PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

(1)

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SOFI SOLIHAWATI 0903225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon)

Oleh Sofi Solihawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sofi Solihawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon)

SOFI SOLIHAWATI NIM. 0903225

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Diah Gusrayani, M.Pd

NIP. 197808222005012003

Pembimbing II

Regina Lichteria Panjaitan, M.P.fis

NIP. 197801232009122003

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si


(4)

i

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 7

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 7

a. Pengertian IPA ... 7

b. IPA sebagai Proses ... 7

c. IPA sebagai Produk ... 8

d. IPA sebagai Sikap Ilmiah ... 9

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 10

a. Pembelajaran IPA... 10

b. IPA untuk Sekolah Dasar ... 11

c. Perlunya IPA diajarkan di Sekolah Dasar ... 12

d. Memberdayakan Siswa melalui Pembelajaran IPA ... 12

B. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 13

1. Pengertian Belajar ... 13

2. Pengertian Hasil Belajar ... 13

3. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar... 14

C. Pesawat Sederhana ... 15

1. Pengungkit atau Tuas ... 15

2. Bidang Miring ... 16

3. Katrol... 17

4. Roda Berporos ... 17

D. Learning Cycle 5E... 18

1. Pengertian Learning Cycle 5E ... 18


(5)

ii

3. Kelebihan dan Kekurangan Learning Cycle 5E ... 20

E. Teori Belajar yang Berkaitan dengan Learning Cycle 5E ... 21

1. Teori Belajar Piaget... 21

2. Teori Belajar Ausubel ... 22

3. Teori Belajar Jerome S Bruner ... 23

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

G. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Metode dan Desain Penelitian ... 27

1. Metode Penelitian... 27

2. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian... 30

1. Tahap Perencanaan... 30

2. Tahapan Pelaksanaan ... 30

3. Tahap Analisis Data ... 30

D. Instrumen Penelitian... 32

1. Tes Hasil Belajar ... 32

2. Format Observasi ... 32

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33

1. Pengolahan Data... 33

a. Validitas ... 33

b. Reliabilitas ... 34

c. Tingkat Kesukaran ... 35

d. Daya Pembeda ... 37

2. Analisis Data ... 39

a. Analisis Data Tes Hasil Belajar ... 39

b. Uji Normalitas ... 40

c. Uji Homogenitas ... 41

d. Uji Perbedaan Rata-rata ... 41

e. Menghitung Nilai N-gain ... 42

f. Observasi Kinerja Guru dan Aktifitas Siswa ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Uji Persyaratan Analisis ... 44

1. Data Pretes ... 44

a. Uji Normalitas Data Pretes... 44

b. Uji Homogenitas Data Pretes ... 45

c. Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretes ... 46

2. Data Postes ... 47

a. Uji Normalitas Data Postes ... 47

b. Uji Perbedaan Rata-rata Data Postes... 48


(6)

iii

a. Deskripsi Pembelajaran ... 53

b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 56

3. Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol dan di Kelas Eksperimen pada Materi Pesawat Sederhana ... 58

a. Nilai N-gain ... 58

b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 3 ... 61

C. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 71


(7)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Populasi Penelitian ... 29

3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 34

3.3 Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 34

3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 35

3.5 Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Objektif ... 36

3.6 Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Uraian ... 37

3.7 Kriteria Koefisien Daya Pembeda ... 38

3.8 Daya Pembeda ... 38

3.9 Kriteria Skor N-gain ... 42

3.10 Kriteria Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa ... 43

4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 45

4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes... 45

4.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretes... 46

4.4 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 47

4.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Postes ... 48

4.6 Data Hasil Observasi Kelas Kontrol ... 50

4.7 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 52

4.8 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen... 55

4.9 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 57

4.10 Kriteria Skor N-gain ... 58

4.11 Hasil Uji Normalitas Nilai N-gain ... 59

4.12 Uji Perbedaan Rata-rata Nilai N-gain ... 60


(8)

v

2.2 Bidang Miring ... 17

2.3 Katrol... 17

2.4 Roda Berporos ... 18

2.5 Pelajaran Learning Cycle 5E Desain Bybee 1997 ... 19

3.1 Desain Penelitian ... 27

3.2 Alur Penelitian ... 31

4.1 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 52

4.2 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen... 56

4.3 Hasil Perhitungan N-gain pada Kelas Kontrol ... 61


(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 71

LAMPIRAN B ... 88

LAMPIRAN C ... 98

LAMPIRAN D ... 112

LAMPIRAN E ... 120


(10)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah dasar akan efektif jika siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri selama proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu ditekankan prinsip belajar dan prinsip pembelajaran. Salah satu prinsip belajar tersebut adalah prinsip keterlibatan langsung. Hernawan (2007: 03) mengemukakan bahwa:

Prinsip keterlibatan langsung, prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya, hal ini sejalan dengan pernyataan I hear and I forget, I see and I remember, I do and I understand. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran hendaknya lebih bermakna dengan menekankan proses penemuan sehingga dapat mewujudkan situasi belajar siswa aktif dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa. Hal itu sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran yaitu prinsip menemukan.

