BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA SURABAYA.

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI

POSITIF THINKING DALAM MENGATASI MINDSET

NEGATIVE SISWA KELAS XI IPS DI SMA NURUL HUDA

SURABAYA

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam

(S. Sos.I)

DisusunOleh :

SUBAIDAH

NIM. B03212046

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

ABSTRAKS ... iii

KATAPENGANTAR. ... iv

DAFTARISI ... . vi

DAFTARTABEL ... viii

BABI PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

F. Metode Penelitian... 13

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... . 15

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... . 16

4. Teknik Pengumpulan Data... . 18

5. Teknik Analisis Data ... . 19

G. Sistematika Pembahasan ... . 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 23

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam... 23

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam... 27

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 29

D. Pengertian Terapi positive Thinking... 31

1. Hakikat Manusia menurut PTT ... 36

2. Kelemahan dan Kelebihan ... 37

3. Strategi Berpikir positive ... 37

4. Ciri-ciri Kepribadian Positive ... 46

E. Pengertian Mindset Negatif ... 50

1. Ciri-ciri Mindset Negatif ... 53

2. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir Seseorang... 53

3. Dampak Dari Mindset Negative ... 55

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 55

G. Hipotesis ... 57

BAB IIIPENYAJIAN DATA ... 56

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... ... 58

1. Gambaran Umum Sekolah ... 58

a. Letak Geografis Sekolah ... 58

b. Sejarah Perkembangan Sekolah ... 58

c. Profil Singkat Sekolah ... 60


(7)

e. Keadaan Sarana dan Pra Sarana ... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian... ... 66

1. PelaksanaanBimbingandanKonselingIslamdenganTerap i Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 68

2. HasilPelaksanaan PenelitianBimbingandanKonselingIslam dengandenganTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya ... 77

3. Pengujian Hipotesis ... 89

BAB IV ANALISISDATA ... 90

A. Analisi Data TerapiTerapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujianHipotesis ... 90

B. Analisis Data SejauhManaPengaruhTerapiPositive Thinking dalam mengatasi Mindset Negative SiswaMenggunakanPengujian Dua Sample ... 94

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA


(8)

ABSTRAK

Subaidah (B03212046). Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Positif Thinking Dalam Mengatasi Mindset Negative Siswa Kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

Fokus penelitian ini adalah (1)Bagaimana Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif Thinking dalam Mengatsi Mindset

Negative Siswa? (2) Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Positif Thinking dalam mengatasi MindsetNegative siswa?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitif dengan eksperimen analisis uji-T (Paired sample T-test). Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan angket Pret test dan

Post Test, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah 18 Siswa SMA

Nurul Huda Surabaya. Adapun indikator dari masing-masing variabel adalah 1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke positif. Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak menyia-nyiakan waktu. 2) Mindset Negatif dalam hal ini dibatasi pada: aspek prilaku, aspek sikap, aspek pandangan.

Dalam penelitian ini proses konseling Dalam pengkondisian awal sebelum mengarah ke proses Positif thinking tersebut, peneliti memberikan gambaran awal yang dikemas dalam sebuah training/pelatihan yang disitu mencakup pembahasan tentang Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang mudah putus asa, Mengurangi sifat klien yang awalnya malas untuk belajar, Mendorong klien agar bisa percaya diri. Semua gambaran awal tersebut dijelaskan tentang betapa pentingnya aspek-aspek tersebut dalam kehidupan. Dalam penelitian ini menggunakan Terapi Positive Thinking dengan strategi teladan/modelling dan afirmasi positif. Langkah selanjutnya adalah melihat adanya pengaruh atau tidaknya Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi mindset negative siswa di SMA Nurul huda Surabaya. Dengan melihat hasil uji-t menunjukkan bahwa korelasi 0,830 > 0,000 Nilai korelasi lebih besar dari pada nilai signifikan, hal ini menunjukkan adanya Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positive Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif Siswa di SMA Nurul Huda Surabaya.Adapun sejauh mana pengaruhnya adalah Tinggi.


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.1 Siswa digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan, siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional: “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Tugas guru seharusnya untuk menjadi fasilitator dimana guru mengusahakan berbagai sumber belajar yang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.2 Guru merupakan pembimbing dalam artian mengusahakan kemudahan anak untuk belajar. Guru juga bisa disebutsebagai mediator yang kreatif memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Guru dapat disebut juga dengan learning manager (pengelola kelas), yaitu mengusahakan terciptanya kondisi belajar di kelas yang optimal. Guru juga sebagai motivator, yaitu lebih banyak memberikan dorongan semangat terhadap belajar siswa, sehingga siswa bergairah untuk belajar atas dorongan

1

Id Tesis, Pengertian Siswa Menurut Para Ahli, ( https://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/), di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.00 pm

2

SURYAUNIPA, Peranan Guru, ( https://suryaunipa.wordpress.com/2012/04/05/peranan-guru-2/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.20 pm


(10)

2

diri sendiri, dan mereka menjadi sadar bahwa belajar adalah demi kepentingan masa depan dirinya.

Dukungan dari guru sangatlah penting bagi siswakarena dukungan dari guru merupakan penyemangat bagi para siswa. Dengan adanya guru yang mendukungparasiswanyaberartibahwa guru telah membangkitkan motivasi siswa dalam menuntut ilmu dan mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa yang mendapat dukungan dari guru pasti akan terus menunjukkan kreatifitas yang mereka miliki. Kedepannya guru harus mewujudkan keberhasilan siswanya dimana dengan hal itu siswa mampu menerima ilmu yang diajarkan dan juga memberi contoh yang baik kepada siswanya, serta menerapkan perilaku yang baik dan sopan pada kehidupan sehari-hari, baik itu di sekolah maupun di rumah. Hal tersebut akan sulit terwujud jika terdapat stereotip terhadap siswa-siswa tertentu.

Seperti yang terjadi pada kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya. Kelas tersebut mendapat julukan negatif atau label negatif dari para guru. Padahal kata-kata negatif atau labeling secara negatif pada siswa dapat menyebabkan siswa justru akan semakin membuat siswa mengidentifikasi dirinya seperti halnya yang dilabelkan kepada dirinya. Hal tersebut justru menjadikan siswa semakin mengarahkan dirinya kepada berbagai kenegatifan tersebut karena label tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara singkat peneliti kepada seorang siswa kelas XI IPS di SMA Nuru Huda Surabaya yang beranama Sutima menyatakan bahwa sebenarnya dirinya mempunyai kemauan yang besar


(11)

3

untuk belajar, bahkan ia semangat membantu orangtuanya berjualan kue demi mendapatkan uang untuk membiayai sekolah. Akan tetapi, semangat tersebut luntur karena label negatif yang membuatnya tidak semangat belajar lagi.3

Wawancara singkat selanjutnya kepada siswa yang bernama Rosyid menyatakan bahwa kelas XI IPS masih tetap di anggap nakal dan di pandang sebelah mata oleh guru-guru dan hanya ada satu guru saja yang sayang sama mereka.4

Dalam terminologi hipnoterapi, kata-kata yang bersifat negatif dapat masuk ke alam bawah sadar seseorang dan langsung memprogram pikiran sadarnya.5 Kekuatan alam pikiran bawah sadar 88% cukup kuat untuk memerintah, sedangkan pikiran sadar hanya 12%. Selanjutnya, pikiran sadar memerintah organ-organ tubuh (fisik). Demikian pula jika seseorang terbiasa menerima kata-kata negatif yang merendahkan baik oleh orang-orang di lingkungan rumah, sekolah, maupun di lingkungan permainan bersama teman-teman dsb. Pengalaman pahit tersebut dapat berubah menjadi penghalang (blocks) secara mental yang disebut mental blocks.

Labeling merupakan suatu persoalan yang cukup dilematik.6 Ketika seseorang atau kelompok memberi label kepada orang lain atau pihak lain katakanlah dengan sebutan nakal maka julukan tersebut akan tersosialisasi

3

Hasil wawancara kepada Sutima siswi kelas XI IPS pada tanggal 20 Oktober 2015 jam 9.30 pm

4

Hasil wawancara kepada rosyid siswa kelas XI IPS pada tanggal 6 Mei 2016 pada jam 21.00 am

5

Miracle Ways, Mental Block & Program Negatif, (https://miracleone.wordpress.com/hypno-therapy/mental-block/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.00 pm

6

Lawlissimo, Labelling Theory, ( http://lawlissimo.blogspot.co.id/2013/07/pendahuluan-a_22.html) di akses pada tanggal 9 mei 2016 pada jam 14.00 pm


(12)

4

dengan intens. Pandangan orang lain terhadap pihak yang dijuluki akan menjadi sangat negatif, tidak perduli apakah pemberian label tersebut memiliki landasan argumen yang kuat atau tidak, bersifat benar atau hanya mengada-ngada. Sehingga dalam keadaan tertentu orang yang diberi label tersebut kemudian tidak akan mampu membendung arus negatif yang menerpa mereka, dari berbagai cacian, kecaman, hujatan, dan sanksi.

