PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS I SD KH THOHIR BAKRI BUBUTAN SURABAYA DALAM MENJELASKAN MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SHORT CARD.
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS I
SD KH THOHIR BAKRI BUBUTAN SURABAYA
DALAM MENJELASKAN MATERI BANGUN DATAR
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
SHORT CARD
SKRIPSI
Oleh:
KHAIDIR AKBAR WIJAYA KUSUMA NIM : D07211039
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2015
(2)
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS I
SD KH THOHIR BAKRI BUBUTAN SURABAYA
DALAM MENJELASKAN MATERI BANGUN DATAR
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
SHORT CARD
SKRIPSI
Diajukan Kepada :
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh:
KHAIDIR AKBAR WIJAYA KUSUMA NIM : D07211039
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2015
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Khaidir Akbar Wijaya Kusuma. 2015. Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas I SD KH Thohir Bakri Bubutan Surabaya dalam Menjelaskan Materi Bangun Datar
dengan Menggunakan Media Short Card.
Kata Kunci : Peningkatan Kemampuan Menjelaskan, Media Short Card.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Matematika dan wawancara dengan siswa di SD. KH.Thohir Bakri Bubutan Surabaya pada tanggal 12 Mei 2015 bahwa di SD tersebut masih banyak siswa yang belum mampu menjelaskan dan mengelompokkan bangun datar. Dari 23 siswa yang ada dalam kelas I hanya 4 siswa yang mampu menjelaskan mengelompokkan bangun datar dengan benar .
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin menerapkan media short card
sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa pada materi menjelaskan dan mengelompokkan bangun datar di kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya.
Rumusan masalah ini yaitu pertama; Bagaimana penerapan media Short card pada
materi bangun datar di kelas I SD. KH.Thohir Bakri Bubutan Surabaya?. Kedua: bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan bangun datar siswa kelas I SD. KH.
Thohir Bakri Bubutan Surabaya setelah menggunakan media short card.
Metode penelitian ini menggunkan model PTK dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus, satu siklus mempunyai empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
Hasil penelitian penerapan media short card pada siklus I dan II yaitu pada siklus
I, siswa berkelompok dan berdiskusi setelah diberi beberapa potongan kartu selanjutnya peserta didik mengelompokkan bangun datar, setelah mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, sedangkan pada siklus II peserta didik diberi beberapa potongan kartu dan mengelompokkan secara individu setelah itu menempelkan potongan kartu pada kertas yang sudah disediakan di papan tulis setelah itu menjelaskan bangun datar yang ditempelnya di papan tulis. Pada siklus I diperoleh hasil observasi guru sebesar 50 dan hasil observasi peserta didik sebesar 45, sedangkan pada siklus II telah diperoleh hasil observasi guru sebesar 89,28 dan hasil observasi peserta didik sebesar 85. Peningkatan kemampuan siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya dalam menjelaskan materi bangun datar dengan
menggunakan media short card dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata peserta
didik pada siklus I yaitu nilai mengelompokkan 68,69 sedangkan nilai tes tulis menjelaskan 71,30 rata-rata nilai tes tulis mengelompokkan dan menjelaskan 71,95, Pada siklus II mengalami peningkatan kemampuan menjelaskan dengan perolehan prosentase peserta didik yaitu 82,17 untuk perolehan nilai mengelompokkan 83,47 nilai rata-rata tes tulis menjelaskan dan mengelompokkan 82,82.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii
HALAMAN MOTTO... . iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tindakan yang Dipilih... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Lingkup Penelitian ... 9
(8)
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Matematika ... 11
1. Pengertian Matematika... 11
2. Tujuan Matematika ... 14
3. Ruang Lingkup Matematika ... 15
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika ... 15
B. Media... 15
1. Pengertian Media ... 15
2. Media Sebagai Sumber Belajar... 16
3. Media Sebagai Alat Bantu ... ... 17
4. Media Short Card ... ... 19
5. Kelebihan Media Short Card ... 21
6. Aplikasi Media Short Card... ... 22
C. Bangun Datar ... 23
1. Mengenal Segitiga, Segiempat dan Lingkaran ... 23
2. Pengelompokkan Bangun Datar ... 24
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 26
A. Metode Penelitian ... 26
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 29
C. Variabel yang Diteliti ... 29
(9)
1. Pelaksanaan Penelitian Pra Siklus ... 30
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I ... 30
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II... . 35
E. Data dan Cara Pengumpulan ... 39
1. Sumber data ... 39
2. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Analisis Data ... 47
G. Indikator Kinerja ... 49
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. HasilPenelitian ... 51