Prinsip Menemukan: Pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu bila diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa senang atau tidak bosan. (Asy‟ari, 2006: 45)

Prinsip menemukan terdapat pada kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), karena dalam pembelajaran IPA siswa dilatih untuk dapat mengembangkan potensi siswa sehingga siswa aktif selama proses pembelajaran dan siswa dapat menemukan hal atau konsep yang baru dari pengalaman yang didapatnya.

Pada pembelajaran IPA kegiatan yang sering dilakukan adalah demonstrasi. Melalui demonstrasi yang dilakukan tersebut siswa dapat mengenal prinsip menemukan. Salah satu materi dalam pembelajaran IPA yang menggunakan demonstrasi adalah pesawat sederhana. Pada pembelajaran pesawat sederhana siswa dapat berdemonstrasi menggunakan media yang konkret. Siswa


(11)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

2

dilatih untuk menemukan dan mengembangkan konsep baru dari kegiatan yang dilakukannya sehingga dalam proses pembelajaran siswa berperan aktif. Namun dalam pembelajaran mengenai pesawat sederhana ini, seringkali ditemukan berbagai permasalahan yang muncul dilihat dari aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar.

Adapun masalah yang disebabkan oleh siswa sendiri adalah siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran karena siswa menganggap IPA sebagai mata pelajaran hafalan. Materi yang diterima hanya untuk dihafal tidak untuk difahami. Dalam pembelajaran IPA siswa dapat memperoleh pengalaman dari proses ilmiah dengan melakukan kegiatan selama proses pembelajaran, kegiatan tersebut seperti: pengamatan, penyelidikan dan observasi.

Sedangkan dari faktor guru, kurangnya kreativitas guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan. Media dan model pembelajaran yang digunakan tidak inovatif sehingga siswa kurang antusias terhadap kegiatan pembelajaran. Sebaiknya sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harusnya guru dapat memahami keadaan siswa sehingga guru dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan siswa tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa, maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran IPA pada materi mengenai pesawat sederhana di kelas V sekolah dasar.

Model pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk untuk menciptakan situasi belajar berdasarkan teori-teori serta cara mengorganisasikan pembelajaran yang digunakan.

Menurut Sujana (2010: 134), “Pembelajaran tidak hanya dimulai dari apa yang menurut siswa merupakan hal yang biasa, namun pada pembelajaran IPA disarankan adalah dengan perlunya diupayakan terjadi situasi konflik pada struktur kognitif siswa”.


(12)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Ada banyak model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPA. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA dan sesuai dengan hakikat pendidikan IPA adalah model pembelajaran siklus belajar (learning cycle).

Menurut Simatupang (2008: 67), “Learning cycle adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta belajar”. Learning cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisir sedemikian rupa sehingga peserta belajar dapat menguasai sejumlah kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran melalui peran aktivitas siswa.

Learning cycle 5E ini merupakan model yang sesuai dengan pembelajaran IPA yang aktif dan efektif karena learning cycle 5E terdiri dari tahapan dan fase berurutan yang melibatkan siswa pada semua kegiatan pembelajaran yang memberikan suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar.

Buduasih, dkk 2004 (Simatupang, 2008: 67) menjelaskan bahwa: „Learning cycle dalam pembelajaran IPA menunjukkan keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa‟. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA yang menggunakan learning cycle dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam menjelaskan materi yang lebih baik.

Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan demonstrasi dan menjelaskan materi pesawat sederhana dapat menggunakan model learning cycle 5E. Alasan menggunakan model learning cycle 5E adalah sebagai berikut. 1. Pada proses pembelajaran siswa difokuskan pada kegiatan demonstrasi yang

menggunakan media konkret.

2. Siswa berusaha untuk menemukan konsep sendiri dari demonstrasi yang dilakukannya.

3. Siswa dapat mengembangkan konsep awal yang telah didapatnya.

4. Siswa belajar untuk mengembangkan dan mengkaitkan konsep yang telah didapatnya dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk narasi dengan bahasanya sendiri.


(13)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

4

5. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode dan sikap ilmiah dalam prinsip menemukan. Berdasarkan uraian di atas maka diadakan penelitian yang berjudul, “Pembelajaran Learning Cycle 5E pada Materi Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V”. (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah umum dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle 5E dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa? Secara lebih rinci rumusan masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut ini. 1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa

kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan model learning cycle 5E?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model learning cycle 5E?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hal-hal berikut.

