.9 Rata-Rata N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 66

4.10 Uji Normalitas Data Tes Kelas Eksperimen ... 68

4.11 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah (1) ... 68

4.12 Uji Normalitas Data Tes Kelas Kontrol ... 69

4.13 Uji Homogenitas Data Tes Kelas Kontrol ... 69

4.14 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah (2) ... 70


(11)

4.16 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 73

4.17 Penskoran Data Skala sikap ... 74

4.18 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 74

4.19 Rekapitulasi Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 74

4.20 Data Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 80

4.21 Data Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 80

4.22 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1... 81

4.23 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-1 ... 82

4.24 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2... 82

4.25 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-2 ... 83

4.26 Data Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran di Kelas Eksperimen 84 4.27 Data Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 84

4.28 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1 ... 87

4.29 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-1 ... 88

4.30 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2 ... 89


(12)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 4

2.1 Media Berbasis Komputer... 24

4.1 Diagram Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

4.2 Diagram Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

4.3 Diagram Perbandingan Data Nilai N-gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

4.4 Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes ... 71

4.5 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 85

4.6 Diagram Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 91


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 115

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 122

3. Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-1... 129

4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-1 ... 131

5. Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-2... 132

6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-2 ... 134

Instrumen Tes 7. Kisi-kisi Soal Ujicoba ... 135

8. Soal Ujicoba ... 136

9. Kunci Jawaban Soal Ujicoba ... 141

10. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes ... 142

11. Kartu Soal Pretes dan Postes ... 143

12. Soal Pretes dan Postes ... 151

13. Kunci Jawaban Pretes dan Postes ... 154

Instrumen Nontes 14. Kisi-kisi Skala Sikap Respon Siswa Kelas Eksperimen ... 155

15. Skala Sikap Respon Siswa Kelas Eksperimen ... 156

16. Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 157

17. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 158

18. Kisi-kisi Wawancara dengan Guru ... 159

19. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Guru ... 160

20. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 161

21. Lembar Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 162

22. Deskriptor Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 164

23. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 167

24. Lembar Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 168

25. Deskriptor Observasi Kinerja Guru Kelas Kontrol ... 170

26. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ke- 1 ... 173

27. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ke- 2 ... 174

28. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1 ... 175

29. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2 ... 176


(14)

xvii

Hasil Ujicoba Instrumen

31. Validitas Butir Soal ... 178

32. Validitas Instrumen ... 180

33. Reliabilitas Instrumen ... 181

34. Tingkat Kesukaran Soal ... 183

35. Daya Pembeda ... 185

Analisis Data Hasil Penelitian 36. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 187

37. Data Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 188

38. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 189

39. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 191

40. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 192

41. Data Hasil Postes Kelas Kontrol ... 193

42. Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 194

43. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 196

44. Data N-gain Kelas Eksperimen... 197

45. Data N-gain Kelas Kontrol ... 198

46. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 199

47. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 203

48. Rekapitulasi Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 206

49. Data Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 208

50. Data Hasil Wawancara dengan Guru ... 209

51. Data Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 210

52. Data Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 212

53. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1 ... 2Ke-14

54. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2 ... Ke-215

55. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke- 1 ... 216

56. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke- 2 ... 217

Dokumentasi 57. Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 218

58. Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 221

59. Hasil Pengerjaan LKS Kelas Eksperimen ... 224

60. Hasil Pengerjaan LKS Kelas Kontrol ... 226

61. Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 228


(15)

63. Hasil Skala Sikap ... 234

64. Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 237

Surat-surat 65. Surat Pengangkatan Pembimbing ... 243

66. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 244

67. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 245


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih maju melalui sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut terlihat dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (Fokusmedia, 2003: 3) tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Mengenai belajar, belajar (Sumiati dan Asra, 2009: 38) adalah “Proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan”. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar, artinya seseorang telah belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Proses belajar yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap, persepsi dan tingkah laku lainnya adalah hasil dari pengalaman. Hasil belajar tersebut tentu sangat tergantung dari proses belajar dan lingkungan belajar itu sendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain, dengan begitu manusia dituntut supaya bisa berinteraksi dengan baik. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkualitas harus mempunyai pengetahuan yang bisa mendukung kemampuan berinteraksi tersebut. Mata pelajaran yang mendukung supaya siswa memiliki kemampuan sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial adalah mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS).

Menurut Sapriya (2008: 40), “Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu

mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan”.


(17)

S. Nasution (Hanifah, 2009: 121) juga mengemukakan pendapatnya, bahwa „IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berhubungan dengan manusia di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, pemerintahan dan psikologi sosial‟.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dan konteks sosialnya sebagai anggota masyarakat.

Adapun tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006: 4) adalah sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,

2. Memiliki kemampuan dasar untuk bepikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial,

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Maka dapat dikatakan bahwa PIPS harus mampu menunjang kemampuan berinteraksi siswa sebagai makhluk sosial. PIPS dituntut untuk mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang berwawasan luas serta mempunyai keterampilan dan sikap sosial. Di sekolah dasar siswa dikenalkan dengan berbagai konsep yang ada di masyarakat supaya siswa menjadi sumber daya manusia yang siap terjun ke masyarakat kelak yang penuh dengan keragaman baik keragaman suku, bahasa, adat istiadat, kesenian dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh siswa di masyarakat nanti.

Pencapaian tujuan-tujuan PIPS tersebut bersumber dari materi pembelajaran yang akan diajarkan. Materi pembelajaran (Hakiim, 2009: 115) merupakan “Pengetahuan, sikap, keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan”. Oleh karena itu dalam mengajarkan materi, pembelajaran yang dilaksanakan harus menggali pengalaman siswa, meningkatkan kemampuan siswa dan memotivasi siswa agar siap terjun ke lingkungan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sumiati dan Asra (2009: 49),


(18)

3

Keefektifan pembelajaran diantaranya dipengaruhi oleh bentuk belajar yang ingin dimunculkan pada diri siswa. Dalam mengajarkan materi pembelajaran perlu diketahui dulu karakteristik materi pembelajaran dan bentuk belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Selanjutnya disiapkan pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi pembelajaran tersebut.

