HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA ASEAN

HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA-ASEAN DALAM KERJA SAMA PERDAGANGAN ACFTA TAHUN 2010 SKRIPSI

  Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hubungan

  Internasional Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH : ANDIK SETYA NURYAHYA NIM. 0811240038 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA-ASEAN DALAM KERJASAMA PERDAGANGAN ACFTA TAHUN 2010 SKRIPSI

  Disusun oleh : Andik Setya Nuryahya Nim. 0811240038

  Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing :

  Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

  Asih Purwanti, S.IP, MIP

  Achmad Fathoni K, S.IP.,

  MA NIK. 77102911120116 NIK. 82012311110025 Tanggal : 10 Juli 2015

  Tanggal: 10 Juli 2015

  Mengetahui,

  Ketua Program Studi Hubungan Internasional

  Dian Mutmainah, S.IP,.MA NIK. 197803192005012002

HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA-ASEAN DALAM KERJASAMA PERDAGANGAN ACFTA TAHUN 2010 SKRIPSI

  Disusun oleh : Andik Setya Nuryahya Nim. 0811240038

  Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian Sarjana pada tanggal 23 Mei 2015

  Tim Penguji:

  Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

  Asih Purwanti, S.IP, MIP

  Achmad Fathoni K, S.IP.,

  MA NIK. 77102911120116 NIK. 82012311110025

  Anggota Penguji 1.

  Anggota Penguji 2.

  Erza Killian S.IP., M.IEF Yustika Citra Mahendra,S.Sos.,MA

  NIK. 83090911120078

  NIK. 84082311110335

  Malang, 10 Juli 2015 Dekan,

  Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, M.S.

  NIP. 195612271983121001

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terselesainya penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan motivasi serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

  1. Ayah, Ibu, Adik dan segenap keluarga yang telah memberikan dorongan, membimbing, mengasuh dan mendidik baik mental maupun spiritual kepada penulis.

  2. Ibu Asih Purwanti, S.IP, MIP dan Bapak Achmad Fathoni K, S.IP., MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan untuk penulis dalam menyusun skripsi ini.

  3. Ibu Erza Killian S.IP., M.IEF dan Bapak Yustika Citra Mahendra,S.Sos.,MA selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Serta segenap sahabat-sahabat dan rekan-rekan yang tidak mungkin disebutkan namanya satu-persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Atas jasa mereka semua, semoga Allah berkenan menjadikannya sebagai amal shaleh dan memberikan imbalan yang berlipat ganda serta senantiasa mengaruniai mereka dengan rahmat, hidayah dan inayah yang tak terduga. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyajian dan pengolahan data, namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan.

  Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi penulis khususnya dan dapat bermanfaat di dunia dan akhirat. Hanya kepada Allahlah penulis memohon taufiq dan hidayah-Nya semoga skripsi ini memperoleh ridha-Nya, Amin.

  Malang, 10 Juli 2015

  Penulis

PERNYATAAN

  Nama : Andik Setya Nuryahya Nim : 0811240038

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skipsi berjudul “Hubungan

  Ekonomi dan Politik Cina-ASEAN Dalam Kerjasama Perdagangan ACFTA

  Tahun 2010” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

  Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.

  Malang, 10 Juli 2015 Yang

  membuat pernyataan

  Andik Setya Nuryahya Nim. 0811240038

  ABSTRAK

  HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA-ASEAN DALAM KERJASAMA PERDAGANGAN ACFTA TAHUN 2010

  Oleh: Andik Setya Nuryahya

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan hubungan ekonomi dan politik Cina dengan ASEAN dalam kerangka kerjasama perdagangan bebas ACFTA dimana kerjasama tersebut akan berlaku penuh di tahun 2010 untuk negara ASEAN 6 yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darusalam, Thailand dan berlaku pada tahun 2015 bagi Negara- negara di kawasan ASEAN yang tergolong Negara di bawah Negara berkembang yakni kamboja, laos, Vietnam dan Myanmar. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik yang di jalankan oleh Cina dalam kerangka kerjasama ACFTA dimana kerjasama tersebut selain mengandung unsur dalam bidang ekonomi juga membawa tujuan dalam bidang politik yang ingin di capai oleh Cina.

  Dari hasil penelitian menggunakan sudut pandang konsep kerjasama internasional dapat dijelaskan bahwa kerjasama internasional di lakukan Negara bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam kerjasama internasional juga di bagi kedalam beberapa bidang kerjasama seperti bidang ekonomi, bidang politik dan keamanan serta bidang sosial dan budaya. Selain itu juga terdapat beberapa alasan Negara dalam membentuk dan melakukan kerjasama yakni untuk meningkatkan ekonomi Negara lewat pembukaan pasar dan investasi, meningkatkan efisiensi lewat pemenuhan bahan baku produksi yang di dapat dari Negara lain, kerjasama dilakukan juga karena terdapat ancaman yang mengancam keamanan bersama serta kerjasama dilakukan sebagai bentuk pengurangan terhadap kerugian negatif yang di timbulkan akibat tindakan individual Negara dimana tindakan tersebut akan berdampak terhadap Negara lain. Dari beberapa alasan di atas dapat di jelaskan kerjasama ekonomi Cina dalam kerangka ACFTA berkaitan dengan trade dan investasi guna meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan ekonomi sedangkan kerjasama politik Cina lebih di arahkan untuk menghadapi ancaman bersama di kawasan dan pengurangan terhadap tindakan individual Negara ASEAN yang akan berdampak pada Cina.

  Kata kunci: ASEAN, Cina, kerjasama ACFTA, Kerjasama Internasional,

  Kerjasama Bidang Ekonomi, Kerjasama Bidang Politik.

  ABSTRACT

  CHINA-ASEAN ECONOMIC AND POLITICAL RELATIOS IN TRADE COOPERATION OF ACFTA 2010

  By: Andik Setya Nuryahya

  This study aimed to analyze and explain the economic and political relations of China with ASEAN within the framework of ACFTA free trade agreements where such cooperation will be in full effect in 2010 for ASEAN 6 countries namely Indonesia , Malaysia , Singapore , Philippines , Brunei Darussalam , Thailand and effect in 2015 for countries in the ASEAN region belonging to the State under developing countries namely Cambodia , Laos , Vietnam and Myanmar . This study will explain how cooperation in the field of economics and politics which is run by the Chinese within the framework of ACFTA which in addition contain elements of cooperation in the economic field also brought in the political field goal to be achieved by China .