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.


(14)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan model learning cycle 5E.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana di kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model learning cycle 5E.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang utama dari hasil penelitian ini adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan atau pembelajaran. Manfaat penelitian bagi guru dan siswa di antaranya sebagai berikut.

1. Manfaat bagi guru

a. Penelitian ini bermanfaat bagi guru agar peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan kegiatan dan proses pembelajaran.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi guru agar dapat menggunakan model learning cycle 5E dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Penelitian ini bermanfaat bagi guru agar dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.

2. Manfaat bagi siswa

a. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa agar dapat bekerja sama dengan orang lain dan senang bekerja sama.

d. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa agar gemar melakukan demonstrasi dan dapat mengembangkan konsep dengan bahasa sendiri.


(15)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

6

E. Batasan Istilah

Untuk lebih fokusnya penelitian ini, maka perlu dibuat pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (Hamalik, 2007: 03) 2. Learning cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik (student centered). (Simatupang, 2008: 67)

3. Pesawat sederhana adalah alat yang membuat pekerjaan menjadi ringan. Pesawat sederhana ada empat jenis, yaitu pengungkit (tuas), bidang miring, katrol dan roda berporos. (Azmiyawati, Choiril dkk. 2008: 98)

4. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (Hernawan, 2007: 02).


(16)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:107), “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah jenis eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2012: 114).

Alasan memilih kuasi eksperimen adalah karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini menggunakan sepasang perlakuan yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan untuk pembelajaran pesawat sederhana dengan menggunakan model learning cycle 5E dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui hasil belajar dan peningkatan hasil belajarnya, kedua kelompok diberikan pretes dan postes.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nonequivalent control group. Menurut Sugiyono (2012: 116) pola desain penelitian tersebut sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

01 = hasil pretes kelas eksperimen 02 = hasil postes kelas eksperimen 03 = hasil pretes kelas kontrol

O1 X O2

...


(17)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

28

04 = hasil postes kelas kontrol

X = perlakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi subjek penelitian. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006: 130), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se-Kecamatan Kesambi Kota Cirebon yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam golongan kelompok tinggi. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD Kecamatan Kesambi Kota Cirebon yang pengelompokkannya berdasarkan jumlah nilai ujian nasional (UN) tingkat SD/MI Kecamatan Kesambi Kota Cirebon tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA (daftar SD pada tabel 3.1). Dari seluruh SD yang ada di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon sekitar 42 SD yang dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Urutan kelompok tinggi dari nomor urut 1-11, kelompok sedang dari nomor urut 12-31, dan kelompok rendah sisanya yaitu dari nomor urut 32-42.

Sampel adalah sebagian data dari subjek penelitian yang diteliti. Arikunto (2006: 131) mengemukakan bahwa:

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tidak mengacak populasi. Sampel diambil dengan menentukan secara langsung sekolah yang akan dilakukan penelitian. Sekolah yang ditentukan untuk penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Pelandalan I dan SDN Karang Mulya. SDN Pelandakan I ditentukan sebagai kelas eksperimen dan SDN Karang Mulya ditentukan sebagai kelas kontrol.


(18)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1. SD Kartika XIX-6 30

2. SD Kartika XIX-7 31

3. SDN Al Azhar 3 111

4. SDN Pelandakan I 39

5. SD It Sabiliul Huda 38

6. SDN Kesambi Dalam II 35

7. SD Geeta School 27

8. SDN Karya Mulya I 80

9. SDN Bima 59

10. SDN Sadagori I 54

11. SDN Karang Mulya 34

12. SDN Sadagori II 45

13. SDN Majasem II 31

14. SDN Kayu Walang 42

15. SDN Suradinaya 39

16. SDN Gunungsari Dalam 27

17. SDN Sunyaragi I 63

18. SDN Pelandakan II 82

19. SDN Jabang Bayi 27

20. SDN Langensari 33

21. SD It As Sunah 130

22. SDN Tanah Baru 31

23. SDN Kampung Melati 15

24. SDN Dukuh Semar I 21

25. SDN Karya Winaya 35

26. SD Putra Nirmala 64

27. SDN Pekiringan 33

28. SDN Sunyaragi II 35

29. SDN Karya Mulya II 22

30. SDN Kesambi Dalam III 45

31. SDN Mega Eltra 25

32. SDN Karang Yudha 22

33. SDN Sidamulya 42

34. SDN Karang Jalak I 22

35. SDN Kesambi Dalam I 34

36. SDN Karang Jalak II 36

37. SDN Silih Asih II 32

38. SDN Cigendeng 25

39. SDN Kesambi Dalam IV 23

40. SDN Silih Asih I 8

41. SDN Majasen I 49

42. SDN Simaja 33

Jumlah 1761


(19)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

30

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data. Penjelasan dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

a. Menyusun RPP yang disesuaikan dengan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan.

b. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. c. Merancang instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menentukan subyek penelitian.

e. Melakukan uji coba instrumen, untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.

f. Melakukan analisis hasil uji coba terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi, maka diuji coba ulang.

g. Mengkonsultasikan instrumen kepada pihak ahli untuk menentukan validitas isi, apakah instrumen tersebut layak untuk digunakan atau tidak.