Sumiati dan Asra (2009: 33) juga menjelaskan bahwa:

Prinsip-prinsip umum yang dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis, mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa, kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar, tujuan pembelajaran harus diketahui siswa, dan mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang belajar.

Berdasarkan pendapat Sumiati dan Asra diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran PIPS seorang guru harus dapat menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Sebagai seorang pendidik guru hendaknya menyajikan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Pada usia sekolah dasar (7-12 tahun) siswa berada pada masa operasional konkret, yaitu masa berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir konkret (berkaitan dengan dunia nyata).

Piaget (Budiningsih, 2012: 39) menyatakan bahwa „Pada tahap operasional

konkret anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif, untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret

sehingga ia mampu menelaah persoalan‟. Jadi, ciri pokok perkembangan pada tahap operasional konkret adalah anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Oleh karena itu pengembangan materi pembelajaran harus berbasis media.

Selain harus menyajikan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa, sebaiknya guru juga memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Menurut buku Quantum Learning (Putrantri, 2007) dipaparkan bahwa „Terdapat tiga gaya belajar yaitu visual, auditori atau kinestetik (V-A-K), walaupun masing-masing dari kita belajar dengan


(19)

menggunakan ketiga gaya belajar tersebut pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya‟. Untuk itu suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan ketiga gaya belajar tersebut.

Seorang guru merupakan ujung tombak untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik siswa maka guru harus menerapkan belajar aktif yaitu menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran dan tugas guru hanya sebatas menjadi motivator dan fasilitator. Cahyani (2010: 1) menyatakan bahwa:

Dengan belajar aktif terbukti mampu menyimpan informasi setelah belajar dua minggu adalah 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari yang dilakukan dan dikatakan. Sedangkan dengan belajar pasif hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, dan 50% dari apa yang dilihat dan didengar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pasif yang hanya menggunakan satu bagian indera saja dalam satu waktu, terbukti hanya mampu menyimpan sedikit saja informasi. Oleh karena itu sebaiknya guru lebih baik menerapkan belajar aktif.

Gambar 1.1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale Sumber: Sadiman, dkk. (2006: 8)

Dari Gambar 1.1 di atas, tampak bahwa pengalaman belajar yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung


(20)

5

dengan lingkungan, objek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara melakukan dengan perbuatan langsung.

Maka dari itu seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran PIPS yang dikemas semenarik mungkin, membuat siswa termotivasi untuk belajar aktif dan merasa senang. Selain itu guru harus mampu mengaitkan apa yang dipelajari di kelas dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari bukan hanya sebagai aspek pengetahuan saja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar aktif yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan PIPS yaitu menjadi warga negara yang berwawasan luas serta mempunyai keterampilan dan sikap sosial. Media pembelajaran merupakan suatu alternatif cara yang dapat digunakan guru untuk membuat siswa menjadi aktif.

Namun dalam kenyataan di lapangan pembelajaran PIPS belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran PIPS selama ini sering dianggap sebagai mata pelajaran yang bersifat hapalan, membosankan, tidak menantang dan kurang diminati siswa. Hal tersebut tidak lain karena pembelajaran PIPS masih lemah dan cenderung mengarah pada proses menghapal materi. Proses pembelajaran PIPS belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, kualitas partisipasi siswa dalam belajar masih rendah karena siswa jarang dilatih sebagai pembelajar yang secara mandiri melakukan kegiatan belajar dimana dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah dan tanya jawab) serta tanpa penggunaan media pembelajaran sehingga kurang memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran PIPS, siswa tidak fokus dalam pembelajaran dan hasil belajar PIPS siswa pun cenderung masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Hanifah (2009: 120) bahwa:

Pembelajaran mata pelajaran pengetahuan sosial sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian. Akibatnya banyak kritikan yang ditujukan kepada guru-guru yang mengajarkan pengetahuan sosial, antara lain rendahnya daya kreasi guru dan siswa, dan kurangnya variasi pembelajaran. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak.


(21)

Permasalahan tersebut di atas merupakan suatu masalah yang harus diatasi. Untuk itu perlu suatu pemecahan masalah agar pembelajaran PIPS menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Seperti yang sudah terlihat pada gambar Kerucut Pengalaman Edgar Dale, pengajaran melalui penuturan kata-kata (verbal) mempunyai nilai yang sangat rendah. Oleh karena itu, agar pengajaran dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi anak, perlu dipikirkan media-media tertentu yang dapat membawa anak ke pengalaman yang lebih konkret. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran serta menciptakan suasana yang menyenangkan. Dengan media pembelajaran tersebut siswa dapat termotivasi untuk belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada pembelajaran PIPS.

Media pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2009: 160) diartikan sebagai

“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata dan diharapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Pentingnya penggunaan media pembelajaran juga sesuai dengan tahap perkembangan siswa sekolah dasar yang ada pada masa operasional konkret.

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi dan informasi berkembang semakin canggih. Untuk itu pengembangan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada saat ini banyak sekolah yang sudah memiliki fasilitas teknologi yang cukup canggih seperti komputer/laptop serta in focus. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut, masalah-masalah pembuatan media seperti terbatasnya waktu untuk membuat media, sulit mencari media yang tepat agar suatu materi jadi konkret, tidak adanya dana, dan lain sebagainya akan semakin mudah teratasi.

Oleh karena itu media berbasis komputer merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PIPS. Komputer


(22)

7

yang ditunjang dengan software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) seperti aplikasi program microsoft office Powerpoint, in focus, dan speaker sangat memudahkan guru dalam pembelajaran.

Selain dapat memberikan gambaran konkret kepada siswa media pembelajaran berbasis komputer bisa menjembatani keanekaragaman gaya belajar yang dimiliki setiap siswa. Untuk itu suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan ketiga gaya belajar tersebut. Gaya mengajar seorang guru yang cenderung pada salah satu gaya belajar saja bisa dihindari dengan bantuan media berbasis komputer.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Berbasis Komputer terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V pada Materi Menghargai Keragaman Budaya”.