  From the viewpoint of the results of research using the concept of international cooperation can be explained that international cooperation in doing the State aims to achieve prosperity for its people. In international cooperation also is classified into several areas of cooperation such as economics, politics and security as well as social and cultural fields. In addition, there are several reasons the State in shaping and cooperation which is to improve the country's economy through the opening of markets and investment, improve the efficiency of production through the supply of raw material in the can from other countries, cooperation is also because there are threats that threaten the common security and cooperation carried out as a negative form of a reduction of the losses that caused as a result of individual acts of the State in which such action would have an impact on other States. From some of reasons above can be explain China's economic cooperation within the framework of ACFTA relating to trade and investment in order to improve the efficiency and economic prosperity while more Chinese political cooperation is directed to face common threats in the region and the reduction of the individual actions of ASEAN countries will have an impact on China

  Keywords: ASEAN, Cina, ACFTA Cooperation, International Cooperation,

  Cooperation in Economic Field, Cooperation in Political Field.

BAB V. IMPLEMENTASI KERJASAMA CINA DALAM KERANGKA ACFTA

  5.1 Hubungan Kerjasama Ekonomi Cina………………................... 58

  5.1.1 Impor Bahan Baku Produksi …………………………....... 58

  5.1.2 Ekspor Produk Guna Memperluas Pasar ……………........ 63

  5.1.3 Investasi Asing Guna Menunjang Ekonomi Cina................ 67

  5.2 Hubungan Kerjasama Politik Cina……………......…………….. 71

  5.2.1 Mengimbangi Jepang dan Amerika di Kawasan ASEAN... 71

  5.2.2 Kerjasama Terkait Batas Wilayah Laut Cina Selatan .… 78

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan………………………………………………………. 82

  DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 1. FDI inflows to ASEAN from China, 2000-2008 (US million).…..68

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1. FDI flows between ASEAN and China 2000-2009 (US million)….69

DAFTAR SKEMA

  Skema 1. Alur Pemikiran……………………………...…………………. 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

  Setelah berakhirnya perang dingin dengan kemenangan Amerika Serikat dari kubu blok barat dunia internasionalpun secara bertahap juga ikut mengalami perubahan yang secara signifikan membawa dunia ke era globalisasi seperti pada

  saat ini. 1 Fenomena globalisasi tersebut merupakan sebuah fenomena sosial yang salah satunya di tandai dengan adanya kerjasama global yang intens antara aktor

  internasional baik itu dalam bentuk kerjasama antar Negara maupun kerjasama bukan antara Negara yang di lakukan dalam berbagai macam bidang seperti politik, sosial dan budaya, ekonomi serta lingkungan. Kerjasama yang di lakukan antar aktor Negara maupun aktor non Negara tersebut menjadikan batas-batas Negara tidak lagi menjadi penghalang untuk di lakukannya kerjasama. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat seperti pada saat ini telah mendukung kemudahan dalam bekerjasama antar Negara dan membuat kesalingtergantungan antar Negara dalam kerjasama tersebut.

  Suatu bentuk kerjasama internasional yang di lakukan antar Negara telah menjadi hal yang mutlak di era global dikarenakan Negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu kerjasama internasional yang di lakukan antar Negara diyakini dapat memberikan suatu manfaat dan keuntungan secara bersama

  1 F. Kratochwil, E. D Mansfield, “International Organization A Reader : International Institutions Two Approach”,1994, hal. 45 1 F. Kratochwil, E. D Mansfield, “International Organization A Reader : International Institutions Two Approach”,1994, hal. 45

  antara para para pelaku kerjasama. 2 Selain itu kerjasama internasional yang dilakukan oleh Negara di dasarkan pada tujuan masing-masing Negara yang ingin

  di capai secara bersama sehingga diperlukan suatu wadah untuk merumuskan kerjasama tersebut secara lebih formal yakni melalui sebuah institusi yang telah di sepakati bersama. Perkembangan global yang telah menjadikan Negara saling tergantung satu sama lain lewat kerjasama internasional juga di lakukan oleh Cina yang notabene merupakan bagian dari aktor global yang mengalami perkembangan ekonomi paling stabil dunia.

  Saat ini pertumbuhan ekonomi Negara Cina adalah yang paling cepat di dunia. Dari tahun 1979 dan utamanya setelah Cina masuk sebagai anggota dari WTO pada tahun 2001 sampai 2007 yang mana membuat gross domestic product (GDP) Cina mulai tumbuh dengan rata-rata di atas 9 persen pertahun dengan GDP

  nyata pada tahun 2007 sebesar 11,4 persen. 3 Meskipun begitu sebenarnya Cina juga menghadapi banyak tantangan akibat meningkatnya kejahatan korupsi,

  ketergantungan pada segi ekspor dan pertumbuhan investasi tetap, melebarnya disparitas pendapatan, serta meningkatnya inflasi. Atas hal tersebut maka pemerintah Cina akan berusaha mencipatakan masyarakat harmonis (harmonious society) dengan harapan akan menambah keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan isu sosial. Pada saat ini pertumbuhan ekonomi Cina di dominasi oleh dua hal, yaitu perdagangan dan investasi. Dari tahun 2004 sampai tahun

  2 Ibid hal.46 3 http:www.tradingeconomics.comchinagdp diakses pada 1 juni 2014

  2007, nilai total perdagangan barang Cina meningkat hampir dua kali lipat. Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya nilai total ekspor Cina adalah sebesar 1.218 miliar dolar melebihi Amerika Serikat yang hanya 1.162 miliar dolar. Lebih dari setengah jumlah perdagangan Cina di kuasai oleh perusahaan asing di Cina.