Tidak ada seorang pun guru yang berniat mengganggu kesejahteraan psikologis siswanya dan membuat siswanya mengalami “petaka”. Sebagian besar guru tidak menyadari betapa berbahayanya kedaan tersebut. Diantaranya yaitu tentang pandangan negatif guru terhadap para siswanya. Tanpa sadar guru mempunyai penilaian tertentu kepada siswanya. Penilaian negatif ini sering kali mengganggu karena hanya dengan kejadian yang sekali terjadi atau fakta yang tidak lengkap, guru telah memberikan penilaian kepada anak dengan atribut yang negatif (labelling).

Penilaian guru terhadap siswa mempengaruhi sikap dan prilaku guru terhadap siswa. Fakta tersebut ditemukan oleh DePorter dkk (2000).7 Ketika berinteraksi dengan siswa dari kelompok “berkemampuan tinggi”, guru-guru cenderung banyak mengumbar senyum, lebih banyak mengobrol dengan akrab, berbicara dengan penuh intelektual dan penuh humor, menggunakan kosakata komplek, dan bertindak lebih matang. Ketika berhadapan dengan siswa yang “berkemampuan rendah”, guru-guru yang sama cenderung berbicara lebih keras dan lambat karena seolah-olah siswa tidak dapat

7

Makalah Yuli Fajar Susetyo, Kesejahteraan Siswa di Sekolah, (umk.ac.id/.../[YULI] Makalah guru dan well being siswa) hal. 7 di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.10 pm


(13)

5

mendengar, jarang senyum. Ternyata, guru-guru memperlakukan siswanya sesuai dengan cap guru tersebut terhadap siswa.

Para siswa di kelas tersebut juga berpemikiran bahwa dari sekian banyak kelas yang ada di SMA Nurul Huda Surabaya, kelas XI IPS-lah yang merupakan kelas yang para siswanya dikenal sebagai siswa yang nakal. Dari pemikiran itu pula, muncul pemikiran dari siswa di kelas XI IPS tersebut bahwa mereka adalah siswa yang nakal. Ditambah lagi karena label dari para guru yang mengatakan bahwa kelas XI IPS tersebut merupakan kelas para siswa yang kurang potensial karena buangan dari kelas yang difavoritkan (kelas IPA) dan setiap ada kericuhan di sekolah, para guru secara langsung menganggap kelas XI IPS sebagai penyebab kericuhannya.

Banyak siswa yang tidak terima dengan julukan tersebutkarena menurut mereka yang menjadikankelas tersebutmendapatjulukan kelas nakal hanyalahberasaldari kenakalan beberapa anak saja. Akan tetapi, para guru memberikan julukan tersebut dengan melakukan generalisasi bahwa semua anak dalam satu kelas tersebut adalah anak-anak yang nakal. Dari dulu hingga sekarang banyak persepsi orang yang salah, dimana orang-orang selalu berfikiran kalau anak yang diterima di kelas IPA adalah anak yang pintar dan anak yang pendiam, tetapi anak yang masuk kelas IPS adalah anak yang kurang pintar dan nakal.

Dari persepsi itu, para siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Padahal, persepsi yang demikiantidakdapatsertamertadijadikansatu-satunyapatokandalammenilaikemampuanmaupunperilakuparasiswanya.


(14)

6

Terlebihapabilaterdapat siswa yang memiliki kemampuan cenderung di IPS tetapi siswa itu memaksakan untuk masuk IPA hanya karena alasan bahwa kelas IPS akan membuatnya diejek danmenjadi kelas tempat anak nakal, persepsi yang sedemikian justru akan berpengaruh pada masa depannya.

Maka, karena berbagai label itulah siswa di kelas XI IPS tersebut semakin acuh terhadap peningkatan belajarnya serta memiliki motivasi belajar yang sangat rendah dikarenakan image yang telah terlabel buruk serta pemikiran-pemikiran negatif lainnya. Maka dari itu diperlukannya upaya bantuan yang dapat menjadikan para siswa tersebut tidak lagi terbelenggu pada label yang membuat diri mereka semakin merasa tidak berharga dengan cara membuat mereka memiliki kekuatan untuk berubah lebih baik serta membuktikan bahwa labeling tersebut tidak lagi pantas diberikan kepada mereka dengan kemampuan berfikir yang positif.

Pikiran yang positifamatlahpentingdimilikiolehseseorang. Jika seseorang memiliki sikap positif, hal itu akan melahirkan perasaan-perasaan positif, gambaran-gambaran konstruktif, serta mengetahui sesuatu yang sebenarnya Anda inginkan. Hal itu tentu saja akan memberikan energi kebaikan, pencerahan, dan kekuatan untuk mendorong pencapaian kebahagiaan serta kesuksesan. Bahkan, pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan.Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses pemasukan berbagai pikiran, kata, gambaran konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran seseorang. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan


(15)

7

dalam setiap situasi dan tindakan. Apa pun harapan seseorang, pikiran positif dapat mewujudkannya.8Jadi, berpikir positif merupakan sikap mental mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.Dari situlah, peneliti akan melakukan sebuah upaya bantuan dalam bentuk Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapiPositif Thingking untuk mengatasiMindset Negatif Siswa kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana ProsesBimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi positif Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya?

2. Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif Thinking dalam mengatasi Mindset Negatif siswa Pada Kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkanrumusanmasalah yang

penelitiuraikandiatasmakatujuanpenelitianiniadalah:

1. Untuk mendeskripsikan Bimbingan dan Konseling Islam denganTerapi Positif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa PadaKelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

8

Heru Setyaka, Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Umur 20 Tahun Agar Kelak Sukses dan Bahagia, (Jogjakarta : FlashBooks, 2014) hal. 185


(16)

8

2. Untuk menjelaskan hasil Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan TerapiPositif Thinking dalammengatasiMindsetNegatifsiswa PadaKelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Denganadanyapenelitianini, di harapakan

dapatbermanfaatsecarateoritisdanpraktisbagiparapembacanya.Adapunmanfaat daripenelitianinidiantaranyasebagaiberikut:

1. ManfaatTeoritis

a. Menambahkhasanahkeilmuan Bimbingan dan Konseling Islam bagipeneliti yang laindalamhalMindsetnegatif siswa menggunakan terapi positif thinking.

b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan

Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses konselingdalamhal mengatasi Mindsetnegatif siswa.

2. ManfaatPraktis

a. Penelitianinidiharapkandapat membantu menangani mindset negatif di SMA Nurul Huda Surabaya. Dan juga untukmahasiswaBimbingan dan Konseling Islamsebagaicalonkonselor.

b. Sebagaisumberinformasidanreferensibagimahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam, khususnyabagimahasiswadalammelakukan proses konselingdalam mengatasi mindset negatif di kelas XI IPS dengan terapi positif thinking.


(17)

9

E. Definisi Operasional

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam bukunya Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9

Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong mengatasi masalah yang dihadapinya.10

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs. Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan

9

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam , (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15

10

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1, (Jakarta : Bina Rencana Pariwara, 2002), hal. 4-5


(18)

10

Al Hadits Rasulullah Saw.kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, dan Al Hadits.11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.

2. Terapi Positif Thinking

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri kita.12

Di dalam Terapi Positif Thinking ada beberapa stategi yang dapat di gunakan yaitu strategi teladan dan memberikan afirmasi positif.

a. Kelemahan dan kelebihan

11

Drs. Syamsul Munir Amin M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal. 23

12

Cahyo satria Wijaya, Think Positive Feel Positive & Get Positif Life, (Yogyakarta: Second Hope, 2011), hal. 7


(19)

11

 Kelebihan

1) Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang negatif ke positif

2) Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli 3) Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli

 Kelemahan

1) Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap sesutau hal

2) Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal 3. Mindset negatif

Mindset adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap

seseorang serta sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku, pandangan, sikap, dan masa depan seseorang13.