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh penggunaan media berbasis komputer terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya?”.

Dari rumusan masalah tersebut secara lebih rinci dapat diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya?

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media berbasis komputer dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media?

c. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer?


(23)

d. Faktor-faktor apa saja yang mendukung atau menghambat terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer?

e. Bagaimana proses pembelajaran pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer?

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media berbasis komputer dengan pemanfaatan program powerpoint, in focus dan speaker. Powerpoint yang digunakan merupakan penggabungan dari berbagai media diantaranya adalah pengolahan teks, warna, gambar, grafik, video, musik dan animasi. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V SDN Cilembu tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan menghargai keragaman budaya.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk menghindari arah penelitian yang terlalu lebar dalam penelitian ini, maka penulis menyusun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian yang sederhana ini. Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada materi menghargai keragaman budaya setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media berbasis komputer.

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan media berbasis komputer dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media.

c. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung atau menghambat terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer.


(24)

9

e. Untuk mengetahui proses pembelajaran pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi guru, siswa dan sekolah yang berkepentingan. Manfaat tersebut yang diharapkan antara lain adalah sebagai berikut.

a. Bagi Guru

1) Dapat memperluas wawasan mengenai media pembelajaran.

2) Meningkatkan kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran.

b. Bagi Siswa

1) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

2) Hasil belajar menjadi lebih meningkat, khususnya pada pembelajaran PIPS pada materi menghargai keragaman budaya.

3) Menambah pengetahuan siswa. 4) Menumbuhkan minat belajar. c. Bagi Sekolah

1) Kualitas pendidikan di sekolah menjadi lebih meningkat. 2) Kinerja guru menjadi lebih baik.

3) Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran PIPS. d. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan media berbasis komputer.

2) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.


(25)

D. Batasan Istilah

Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Media berbasis komputer adalah multimedia interaktif yang merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk tercapainya kompetensi/subkompetensi mata kuliah yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Susilana dan Riyana, 2009: 126).

2. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar (Ernawati, 2010: 43).

3. Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut (Kurniawan, 2011).

4. Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya (Susilana dan Riyana, 2009: 100).


(26)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian diperlukan populasi dan sampel penelitian. Populasi (Sugiyono, 2007: 117) adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus II Panutan Kecamatan Pamulihan yang terdiri dari enam sekolah dasar yaitu SD Negeri Cirengganis, SD Negeri Haurngombong I, SD Negeri Haurngombong II, SD Negeri Cipacing, SD Negeri mekarbakti, dan SD Negeri Cilembu.

Sampel (Sugiono, 2007: 118) adalah “Sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi”. Sampel dalam penelitian harus mewakili

populasi atau menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang diambil benar.

Karena keterbatasan kemampuan peneliti maka dalam penelitian ini akan diambil sampel dengan cara proporsional stratified random sampling. Menurut

Zuriah (2007: 136), “Proporsional stratified random sampling digunakan

bilamana anggota stratum dalam populasi tidak sama, dengan cara ini akan ditemukan karakteristik masing-masing strata secara proporsional”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian kuasi eksperimen ini adalah kelas VA dan kelas VB SD Negeri Cilembu tahun pelajaran 2012/2013. Adapun rincian sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Sampel

1 VA 32 orang

2 VB 32 orang

Jumlah 64 orang


(27)

B. Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (eksperimen semu). Metode kuasi eksperimen (Hatimah dkk., 2010: 126) adalah:

Penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan kontrol, memanipulasikan semua variabel relevan, harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan–batasan yang ada.

Alasan menggunakan metode kuasi eksperimen adalah karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat dan perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas dilihat hasilnya pada variabel terikat. Penelitian ini menggunakan sepasang perlakuan yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan yaitu dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer dan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan yaitu dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tanpa menggunakan media. Untuk mengetahui hasil belajarnya, kedua kelompok diberikan pretes dan postes.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (the nonequivalent control group design). Desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (Sugiyono, 2007: 116) adalah “Desain yang kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Mekanisme penelitian desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

0 �1 0 0 �2 0

(Maulana, 2009: 24) Keterangan:


(28)

38

�1= pembelajaran PIPS tanpa menggunakan media

�2= pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer

3. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur dalam penelitian ini terbagi dalam empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap pembuatan kesimpulan. Secara rinci tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat surat permohonan izin penelitian dari pihak kampus.

2) Meminta izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

3) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

4) Mengkonsultasikan instrumen yang sudah dibuat kepada pihak ahli.

5) Melakukan ujicoba instrumen, untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.

6) Melakukan pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi dan diujicoba ulang.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen

a) Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru mengenai materi menghargai keragaman budaya.

b) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

c) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu media berbasis komputer.

d) Guru memberikan apersepsi.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

f) Guru menjelaskan materi menghargai keragaman budaya dengan menggunakan media berbasis komputer.


(29)

h) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui. i) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesalah pemahaman. j) Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan mengenai materi

menghargai keragaman budaya.

k) Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru mengenai materi menghargai keragaman budaya.

l) Siswa diberi lembar skala sikap untuk diisi.

2) Tahap pelaksanaan penelitian di kelas kontrol

a) Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru mengenai materi menghargai keragaman budaya.

b) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. c) Guru memberikan apersepsi.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

e) Guru menjelaskan materi menghargai keragaman budaya. f) Siswa berkelompok.

g) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui. h) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesalah pemahaman. i) Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan mengenai materi

menghargai keragaman budaya.

j) Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru mengenai materi menghargai keragaman budaya.

c. Tahap Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis data data pretes dan postes, skala sikap, wawancara dan observasi.

d. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini dilaksanakan penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.


(30)

40

C.Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteliti.Maulana (2009: 8) mengatakan bahwa

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Maulana (2009: 8) menjelaskan bahwa variabel bebas yaitu yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat yaitu yang dipengaruhi atau akibat dari adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penggunaan media berbasis komputer (X) dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas V pada materi menghargai keragaman budaya (Y).

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yaitu soal untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi menghargai keanekaragaman budaya. Sedangkan instrumen nontes yang digunakan yaitu skala sikap, wawancara, dan observasi.