2. Tahapan Pelaksanaan

Dalam tahap ini akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

a. Meminta siswa mengerjakan soal pretes sebelum pembelajaran dimulai.

b. Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. c. Saat pembelajaran, kinerja guru dan aktivitas siswa dinilai oleh observer. d. Meminta siswa mengerjakan soal postes.

3. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: a. Memeriksa kelengkapan data yang diperlukan.

b. Pengolahan dan penganalisisan hasil pretes dan postes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

c. Pengolahan observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa. d. Membuat kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.


(20)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Adapun bagan alur prosedur dalam penelitian disajikan sebagai berikut.

Gambar 3.2 Alur Penelitian Pemilihan Model Pembelajaran Pemilihan Metode Pembelajaran

Pemilihan Media Pembelajaran Perumusan Silabus Pembelajaran

Instrumentasi

Uji Coba Instrumen

Analisis Uji Coba Instrumen

Kelompok Eksperimen Pembelajaran dengan Model

Learning Cycle 5E

Pretes Subjek Penelitian

Postes

Analisis data

Kelompok Kontrol Pembelajaran konvensional


(21)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

32

D. Instrumen Penelitian 1. Tes Hasil Belajar

Kartadinata (Ratih, 2010: 62) mendefinisikan tes hasil belajar sebagai berikut.

Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan pencapaian siswa pada tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Murid-murid dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dengan cara membandingkan hasil tes yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan.

Tes hasil belajar digunakan untuk pretes dan postes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes hasil belajar digunakan sebagai alat pengumpulan data yang sudah diujicobakan terlebih dahulu dengan dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya sehingga diketahui bahwa tes hasil belajar tersebut sudah termasuk kriteria soal yang baik.

Pretes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur kemampuan awal kedua kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Postes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Format Observasi

Arifin (2012: 152) mendefinisikan observasi sebagai berikut.

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa kelas V SDN Pelendakan I dan SDN Karang Mulya dalam pembelajaran pesawat sederhana.

Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Lembar observasi dalam penelitian ini berbentuk daftar cek dengan memberi tanda checklist (√)


(22)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pada kategori penilaian. Kategori penilaian ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang diamati (diteliti). Adapun objek yang diamati dari observasi tersebut adalah kinerja guru pada saat pembelajaran dan sikap/perilaku siswa dalam aktivitas proses belajar. Penilaian terhadap aktivitas proses belajar siswa difokuskan pada indikator yang diamati sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Lembar observasi ini dibuat dengan tujuan untuk melakukan penilaian sejauh mana indikator-indikator yang dibuat itu tercapai. Dalam penelitian ini guru wali kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya bertindak sebagai observer (pengamat) yang mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Validitas

Validitas merupakan sebuah ketepatan, “jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”. Untuk menentukan tingkat (kriteria) validitas, maka digunakan koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu (Muhidin dan Abdurrahman, 2009: 31):

rxy=

)]

(

)][

(

[

)

)(

(

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

(3.1) Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara X dan Y N = banyaknya peserta tes

X = nilai hasil uji coba Y = nilai rata-rata harian

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut.


(23)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

34

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah (Arifin, 2009: 257)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,72 dengan tafsiran tinggi. Uji korelasi product moment siswa 30 dengan daya keseimbangan 0,05 pada tabel distribusi product moment adalah 0,37. Adapun cara penghitungan terdapat pada lampiran. Untuk validitas tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar

Nomor Soal Koefisien Korelasi Interpretasi

1. 0,23 Validitas rendah

2. 0,27 Validitas rendah

3. 0,19 Validitas sangat rendah

4. 0,25 Validitas rendah

5. 0,23 Validitas rendah

6. 0,41 Validitas cukup

7. 0,49 Validitas cukup

8. 0,23 Validitas rendah

9. 0,20 Validitas sangat rendah

10. 0,10 Validitas sangat rendah

11. 0,18 Validitas sangat rendah

12. 0,18 Validitas sangat rendah

13. 0,57 Validitas cukup

14. 0,68 Validitas tinggi

15. 0,15 Validitas sangat rendah

16. 0,73 Validitas tinggi

17. 0,50 Validitas cukup

b. Reliabilitas

Muhidin dan Abdurrahman (2009: 37) mengemukakan bahwa: “Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya”.