Mindset merupakan keyakinan seseorang yang mempengaruhi perilaku

dan sikap yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidup dari seseorang tersebut. Mindset sering dimaknai dengan kepercayaan (belief) atau sekumpulan kepercayaan (set of belief). Mindset, baik yang disadari ataupun tidak, akan menentukan cara berpikir, berkomunikasi, dan bertindak. Membentuk belief atau mindset positif menjadi kebutuhan bagi setiap orangtua maupun guru yang menghendaki kesuksesan bagi anak-anaknya. Betapa pentingnya membentuk mindsetpositif karena akan

13

Adi W. Gunawan, The Secret of Mindset, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal. 14


(20)

12

membentuk prilaku yang positif dan betapa berbahayanya jika mindset negatif yang terbentuk pada seorang anak karena akan membentuk prilaku yang negatif.

Menurut James Arthur Ray, menerangkan mindset adalah segugusan keyakinan, nilai-nilai, identitas, ekspetasi, sikap, kebiasaan, opini, dan pola pikir tentang diri anda, orang lain, dan hidup. melalui mindset, anda menafsirkan (memaknai) apa pun yang anda liat dan anda alami dalam hidup. sedangkan American Heritage Dictionary mendefinisikan mindset sebagai “a fixed mental attitude or disposition” (suatu sikap mental atau disposisi tertentu yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang terhadap situasi yang dihadapinya).14

Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk sukses dan mencapai kemapanan finansial15. Hanya persoalannya adalah banyak orang yang takut menggunakan potensi itu. Sikap tidak berani mencoba, perasaan takut gagal, merasa tidak mampu, merasa terlalu muda atau terlalu tua adalah pikiran negatif yang membelenggu kita. Mindset negatif inilah yang membuat kita berjalan di tempat dan akhirnya tidak pernah bisa mencapai puncak kesuksesan.

Perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal adalah cara mereka berpikir16. Orang sukses selalu memikirkan “apa yang mereka inginkan dan cara mendapatkannya”. Sedangkan orang yang gagal selalu

14

Andrias harefa, Mindset Therapy, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal. 1 15

Andrias harefa, Mindset Sukses Agen Asuransi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), hal. 69

16

Armala, Meraih Sukses Itu (Tidak) Gampang, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hal. 85


(21)

13

memikirkan dan membicarakan “apa yang tidak mereka inginkan”. Orang sukses memiliki mindset yang mendorong keberhasilannya, sedangkan orang gagal memilki mindset yang menghalangi keberhasilannya.

F. Metode Penelitian

1. PendekatandanJenisPenelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena analisis data dilakukan secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan statistic atau secara computerized berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan dalam desain penelitian. Menggunakan data-data statistic dengan pendekatan eksperiment. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan eksperimen.17

Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata dalam buku metode penelitian adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.

17

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Rineka cipta, 1993) hal. 73


(22)

14

Peneliti menggunakan Pretest Posttest Control Group Design, dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.18

Pengaruh perlakuannya adalah (O2– O1) – (O4– O3)

Adapun keterangan dari gambar 3.1 diatas, atau disebut juga skema desain penelitian pretest and posttest control group design, adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Keterangan Pretest Postest Control Group Design

R1 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok eksperimen

O1 Pre Test pada kelompok eksperimen

X Intervensi pada kelompok eksperimen berupa Terapi Positif Thinking

O2 Post Test pada kelompok eksperimen

R2 Penempatan kelompok secara acak (random) pada kelompok kontrol

O3 Pre Test pada kelompok kontrol

- Tidak ada Intervensi pada kelompok kontrol

O4 Post Test pada kelompok kontrol

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 76

R1 O1 X O2


(23)

15

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya,sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.19

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu finite (terbatas) dan infinite (tidak terbatas). Populasi terbatas artinya diketahui jumlahnya sedang tidak terbatas tidak diketahui jumlahnya.20Populasi yang sudah ditentukan disebut dengan populasi sasaran (target population).Dalam populasi sasaran, peneliti menjelaskan secara spesifik batasan dari populasi yang dipakai.21 Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi terbatas yang diambil dari siswa dan siswi kelas XI IPS di SMA Nurul Huda Surabaya. Target populasinya adalah pelajar yang sedang duduk di kelas XI IPS Nurul huda Surabaya.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga hasil penelitian

19

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 109.

20

Wasis, PedomanRisetPraktis, (Jakarta: EGC, 2006), hal. 44 21


(24)

16

dapat digeneralisasikan, generalisasi hasil penelitian oleh sampel berlaku juga bagi populasi penelitian tersebut.22Karena sampel digunakan untuk mewakili populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk penelitian yang berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil temuannya.Namun dalam penelitian ini, peneliti melibatkan seluruh anggota populasi yang disebut dengan sensus. Hal ini dikarenakan jumlah populasinya berjumlah kecil dan terbatas.23

Populasi di dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI IPS di SMANurul Huda yang berjumla 18 siswa dan siswi yang berasal dari kelasXI IPS yang mendapatkan label negatif dari para guru.

3. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.24 Jadi variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.25 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Variabeldalampenelitianperluditentukan agar

alurhubunganduaataulebihvariabeldalampenelitiandapatdipastikansecarat

22

AsepSaepulHamdi& E. Bahrudin,

MetodePenelitianKuantitatifAplikasidalamPendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hal.38 23

Istijanto, AplikasiPraktisRiset, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2007), hal. 114 24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118

25

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet. 9, hlm.61


(25)

17

egasdanjelas.Penentuanvariabeldalamsuatupenelitianberkisarpadavariabel bebas, variabelterikat, danvariabelkontrol.

Dalam Penelitianiniterdapatduavariabelyakni X (variabelbebas) dan Y (variabelterikat).

a. Variabelbebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Positif Thinking.

b. Variabelterikat (VY) adalahMindset Negatif siswa kelas XI IPS di SMA Nuruk Huda Surabaya.

Dari variabel tersebut di uji dibuat indikator dari indikator di perjelas menjadi indikator-indikatordalampenelitianiniadalah:

a. Indikator variabel bebas (X) :

Terapi positif thinking dibatasi pada:

1) Dapat membedakan antara yang positif dan negatif, dapat bertanggung jawab atas dirinya, merubah persepsi negatif ke positif.

2) Visualisasi positif, Keyakinan menjadi optimal, tidak menyia-nyiakan waktu.

b. Indikator variabel terikat (Y) :

Mindset negatif dalam hal ini dibatasi pada:

1) Aspek prilaku. aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol prilaku negatif.seperti suka murung tidak dapat diramalkan, kurang percaya diri, bosan di dalam kelas, cenderung


(26)

18

tidak mempunyai toleransi, memberdayakan kemampuan yang dimiliki, rendahnya etika.

2) Aspek sikap aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk bersikap baik dan tidak mudah terpengaruh saat menghadapi hal negatif. Seperti, mengambil inisiatif untuk bertindak,

Mengendalikan sendiri aktifitas yang dilakukan, Memikirkan segala sesuatu yang menyangkut diri sendiri, kemampuan mengendalikan diri, cenderung untuk bersikap negatif.

3) Aspek kepercayaan (pandangan) aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk percaya akan kemampuan diri dan potensi yang ada pada diri. Seperti, keyakinan akan kemampuan, kemandirian siswa, tidak konsistennya persepsi, Adanya kesadaran akan perubahan dalam hidup, Rendahnya keinginan menjadi lebih baik, Potensi siswa, Kurang memiliki keyakinan.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Diartikansebagaipengamatandanpencatatansecarasistematikterhada pgejala yang tampakpadaobjekpenelitian.Dalampenelitianini, observasidilakukanuntukmengamatisiswa SMA Nurul Huda Surabaya yang meliputi: keadaanataukondisiSiswa, kegiatanpara Siswa di Sekolah, dan proses terapikonseling yang dilakukan.

b. Dokumentasi

Dokumentasimerupakanmetodepengumpulan data


(27)

19

arsiptermasukbukutentangpendapatteori, dalilatauhukum-hukum lain yang berhubungandenganmasalahpenelitian.