1. Tes

Menurut Suherman (2012: 78), “Tes dapat berupa serentetan pertanyaan,

lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian”.

Pada penelitian ini bentuk soal tes yang akan digunakan pada materi menghargai keanekaragaman budaya yaitu berbentuk pilihan ganda (PG). Menurut Uno dan Koni (2012: 113), “Tes pilihan ganda adala tes yang memuat serangkaian informasi yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya adalah dengan jalan memilih dari berbagai alternatif pilihan yang sudah disediakan”.


(31)

Soal yang akan digunakan untuk pretes dan postes pada penelitian ini berjumlah 15 soal (soal terlampir). Soal yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu diujicobakan dahulu kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah termasuk kriteria soal yang baik atau belum. 15 Soal pada penelitian diambil dari 25 soal (soal terlampir) yang telah diujicobakan.

Ujicoba soal tes tersebut dilakukan di kelas VA dan kelas VB SDN Pasirbiru Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang. Pemilihan tempat ujicoba soal didasarkan pada SD yang telah memperoleh pembelajaran mengenai materi menghargai keragaman budaya, dan kesamaan karakteristik sekolah.

a. Validitas Soal

Validitas (Arikunto, 1987: 136) adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menentukan tingkat (kriteria) validitas instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi, yaitu statistik yang dapat digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.

Menurut Wahyono (2010) manfaat validitas adalah sebagai berikut.

1) Memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut.

2) Dapat memberikan gambaran perbedaan

Koefisien validitas butir soal (Uno dan Koni, 2012: 159) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi Pearson’s Product Moment berikut ini.

= N XY  X Y

[N X2  X 2][N Y2  Y 2] Keterangan: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek/responden X = skor suatu butir/item


(32)

42

Adapun kriteria untuk menafsirkan koefisien validitas menurut Rahadi (Marlina: 2011), yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)

0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

≤ 0,00 Tidak valid

Berdasarkan hasil ujicoba koefisien korelasi validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Validitas Soal

Nomor Soal Koefisien Validitas Validitas Interpretasi

1 0,138 Tidak Valid Validitas sangat rendah

2 0,6004 Valid Validitas tinggi

3 0,638 Valid Validitas tinggi

4 0,13 Tidak Valid Validitas sangat rendah

5 0,362 Valid Validitas rendah

6 0,119 Tidak Valid Validitas sangat rendah

7 0,298 Tidak Valid Validitas rendah

8 0,515 Valid Validitas sedang

9 0,528 Valid Validitas sedang

10 0,36 Valid Validitas rendah

11 0,169 Tidak Valid Validitas sangat rendah

12 0,439 Valid Validitas sedang

13 0,468 Tidak Valid Validitas sedang

14 0,472 Valid Validitas sedang

15 0,486 Valid Validitas sedang

16 -0,008 Tidak Valid Tidak valid

17 0,498 Valid Validitas sedang

18 0,45 Valid Validitas sedang

19 0,276 Tidak Valid Validitas rendah

20 0,518 Valid Validitas sedang

21 0,527 Valid Validitas sedang

22 0,433 Valid Validitas sedang

23 0,09 Tidak Valid Validitas sangat rendah

24 0,556 Valid Validitas sedang


(33)

Perhitungan validitas menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007 for Windows. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi keseluruhan soal adalah = 0,615 yang artinya keseluruhan butir soal memiliki validitas tinggi. Dari 25 soal yang diujicobakan 68% valid, dan 32% tidak valid. Interpretasi dari soal yang diujicobakan tersebut yaitu 4% tidak valid, 24% validitas sangat rendah, 16% validitas rendah, 48% validitas sedang, dan 8% validitas tinggi.

b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Maulana (2009: 45), “Istilah reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya”.

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya maka berapa kali pun, tetap akan sama. Kegunaan reliabilitas (Darmanto, 2012) adalah “Sebagai ukuran keberhasilan suatu sistem bekerja sebagaimana mestinya dengan baik”.

Untuk mengukur reliabilitas instrumen, dapat digunakan nilai koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 1983: 165) yaitu sebagai berikut ini.

11= −

1 1− � 2 2

Keterangan:

11 = reliabilitas = banyak butir soal

�2 = jumlah varians skor setiap item

2 = varians skor total

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas. Kriteria klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Marlina, 2011) adalah sebagai berikut ini.


(34)

44

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < 11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < 11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < 11≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < 11≤ 0,40 Reliabilitas rendah

11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan hasil ujicoba soal yang telah dilaksanakan, dengan menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows diperoleh koefisien reliabilitas keseluruhan soal adalah r11 = 0,74 yang artinya keseluruhan butir soal memiliki reliabilitas tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal (Rasyid dan Mansur, 2009: 238), didefinisikan sebagai “Proporsi atau persentase subjek yang menjawab butir tes

tertentu dengan benar”. Adapun kegunaan tingkat kesukaran (Burhanudin, 2011)

bagi pengujian dan pengajaran adalah sebagai berikut.

1) Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.

2) Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah. 3) Memberi masukan kepada siswa.

4) Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias. 5) Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.

Rumus menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut.

= +

Keterangan:

= tingkat kesukaran

= jumlah benar untuk kelompok atas = jumlah benar untuk kelompok bawah

� = jumlah siswa kelompok atas

Indeks kesukaran yang diperoleh kemudian diinterpretasikan menurut Sundayana (Marlina: 2011), yaitu sebagai berikut.


(35)

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu Mudah

Dengan menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows secara rinci tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Soal Nomor soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,976 Mudah

2 0,762 Mudah

3 0,667 Sedang

4 0,167 Sukar

5 0,857 Mudah

6 0,952 Mudah

7 0,381 Sedang

8 0,333 Sedang

9 0,738 Mudah

10 0,619 Sedang

11 0,857 Mudah

12 0,571 Sedang

13 0,595 Sedang

14 0,667 Sedang

15 0,357 Sedang

16 0,238 Sukar

17 0,714 Mudah

18 0,643 Sedang

19 0,548 Sedang

20 0,571 Sedang

21 0,5 Sedang

22 0,548 Sedang

23 0,5 Sedang

24 0,619 Sedang

25 0,381 Sedang

Dalam Tabel 3.6 menggambarkan 28% soal memiliki indeks kesukaran mudah, 64% soal memiliki indeks kesukaran sedang, dan 8% soal memiliki indeks kesukaran sukar.