  Kombinasi dan besarnya surplus perdagangan, arus investasi asing langsung (foreign direct investment), dan pembelian mata uang asing dalam jumlah yang sangat besar, telah membantu dalam menjadikan Cina sebagai Negara pemegang cadangan devisa terbesar di dunia, yakni sebesar 1,9 triliun

  dolar pada akhir September 2008. 4 Perkembangan ekonomi Cina yang pesat ini menuntut Cina juga untuk memenuhi kebutuhan akan industrinya dan sumber

  daya alam yang mana mengharuskan Cina untuk menjalin kerja sama dengan aktor lainnya seperti ASEAN.

  ASEAN merupakan organisasi geopolitik dan ekonomi dari Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pembentukan organisasi regional ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama multilateral antarnegara di kawasan Asia Tenggara. bentuk kerja sama ini meliputi bidang ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan keamanan dan perdamaian

  antar Negara ASEAN. 5 Adapun pembahasan selanjutnya menitikberatkan pada kerja sama ASEAN dalam bidang ekonomi yang di kenal dengan komunitas

  ekonomi ASEAN (KEA) dengan tujuannya yakni menjadikan kawasan tersebut

  4 Wayne M. Morrison, CRS Report for Congress-China’s Economic Conditions, 20 november 2008, summary, http:www.fas.orgsgpcrsrowRL33534.pdf, di akses pada tanggal 1 juni 2014

  hlm.1

  5 http:www.anneahira.comsejarah-asean.htm di akses pada tanggal 1 juni 2014 5 http:www.anneahira.comsejarah-asean.htm di akses pada tanggal 1 juni 2014

  berkurang. 6 Perkembangan global mengharuskan ASEAN untuk melakukan kerja sama ekonomi internasional, melalui pembentukan kawasan perdagangan bebas

  ASEAN melakukan kerja sama ekonomi dengan beberapa Negara mitra seperti Jepang, Cina, Korea, Australia, Selandia Baru dan India. Dari beberapa mitra ASEAN, Cina merupakan Negara yang mengalami pertumbuhan paling cepat yang mampu menjadi penggerak perekonomian dunia. Hubungan antara ASEAN dan Cina dalam hal perdagangan bebas tercermin dalam bentuk ACFTA.

  Kerja sama ACFTA adalah suatu bentuk kerja sama dalam bidang ekonomi antara Negara Cina dengan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN. ACFTA mencakup 1,9 milyar konsumen dengan pertumbuhan PDB regional yang berada pada posisi ke tiga di dunia setelah Uni Eropa dan NAFTA, dan juga merupakan sebuah formalisasi dari proses integrasi perekomian di kawasan yang telah berlangsung cukup lama dimana Cina adalah adalah mitra partner kerjasama penting bagi ASEAN dan begitu juga sebaliknya. Implementasi pada ACFTA ini dilaksanakan mulai tahun 2005 dengan memulai penurunan tarif atau bea masuk bagi barang dari Cina ataupun ASEAN dan di harapkan pada tahun 2010 tarif atau bea masuk sudah berada pada tahap nol untuk

  produk yang umum dan pada tahun 2018 pada produk yang di anggap sensitive. 7

  6 Kementrian Republik Indonesia, “Kerjasama Perdagangan Bebas ASEAN dengan Mitra Wicara, Jakarta: Kementrian Republik Indonesia, 2010

  7 http:unpad.ac.idyogix20100312Bagaimana-Mekanisme-Acfta-2010 di akses pada tanggal 1 juni 2014

  Kesepakatan pembentukan kerja sama perdagangan ACFTA tersebut di awali oleh kesepakatan para peserta ASEAN-Cina summit yang di laksanakan di Brunei Darussalam pada bulan November 2001. Kemudian hal tersebut di tindak lanjuti dengan adanya penandatanganan naskah kerangka kerjasama ekonomi (the framework agreement on comprehensive economic cooperation) oleh para peserta dari ASEAN-Cina summit di Pnom Penh pada bulan November 2002. Di mana naskah tersebut menjadi dasar dari pembentukan ACFTA dalam kurun waktu 10 tahun dan fleksibilitas bagi Negara tertentu seperti Kamboja, Laos, Myanmar dan

  Vietnam. 8

  Dalam kerja sama ACFTA antara Cina dan ASEAN pastinya akan mengalami kekurangan dan kelebihan dari masing-masing pihak. Bagi ASEAN, ACFTA berguna untuk menekan dan mengurangi ancaman pertumbuhan perekonomian Cina yang pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Melalui ACFTA, ASEAN memiliki akses untuk dapat masuk ke pasar domestik

  Cina yang begitu besar dan luas. 9 Dengan jumlah penduduk terbesar di dunia Cina merupakan mitra dagang yang cukup penting dan mengimpor 12 persen volume

  produk Negara di ASEAN pada tahun 2008. Ini tentu saja membuat nilai ekspor ASEAN dengan Cina mencapai 11 persen dari keseluruhan ekspor ASEAN dan di

  sisi lain ASEAN menjadi sasaran bagi 10 persen total volume ekspor dari Cina. 10

  8 http:www.aseansec.org16646.htm di akses pada tanggal 1 juni 2014 9 http:www.tabloiddiplomasi.orgprevious-isuue158-agustus-20111188-keuntungan-yang-

  diperoleh-dari-acfta-lebih-besar-dibandingkan-dengan-kerugiannya.html diakses pada tanggal 1 juni 2014

  10 http:www.sdi.kkp.go.idindex.phparsipc590MEMAHAMI-SANG-NAGA-MENJAWAB- TANTANGAN-CAFTA- di akses pada tanggal 1 juni 2014.

  Dari penjabaran di atas dapat di ketahui bahwa ACFTA merupakan suatu bentuk kerja sama perdagangan bebas yang di lakukan oleh Cina dan ASEAN di mana terdapat kepentingan nasional dalam bidang ekonomi utamanya karena ini merupakan bentuk kerjasama di bidang ekonomi. Dalam pembentukan ACFTA penggagas utama adalah dari Cina sendiri untuk ikut bergabung dengan kawasan perdagangan bebas ASEAN yang mana padahal Cina merupakan Negara yang terletak di kawasan Asia Timur di mana antara Negara di kawasan Asia Timur sendiripun belum terdapat suatu bentuk kerjasama regional resmi seperti ASEAN. Selain itu di lihat dari sikap Cina yang lebih merasa nyaman dalam melakukan kerjasama dengan ASEAN di banding dengan kawasannya sendiri yaitu Asia Timur dan juga dengan partner kerjasamanya dari Negara maju seperti amerika, Uni Eropa maupun jepang telah menunjukkan keharmonisan dalam kerjasama ACFTA yang dilakukan oleh Cina dengan Negara di kawasan Asia Tenggara. Dari sisi ACFTA sendiripun dapat di lihat bahwa di antara mitra dialog ASEAN, Cinalah yang pertama kali mengajukan proposal usulan kerjasama regional untuk bergabung dengan kawasan perdagangan bebas ASEAN.