Metodeinidigunakanuntukmencari data

tentangstrukturorganisasiSekoalah SMA Nurul Huda

Surabaya.jumlahguru, siswasertasaranadanprasaranadan data-data lain yang diperlukan.Disampingitujugaletakgeografis, peta,

fotokegiatandanwujud lain yang

diperlukanuntukmenunjangkejelasanobyekpenelitian. c. Angket (Kuesioner)

Angketataukuesioneradalahteknikpengumpulan data

melaluiformulir yang berisipertanyaan-pertanyaan yang

diajukansecaratertulispadasekumpulan orang

untukmendapatkanjawabanatauanggapandaninformasi yang

diperlukanolehpeneliti.26

Pelaksanaannyadilakukandengancaramemberikanseperangkatperta

nyaansecaralangsungdantertuliskepadaresponden yang

dalamhalinidiberikankepadasiswa di SMA Nurul Huda Surabaya. 2. Teknik Analisis Data

Teknikanalisis data merupakanlangkah yang

sangatpentingdalampenelitian.Sebabdarihasilitudapatdigunakanuntukmen jawabrumusanmasalah yang telahdiajukanpeneliti.

26

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 69


(28)

20

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan proses bimbingan dan konseling islam dengan positif thinking dalam mengatasi mindset negatif siswa. Sedangkanlangkah-langkahanalisis data dalampenelitianiniantara lain:

a. Memeriksa (Editing)

Hal inidilakukansetelahsemua data yang

kitakumpulkanmelaluikuesioneratauangketatauinstrumenlainnya.Langk

ahpertama yang

perludilakukanadalahmemeriksakembalisemuakuesionertersebutsatuper satu.Halinidilakukandenganmaksuduntukmengecek

apabilaterjadikesalahanmakarespondendimintauntukmengisiangketkem bali.

b. MemberiTandaKode (Coding)

Memberitandakodeterhadappertanyaan-pertanyaan yang

telahdiajukan.Hal ini,

dimaksudkanuntukmempermudahwaktumengadakantabulasidananalisa. c. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan, jikasemuamasalahediting dancoding

kitaselesaikan.Artinyatidakadalagipermasalahan yang

timbuldalameditingdancoding atausemuanyatelahselesai.

Analisisperhitunganrumusstatistikdenganmenggunakantabeldata.


(29)

21

disesuaikandengankebutuhankomponenrumustersebut.Dengandemikia

n,

rumusperhitungananalisisrumus-rumustersebuthanyadilakukandalamtabelitu.27

TeknikAnalisis data

dimaksudkanuntukmengkajikaitannyadengankepentinganpengajuanhi potesispenelitian.Tujuannyaadalahuntukmencarikebenaran data tersebutdanuntukmendapatkansuatukesimpulandarihasilpenelitian yang

dilakukan.Sehinggadapatmembuktikanadatidaknyapengaruhterapiposi tifthinking dalammengatasimindset negativesiswa kelas X1 IPS di SMA Nurul Huda Surabaya.

G. Sistematika Pembahasan

Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa yang ada dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat dibagi dalam beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan susunan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisilatarbelakang, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, definisioperasional, kerangkateoridanhipotesis, metodepenelitian yang meliputi:pendekatandanjenispenelitian, populasi, sampeldantekniksampling, variabeldanindikatorpenelitian, teknikpengumpulandata,

27


(30)

22

danteknikanalisisdatasertadalambabsatuinijugaberisitentangsistematikape mbahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengertian bimbingan konseling islam, tujuan bimbingan konseling islam, fungsi bimbingan konseling islam, terapi positif thinking yang membahas tentang pengertian, kelebihan dan kelemahan PTT, bentuk dan cara PTT dan juga hubungan konseling dengan PTT. Pada bab ini juga menjelaskan tentang pengertian Mindset negatif, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mindset negatif pada siswa,dan dampak berpikir negatif serta menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relavan.

BAB III: PENYAJIAN DATA

Bab inidalamnyaberisitentangdeskripsiumum objekpenelitian,

deskripsihasilpenelitian yang di

dalamnyamembahastentangdeskripsiproses Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi positif thinking terhadap mindset negatif siswa di SMA Nurul Huda Surabaya, dan juga pengujian hipotesis.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini membahastentanganalisisdatatentang proses PTT terhadap label negatif di SMA Nurul Huda Surabaya danjuga Pengaruh PPT sebagai Bimbingan Konseling Islam terhadap Mindset negatif siswa di SMA Nurul Huda Surabaya.


(31)

23

Bab inimerupakanakhirdaripembahasan yang berisiKesimpulandan Saran-saran yang akandiberikansesuaidenganpembahasan yang ada.


(32)

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Secara etimologis, Bimbingan dan Konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata guidance) dan “konseling” (diadopsi dari kata counseling). Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berati mengarahkan (to direct), membantu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).1Dari segi pengertian bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2

Untuk menjelaskan pengertian bimbingan, maka berikut ini adalah penjelasan dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai berikut:

Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian

1

Syamsu Yusuf, LN, Landasan Bimbingan dan Konseling, cet.ke 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

2

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hal. 4


(33)

24

diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk maderasah, keluarga dan masyarakat.3

Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan dalam bukunya Sofyan S. Wilis bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.4

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai kebahagiaan.5

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para pakar bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing kepada seorang individu maupun kelompok agar individu maupun kelompok yang dibimbing tersebut dapat mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan

3

Thoharin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan madrasah (berbasis integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 16-17

4

Sofyan S. Wilis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung: Alvabeta CV, 2010), hal. 11

5

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Adi Offset, 1995), hal. 4


(34)

25

norma yang berlaku sehingga akan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

Konselingjuga merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa.6

Mohammad Surya menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu lingkungan sosial, antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang konselor yang memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis, berusaha membantu klien dengan metode yang cocok dengan kebutuhan klien tersebut, dalam hubungaannya dengan keseluruhan program ketenagaan, supaya dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahamkan tentang dirinya untuk realistik, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.7

Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para tokoh konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda, yang intinya bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan suatu pemahaman dan kecakapan dalam menemukan suatu masalah yang dihadapi dan menghasilkan sebuah solusi.

6

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 21

7

Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta : eLSAQ Press, 2007), hal. 38


(35)

26

Setelah diketahui arti dari bimbingan dan konseling, maka kemudian dalam hai ini, perlu diketahui juga maksud dari penulis dalam mendefinisikan Bimbingan Konseling Islam itu sendiri, adalah sebagai berikut:

Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8

Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling agama teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin didalam dirinya untuk mendorong mengatasi masalah yang dihadapinya.9

Maka dari itu makna secara keseluruhan maksud dari Bimbingan dan Konseling Islam itu adalah suatu aktivitas pemberian nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli atau klien.10 Sedangkan

8

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15

9

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1 (Jakarta : Bina Rencana Pariwara, 2002), hal. 4-5

10

Hamdan Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Baru Pustaka, 2006 ), hal. 180-181


(36)

27

menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs. Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Al Hadits Rasulullah Saw. ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, dan Al Hadits.11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling Islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:

11

Syamsul Munir Amin M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), hal. 28


(37)

28

a) Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.

b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

c) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.

d) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya.

e) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.


(38)

29

f) Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan Islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.12

Sedangkan dalam bukunya Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Aunur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling Islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.

2. Tujuan khususnya adalah:

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2) Membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. 3) Membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.13

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Dilihat dari beragamnya klien maka fungsi Bimbingan dan Konseling Islam secara tradisional dibagi menjadi:

1. Fungsi Preventif (pencegahan) yaitu membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah kejiwaan, upaya ini meliputi: pengembangan strategi dan

12

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 43.

13

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jakarta: UII press, 2001), hal. 35-36


(39)

30

program yang dapat digunakan mengantisipasi resiko hidup yan tidak perlu terjadi.

2. Fungsi Remedial atau Rehabilitatif yaitu konseling banyak memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat dipengaruhi psikologi klinik dan psikiatri. Fokus peranan remedial adalah: penyesuaian diri, menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi dan mengembalikan kesehatan mental serta mengatasi gangguan emosional.

3. Fungsi Edukatif (pengembangan atau developmental) yaitu berfokus pada membantu meningkatkan keterampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan masalah hidup serta meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan.14

Sedangkan secara umum, fungsi Bimbingan dan Konseling meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut:

1. Fungsi pencegahan, yaitu merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.

2. Fungsi penyaluran, bimbingan konseling membantu mendapatkan kesempatan penyaluran pribadi masing-masing.

3. Fungsi penyesuaian, bahwa bimbingan konseling membantu tercapainya penyesuaian dengan lingkungannya.

4. Fungsi perbaikan, yaitu Bimbingan dan Konseling berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

14

Hamdan Bakran Adz-dzaky, Konseling Dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Baru Pustaka, 2006 ), hal. 217


(40)

31

5. Fungsi pengembangan, pelayanan yang diberikan dapat membantu dalam mengembangkan keseluruhan potensi dan keterampilan yang ada dalam diri individu secara lebih terarah.