(36)

46

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal (Rasyid dan Mansur, 2009 : 245) adalah “Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta tes yang pandai (prestasi tinggi) dengan peserta tes yang kurang pandai (prestasi rendah)”. Tujuan pokok mencari daya pembeda ialah untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki kemampuan membedakan kelompok dalam aspek yang diukur, sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok tersebut.

Manfaat daya pembeda butir soal (Burhanudin, 2011) adalah sebagai berikut ini.

1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya, berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut.

��= −

Keterangan:

�� = daya pembeda

= jumlah benar untuk kelompok atas = jumlah benar untuk kelompok bawah

� = jumlah siswa kelompok atas

Daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda butir soal. Menurut Sundayana (Marlina: 2011) klasifikasi daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut.


(37)

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat rendah

0,00 < DP ≤ 0,20 Rendah

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali

Berdasarkan hasil ujicoba soal yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya pembeda menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows diperoleh hasil bahwa daya pembeda dari 25 soal yaitu 4% sangat rendah, 24% rendah, 8% cukup, 52% baik, dan 12% baik sekali. Secara rinsi daya pembeda tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Soal Nomor soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,091 Rendah

2 0,545 Baik

3 0,909 Baik sekali

4 0,091 Rendah

5 0,364 Cukup

6 0,091 Rendah

7 0,364 Cukup

8 0,636 Baik

9 0,455 Baik

10 0,455 Baik

11 0,182 Rendah

12 0,818 Baik sekali

13 0,727 Baik sekali

14 0,636 Baik

15 0,636 Baik

16 -0,182 Sangar rendah

17 0,545 Baik

18 0,455 Baik

19 0,455 Baik

20 0,545 Baik

21 0,455 Baik

22 0,545 Baik

23 0,091 Rendah

24 0,636 Baik


(38)

48

Setelah berkonsultasi dengan pihak ahli, dari 25 soal yang diujikan, terdapat 15 soal yang akan digunakan dan 10 soal yang tidak akan digunakan. Soal yang akan digunakan untuk pretes dan postes adalah soal nomor 2, 3, 5, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, dan 24. Sedangkan soal yang tidak akan digunakan yaitu soal nomor 1, 4, 6, 7, 11, 13, 16, 19, 23, dan 25. Berikut rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Analisis Butir Soal Validitas : 0,615 (tinggi)

Reliabilitas : 0,74 (tinggi) Nomor

Soal

Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Koefisien

Validitas

Interpretasi Nilai IK

Interpretasi Nilai DP

Interpretasi

1 0,138 Validitas sangat rendah 0,976 Mudah 0,091 Rendah Tidak Digunakan

2 0,6004 Validitas tinggi 0,762 Mudah 0,545 Baik Digunakan

3 0,638 Validitas tinggi 0,667 Sedang 0,909 Baik sekali Digunakan

4 0,13 Validitas sangat rendah 0,167 Sukar 0,091 Rendah Tidak Digunakan

5 0,362 Validitas rendah 0,857 Mudah 0,364 Cukup Digunakan

6 0,119 Validitas sangat rendah 0,952 Mudah 0,091 Rendah Tidak Digunakan

7 0,298 Validitas rendah 0,381 Sedang 0,364 Cukup Tidak Digunakan

8 0,515 Validitas sedang 0,333 Sedang 0,636 Baik Digunakan

9 0,528 Validitas sedang 0,738 Mudah 0,455 Baik Digunakan

10 0,36 Validitas rendah 0,619 Sedang 0,455 Baik Digunakan

11 0,169 Validitas sangat rendah 0,857 Mudah 0,182 Rendah Tidak Digunakan

12 0,439 Validitas sedang 0,571 Sedang 0,818 Baik sekali Digunakan

13 0,468 Validitas sedang 0,595 Sedang 0,727 Baik sekali Tidak Digunakan

14 0,472 Validitas sedang 0,667 Sedang 0,636 Baik Digunakan

15 0,486 Validitas sedang 0,357 Sedang 0,636 Baik Digunakan

16 -0,008 Tidak valid 0,238 Sukar -0,182 Sangar rendah Tidak Digunakan

17 0,498 Validitas sedang 0,714 Mudah 0,545 Baik Digunakan

18 0,45 Validitas sedang 0,643 Sedang 0,455 Baik Digunakan

19 0,276 Validitas rendah 0,548 Sedang 0,455 Baik Tidak Digunakan

20 0,518 Validitas sedang 0,571 Sedang 0,545 Baik Digunakan

21 0,527 Validitas sedang 0,5 Sedang 0,455 Baik Digunakan

22 0,433 Validitas sedang 0,548 Sedang 0,545 Baik Digunakan

23 0,09 Validitas sangat rendah 0,5 Sedang 0,091 Rendah Tidak Digunakan

24 0,556 Validitas sedang 0,619 Sedang 0,636 Baik Digunakan

25 0,183 Validitas sangat rendah 0,381 Sedang 0,091 Rendah Tidak Digunakan

Tabel 3.9 menggambarkan analisis tes soal tiap butir yang telah diujikan dan kemudian dipilih untuk digunakan sebagai soal pretes dan postes pada penelitian yang akan dilakukan.


(39)

2. Non Tes a. Skala Sikap

Sikap dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang kompleks dari seorang individu untuk memperlakukan suatu objek dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu. Oleh karena itu, menurut Maulana (2009: 39), “Sebuah skala sikap terdiri dari sekumpulan pernyataan yang setiap orang diminta untuk memberikan respon atasnya”. Pola dari respon-respon selanjutnya dipandang sebagai bukti/ keterangan dari suatu atau lebih sikap yang mendasari.

Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PIPS mengenai materi menghargai keragaman budaya dengan media berbasis komputer. Skala sikap ini akan diberikan kepada kelas eksperimen pada akhir penelitian setelah pembelajaran selesai. Lembar skala sikap tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Skala sikap ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jawaban dari setiap item skala sikap berupa pilihan kata-kata SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).

b. Wawancara

Zuriah (2007: 179), menyatakan bahwa “Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan

untuk dijawab secara lisan pula”. Pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri

dari pedoman wawancara untuk guru dan pedoman wawancara untuk siswa kelas eksperimen. Wawancara digunakan untuk menjaring data berkaitan pendapat guru sejawat dan serta siswa. Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan dari pihak terkait yaitu guru kelas VA dan siswa VA mengenai pembelajaran materi menghargai keragaman budaya menggunakan media berbasis komputer. Lembar wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran.

c. Observasi

Maulana (2009: 35), menjelaskan bahwa “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan”. Observasi pada penelitian ini


(40)

50

dilakukan untuk memperoleh gambaran baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran. Misalnya observasi mengenai sikap siswa dalam pembelajaran, sikap guru, serta interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menghambat dan mendukung pembelajaran tersebut. Alat yang digunakan pada observasi ini adalah lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa (format terlampir).

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis data (Ulinnuha, 2011) diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Jadi analisis data merupakan pengolahan data menjadi informasi atau kesimpulan untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian berdasarkan data yang diperoleh. Analisis dan pengolahan data pada penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Tes

Teknik pengolahan dan analisis data tes pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dapat dilakukan melalui uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut (Arifin, 2012: 288) .

2

= ( � − )

Keterangan : 2

= nilai statistik uji chi-kuadrat = frekuensi observasi


(41)

Selain menggunakan uji chi-kuadrat, uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Pengujian normalitas pada penelitian ini akan di lakukan menggunakan SPSS 16 for windows. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov, hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0

berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. 1) Jika P-value < �, maka H0 ditolak.

2) Jika P-value ≥ �, maka H0 tidak dapat ditolak.

Dengan demikian, normalitas dipenuhi berdasarkan taraf signifikasi (α=0,05). Untuk menetapkan kenormalan kriteria yang berlaku jika signifikansi yang diperoleh lebih dari α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh kurang dari α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat variansi data yang sama atau tidak. Uji ini dilakukan jika populasinya berdistribusi normal. Untuk melakukan uji homogenitas dapat menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 276).

Fhitung =

2 2 � �

Keterangan :

F = nilai statistik uji Fisher

2 = simpangan baku terbesar dari kedua kelompok 2 � � = simpangan baku terkecil dari kedua kelompok

Jika Fhitung< Ftabel, maka varians kedua data sampel dinyatakan homogen.

Sebaliknya Fhitung≥ Ftabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen


(42)

52

Pengujian homogenitas pada penelitian ini akan menggunakan SPSS 16 for windows melalui uji Levene. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Variansi pada tiap kelompok homogen.

H1 : Variansi pada tiap kelompok tidak homogen.

Dengan demikian, homogenitas dipenuhi berdasarkan taraf signifikasi (α=0,05). Untuk menetapkan homogen atau tidak kriteria yang berlaku jika signifikansi yang diperoleh lebih dari α, maka sampel berasal dari populasi yang homogen. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh kurang dari α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen.

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Uji perbedaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis, ada tiga alternatif yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut ini.

1) Jika data dari kedua kelas tersebut normal dan homogen , maka dilakukan uji independent sample t-test dengan menggunakan SPSS 16 for windows.

2) Jika hasil tes yang diperoleh memiliki distribusi normal dan memiliki variansi yang tidak sama (tidak homogen) maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan uji t’ sample independen. 3) Jika data yang diperoleh tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas dan langsung melakukan uji perbedaan dua rata-rata non-parametrik menggunakan Mann-Whitney dalam SPSS 16 for windows.

d. Gain Normal

Untuk menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-gain) menurut Meltzer (Fauzan: 81)

� � = � � �

� � �

Keterangan:

� = Skor postes

� � = Skor pretes


(43)

Adapun kriteria tingkat N-gain menurut Hake (Fauzan: 82) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kriteria tingkat N-Gain

Tingkat N-Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Selain itu untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan antara N-gain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata dengan prosedur yang sama dengan pengolahan data skor pretes dan postes.

2. Pengolahan Data Skala Sikap

Skala sikap pada penelitian ini merupakan sekumpulan pertanyaan yang setiap siswa diminta responnya mengenai pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya dengan media berbasis komputer. Respon tersebut ditunjukan dengan memilih jawaban yang sudah disediakan yaitu berupa pilihan kata-kata SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari skala sikap tersebut diberi skor sesuai dengan skala Likert (Sukmadinata, 2010: 240) sebagai berikut.

Tabel 3.11 Rentang Skala Likert

Jenis Pernyataan SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Data yang diperoleh dari skala sikap tersebut kemudian diolah dengan mencari persentase dan rata-rata jawaban untuk setiap butir pernyataan selanjutnya hasilnya ditafsirkan sesuai dengan pengkategorian respon (Azizah, 2012: 40) pada Tabel 3.12 sebagai berikut.


(44)

54

Tabel 3.12

Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap

Rata-rata ( ) Kategori Respon

Jika > 3 Positif ( + )

Jika = 3 Netral

Jika < 3 Negatif ( - )

3. Pengolahan Data Wawancara

Setelah data hasil wawancara tersebut dikumpulkan, kemudian dianalisis jawaban yang telah diperoleh dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang diberikan dari narasumbernya.

Data tersebut dikelompokkan sesuai dengan jawaban pada setiap nomor wawancara dan dikelompokkan dengan jawaban yang memiliki pendapat yang sama. Kemudian diambil sebuah kesimpulan untuk setiap daftar pertanyaan dalam wawancara tersebut.

4. Pengolahan Data Observasi

Penilaian data hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung. Kesimpulan tersebut berdasarkan dari persentase data yang telah dihitung.