(24)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Untuk menguji reliabilitas instrumen tersebut dapat menggunakan formula Koefisien Alpha dari Cronbach, yaitu:

r11=





 

2 2

1

1

t b

k

k

(3.2)

Di mana: Rumus varians =

 

N N X X 2 2 2    

(3.3)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument/koefisien alfa k = banyaknya bulir soal

Ʃσb² = jumlah varians bulir soal σt² = varians total

N = jumlah responden

Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 177) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi

r11≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 < r11≤ 0,40 Rendah 0,40 < r11≤ 0,60 Sedang 0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi 0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,57 dengan tafsiran sedang.

c. Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik (Arifin, 2009: 266).


(25)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

36

1) Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Objektif

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat digunakan dengan cara, yaitu (Arifin, 2009: 266):

TK=

x100% nH

nL WH WL

(3.4)

Keterangan:

WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat dilihat pada Tabel 3.5. Untuk cara penghitungan tingkat kesukaran soal bentuk objektif terlampir.

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Objektif

Nomor

Soal WL WH WL + WH WL - WH

Tingkat

Kesukaran Tafsiran

1. 1 0 1 1 6,25 % Mudah

2. 1 0 1 1 6,25 % Mudah

3. 1 0 1 1 6,25 % Mudah

4. 4 0 4 4 25 % Mudah

5. 1 0 1 1 6,25 % Mudah

6. 8 5 13 3 81,25 % Sukar

7. 5 1 6 4 37,5 % Sedang

8. 1 0 1 1 6,25 % Mudah

9. 3 1 4 2 25 % Mudah

Menurut Arifin (2009: 270), kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.

a) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. b) Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.

c) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar.

2) Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Uraian

Arifin (2009: 273), “Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar


(26)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal”. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut. a) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27% termasuk mudah.

b) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai 72% termasuk sedang.

c) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas termasuk sukar.

(3.5)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, tingkat kesukatan soal bentuk uraian dapat dilihat pada Tabel 3.6. Untuk cara penghitungan tingkat kesukaran bentuk uraian terlampir.

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Uraian

Nomor Soal Jumlah Siswa yang Gagal Tingkat Kesukaran Tafsiran

10 2 6,67% Mudah

11 9 30% Sedang

12 9 30% Sedang

13 1 3,33% Mudah

14 12 40% Sedang

15 16 53,33% Sedang

16 24 80% Sukar

17 24 80% Sukar

d. Daya Pembeda

Arifin (2009: 273) mendefinisikan perhitungan daya pembeda sebagai berikut.

Penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut.

DP =

n WH

WL


(27)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

38

Keterangan:

DP = daya pembeda.

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah. WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas. n = 27% x N

Untuk mengintrepretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Koefisien Daya Pembeda

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,40 ke atas Sangat baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup, soal perlu di perbaikan 0,19 ke bawah Kurang baik, soal harus dibuang

(Arifin, 2009: 273)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Daya Pembeda

NOMOR SOAL WL WH WL+WH WL-WH DP TAFSIRAN

1 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

2 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

3 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

4 4 0 4 4 0,5 Sangat Baik

5 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

6 8 5 13 3 0,38 Baik

7 5 1 6 4 0,5 Sangat Baik

8 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

9 3 1 4 2 0,25 Cukup

10 1 1 2 0 0 Kurang baik

11 4 3 7 1 0,13 Kurang baik

12 4 2 6 2 0,25 Cukup

13 1 0 1 1 0,13 Kurang baik

14 8 0 8 8 1 Sangat Baik

15 3 3 6 0 0 Kurang baik

16 8 4 12 4 0,5 Sangat Baik


(28)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan, maka terdapat enam buah soal yang cocok untuk dipakai pretes dan postes, yaitu soal nomor 6, 7, 13, 14, 16 dan 17. Soal tersebut dipilih karena nilai validitasnya baik, tingkat kesukaran soal seimbang karena soal dengan kriteria mudah, sedang dan sukar. Soal tersebut juga mampu membedakan antara siswa yang sudah atau belum memahami materi pesawat sederhana. Terdapat 11 buah soal yang dibuang, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, dan 15.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel dan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16.0 for Windows. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.

a. Analisis Data Tes Hasil Belajar

Untuk menganalisis data tes hasil belajar dilakukan beberapa langkah sebagai berikut.

1) Menghitung skor jawaban pretes dan postes berdasarkan kunci jawaban dan pedoman penskoran.

2) Pengubah skor menjadi nilai, dengan rumus berikut ini.

NP = x100 SM

R

(3.7)

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

3) Menghitung rata-rata skor pretes dan postes kelas ekperimen dan kelas kontrol.