A. Terapi Positif Thinking

1. Pengertian Terapi Positif Thinking

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita akan bisa menjadi pribadi yang lebih matang, pribadi yang luar biasa dan siap menjemput semua impian. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan dan kelemahan kita, akan tetapi pikiran positif akan membawa kita mencari dan memperoleh kekuatan-kekuatan baru pada diri kita.15

Pikiran positif merupakan salah satu kekuatan yang dahsyat dalam mengaktifkan faktor nilai tambah dalam diri seseorang. Pikiran positif memancarkan gelombang optimisme, dan antusiasme yang dahsyat ke dalam dunia sekitar, sehingga dapat mengaktifkan sikap positif, dan akhirnya membuahkan hasil yang positif pula. Pikiran positif telah membantu Lance Amstrong, pembalap sepeda terkemuka di dunia, untuk mengalahkan penyakit kanker yang dideritanya. Pikiran ini telah menggerakkan lance untuk tetap berusaha mencari kesembuhan. Pikiran positif ini juga telah membantu Lance untuk berlatih kembali untuk tampil di kejuaraan juara dunia yang terpaksa ditinggalkannya ketika dalam

15

Cahyo satria Wijaya, Think Positive Feel Positive & Get Positif Life, (Yogyakarta: Second Hope, 2011), hal. 7


(41)

32

pengobatan. Hasilnya pun luar biasa, Lance berhasil merebut kembali gelar juara dunia.

Dalam bukunya berjudul Terapi Berpikir Positif, Ibrahim Elfiky mengutip pendapat Victor Hugo yang mengatakan bahwa pikiran adalah kekuatan yang sangat efektif, dan tanpanya, setiap kekuatan hanya besar saja. Pikiran dapat dikatakan sebagai pusat kekuatan. Pikiran dapat mempengaruhi hasil akhir dari sebuah tindakan. Hal tersebut dapat digolongkan menjadi sebuah diagram, sebagai berikut:

Positive thinking merupakan cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang mampu menyulut semangat perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik.16

16 Jamal Ma’mur Asmani,

The Law Of Positive Thinking, (Yogyakarta: Gara Ilmu, 2009) hal. 30

konsentrasasi Berpikir

Alam Bawah Sadar

Proses Perwujudan

Hasil

Negatif Positif


(42)

33

Di dalam Al-Qur’an jugaterdapatsebuah ayat yang membahas tentang berpikir positif yakni dalam Surat Ali Imran 3 : 139 yang berbunyi:

ن ْو ۡ ْو

ٱ

ي ۡ ممن ن ۡ ۡ ۡ

٩

Yang artinya yaitu: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.

Ayat tersebut turun ketika umat Islam mengalami kekalahan pada perang uhud. Waktu itu pasukan Islam dikalahkan oleh tentara Quraisy yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Umat Islam ketakutan. Oleh sebab itu Allah kemudisn menjanjikan sebuah kemenangan pada berikutnya, sejauh mereka tak merasa rendah diri, berkecil hati, tidak memandang negatif pada kemampuan diri sendiri, apalagi kelompok.Dari ayat tersebut dapat diambil penjelasan bahwa seseorang harus berpikir positif dalam kondisi apapun, bahkan ketika dalam ancaman kematian sekalipun, sudah seharusnya dimiliki oleh setiap diri manusia. Siapapun itu sudah semestinya senantiasa memberikan makna baru, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan, sehingga irama hidup tidak monoton dan membosankan.

DR William James, Father of America Psychology mengatakan, We can alter our lives by altering our altitudes (manusia dapat mengubah sikap dan cara berpikirnya). Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari ide dan segala kemungkinan untuk berhasil.


(43)

34

Berikut ini adalah 10 sikap positif di saat sulit, di mana langkah-langkah ini merupakan upaya menyikapi kegagalan ini merupakan upaya menyikapi kegagalan ataupun permasalahan yang sedang kita hadapi. Yakinlah bahwa di balik sulitnya perjuangan menuju segala hal positif itu ada hikmahnya. Berikut hikmah yang bisa di ambil:

1) Positif merupakan pilihan, maksudnya ialah dalam hidup ada bahagia, duka, dan kesuksesan-kegagalan. Ini merupakan hukum alam. Tapi apapun yang menimpa kita pada saat ini, merupakan efek dari apa yang telah kita pilih dan lakukan di masa lalu. Begitupun sikap positif adalah pilihan dan bukan warisan yang serta merta bisa dimiliki oleh setiap orang tanpa melalui proses perenungan dan usaha keras. Ingat bahwa anda akan menjadi apa yang anda pikirkan.

2) Yakin mencapai tujuan, maksudnya ialah keyakinan merupakan pondasi. Keyakinan akan melahirkan kekuatan yang berlipat ganda untuk melakukan tindakan konkrit sebagai wujud dari sebuah proses panjang kesuksesan. Ketika kita mempunyai mimpi kita tidak akan bisa mencapainya jika tidak mempunyai keyakinan untuk mencapainya.

3) Perubahan tidak dapat dihindari, berarti segalanya berubah dan akan selalu berubah. Bisa disimpulkan bahwa perubahan itu sendirilah yang abadi. Tak dapat di tawar-tawar lagi. Jika ilmu yang kita miliki hanya itu-itu saja maka kita sendiri yang akan tergilas dan pada akhirnya kalah bersaing dengan mereka yang selalu kreatif dan inovatif. Karena itu, mulailah perubahan untuk menjadi yang terbaik.


(44)

35

4) Kegagalan tidak sama dengan kehilangan maksudnya, Gagal bukanlah akhir dari segalanya walau ia rasanya tidak enak, sakit, pahit, dan malu. Tanyakan pada orang-orang sukses, apakah mereka pernah gagal dalam memperjuangkan apa yang diinginkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya pernah. Mereka pasti belajar dari kegagalan, memahami dan menganalisa kesalahan apa yang sebenarnya yang telah membuatnya gagal. Dari sana mereka mencari cara untuk memperbaiki kesalahan tadi dan berusaha untuk menemukan formula yang lebih efektif guna mencapai kesuksesan. 5) Optimis maksudnya ialah, kita harus fokus pada kelebihan kita dan segera

bangkit dari keterpurukan.

6) Tenang dalam berpikir, maksudnya ialah santai, tenang, dan berfikir adalah ciri-ciri orang yang bekerja keras dengan cerdas, penuh strategi dan tepat sasaran. Mulailah dengan langkah-langkah kecil tanpa melupakan tujuan utama.

7) Praktikkan reaksi yang positif, maksudnya ialah di dalam diri manusia terdapat perbedaan yang sangat tipis. Dan perbedaan itu adalah sikap. Namun perbedaan itu akan menjadi besar dan jelas ketika sikap tersebut menjadi positif atau negatif. Saat kita mempraktikkan reaksi positif maka segalanya akan menjadi positif dan segalanya akan menjadi lebih mudah. 8) Tak ada yang tak mungkin, maksutnya ialah saat kita sudah bisa lebih

tenang dan selalu positif dalam menghadapi segala bentuk situasi maka tidak ada yang tidak mungkin. Anda akan menjadi apa yang anda pikirkan.


(45)

36

Tidak ada tindakan yang positif itu merugi, akan ada hikmah di pengujung waktu.

9) Mulai dari langkah kecil maksudnya jangan pernah takut untuk bermimpi karena hari ini tak selamanya malam. Ada pagi hari untuk mengawali langkah-langkah kecil. siang hari untuk melakukan hal besar. Dan sore hari untuk mengevaluasi diri.

10)Komitmen maksudnya ialah jika anda telah melakukan sembilan hal di atas, langkah berikutnya adalah komitmen yang harus dijaga untuk menjalankan kesembilan hal tersebut.