  Pentingnya di lakukan penelitian pada tema kerjasama antara ASEAN dan Cina dalam ACFTA adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Cina dalam kerangka kerjasama perdagangan ACFTA tahun 2010 utamanya dalam bidang ekonomi dan politik dimana dalam kerjasama yang dilakukan oleh Cina tersebut notabene juga membawa tujuan yang ingin di capai baik dalam bidang ekonomi maupun politik oleh Cina.

1.2 RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam skripsi ini penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Cina di bidang ekonomi dan politik dalam kerjasama ACFTA tahun 2010 dengan ASEAN?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

  Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana kerjasama ACFTA yang dilakukan oleh Cina dalam bidang ekonomi dan politik.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

  1. Secara akademis, penelitian ini di harapkan akan memberikan pengetahuan dan penjelasan secara umum dan menambah wawasan bagi para pembaca mengenai hubungan ekonomi politik Cina dalam kerjasama ACFTA.

  2. Penelitian ini juga dapat di jadikan bahan bacaan bagi mahasiswa ilmu hubungan internasional dan di jadikan sebuah referensi bagi siapa yang akan melakukan riset tentang hubungan internasional yang berhubungan dengan kasus yang membahas masalah hubungan kerjasama Cina dengan ASEAN utamanya dalam hal ekonomi dan politik dalam ACFTA.

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Terdahulu

  Sangat banyak sekali buku mau pun literatur yang membahas dan menjelaskan tentang hubungan kerjasama antara Cina dan Asia Tenggara, berikut ini beberapa tulisan dari berbagai studi tentang hal tersebut yang penulis ambil sebagai acuan:

  Yang pertama adalah hasil karya dari Suthiphand Chirathivat dalam jurnalnya yang berjudul “ASEAN-Cina Free Trade Area : background, implication and future development” 11 dalam tulisannya chirathivat mengatakan

  bahwa kerjasama ACFTA yang di lakukan antara Cina dengan ASEAN merupakan langkah Cina untuk dapat menumbuhkan perekonomiannya. Walaupun pada kenyataannya kerjasama tersebut mengharuskan keduanya untuk saling sama-sama untung. Kerja sama ini merupakan awal dari babak baru rangkaian kerja sama ekonomi Cina terhadap ASEAN. Kerja sama ini di dirikan pada bulan November 2001 dimana kedua belah pihak telah menyepakati bahwa ACFTA ini berlaku dalam jangka waktu 10 tahun dan ini merupakan langkah strategis Cina di kawasan Asia Tenggara. Perjanjian ini di tuangkan dalam bentuk

  11 S. Chirathivat, ASEAN-Cina Free Trade Area: Background, Implication and Future Development, Journal of Asian Economics, Volume 13, Issue 5, September-October 2002, Hal

  671-686 671-686

  Dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang sangat pesat, kelihatannya Cina akan lebih sering membutuhkan barang sumber produksi untuk industrinya dan akan lebih banyak melakukan import. ASEAN akan nyediakan bahan baku ini untuk Cina di mana bahan baku tersebut berupa natural resource dan intermediate inputs. ASEAN dan Cina berharap dengan adanya ACFTA ini akan membuat kedua pihak saling untung dan menimbulkan saling ketergantungan di antara keduanya. Sehingga Negara ASEAN akan terstimulasi pertumbuhan ekonominya dari adanya kerja sama dengan Cina tersebut.

  Yang kedua adalah tulisan dari park donghyun yang berjudul “The Prospects of ASEAN-Cina Free Trade Area: A Qualitative Assessment” 12 dalam

  tulisannya tersebut donghyun menjelaskan bahwa ASEAN dan Cina adalah merupakan partner dalam bidang ekonomi dan juga sekaligus saling bersaing satu dengan yang lain. persaingan tersebut tidak hanya dalam bidang ekspor pasar akan tetapi juga dalam bidang FDI dari jepang maupun dari Negara industry lainnya. Persaingan dengan Cina telah membuat ASEAN khawatir akan industry manufaktur yang semakin berkembang di Cina bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi Cina. maka dari itu hubungan kerjasama ACFTA lebih di pilih oleh ASEAN untuk meredam persaingan yang akan terjadi dengan ekonomi besar Cina.

  12 Donghyun, park “The Prospects of ASEAN-Cina Free Trade Area: A Qualitative Assessment”, Nanyang Technological University, Singapore. Hal 1-25

  Selain itu penulis tersebut juga menjelaskan objek utama dalam penelitiannya lebih condong kepada kemungkinan dan keinginan dalam bidang ekonomi yang akan di dapat dalam hubungan kerjasama ACFTA dari perspektif ASEAN. Dengan menggunakan teori “custom union” maka dapat di tarik kesimpulan bahwa ACFTA yang akan terjadi antara Cina dengan ASEAN akan menghasilkan saling untung di antara kedua belah pihak. Hal tersebut di karenakan sebelum adanya ACFTA sudah terdapat hubungan ekonomi yang cukup signifikan di antara keduanya dan akan menjadi lebih signifikan dengan adanya ACFTA.