Penilaian data hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas siswa diukur dengan skor pada rentang 1-3. Skor yang telah diberikan untuk masing-masing aspek dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku baik (B) dengan rentang skor 7-9, cukup (C) dengan rentang skor 4-6, atau kurang (D) dengan rentang skor 0-3. Sedangkan penilaian hasil observasi kinerja guru diukur dengan cara menghitung persentase yang diperoleh dari jumlah skor yang diberikan observer terhadap kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi kinerja guru diukur dengan skor pada rentang 0-3. Skor yang diberikan tergantung dari berapa indikator yang muncul saat pembelajaran.


(45)

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran

PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer maupun dengan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan media. Namun, dilihat dari hasil peningkatannya, kedua pembelajaran tersebut berbeda secara signifikan. Keseluruhan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar, begitu pula pada kelas kontrol keseluruhan siswa juga yang mengalami peningkatan. Tetapi peningkatan antara kedua kelas tersebut berbeda, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada peningkatan kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer lebih baik secara signifikan daripada pembelajaran PIPS secara konvensional tanpa media.

2. Perbedaan hasil belajar siswa pada materi menghargai keragaman budaya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tingkat kepercayaan 95% telah dibuktikan. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada materi menghargai keragaman budaya dengan menggunakan media berbasis komputer dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media” dapat diterima atau dibuktikan.

3. Secara umum, respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer menunjukan sikap yang positif. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor skala sikap secara keseluruhan adalah 4,08 atau 81,5% siswa merespon positif. Media berbasis komputer dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan menawarkan alternatif pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan bagi siswa.


(46)

109

4. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer yaitu belajar kelompok dan kecakapan guru dalam mengajar. Selain itu, terdapat faktor yang menghambat dalam pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer, yaitu gangguan teknis dari media tersebut seperti video yang kurang jelas dan suara musik yang kurang terdengar.

5. Proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer pada

pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya dapat dilihat dari data observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Peneliti telah memberikan kinerja yang maksimal baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Walaupun kinerja guru yang dilaksanakan sama tetapi pada kelas eksperimen yang belajar PIPS menggunakan media berbasis komputer aktivitas siswa dapat lebih meningkat dari pada aktivitas siswa pada kelas kontrol yang belajar PIPS secara konvensional tanpa menggunakan media.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih berinovasi dalam menciptakan suasana pembelajaran dan membuat media pembelajaran yang menarik agar siswa belajar dengan lebih bermakna.

2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer ini diharapkan minat siswa terhadap pembelajaran PIPS lebih meningkat dan mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru untuk dapat lebih memanfaatkan teknologi yang ada dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(47)

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran dalam mata pelajaran PIPS.


(48)

111

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainab. (2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: INSAN CENDEKIA.

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: ROSDA.

Arikunto, Suharsimi. (1987). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: BINA AKSARA.

Azizah, Siti. (2012). Pengaruh Metode Horisontal (Metris) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III pada Materi Perkalian (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas III SD Negeri 3 Arjawinangun Desa Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Budiningsih. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Burhanudin, Hilman. (2011). Rumus Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran.

[Online]. Tersedia: http://hilmanburhanudin.blogspot.com/2011/04/rumus-daya-pembeda-dan-tingkat.html [12 April 2013]

Cahyani, Riana. (2010). Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta: Balai Pustaka.

Darmanto. (2012). Analisis Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://statistikanyadarmanto.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/ANREL-02-RELIABILITAS-FUNGSI-HAZARD.pdf [12 April 2013]

Duwi. (2011). Uji Homogenitas. [Online]. Tersedia:

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-homogenitas.html [25 Mei 2013]

Ernawati, Diah. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievment division) dengan Media Monopoli untuk Meningkatkan Hasil Beljar Siswa pada Materi Perjuangan Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda Kelas V SDN Kasugengan LOR III Kecamatan Depok kabupaten Cirebon. Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Fauzan. (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa


(49)

Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatihurip dan SDN Cilengkrang di Kabupaten Sumedang). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan. Hakiim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana

Prima.

Hanifah, Nurdinah. (2009). Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Sumedang: KKN 2009.

Hatimah, Ihat dkk., (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Kurniawan, Eko. (2011). Keanekaragaman Budaya di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://koeeko.wordpress.com/2011/03/20/keanekaragaman-budaya-di-indonesia/ [26 November 2012]

Lamri dan Ichas. (2006). Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Listiyani, Dwi Ari dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Marlina. (2011). Penyusunan Kisi-kisi Butir Soal. [Online]. Tersedia: http://marlina2.wordpress.com/tag/uji-validitas/ [30 Maret 2013]

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Mei, Fajar Sapta. (2011). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pemanfaatan Program Powerpoint untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Penjajahan Belanda di Indonesia Kelas V SDN 3 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun kabupaten Cirebon. Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan. Ndraha, Taliziduhu. (2003). Budaya Organisasi. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Nurjanah, Ika. (2012). Hubungan Media Power Point dengan Hasil Belajar.

[Online]. Tersedia:

http://ikanurjanah- ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html [26 November 2012]


(50)

113

Putrantri, Nurita. (2007). Gaya Belajar Anda Visual, Auditori, atau Kinestetik ?. [Online]. Tersedia: http://nuritaputranti.wordpress.com/2007/12/28/gaya-belajar-anda-visual-auditori-atau-kinestetik/ [12 April 2013]

Rasyid, Harun dan Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. WACANA PRIMA.

Sadiman, Arief dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda.

Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

Setyo bekti, Didit. (2012). Pengaruh media powerpoint terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas V sd negeri ngebung beran tahun 2011/2012. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9723/ [1 Juni 2013] Solihatin, Etin. (2008). Cooperative Learnig Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana dan Rivai. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Supriatna, dkk.. (2009). Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS.

Susilana dan Riyana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. WACANA PRIMA.


(51)

Tim Penyusun Panduan KTSP SD/MI. (2006). Panduan KTSP SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Bandung: FOKUSMEDIA.