4) Menghitung simpangan baku skor dari hasil pretes dan postes kelas ekperimen dan kelas kontrol.


(29)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

40

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan α (taraf signifikansi) sebesar 5% (0,05). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Untuk menguji normalitas data yang terkumpul akan dilakukan uji normalitas dengan test of normality dari Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen dan 2 sebagai kelas kontrol.

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

5) Masukkan nilai hasil pretest di kolom kedua.

6) Klik analyze descriptive statistics eksplore pretest di dependent list, siswa yang diteliti di factor list plots, normality test with plots continue lalu OK.

Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai signifikansi di Kolmogorov-Smirnov apabila ≥ α sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, apabila < α sampel tersebut bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametik dengan uji Mann-Whitney U.


(30)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan α (taraf signifikansi) sebesar 5% (0,05). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Rumusan hipotesis pengujian homogenitas, yaitu:

H0 :data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen.

H1 :data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen.

Untuk menganalisis homogenitas data digunakan uji Levene’s test dalam SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen dan 2 sebagai kelas kontrol.

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

5) Masukan nilai hasil pretes di kolom kedua.

6) Klik analyze compare means independent-samples T-test pretest di test variable, siswa yang diteliti di grouping variable define group, use specified values 1 di group 1, 2 di group 2 → continue lalu OK.

Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai signifikansi di Levene’s test for Equality of Variances. Apabila ≥α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila < α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

d. Uji Perbedaan Rata-rata

Bila syarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah uji beda rata-rata (uji-t). Uji Independent Sample t-test dilakukan dengan merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretes


(31)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

42

atau nilai rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut.

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Menghitung uji beda dua rata-rata data pretes atau dua rata-rata data postes dengan menggunakan α (taraf signifikansi) 5% (0,05). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji Independent Sampel t-test, akan tetapi untuk membaca dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama).

e. Menghitung N-gain

Menghitung N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus berikut.

(3.8) Kriteria untuk skor N-gain menurut Hake (Fauzan, 2012) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Skor N-gain

Persentase Kriteria

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah

f. Analisis Data Hasil Observasi

1) Observasi Kinerja Guru

Observasi kinerja guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional.


(32)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Observasi kinerja guru dianalisis dengan menjumlahkan keterlaksanaan indikator model pembelajaran learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Observasi aktifitas siswa dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa saat pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional berlangsung. Observasi aktifitas siswa dianalisis dengan menjumlahkan perolehan skor setiap siswa dari seluruh aspek yang dinilai dan menjumlahkan skor rata-rata setiap siswa untuk seluruh aspek penilaian.

Untuk menghitung persentase observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa menggunakan rumus berikut.

(3.9) Menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 272) “Dengan menggunakan persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada penilaian berdasarkan pertimbangan logika”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk interpretasi observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan model learning cycle 5E digunakan pertimbangan yang logis. Cara menghitung kriteria yang akan digunakan dengan skala nilai yang ada. Jumlah kriteria yang akan digunakan yakni lima kriteria (SK, K, C, B dan SB), maka skala nilai seratus dibagi lima sehingga menghasilkan skala 20-an. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

Kriteria Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa

Persentase Interpretasi

81% - 100% Sangat Baik

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang 0 – 20% Sangat Kurang


(33)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran IPA dengan pembelajaran konvensional dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas kontrol didapat nilai rata-rata awal siswa 53,73 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 74,58. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata siswa yang meningkat sebesar 20,85. Temuan unik dalam pembelajaran konvensional adalah ketika pada kegiatan inti, kelompok terakhir maju menjelaskan mengenai roda berporos. Salah satu siswa anggota kelompok menyebutkan engsel pintu sebagai contoh roda berporos. Guru meminta penjelasan dari pernyataan siswa tersebut. Setelah mendengarkan penjelasan dari siswa, guru menjelaskan bahwa engsel pintu merupakan salah satu contoh roda berporos karena engsel pintu memiliki poros.

2. Pembelajaran IPA dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas eksperimen didapat nilai rata-rata awal siswa 57,39 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 87,1. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata siswa yang meningkat sebesar 27,71. Temuan unik dalam pembelajaran dengan model learning cycle 5E adalah saat pembelajaran inti, ada kelompok yang mendemonstrasikan katrol ganda menggunakan dua buah bambu dan kelompok yang berdemonstrasi roda berporos dengan penghapus segi enam. 3. Dari hasil penelitian, pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan

model learning cycle 5E merupakan pembelajaran yang baik. Dari hasil perhitungan nilai N-gain pembelajaran konvensional diperoleh nilai gain sebesar 0,39 dengan intrepretasi peningkatan sedang dan pembelajaran dengan