  Dengan beberapa pertimbangan bahwa ACFTA akan mengalami kesuksesan dalam penerapannya di harapkan ACFTA akan menjadi pemacu bagi industry di ASEAN di karenakan industry di ASEAN mendapat saingan daripada industri di Cina sebagai pesaingnya dalam ACFTA. Dalam jangka periode pendek Cina sebagai competitor utama ASEAN kan memberikan dampak menyakitkan dalam industri di Negara ASEAN dan ekonominya di karenakan industri di kawasan ASEAN tidak memiliki keunggulan komparatif. Akan tetapi dampak menyakitkan tersebut akan memaksa industri Negara di kawasan ASEAN untuk mau berkembang dengan meningkatkan SDA dan peningkatan dalam bidang teknologi sehingga dapat bersaing dengan industri dari Cina

  Dari beberapa studi terdahulu tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian yang penulis ambil studi terdahulu yang pertama lebih menitik beratkan prospect ACFTA dari segi Cina dan studi terdahulu ke dua lebih ke ASEAN sedangkan penelitian ini lebih menekankan untuk menjelaskan bagaimna kerjasama ekonomi dan politik Cina itu sendiri dalam ACFTA dengan kawasan ASEAN.

2.2 Kerangka Konseptual

  2.2.1 Konsep Kerjasama International

  Dalam dunia hubungan internasional banyak di pelajari teori dan konsep yang berkaitan dengan pengaturan hubungan antara Negara dalam melakukan hubungannya dengan Negara lain salah satunya adalah tentang konsep kerjasama yang mengatur tentang hubungan antara dua Negara atau lebih dalam melakukan hubungan pada lingkup internasionalnya. Konsep tersebut mempelajari di antaranya tentang penyebab dan kondisi dari suatu Negara dalam melakukan kerjasama dengan Negara lain. Suatu bentuk kerjasama dapat terjadi bilamana adanya keinginan suatu Negara dalam merespon tindakan-tindakan yang di lakukan oleh Negara lain dalam lingkup internasional. Suatu bentuk kerjasama juga dapat di jalankan dalam berbagai bentuk seperti dalam bentuk perundingan bilamana karena belum terjadinya kesesuaian masalah dan tujuan daripada dilakukannya kerjasama dan kerjasama yang terjadi tanpa perundingan bilamana

  sudah terdapat kesamaan pandangan di antara anggotanya. 13

  Terdapat banyak definisi daripada kerjasama itu sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainya akan tetapi memiliki inti yang sama di dalamnya. Kerjasama dapat di artikan sebagai suatu bentuk daripada hubungan yang berdasar pada asas hukum yang ada dan terjadi karena kesadaran pelakunya dan bukan didasarkan karena paksaan atau kekerasan seperti halnya dalam suatu organisasi internasional. Suatu bentuk kerjasama juga terjadi karena sebagai respon dan penyesuaian perilaku para aktor serta merupakan seuatu bentuk antisipasi terhadap

  13 Dougherty, James E. Robert L. Pfaltzgraff “Contending Theories in International Relations”1997, hal. 418.

  perilaku aktor lain dalam menjalankan tujuan yang ingin mereka capai. Kerjasama juga dapat di lakukan melalui proses perundingan di dalamnya apabila terdapat perbedaan pandangan di antara aktor-aktor yang ikut dalam suatu kerjasama guna untuk menyesuaikan tujuan bersama. Selain itu kerjasama juga dapat di lakukan tanpa media perundingan apabila di antara para aktor pelakunya sudah memiliki

  kesamaan pandangan. 14

  Selain itu kerjasama juga dapat di definisikan sebagai serangkaian hubungan timbal balik antara aktor yang tidak di dasarkan pada paksaan maupun kekerasan dan berdasar pada hukum yang berlaku seperti kerjasama yang terdapat pada sebuah organisasi internasional PBB ataupun Uni Afrika. Dalam definisi tersebut kerjasama juga di maksudkan sebagai suatu usaha yang dilakukan bersama antara perorangan atau sekelompok manusia guna mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat muncul dari kesadaran individu yang memiliki komitmen terhadap kesejahteraan bersama maupun sebagai dasar dari pemenuhan kepentingan pribadi. Inti dari perilaku kerjasama terdapat pada sejauh mana kepercayaan seseorang terhadap orang lain yang di ajak untuk bekerjasama. Sehingga dapat di simpulkan inti dari konsep kerjasama berdasar pada pemenuhan kepentingan pribadi, dimana hasil akhir yang menguntungkan kedua belah pihak dapat di realisasikan melalui kerja sama daripada dengan usaha pribadi ataupun

  dengan cara persaingan. 15

  14 Ibid. hal 419 15 Ibid

  Kerjasama dapat dijalankan dengan berbagai macam konteks yang berbeda akan tetapi biasanya kebanyakan kerjasama dilakukan oleh dua aktor karena memiliki kepentingan dan menghadapi suatu masalah yang sama. Bentuk kerjasama dalam lingkup internasional juga dilakukan oleh Negara dibawah naungan organisasi ataupun lembaga internasional. Kerjasama dalang lingkup internasional biasanya lebih komplek karena melibatkan berbagai macam aspek di dalamnya yang harus di perhatikan dan dipenuhi oleh kedua belah pihak yang akan melakukan kerjasama.

  Kerjasama internasional ini di definisikan sebagai salah satu usaha yang dilakukan oleh Negara-negara untuk menyamakan kepentingan-kepentingan yang sama dan merupakan suatu perwujudatan daripada kondisi masyarakat yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kerjasama internasional biasanya berlangsung pada situasi yang bersifat desentralisasi di mana suatu kerjasama tersebut melibatkan institusi-intitusi dan jaringan kultur yang dipisahkan secara geografis oleh batas wilayah suatu Negara sehingga penyamaan pemikiran untuk pemecahan masalah dalam kerjasama tersebut sangat diutamakan agar tidak

  menimbulkan kebuntuan dalam kerjasama yang di jalin. 16

  Kerjasama internasional menurut Drs Teuku May Rudi di definisikan sebagai suatu bentuk pola kerjasama yang melewati garis batas suatu Negara dengan berdasarkan pada struktur yang jelas dan lengkap serta diharapkan akan terus berlangsung secara berkesinambungan dan melembaga guna untuk mencapai