2. Hakikat Manusia

Pada dasarnya manusia dibekali sebuah pemikiran yang luar biasa, tinggal tergantung dari manusia tersebutlah untuk menggunkanannya apakah akan berfikir positif atau sebaliknya. Manusia mempunyai potensi untuk melakukah hal tersebut dan hal itupun bisa terjadi karena ada faktor yang mendukungnya baik dari internal maupun eksternal. Untuk membuat individu tersebut selalu berpikir positif terhadap sesuatu hal itu tidaklah mudah karena harus ada tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut untuk mencapainya. Berpikir positif akan bisa membawa individu dalam sebuah kenyaman dalam menjalani hidupnya. Hakekat masalah dalam pendekatan Positif Thinking karena adanya gangguan emosional pada diri seseorang karena keyakinannya pada ide-ide negatif atau pikiran-pikiran yang tidak logis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendekatan konseling Positif Thinking ini adalah:


(46)

37

1) Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang negatif. 2) Membantu klien agar selalu semangat dalam belajar

3) Mendorong klien agar bisa berpikir positif, tidak mudah putus asa dan selalu percaya diri.

Sebagaimanaterapipadaumumnya,

terapipositifthingkingmemilikibeberapakelemahandankelebihan.Berikutme rupakanuraiankelemahandankelebihandariterapipositif thinking, yaitu: 3. Kelemahan dan kelebihan

 Kelebihan

a.Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang negatif ke positif

b.Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli c.Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli

 Kelemahan

a. Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap sesutau hal

b. Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi terlebih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal 4. Strategi Berpikir Positif

Berikutbeberapastrategi yang ada di dalamterapipositifthingking, sebagaiberikut:


(47)

38

1. Strategi teladan (Modelling) a. Tujuan Teknik Modelling

Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan kebutuhan ataupun permasalahan konseli, diantaranya yaitu: untuk perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa belajar sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and error, membantu konseli untuk merespon hal- hal yang baru, melaksanakan tekun respon- respon yang semula terhambat atau terhalang, dan mengatasi respon- respon yang tidak layak.17

Jadi dapat disimpulkan tujuan teknik modelling dapat merubah tingkah laku dengan mengamati model agar konseli memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.

b. Macam-Macam Teknik Modelling

Macam-macam penokohan atau modelling menurut corey adalah : 1. Penokohan yang nyata (live model), contohnya misalnya terapis

yang dijadikan model oleh pasien atau konselinya, atau guru, anggota keluarga atau tokoh lain yang dikagumi.

2. Penokohan yang simbolik (symbolic model), adalah tokoh yang dilihat memlalui film, video, atau media lain. contoh : seorang penderita neurosis yang melihat tokoh dalam film dapat mengatasi masalahnya dan kemudian ditirunya.

17Lutَi Fauzan, “Teknik Modellinُ”, ِttp://lutَiَauzan.wordpress.com/20 09/12/23/teknik-modeling, (diakses 20 Maret 2016)


(48)

39

3. penokohan ganda (multiple model) yang terjadi dalam kelompok. seorang anggota dari sesuatu kelompok mengubah sikap dan mempelajari sesuatu sikap baru, setelah mngamati bagaimana anggota-anggota lain dalam kelompoknya bersikap. ini adalah salah satu dari efek yang diperoleh secara tidak langsung pada seseorang yang mengikuti terapi kelompok.18

Menurut bandura menyatakan bahwa jenis-jenis modeling ada empat yaitu :

1. Modeling tingkah laku baru, melalui taknik modeling ini orang

dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya kemampuan kognitif. Stimulasi tinngkah laku model ditransformasi menjadi gambaran mental dan symbol verbal yang dapat diingat dikemudian hari. Ketrampilan kognitif simbolik ini membuat orang mentransformasi apa yang didapat menjadi tingkah laku baru.

2. Modeling mengubah tingkah laku lama, ada dua macam dampak

modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama tingkah laku

model yang diterima secara sosial memperkuat respon yang sudah dimiliki. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat memperkuat atau memperlemah tingkah laku yang tidak diterima itu. Bila diberi suatu hadiah maka orang akan

18

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hal. 09.


(49)

40

cenderung meniru tingkah laku itu, bila dihukum maka respon tingkah laku akan melemah.

3. Modeling simbolik, modeling yang berbentuk simbolik biasanya

didapat dari model film atau televisi yang menyajikan contoh tingkah laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya.

4. Modeling kondisioning,modeling ini banyak dipakai untuk

mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi model tingkah laku emosional yang mendapat penuatan. Muncul respon emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia mengamati model itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan obyek yang menjadi sasaran emosional model yang diamati. Di dalamkutipan yang berisi“bukan kepandaian yang akan memberhasilkan kita, tetapi kebaikan. Maka marilah kita sepenuhnya tulus untuk menjadikan diri kita peneladan dari perilaku yang baik agar kita diberikan izin untuk menganjurkan kebaikan dan yang akhirnya akan menjadikan kita berwenang untuk mengharuskan

kesetiaan kepada kebaikan” (Mario Teguh).

Salah satu syarat untuk mencapai keberhasilan adalah kebaikan. Keberhasilan dekat dengan orang yang mengusahakan kebaikan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ingatlah bahwa keberhasilan kita tidak hanya dinikmati sendiri melainkan juga orang lain. Jadi, kalau kita menyadari hal ini, jadilah pribadi yang baik yang patut diteladani


(50)

41

sehingga keberhasilan kita pun menjadi sesuatu yang patut diteladani karena kita mendasarkannya pada kebaikan buan pada kepandaian. Dengan demikian kita mengajarkan pada diri kita dan orang lain bahwa kesetiaan untuk melakukan kebaikan adalah jalan menuju keberhasilan.19

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Ahzab:21 yang berbunyi:

ْو ۡي ن م ٌ ۡ و ي ۡمن ۡ

ٱ

ٱ

ۡ ۡ

ٱ

ي ۡ

ي

ٱ

و ٗي ثن

Yang artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. Sejak kecil seseorang terbiasa meniru orang lain untuk membentuk kepribadian kita.20 Kepribadian adalah sekumpulan perilaku yang ada pada seseorang dan menjadi pembeda dengan orang lain. Orang yang pertama yang kita tiru dan menjadi tempat belajar adalah orang tua. Peniruan ini penyangkut ekspresi wajah, gerak tubuh, nilai-nilai, keyakinan, perilaku dan lain-lain. Kemudian kita meniru beberapa kata dari lingkungan keluarga. Kita belajar mengungkapkan kata-kata dari pergaulan teman dan tetangga. Setelah itu kita belajar dari sekolah, guru, dan para pimpinan. Terakhir kita belajar dari media informasi yang di dalamnya ada para artis, pembawa acara, dan lain-lain. Sepanjang perjalanan hidup ini kita sering meniru perilaku, gaya, dan ucapan dari dunia luar agar kita

19

Yopi Jalu Paksi, 101 Tips Kilat! Berpikir Positif & Berjiwa Besar, (Jakarta:Pressindo, 2010) hal. 54

20


(51)

42

menjadi pribadi yang lebih baik yang dapat berinteraksi dengan semua orang.Strategi teladan ini berhubungan erat dengan pembentukan cara pandang, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang kita anggap sebagai figur yang baik dalam bidang tertentu. Ketika kita menghadapi persoalan di bidang yang sama maka kita akan bersikap seperti yang kita tiru itu. Contoh idola yang patut kita tiru atau banggakan yaitu Rasulullah SAW, kita dapat mencontoh bagaiman beliau hidup dengan penuh kesabaran, tidak pemarah, selalu optimis dan tidak mudah putus asa, tidak pernah iri hati serta selalu bersyukur atas yang beliau terima. 21

Lalu apa hubungannya, semua itu dengan kita yang teropsesi ingin melejitkan potensi berpikir positif? Di sadari atau tidak, itu sangat berhubungan sekali. Diharapkan, dari sosok beliau yang luar biasa itu, anda bisa belajar dari bagaimana sikap Rasulullah SAW, ketika menghadapi suatu persoalan, sehingga beliau berhasil menyelesaikannya. Bagaimana beliau menghadapi musuh-musuhnya, para suku Quraisy ketika masih di mekkah banyak yang menentangnya. bagaiman kesabaran beliau berdakwah bertahun-tahun di Mekkah tetapi pengikutnya tetap tidak banyak. Padahal ajakan itu untuk kebaikan umatnya sendiri. Kesabaran, ketabahan, dan tak pernah merasa putus asa, semua itu hasil dari berpikir positif yang luar biasa. Bahkan dengan seorang musuh yang sering kali

21

MS. Hamzah, Terapi Berpikir Positif dengan Al-Qur’an, ( Yogyakarta: Araska, 2012) hal. 98


(52)

43

menyakiti, Rasulullah tidak membencinya. Justru ketika sakit, beliau menengoknya.