(34)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

model learning cycle 5E diperoleh nilai gain sebesar 0,77 dengan intrepretasi peningkatan tinggi. Sementara dari hasil uji U, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar pesawat sederhana dengan pembelajaran konvensional dan siswa yang belajar pesawat sederhana dengan model learning cycle 5E. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pesawat sederhana menggunakan model learning cycle 5E lebih baik daripada pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan di SD kelas V.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yang diberikan untuk beberapa pihak di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru IPA

Pembelajaran IPA dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD pada materi pesawat sederhana. Pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru dalam merencanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di SD. Tidak hanya pada materi pesawat sederhana, namun pada materi IPA yang lainnya. 2. Bagi Siswa

Dalam pembelajaran IPA diharapkan siswa berperan aktif selama proses pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dan diperlukannya penggalian potensi masing-masing siswa dalam berdemonstrasi, melakukan pengamatan dan mengeksplorasi pengetahuannya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat berupaya agar memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Sekolah dapat mengikutsertakan guru dalam pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran.

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dan landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran IPA.


(35)

68

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asy’ari, M. (2006). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dalam

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Azmiyawati, Choiril., Omegawati, Wigati Hadi. dan Kusumawati, Rohana. (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama

Farida, Rd. Rida Hidmatul. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) Tipe 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=5507 [06 Mei 2013]

Fauzan. (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Hernawan, Asep Herry., Asra, dan Dewi, Laksmi. (2007). Belajar Dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press

Jayadinata, Asep kurnia. (2012). Makalah. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Press


(36)

Jumiawati, Ratih. (2010). Penggunaan Media Audio dalam Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat melalui Metode Penyampaian Cerita pada Siswa Kelas V SDN Pelandakan I Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Muhidin, Sambas Ali dan Abdurrahman, Maman. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Nugraheni, Latif Sofiana. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) terhadap Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Kelas X SMA Al-Islam I Surakarta. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia:http://biologi.fkip.uns.ac.id/seminardanskripsi/skripsi/skripsiiiii/s kripsi-2012/ [20 Desember 2012]

Sagala, Syaeful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Simatupang, Dorlince. (2008). Pembelajaran Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurnal Kewarganegaraan, Vol 10 No. 01, halaman 62 – 70, Juni 2008.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suherman, Erman dan Sukjaya, Yaya. (1990). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma 157

Sujana, Atep. (2012). Makalah. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press


(37)

70

Utami, Rany. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=13784 [06 Mei 2013]

Zwiep, Susan Gomez. (2005). Elementary Teachers' Understanding of Students' Prior Science Knowledge: Implications for Practice and Teacher Education. Disertasi Doktor pada Universitas California Selatan: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia:Books.google.co.id/books?id=YDHLL8izw24C&printsec=frontc over#v=onepage&q&f=false [20 Desember 2012]

Dokumen

BNSP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti

UPTD Pendidikan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. (2012). Daftar Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Hasil Nilai Akhir SD. Cirebon: tidak diterbitkan.

UPTD Pendidikan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. (2012). Data Keadaan Jumlah Murid SD Bulan: Februari 2013. Cirebon: tidak diterbitkan.


(1)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Observasi kinerja guru dianalisis dengan menjumlahkan keterlaksanaan indikator model pembelajaran learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Observasi aktifitas siswa dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa saat pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional berlangsung. Observasi aktifitas siswa dianalisis dengan menjumlahkan perolehan skor setiap siswa dari seluruh aspek yang dinilai dan menjumlahkan skor rata-rata setiap siswa untuk seluruh aspek penilaian.

Untuk menghitung persentase observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa menggunakan rumus berikut.

(3.9) Menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 272) “Dengan menggunakan persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada penilaian berdasarkan pertimbangan logika”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk interpretasi observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan model learning cycle 5E digunakan pertimbangan yang logis. Cara menghitung kriteria yang akan digunakan dengan skala nilai yang ada. Jumlah kriteria yang akan digunakan yakni lima kriteria (SK, K, C, B dan SB), maka skala nilai seratus dibagi lima sehingga menghasilkan skala 20-an. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

Kriteria Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Persentase Interpretasi

81% - 100% Sangat Baik

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang


(2)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran IPA dengan pembelajaran konvensional dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas kontrol didapat nilai rata-rata awal siswa 53,73 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 74,58. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata siswa yang meningkat sebesar 20,85. Temuan unik dalam pembelajaran konvensional adalah ketika pada kegiatan inti, kelompok terakhir maju menjelaskan mengenai roda berporos. Salah satu siswa anggota kelompok menyebutkan engsel pintu sebagai contoh roda berporos. Guru meminta penjelasan dari pernyataan siswa tersebut. Setelah mendengarkan penjelasan dari siswa, guru menjelaskan bahwa engsel pintu merupakan salah satu contoh roda berporos karena engsel pintu memiliki poros.