  16 Sjamsumar Dam dan Riswandi, “Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan dan Masa Depan”,1955, hal. 15 16 Sjamsumar Dam dan Riswandi, “Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan dan Masa Depan”,1955, hal. 15

  pemerintah pada Negara yang berbeda. 17

  Tujuan daripada suatu kerjasama internasional adalah untuk menambah kesejahteraan bersama antar anggotanya dikarenakan memang setiap kerjasama yang dijalin dan di bentuk oleh suatu Negara biasanya memang memiliki tujuan guna mempercepat peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian masalah di antara keduanya. Menurut K.J Holsti proses terjadinya suatu bentuk kerjasama adalah di dasarkan pada perpaduan dari berbagai macam permasalahan nasional, regional maupun global yang menarik perhatian lebih dari satu Negara dalam lingkup internasional. Kerjasama internasional menurut K.J Holsti di definisikan kedalam beberapa bentuk seperti merupakan suatu bentuk perpaduan dua kepentingan atau lebih terkait nilai dan tujuan dalam menghasilkan sesuatu serta di jalankan dan di penuhi oleh semua pihak pelaku kerjasama. Selain itu kerjasama juga merupakan suatu pandangan tentang kebijakan dari suatu Negara tertentu yang berguna bagi tercapainya kepentingan dari Negara lain dalam bentuk persetujuan antara dua Negara atau lebih yang memiliki kepentingan yang berbeda dan di dasari pada

  aturan resmi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 18

  Kerjasama internasional juga di bagi dalam beberapa bentuk bagian di dalamnya yakni: 19

  17 Rudi, T.May. “Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional”. 1993. Hal.3 18 K.J Holsti, “International Politics, a Framework for Analysis”1995. Hal. 652-653

  19 Pamuji Nanang Mugasejati, “Konsep Legalisasi dalam Politik Kerjasama Internasional”, 2006, hal. 124.

  1. Kerjasama universal (Global) kerjasama universal di definisikan sebagai suatu bentuk kerjasama yang bersifat universal atau global dimana kerjasama ini memadukan daripada kepentingan dari Negara- negara di seluruh dunia dan memiliki tujuan dan cita-cita bersama yang ingin di capai oleh semua anggota di dalamnya.

  2. Kerjasama regional dapat di definisikan sebagai suatu bentuk kerjasama antar Negara yang memiliki kedekatan wilayah atau geografis dimana yang paling menentukan dalam kerjasama regional adalah kedekatan geografis antar Negara yang melakukan kerjasama. Selain itu kesamaan pandangan politik dan kebudayaan dan struktur ekonomi dari Negara dalam satu kawasan juga menjadi faktor penting yang harus di pertimbangkan dalam kerjasama regional.

  3. Kerjasama ideologis merupakan suatu bentuk kerjasama yang di lakukan antar Negara yang memiliki kesamaan ide ataupun kepentingan di dalamnya tanpa memandang batas wilayah geografis Negara yang akan melakukan kerjasama. Kerjasama ideologis ini biasanya dilakukan oleh kelompok kepentingan yang memnfaatkan keterbukaan forum global untuk mencapai keuntungan dalam kepentingannya.

  4. Kerjasama fungsional merupakan suatu bentuk kerjasama yang terjalin antar suatu Negara yang dianggap memiliki fungsi yang mendukung kepentingan bersama dari Negara peserta kerjasama internasional 4. Kerjasama fungsional merupakan suatu bentuk kerjasama yang terjalin antar suatu Negara yang dianggap memiliki fungsi yang mendukung kepentingan bersama dari Negara peserta kerjasama internasional

  Kerjasama internasional yang dilakukan oleh Negara pada akhirnya akan menimbulkan suatu ketergantungan di dalamnya, dimana organisasi internasional sebagai suatu bentuk wadah yang mewadahi kerjasama memainkan suatu peran dengan kapasitasnya sebagai aktor non Negara. Tujuan akhir yang ingin di capai dalam suatu kerjasama yang dilakukan di tentukan berdasarkan persamaan kepentingan dari masing-masing Negara anggota. Berdasar pada kepentingan yang menjadi tujuan kerjasama internasional dapat di bagi menjadi beberapa

  tingkatan yakni: 20

  1. Kerjasama dalam tingkatan konsensus yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kerjasama yang dilakukan antar Negara tanpa memandang kepentingan dari Negara peserta anggota dan umumnya Negara yang terlibat di dalamnya tidak memiliki keterlibatan yang tinggi dalam kerjasama tersebut di karenakan tujuan kerjasama yang berbeda dengan kepentingan bersama anggota.

  20 Hocking Brian, Smith Michael, “World Politic: An Introduction to International Relation”, 1996, hal. 222.

  2. Kerjasama dalam tingkatan kolaborasi merupakan suatu bentuk kerjasama yang lebih tinggi dari konsensus di karenakan kerjasama tersebut di bangun atas dasar sejumlah besar kepentingan di antara anggota peserta kerjasama tersebut sehingga kerjasama tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin di capai dan umumnya Negara yang terlibat memiliki keterlibatan yang tinggi guna mencapai kepentingannya.

  3. Kerjasama dalam tingkatan integrasi merupakan suatu bentuk kerjasama yang di tandai dengan kedekatan dan keharmonisan yang begitu besar di antara Negara yang terlibat dalam kerjasama tersebut di karenakan perbedaan kepentingan pada anggotanya sudah tidak tampak. Dalam tingkatan integrasi ini sangat jarang sekali terjadi benturan kepentingan di antara anggotanya.

  Berdasarkan pada bidangnya kerjasama antar Negara dibagi menjadi beberapa bagian seperti kerjasama dalam bidang ekonomi, kerjasama dalam bidang politik dan keamanan, kerjasama dalam bidang sosial.