Dengan mempelajari keseharian Nabi Muhammad Saw, ini diharapkan, anda juga bisa memperoleh suatu fakta, bahwa berpikir positif memang sangat penting untuk memback up sebuah proses menuju kesuksesan. Kesabaran merupakan buah dari berpikir positif.22

Mencoba strategi teladan:

1. Pikirkan satu masalah yang pernah anda hadapi dalam hidup. perhatikan ekspresi wajah, gerak tubuh, napas, perasaan, perilaku, dan sikap anda.

2. Bayangkan seseorang yang anda idolakan karena ketenangan dan kebijaksanaannya.

3. Bayangkan tokoh idola anda yang menghadapi masalah ini, kemudian tanya pada diri sendiri:

 Bagaimana ekspresi wajah dan gerak tubuhnya?

 Bagaiman perasaannya?

 Bagaimana konsentrasinya? Apakah ia seorang spiritualis atau hanya berpikir duniawi?

 Apa tujuannya menyikapi masalah ini? Apa yang ia lakukan? 4. Tulis atau pikirkan jawaban untuk pertanyaan di atas. Selanjutnya

evaluasi dan lakukan perbaikan seperlunya agar sesuai dengan anda sendiri. Gunakan apa adanya jika anda merasa cocok dengannya.

22

Hari Kurniawan Tadjid, Terapi Berpikir Positif Dengan Al-Qur’an Dan Al- Hadits, (Yogyakarta:Araska, 2015) hal. 167


(53)

44

5. Bayangkan anda menggunakan cara-cara tokoh idola anda, dan perhatikan perasaan anda.

6. Sekarang, bayangkan anda sedang menghadapi masalah yang sama pada masa yang akan datang. Perhatikan cara anda menyikapinya.

Bisa pastikan akal dan pikiran anda telah mendapatkan keahlian dan pelajaran dari tokoh idola anda. Sikap anda akan sama dengan sikapnya, baik mengenai kekuatan atau nilai positifnya.

2. Berikan Afirmasi Positif

Kesuksesan dapat dicapai karena Anda memikirkannya. Bayangan akan kesuksesan tergambar jelas di otak anda.23 Mungkin, dalam setiap prilaku sehari-hari anda tidak bisa selalu konsisten untuk melakukan hal yang membawa anda menuju sukses, tetapi yang paling penting adalah kesuksesan tersebut harus ada dulu di pikiran anda. Karenanya, menurut Gerry Robert dalam bukunya Successibility Thinking, anda butuh afirmasi atau perkataan positif untuk melatih diri Anda agar selalu berpikir positif atau berpikir sukses.

Afirmasi adalah kata-kata atau kalimat-kalimat positif yang diucapkan berulangkali dengan tujuan menguatkan keyakinan diri.24 Jika dilakukan berulang-ilang dengan penuh kesadaran dan kemantapan hati, maka hal ini akan memengaruhi pikiran bawah sadar anda. Hasilnya tentu saja merupakan tindakan yang positif dan dapat

23

Cahyo Satria Wijaya, Think Positive Feel Positive & Get Positive Life, (Yogyakarta :Second Hope 2011), hal. 106

24

Imam Munadi, Super Muslim: Menjadikan Anda Selalu dalam Posisi Terbaik dan Terunggul ( Jakarta; Hikmah, 2007) hal. 125


(54)

45

membawa anda kepada hal-hal yang diinginkan. Kata-kata atau kalimat-kalimat positif ini berisi hal-hal yang merupakan keinginan atau tujuan anda, yang diucapkan berulang-ulang dengan penuh keyakinan, perhatian, dan perasaan.

Berikan afirmasi yang positif setiap saat agar anda konsisten mewujudkan apa yang anda inginkan. Ucapkan selalu kata-kata, “saya inُin sukses” atau “saya ِarus sukses” setiap saat. Munُkin juُa yanُ lebiِ spesiَik, seperti “saya ِarus mempunyai rumaِ sendiri taِun depan”. Itu bukanlaِ ِal yanُ muluk. Yakinlaِ, pikiran anda akan mencari jalan untuk mewujudkan itu semua. Karena, semua itu sebenarnya sudah diprogramkan oleh Sang Maha Penggenggam Takdir sejak Anda menghirup napas di dunia dan akan tetap ada sampai kita kembali kepada-Nya suatu hari nanti.

Sebagai langkah nyatanya, buatlah daftar afirmasi positif selama satu bulan. Satu hari, satu afirmasi. Ambil cermin lalu ucapkan afirmasi itu berulang kali berdasarkan urutan hari seperti ini contohnya.

1. Hari ke-1 : Saya berharga.

Saya berharga di mata diri sendiri dan orang lain. Saya adalah orang yang berguna dengan banyak potensi dan kemampuan. Saya menyadari kekurangan saya dan memilih untuk menghargai diri sendiri berikut segala kekurangannya. Saya mencintai dan menghormati diri sendiri.


(55)

46

2. Hari ke-2 : saya orang yang selalu berkata positif

Saya orang yang selalu berkata positif dan menghargai diri sendiri. Kata-kata saya selalu membangkitkan diri sendiri. Saya memiliki kekuatan, kemampuan, dan kualitas unggul.

3. Hari ke-3 : saya orang yang bahagia.

Saya orang yang berbahagia, dan saya menyukai kehidupan yang baik. Saya tetap bahagia meskipun menghadapi berbagai tantangan dan badai kehidupan. Dan seterusnya..

5. Ciri-ciri Kepribadian Positif

Kepribadian merupakan sesuatu yang melekat pada diri seorang manusia. Dari kepribadian, seseorang itu dinilai baik buruknya. Muculah istilah kepribadian baik (positif), dan kepribadian buruk (negatif). Baik buruk ini, menjadi ukuran penilaian pribadi seseorang. Yang perlu juga untuk diketahui, dua kepribadian ini, mempunyai dampak yang cukup besar bagi seseorang dalam menjalani kehidupan. Terutama kepribadian positif, dinilai mempunyai pengaruh besar pada keberhasilan seseorang dalam mencapai keinginan atau tujuan hidup.

Ada sepuluh ciri-ciri kepribadian yang positif.25Pertama, beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah. Apakah anda beriman kepada Allah SWT? Beriman berarti mempercayai dan meyakini, bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan yang benar adanya. Secara konsekwensi, kepercayaan kepada Allah akan menuntut kepada kepercayaan yang

25


(56)

47

lainnya, diantaranya, Allah SWT telah mengutus Rasu dan para Nabi. Para Rasul ini, diutus dengan dibekali kitab suci sebagai pedoman hidup umatnya di dunia ini. Meskipun tidak semua Rasul mendapatkan kitab suci.

Percaya kepada Allah SWT juga berimplikasi pada kepercayaan bahwa, Dia yang menciptakan langit dan bumibeserta isinya. Dia yang memulai kehidupan di dunia ini,berarti Dia pula yang mengaturnya.

Yang kedua, nilai-nilai luhur. Pribadi yang sukses hidup dengan nilai-nilai luhur. Sebesar apapun pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari prilaku negatif, seperti bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok, serta segala yang membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah. Kepribadian yang sukses memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. Dan orang-orang saleh.

Ketiga, cara pandang yang jelas. Pribadi yang sukses tahu betul apa

yang diinginkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu merencanakan aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia inginkan.

Keempat, keyakinan dan proyeksi positif. Pribadi positif tahu betul

kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan terwujud sesuai dengan


(57)

48

keyakinan dan proyeksi itu. Keyakinan dan proyeksi ini terkait erat dengan iman kepada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik.

Kelima, selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah. Pribadi

yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara mengesampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual. Ia hadapi segala sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Keenam, belajar dari masalah dan kesulitan. Pribadi yang sukses

tidak hanya fokus pada pemecahan masalah, tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman yang dpat diandalkan.

Ketujuh, tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi

kehidupannya. Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual, keluarga, sosial, karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut memengaruhi aspek kehidupsn ysng


(1)

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai Terapi Positif thinking dalam mengatasi Mindset negatif maka dapat disimpulkan :

1. Model terapi positif thinking itu sendiri. Dalam pengkondisian awal sebelum mengarah ke proses Positif thinking tersebut, peneliti memberikan gambaran awal yang dikemas dalam sebuah training / pelatihan yang disitu mencakup pembahasan tentang Memperbaiki dan mengubah cara berfikir klien yang mudah putus asa, Mengurangi sifat klien yang awalnya malas untuk belajar, Mendorong klien agar bisa percaya diri. Semua gambaran awal tersebut dijelaskan tentang betapa pentingnya aspek-aspek tersebut dalam kehidupan. Setelah dijelaskan sedemikian rupa tentang gambaran awalnya, baru mengarah kepada inti dari terapi positif thinking yakni bentuk terapi yang di dalamnya menjelaskan tentang strategi modelling dan afirmasi positif.