2. Pembelajaran IPA dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas eksperimen didapat nilai rata-rata awal siswa 57,39 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 87,1. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata siswa yang meningkat sebesar 27,71. Temuan unik dalam pembelajaran dengan model learning cycle 5E adalah saat pembelajaran inti, ada kelompok yang mendemonstrasikan katrol ganda menggunakan dua buah bambu dan kelompok yang berdemonstrasi roda berporos dengan penghapus segi enam. 3. Dari hasil penelitian, pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan

model learning cycle 5E merupakan pembelajaran yang baik. Dari hasil perhitungan nilai N-gain pembelajaran konvensional diperoleh nilai gain sebesar 0,39 dengan intrepretasi peningkatan sedang dan pembelajaran dengan


(3)

Sofi Solihawati, 2013

Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

model learning cycle 5E diperoleh nilai gain sebesar 0,77 dengan intrepretasi peningkatan tinggi. Sementara dari hasil uji U, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar pesawat sederhana dengan pembelajaran konvensional dan siswa yang belajar pesawat sederhana dengan model learning cycle 5E. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pesawat sederhana menggunakan model learning cycle 5E lebih baik daripada pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan di SD kelas V.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yang diberikan untuk beberapa pihak di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru IPA

Pembelajaran IPA dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD pada materi pesawat sederhana. Pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru dalam merencanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di SD. Tidak hanya pada materi pesawat sederhana, namun pada materi IPA yang lainnya. 2. Bagi Siswa

Dalam pembelajaran IPA diharapkan siswa berperan aktif selama proses pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dan diperlukannya penggalian potensi masing-masing siswa dalam berdemonstrasi, melakukan pengamatan dan mengeksplorasi pengetahuannya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat berupaya agar memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Sekolah dapat mengikutsertakan guru dalam pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran.

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dan landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran IPA.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asy’ari, M. (2006). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dalam

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Azmiyawati, Choiril., Omegawati, Wigati Hadi. dan Kusumawati, Rohana. (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama

Farida, Rd. Rida Hidmatul. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Siklus

Belajar (Learning Cycle) Tipe 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika. Skripsi Sarjana pada FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=5507 [06 Mei 2013]

Fauzan. (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi Sarjana pada FIP

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Hernawan, Asep Herry., Asra, dan Dewi, Laksmi. (2007). Belajar Dan

Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press

Jayadinata, Asep kurnia. (2012). Makalah. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Press


(5)

Jumiawati, Ratih. (2010). Penggunaan Media Audio dalam Meningkatkan

Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat melalui Metode Penyampaian Cerita pada Siswa Kelas V SDN Pelandakan I Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak

diterbitkan.

Muhidin, Sambas Ali dan Abdurrahman, Maman. (2009). Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Nugraheni, Latif Sofiana. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle (5E) terhadap Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Kelas X SMA Al-Islam I Surakarta. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas

Sebelas Maret: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia:http://biologi.fkip.uns.ac.id/seminardanskripsi/skripsi/skripsiiiii/s kripsi-2012/ [20 Desember 2012]

Sagala, Syaeful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Simatupang, Dorlince. (2008). Pembelajaran Model Siklus Belajar (Learning

Cycle). Jurnal Kewarganegaraan, Vol 10 No. 01, halaman 62 – 70, Juni 2008.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suherman, Erman dan Sukjaya, Yaya. (1990). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma 157

Sujana, Atep. (2012). Makalah. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press


(6)

Utami, Rany. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=13784 [06 Mei 2013]

Zwiep, Susan Gomez. (2005). Elementary Teachers' Understanding of Students'

Prior Science Knowledge: Implications for Practice and Teacher Education. Disertasi Doktor pada Universitas California Selatan: tidak

diterbitkan. [Online].

Tersedia:Books.google.co.id/books?id=YDHLL8izw24C&printsec=frontc over#v=onepage&q&f=false [20 Desember 2012]

Dokumen

BNSP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti

UPTD Pendidikan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. (2012). Daftar Nilai

Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Hasil Nilai Akhir SD. Cirebon: tidak

diterbitkan.

UPTD Pendidikan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. (2012). Data Keadaan


Dokumen yang terkait

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi (penelitian kuasi eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta)

0 4 269

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG: Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1.

0 4 48

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Binaharapan 3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014).

0 2 34

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA GESEK DAN GAYA GRAVITASI (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN I Pamijahan,di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon).

3 6 34

PENGARUH MEDIA SLIDE INTERACTIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

0 0 39

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI PERUBAHAN BENDA SISWA KELAS V SDN CILANGLA : Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V SDN Cilangla Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi.

0 0 34

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang).

0 1 51