  Kerjasama dalam bidang ekonomi adalah merupakan suatu komponen dalam kerjasama internasional yang membutuhkan suatu kondisi dimana kerjasama tersebut mendukung daripada proses dalam perdagangan dan integrasi keuangan dalam ranah internasional dengan melakukan penerapan suatu perilaku yang mengarah pada tujuan pencapaian keuntungan dalam bidang ekonomi baik dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Kerjasama tersebut biasanya di Kerjasama dalam bidang ekonomi adalah merupakan suatu komponen dalam kerjasama internasional yang membutuhkan suatu kondisi dimana kerjasama tersebut mendukung daripada proses dalam perdagangan dan integrasi keuangan dalam ranah internasional dengan melakukan penerapan suatu perilaku yang mengarah pada tujuan pencapaian keuntungan dalam bidang ekonomi baik dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Kerjasama tersebut biasanya di

  sebagainya. 21

  Kerjasama dalam bidang sosial merupakan kerjasama yang di lakukan oleh sekelompok Negara yang bertujuan untuk memberi dampak dan manfaat dalam bidang sosial kemasyarakatan dan bertujuan untuk mencapai kepentingan sosial daripada Negara yang melakukan kerjasama tersebut. bentuk kerjasama sosial ini seperti misalnya badan-badan sosial yang ada dalam PBB seperti WHO,

  ILO, UNICEF dan sebagainya. 22

  Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan merupakan kerjasama yang di lakukan oleh sekelompok Negara yang di jadikan tujuan untuk mencapai tujuan daripada kepentingan kemanan dan politik bersama ataupun individual daripada Negara-negara tersebut. kerjasama ini bisa berbentuk hubungan politik maupun berupa kebijakan politik lokal maupun internasional baik dalam bidang ekonomi, security, sosial antara Negara yang digunakan untuk mencapai kepentingannya dan untuk menghadapi ancaman dari luar. Bentuk kerjasama dalam bidang politik

  seperti SEATO, ANZUS, NATO, CENTO dan lain sebagainya. 23

  Selain itu kerjasama internasional yang terbentuk juga memiliki alasan masing-masing dari suatu Negara anggota kerjasama. Menurut K.J Holsti terdapat

  21 O’farrill Enrique, Fierro Juan, Eugenia Maria, Perez Eugenio, Vallejos Marcela, “ Economic Cooperation” 1999, hal. 15

  22 Fehr Ernst Gintis Herbert, “Human Motivation and Social Cooperation : Experimental and Analytical Foundations”,2006, hal. 10

  23 23 Pamuji Nanang Mugasejati, “Konsep Legalisasi dalam Politik Kerjasama Internasional”, 2006, hal. 122-125 23 23 Pamuji Nanang Mugasejati, “Konsep Legalisasi dalam Politik Kerjasama Internasional”, 2006, hal. 122-125

  1. Kerjasama dilakukan Negara guna meningkatkan ekonominya, dimana dengan adanya kerjasama dengan Negara lain Negara tersebut akan dapat mengurangi biaya produksi yang harus di tanggung dalam memenuhi kebutuhan produk yang di produksi untuk rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki Negara tersebut. Selain itu kerjasama juga akan menciptakan peluang pembukaan pasar dan investasi yang akan membantu ekonomi Negara.

  2. Kerjasama dilakukan Negara untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pemenuhan bahan baku produksi yang di dapat dari Negara lain

  3. Kerjasama dilakukan karena adanya permasalahan yang mengancam keamanan bersama

  4. Kerjasama dilakukan karena sebagai bentuk pengurangan terhadap kerugian negatif yang timbul akibat tindakan individual Negara dimana kerugian negatif tersebut akan berdampak terhadap Negara lain.

  Selain alasan yang mendorong Negara untuk melakukan kerjasama dengan Negara lain, kerjasama juga berdasar pada faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya suatu kerjasama antar Negara. Menurut Koesnadi

  24 K.J Holsti, “International Politics : A framework For Analysis”1995. Hal 362

  Kartasasmitra kerjasama internasional antar Negara di dorong oleh beberapa faktor yakni: 25

  1. Kerjasama di bentuk oleh faktor dalam bidang teknologi dimana perkembangan teknologi yang semakin maju dan canggih mendorong mudahnya suatu Negara melakukan hubungan kerjasama sehingga meningkatkan kesalingtergantungan di antara keduanya.

  2. Kemajuan dan perkembangan ekonomi dari suatu Negara juga menjadi faktor pendorong dari terbentuknya kerjasama sehingga Negara yang berekonomi kuat akan dapat membantu daripada Negara yang memiliki ekonomi lemah lewat kerjasama.

  3. Perubahan sifat peperangan yang mana dapat menjadi faktor pendorong suatu keinginan bersama untuk saling melindungi dan membela diri dari ancaman dalam bentuk kerjasama internasional.

  4. Adanya kesadaran dan keinginan untuk berorganisasi pada Negara sehingga menjadi faktor pendorong dalam melakukan kerjasama dikarenakan dengan jalan membentuk suatu organisasi akan mempermudah dalam penyelesaian permasalahan yang di hadapi.

  25 Koesnadi Kartasasmita, “Organisasi Dan Administrasi Internasional”. 1997. Hal. 22

2.3 Operasionalisasi Konsep

  2.3.1 ACFTA (Asean China Free Trade Area)

  Kerjasama internasional tidak dapat di pisahkan dalam lingkup internasional karena Negara tidak dapat hidup sendiri dalam dunia internasionalnya. Kerjasama perdagangan ACFTA merupakan suatu bentuk kerjasama yang di lakukan antara Negara di kawasan ASEAN dengan Cina yang mana kerjasama tersebut merupakan suatu bentuk kerjasama multilateral yang di lakukan oleh Cina terhadap Negara di kawasan ASEAN. Sekilas kerjasama tersebut dapat dilihat merupakan suatu bentuk daripada kerjasama dalam bidang ekonomi akan tetapi ACFTA juga merupakan suatu bentuk produk daripada kebijakan luar negeri Cina dalam bidang ekonomi di kawasan Asia Tenggara yang mana hal tersebut dapa di golongkan kedalam ranah politik Cina itu sendiri terhadap kawasan ASEAN.