2. Sejauh mana pengaruh Terapi Positive Thinking dalam Mengatasi Mindset Negatif, yakni data yang didapat melalui angket lalu dianalisis dan di interpretasikan koefisien korelasinya, yakni ternyata dengan jangka waktu 3 minggu proses Terapi Positive Thinking dilakukan dan data diolah dengan menggunakan rumus analisis uji-t.


(2)

99

Data yang diperoleh peneliti dengan perhitungan analisis uji-t adalah 0,830 dan pada tabel interpretasi menyatakan bahwa r = 0,830 > 0,000. Hal ini, menunjukkan bahwa antara variabel x dan y terdapat korelasi yang menyatakan Tinggi dengan hasil interpretasi .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan ini, dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, yaitu : 1. Bagi Pihak Sekolah

Hendaknya lebih sering untuk menyemangati siswa agar siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan pembelajaran di sekolah. Lebih di perhatikan lagi bakat dari masing-masing siswa, hendaknya memberikan sarana supaya siswa dapat mengembangkan bakat yang mereka miliki tanpa harus malu.

2. Bagi para siswa

Tetap semangat dalam menuntut ilmu walaupun cobaan selalu datang karena itu adalah ujian untuk kita. Jangan takut dalam menghadapi segala permasalahan di dunia ini. Percayalah bahwa setiap permasalahan pasti bisa diselesaikan. Ketika manusia diberi ujian oleh Allah, maka ingatlah bahwa Allah tidak memberikan hambaNya suatu ujian yang melebihi batas kemampuan hambaNya. Sewaktu manusia dapat dengan tenang dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya, maka ia mampu berfikir positif


(3)

100

dan mengetahui jalan keluar yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satunya yakni dengan terus bersyukur.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Jika peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian berkaitan dengan terapi positive thinking, maka peneliti menyarankan agar waktu dan pelaksanaannya yang tepat sehingga mampu memberikan pengaruh yang maksimal terhadap populasi/sample penelitian.

Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan penelitian selanjutnya serta lebih memanfaatkan terapi positive thinking untuk mengatasi problem yang lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Armala. 2012. Meraih Sukses itu (tidak) Gampang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

AsepSaepulHamdi& E. Bahrudin. 2012. MetodePenelitianKuantitatifAplikasidalamPendidikan.Yogyakarta: Deepublish.

Bungin Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Cahyo satria Wijaya. 2011. Think Positive Feel Positive & Get Positif Life. Yogyakarta: Second Hope.

Corey Gerald, 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT. Refika Aditama.

Elfiky Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. jakarta: Zaman.

Eriyanto. 2007. Teknik Sampling AnalisisOpiniPublik.Yogyakarta: LKiS. Faqih Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: UII press.

Gunawan W. Adi. 2007. The Secret of Mindset. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hamdan Bakran Adz-Dzaky. 2006. Konseling & Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Baru Pustaka.

Happy Sugiarto Tjandra 2004, Motiv-8, Jakarta: PT Elex Komputindo. Harefa. Andrias. 2010. Mindset Terapy. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Harefa Andrias. 2011. Mindset Sukses Agen Asuransi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hari Kurniawan Tadjid. 2015. Terapi Berpikir Positif Dengan Al-Qur’an Dan Al- Hadits. Yogyakarta:Araska.

Imam Munadi. 2007. Super Muslim: Menjadikan Anda Selalu dalam Posisi Terbaik dan Terunggul . Jakarta : Hikmah.

Iqbal Hasan, 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Istijanto, 2007.AplikasiPraktisRiset. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Jamal Ma’mur Asmani. 2009. The Law Of Positive Thinking, Yogyakarta:

Gara Ilmu.

Mubarok Ahmad. 2002. Konseling Agama Teori dan Kasus. Cet. 1. Jakarta.Bina Rencana Pariwara.


(5)

MS. Hamzah. 2012. Terapi Berpikir Positif dengan Al-Qur’an. Yogyakarta: Araska.

Munir Syamsul, Amin M.A, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta : AMZAH.

Musnamar Tohari. 1992. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam. Yogyakarta: UII Press.

M. Yunus. 2014. Mindset Revolution. Yogyakarta : Jogja Bangkit Publisher.

Paulus Alexander. 2010. Your Thinking Determines Your Success. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Saiful Akhyar Lubis, 2007. Konseling Islami Kyai dan Pesantren, Yogyakarta : eLSAQ Press.

SetyakaHeru. 2014.Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Umur 20 Tahun Agar Kelak Sukses dan Bahagia. Jogjakarta : FlashBooks.

Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbaningan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta. cet. 17.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. cet. 9.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Thoharin. 2007. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan madrasah berbasis integrasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Walgito Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III. Yogyakarta: Andi Offset.

Wasis. 2006. PedomanRisetPraktis. Jakarta: EGC.

Wilis Sofyan. 2010. Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung: Alvabeta.

Yusuf Syamsu. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling, cet.ke 3. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yopi Jalu Paksi. 2010.101 Tips Kilat! Berpikir Positif & Berjiwa Besar. Jakarta : Pressindo.

ZuhdiMuslimin. 2009.Tetaplah Berbinar sekalipun Langit runtuhPalembang : Rumah Pijar.

Refrensi Internet:

Id Tesis, Pengertian Siswa Menurut Para Ahli, ( https://idtesis.com/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/), di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.00 pm


(6)

SURYAUNIPA, Peranan Guru, (

https://suryaunipa.wordpress.com/2012/04/05/peranan-guru-2/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 13.20 pm

Miracle Ways, Mental Block & Program Negatif, (https://miracleone.wordpress.com/hypno-therapy/mental-block/) di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.00 pm

Lawlissimo, Labelling Theory,

(http://lawlissimo.blogspot.co.id/2013/07/pendahuluan-a_22.html) di akses pada tanggal 9 mei 2016 pada jam 14.00 pm

Makalah Yuli Fajar Susetyo, Kesejahteraan Siswa di Sekolah, (umk.ac.id/.../[YULI] Makalah guru dan well being siswa) hal. 7 di akses pada tanggal 9 Mei 2016 jam 14.10 pm

Havighurts,dkk. Understanding Adolescence Currents Developments in Adilescent Psyichilogy (boston: Allyn & Bacon, Inc), hal. 21, https://jurnaliqro.files.wordpress.com/2008/08/05-ifah-46-56.pdf di akses pada tanggal 13 Oktober 2015 pada pukul 08.30


Dokumen yang terkait

Bimbingan konseling Islam dengan terapi dzikir dalam mengatasi perselingkuhan seorang perempuan terhadap lelaki yang sudah beristri di Ngagel Surabaya.

0 0 133

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI KOGNITIF BEHAVIORAL DALAM MENGATASI MASALAH KURANG PERCAYA DIRI MAHASISWA PENYANDANG OBESITAS.

0 1 90

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN PENDEKATAN KONSELING KELUARGA DALAM MENGATASI PELAKU CYBERBULLYING SEORANG REMAJA DI WONOCOLO SURABAYA.

1 3 103

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN STRATEGI RESTRUKTURING KOGNITIF UNTUK OPTIMALISASI BELAJAR SEORANG SISWA KELAS VIII DI MTS NURUL HUDA SAWO DUKUN GRESIK.

0 3 110

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN FINGER PRINT APPRAISAL UNTUK MENINGKATKAN KEYAKINAN PEMILIHAN JURUSAN SEORANG SISWA KELAS X DI SMA NURUL HUDA SURABAYA.

1 8 119

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI BEHAVIOR UNTUK MENGATASI SIFAT TEMPERAMENTAL ANAK DI WRINGINANOM GRESIK.

0 3 114

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS UNTUK MENANGANI MIDDLE CHILD SYNDROME DI PONDOK PESANTREN SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA.

0 0 108

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI BEHAVIOR UNTUK MENGATASI PERILAKU MALADATIF MAHASISWA THAILAND DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 128

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI MIPA4 MELALUI METODE QUANTUM LEARNING DI SMA AL-ISLAM KRIAN SIDOARJO.

0 0 121

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENGATASI DEKADENSI KEIMANAN MAHASISWA DI SURABAYA

0 0 21