Ulinunuha, Muhammad Fattakhy. (2011). Pengertian Analisis Data. [Online]. Tersedia: http://fattakhy.blogspot.com/2011/01/pengertian-analisis-data.html [12 April 2013]

Uno, Hamzah B. dan Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyono, Iyandri Tiluk. (2010). 14 Validitas & Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/iyandri/14-validitas-reliabilitas [12 April 2013] Wahyudin, Uyu dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS. Yulaelawati, Ella. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofis Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Yulianti, Reny dan Munajat, Ade. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(1)

4. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer yaitu belajar kelompok dan kecakapan guru dalam mengajar. Selain itu, terdapat faktor yang menghambat dalam pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer, yaitu gangguan teknis dari media tersebut seperti video yang kurang jelas dan suara musik yang kurang terdengar.

5. Proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer pada pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya dapat dilihat dari data observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Peneliti telah memberikan kinerja yang maksimal baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Walaupun kinerja guru yang dilaksanakan sama tetapi pada kelas eksperimen yang belajar PIPS menggunakan media berbasis komputer aktivitas siswa dapat lebih meningkat dari pada aktivitas siswa pada kelas kontrol yang belajar PIPS secara konvensional tanpa menggunakan media.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat lebih berinovasi dalam menciptakan suasana pembelajaran dan membuat media pembelajaran yang menarik agar siswa belajar dengan lebih bermakna.

2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer ini diharapkan minat siswa terhadap pembelajaran PIPS lebih meningkat dan mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan untuk memotivasi guru untuk dapat lebih memanfaatkan teknologi yang ada dalam mengembangkan pembelajaran, sekaligus untuk mengembangkan potensi siswanya.


(2)

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran dalam mata pelajaran PIPS.


(3)

111

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainab. (2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: INSAN CENDEKIA.

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: ROSDA.

Arikunto, Suharsimi. (1987). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: BINA AKSARA.

Azizah, Siti. (2012). Pengaruh Metode Horisontal (Metris) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III pada Materi Perkalian (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas III SD Negeri 3 Arjawinangun Desa Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Budiningsih. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Burhanudin, Hilman. (2011). Rumus Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran. [Online]. Tersedia: http://hilmanburhanudin.blogspot.com/2011/04/rumus-daya-pembeda-dan-tingkat.html [12 April 2013]

Cahyani, Riana. (2010). Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta: Balai Pustaka.

Darmanto. (2012). Analisis Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://statistikanyadarmanto.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/ANREL-02-RELIABILITAS-FUNGSI-HAZARD.pdf [12 April 2013]

Duwi. (2011). Uji Homogenitas. [Online]. Tersedia: http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-homogenitas.html [25 Mei 2013]

Ernawati, Diah. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievment division) dengan Media Monopoli untuk Meningkatkan Hasil Beljar Siswa pada Materi Perjuangan Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda Kelas V SDN Kasugengan LOR III Kecamatan Depok kabupaten Cirebon. Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan.

Fauzan. (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa


(4)

Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatihurip dan SDN Cilengkrang di Kabupaten Sumedang). Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan. Hakiim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana

Prima.

Hanifah, Nurdinah. (2009). Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Sumedang: KKN 2009.

Hatimah, Ihat dkk., (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Kurniawan, Eko. (2011). Keanekaragaman Budaya di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://koeeko.wordpress.com/2011/03/20/keanekaragaman-budaya-di-indonesia/ [26 November 2012]

Lamri dan Ichas. (2006). Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Listiyani, Dwi Ari dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Marlina. (2011). Penyusunan Kisi-kisi Butir Soal. [Online]. Tersedia: http://marlina2.wordpress.com/tag/uji-validitas/ [30 Maret 2013]

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Mei, Fajar Sapta. (2011). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pemanfaatan Program Powerpoint untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Penjajahan Belanda di Indonesia Kelas V SDN 3 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun kabupaten Cirebon. Skripsi pada FIP UPI Sumedang: tidak diterbitkan. Ndraha, Taliziduhu. (2003). Budaya Organisasi. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Nurjanah, Ika. (2012). Hubungan Media Power Point dengan Hasil Belajar.

[Online]. Tersedia:

http://ikanurjanah- ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html [26 November 2012]


(5)

Putrantri, Nurita. (2007). Gaya Belajar Anda Visual, Auditori, atau Kinestetik ?. [Online]. Tersedia: http://nuritaputranti.wordpress.com/2007/12/28/gaya-belajar-anda-visual-auditori-atau-kinestetik/ [12 April 2013]

Rasyid, Harun dan Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. WACANA PRIMA.

Sadiman, Arief dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda.

Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

Setyo bekti, Didit. (2012). Pengaruh media powerpoint terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas V sd negeri ngebung beran tahun 2011/2012. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9723/ [1 Juni 2013] Solihatin, Etin. (2008). Cooperative Learnig Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana dan Rivai. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Supriatna, dkk.. (2009). Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS.

Susilana dan Riyana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. WACANA PRIMA.


(6)

Tim Penyusun Panduan KTSP SD/MI. (2006). Panduan KTSP SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Bandung: FOKUSMEDIA.

Ulinunuha, Muhammad Fattakhy. (2011). Pengertian Analisis Data. [Online]. Tersedia: http://fattakhy.blogspot.com/2011/01/pengertian-analisis-data.html [12 April 2013]

Uno, Hamzah B. dan Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyono, Iyandri Tiluk. (2010). 14 Validitas & Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/iyandri/14-validitas-reliabilitas [12 April 2013]

Wahyudin, Uyu dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Yulaelawati, Ella. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofis Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Yulianti, Reny dan Munajat, Ade. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN JELAJAH CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Sindang III dan SDN Garawastu II di Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka).

0 0 35

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

0 1 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL FILM RANGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD KELAS V PADA MATERI DAUR AIR (SuatuPenelitianEksperimenterhadapSiswaKelasV SDN Pamulihan dan SDN SukajadiKecamatanSiturajaKabupatenSumedang).

0 0 47

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas V SDN Sukawening Kecamatan Sumedang Utara).

0 1 38

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENCANA ALAM DAN DAMPAKNYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cibodas I dan SDN Cibodas II Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka).

0 0 36

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PAHLAWANTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabup

0 0 39

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 10