  Dalam kerjasama ACFTA yang akan berlaku pada tahun 2010 yang di lakukan oleh Cina dengan Negara di kawasan Asia Tenggara Cina memiliki tujuan dalam bidang ekonomi dan politik di dalamnya yang akan di capai sebagaimana yang terdapat dalam konsep kerjasama bahwa kerjasama yang dilakukan oleh Negara dengan Negara lain memiliki kepentingan di dalamnya. Tujuan ekonomi daripada Cina itu sendiri dalam kerjasama ACFTA adalah dalam bidang trade atau perdagangan dan investasi yang mana perdagangan tersebut di bagi dalam dua bagian yaitu ekspor dan impor. Impor berkaitan dengan pemasukan barang dari luar ke dalam Negara hal ini terkait dengan sumber daya Dalam kerjasama ACFTA yang akan berlaku pada tahun 2010 yang di lakukan oleh Cina dengan Negara di kawasan Asia Tenggara Cina memiliki tujuan dalam bidang ekonomi dan politik di dalamnya yang akan di capai sebagaimana yang terdapat dalam konsep kerjasama bahwa kerjasama yang dilakukan oleh Negara dengan Negara lain memiliki kepentingan di dalamnya. Tujuan ekonomi daripada Cina itu sendiri dalam kerjasama ACFTA adalah dalam bidang trade atau perdagangan dan investasi yang mana perdagangan tersebut di bagi dalam dua bagian yaitu ekspor dan impor. Impor berkaitan dengan pemasukan barang dari luar ke dalam Negara hal ini terkait dengan sumber daya

  Sebagaimana kita tahu ACFTA merupakan produk kebijakan luar negeri Cina dalam bidang ekonomi dengan kawasan Asia Tenggara yang mana dalam hal ini Cina juga memiliki tujuan politik di dalamnya. Tujuan politik dalam ACFTA berkaitan dengan political economy yang ingin dicapai lewat ACFTA. sehingga ACFTA digunakan oleh Cina selain untuk memperoleh status internasional di kawasan ASEAN juga untuk memperoleh status dalam lingkup global. Dalam hal ini tujuan politik dari Cina terhadap kerjasama ACFTA mengarah pada pembentukan kerjasama regional tersebut sebagai tuntutan dari perkembangan regionalisme dunia terutama di Negara maju seperti NAFTA dan Uni Eropa dalam lingkup global. Sedangkan dalam lingkup regional tujuan politik Cina dalam kerjasama ACFTA berkaitan dengan persaingan status dengan Negara lain seperti Amerika dan Jepang di kawasan Asia Tenggara.

2.4Alur Pemikiran

  Hubungan ekonomi dan politik Cina-ASEAN dalam kerjasama ACFTA tahun 2002-210

  Apa tujuan ekonomi dan politik Cina dalam

  kerjasama ACFTA?

  Konsep kerjasama internasional

  Kerjasama dalam

  Kerjasama dalam

  bidang ekonomi

  bidang politik

  Trade ekspor dan impor

  International Political

  Investasi

  security cooperation

  - Peningkatan kesejahteraan ekonomi

  -Menangani permasalahan yang

  lewat pembukaan pasar dan investasi

  mengancam keamanan bersama

  - meningkatkan efisiensi produksi

  -Mengurangi kerugian negatif dari

  lewat impor bahan baku produksi

  tindakan individual Negara

  - impor bahan baku produksi oleh

  - mengimbangi Amerika dan jepang

  Cina

  di kawasan Asia Tenggara.

  - ekspor guna memperluas pasar

  -kerjasama terkait batas wilayah laut Cina selatan

  -investasi asing guna menunjang ekonomi Cina

  Menurut konsep kerjasama internasional hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Cina dalam ACFTA adalah kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik yang dilakukan dalam sisi ekonomi yakni perluasan pasar, impor bahan baku dan investasi asing sedangkan di sisi politik kerjasama ACFTA dijalankan oleh Cina untuk mengurangi pengaruh amerika dan jepang di kawasan Asia Tenggara serta penyelesaian konflik laut Cina selatan

2.5 Argument utama

  Menurut konsep kerjasama internasional hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Cina dalam ACFTA adalah kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik yang dilakukan dalam sisi ekonomi yakni perluasan pasar, impor bahan baku dan investasi asing sedangkan di sisi politik kerjasama ACFTA dijalankan oleh Cina untuk mengurangi pengaruh amerika dan jepang di kawasan Asia Tenggara serta penyelesaian konflik laut Cina selatan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 TipeJenis Penelitian

  Dalam melakukan penelitian haruslah menggunakan suatu metode yang digunakan dalam menganalisa objek yang hendak diteliti oleh seorang peneliti, dan dari itu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk menguji hubungan antar

  variable yang dihipotesiskan. 26 Penelitian deskriptif, karena dalam format penulisan dan penelitian ini, penulis mencoba menjelaskan dan menganalisa

  masalah yang ada untuk dikaji dan pahami secara menyeluruh.

  Dalam tulisan ini penelitian yang dilakukan merupakan tipe deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan apa dan bagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Cina dalam ACFTA utamanya dalam bidang ekonomi dan politik di lihat dari data-data di antara keduanya

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

  Penulis membatasi pembahasan pada hubungan kerjasama ekonomi dan politik Cina-ASEAN dalam ACFTA tahun 2001-2010. Di maksudkan pembatasan masalah yang akan dijelaskan dalam bidang ekonomi dan politik serta tahun 2000-2010 karena data-data tentang kerjasama tersebut berada dalam ruang lingkup di tahun tersebut dan juga agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam.

  26 Sanapiah Faisal,”Format-format Penelitian Sosial”, 2005, hal. 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data

  Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data-data diperoleh dari studi pustaka seperti buku, jurnal-jurnal ilmiah, diskusi dengan dosen pembimbing dan bahan dari internet. Teknik pengumpulan meliputi proses pengumpulan bahan-bahan, penyeleksian bahan yang tepat, dan pengaplikasian dalam tulisan.

3.4 Teknik Analisis Data

  Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk tertentu agar lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. 27 Penelitian ini menggunakan

  metode kualitatif yang menggunakan kausalitas atas data dan variable yang ada. Teknik analisa data kualitatif digunakan untuk menganalisis perilaku dan sikap

  yang tidak dapat dikuantitatifikasi. 28 Teknik analisa data dilakukan melalu analisa non-statistik dimana data tabel, angka ataupun grafik diuraikan kedalam bentuk

  kalimat dan paragraf untuk diinterprestasikan dan dijabarkan pada kajian analisa yang menjelaskan rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian.

3.5 Sistematika Penulisan

  Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Bab II merupakan bab yang menjelaskan kerangka pemikiran yang terdiri dari pendekatanteori dan hipotesis.

  27 Darsono Wisadirana, “Metode Penelitian dan Pedoman Penulisan Skripsi”, 2005, hal. 101 28 Lina Harrison, Tej Tri Wibowo B.S, “Metodologi Penelitian Politik”, 2007, hal. 86