1. Pratindakan ... . 51
2. Siklus I ... 55
3. Siklus II ... . 72
B. Pembahasan ... 90
BAB V PENUTUP ... 95
A. Simpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Kelas I Madrasah Ibtidaiyah ... 15
Tabel 3.2 LembarObservasiAktivitas Guru ... 40
Tabel3.3 LembarObservasiAktivitasSiswa ... 43
Tabel4.1 Niai Tes Tulis Mengelompokkan dan Menjelaskan Materi Bangun Datar Peserta Didik Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya Pada mata Pelajaran Matematika Pra Siklus sebelum Menggunakan Media Short Card... 52
Tabel 4.2 Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I... 58
Tabel 4.3 Kriteria Hasil Observasi Guru Siklus I ... 61
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I ... 63
Tabel 4.5 Krieria Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 65
Tabel 4.6Nilai Tes Tulis Mengelompokkan dan Menjelaskan Materi Bangun Datar Peserta Didik Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya Pada mata Pelajaran Matematika Siklus I Menggunakan Media Short Card ... 67
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II ... 76
Tabel 4.8 Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 79
Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II ... 80
(11)
Tabel 4.11Niai Tes Tulis Mengelompokkan dan Menjelaskan
Materi Bangun Datar Peserta Didik Kelas I
SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya
Pada mata Pelajaran Matematika Siklus II
Menggunakan Media Short Card ... 84
Tabel 4.12 Peningkatan Kemampuan Menjelaskan ... 88
Tabel 4.13 Data Rekapitulasi Hasil Tes Tulis Peserta Didik Kelas I
SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Pada Pra Siklus, Siklus I,
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bangun Datar... 23
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman dan Hasil Wawancara Guru dan Peserta Didik Sebelum Tindakan
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 4 Lembar observasi aktivitas Peserta Didik siklus I
Lampiran 5 Tes Tulis Peserta Didik Siklus I
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II
Lampiran 10 Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus II
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Surat Tugas Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. 1
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan”
diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum belum siap, tetapi perlu
disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada
proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah
kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik
sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk
keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari.2
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas, ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat
1
Sanjaya Wina, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2005)
2
(15)
2
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan
secara sistematik.3
Pengajaran sendiri adalah bentuk kegiatan di mana terjalin hubungan
interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan (
khususnya guru/pengajar ) badan peserta didik untuk mengembangkan perilaku
sesuai dengan tujuan pendidikan. Pelatihan prinsipnya adalah sama dengan
pengajaran, khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu.4
Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Kekompleksan itu
terentang dari (i) kontruksi kurikulum, dan pemberlakuan kurikulum sekolah,
(ii) tugas guru menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran guru memilih media dan
sumber belajar, serta strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum, (iii)
peran siswa dalam proses yang sesuai kurikulum yang berlaku.
Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal. Dalam bertindak belajar,
siswa berhubungan dengan guru, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan dan
pengalaman, dan tata kerja evaluasi belajar. Di samping itu, siswa secara
intern menghadapi disiplin, kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri. Faktor
intern siswa tersebut merupakan hal yang cukup kompleks.5
Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program
pembelajaran guru. Guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif belajar.
3
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012) hlm.18 4
(16)
3
Dengan demikian sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban
mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa.6
Guru dalam kegiatan pembelajaran harus membuat peserta didik sebagai
subjek. Artinya guru harus melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena
itu, peran guru dalam mengorganisasikan kelas harus memilih strategi belajar
yang lebih memberdayakan potensi yang dimiliki peserta didik atau metode
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, sehingga dapat mengubah proses
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
berpusat pada siswa (student centered) yang memberikan dampak positif pada
potensi dan kompetensi siswa.7
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa
(Suyitno,2004:1).
Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu
mengorganisir semua komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi
secara harmonis (Suhitno,2000:12). Salah satu komponen dalam pembelajaran
adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelejaran secara
dimanis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran
(Depdiknas, 2003:1). Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih
model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.
6
Dimyati, Mudjiono, Belajar& Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta,2013) 7
(17)
4
Penggunaan media dalam pembelajaran matematika sangat menunjang,
karena dengan menggunakan media pembelajaran siswa lebih mudah
memahami konsep matematika yang abstrak. 8
Pada proses pembelajaran matematika saat ini masih ditemukan
banyaknya proses pembelajaran yang berpusat pada guru , buku siswa dan
kurangnya media yang digunakan guru dalam menjelaskan materi . Hal inilah
yang menyebabkan peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami
mata pelajaran metematika karena kurangnya inovasi pembelajaran. Padahal
dalam mata pelajaran matematika peserta didik tidak hanya dituntut
berkompeten dalam ranah kognitif saja akan tetapi juga dituntut dalam ranah
afektif dan ranah psikomotor. Sehingga nantinya peserta didik diharapkan
dapat mengaplikasikan materi pelajaran matematika yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.9
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran
Matematika dan wawancara dengan siswa di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan
Surabaya pada tanggal 12 Mei 2015 masih banyak siswa yang belum mampu
menjelaskan bangun datar dan mengelompokkan bangun datar. Dari 23 siswa
yang ada dalam kelas I hanya 35% siswa yang mampu menjelaskan bangun
datar dan mengelompokkan dengan benar. Pada mata pelajaran matematika
kompetensi dasar “Mengelompokkan bangun datar” Pembelajaran matematika khususnya pembelajaran mengenal bangun datar belum mendapatkan hasil
8
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2011) 9
Hasil Observasi Peneliti terhadap Siswa Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 21 April 2015
(18)
5
yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, khususnya pada
sekolah SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya dalam proses belajar
mengajar guru terlalu sering menggunakan metode ceramah tidak adanya
media yang di tampilkan saat proses pembelajaran menyebabkan peserta didik
merasa jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, khususnya pada
materi mengenal bangun datar siswa kelas I. 10
Sehingga hal inilah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa
dalam menjelaskan materi mengelompokkan bangun datar pelajaran
matematika pada materi mengenal bangun datar yang disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu: pertama, pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah akan membuat peserta didik menjadi pasif
dalam pembelajaran dan kelas menjadi tidak kondusif. Kedua, kebanyakan
peserta didik menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit hal
inilah yang menyebabkan mereka tidak fokus saat diterangkan oleh guru.
Ketiga, banyaknya materi yang disampaikan oleh guru membuat mereka sulit
untuk memahami secara maksimal Keempat, kurangnya media yang
digunakan guru dalam penyampaian materi. Sehingga membuat peserta didik
tidak aktif dalam proses pembelajaran.11
Pada saat pembelajaran di kelas berlangsung banyak dari siswa yang
kurang fokus dalam materi yang diajarkan dikarenakan guru yang menggunakan
10
Hasil Wawancara Siswa dan Guru Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015
11
Hasil Pengamatan Peneliti Pada Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015
(19)
6
metode ceramah dan banyaknya materi yang disampaikan membuat peserta didik
menjadi pasif dalam pembelajaran matematika materi mengelompokkan bangun
datar.12
Dari fakta di atas jelaslah mengambarkan bahwa peran guru sangatlah
penting dan menentukan dalam proses belajar mengajar, dimana metode dan
media pembelajaran yang digunakan haruslah bersifat dinamis dan sesuai
kebutuhan siswa. Strategi atau model pembelajaran adalah suatu cara yang
berperan penting, karena strategi atau model pembelajaran sangat membantu
siswa dengan didukung pengunaan media dalam pembelajaran yang inovatif agar
peserta didik memahami setiap materi yang diajarkan.
Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa ada banyak cara supaya
pembelajaran menjadi menyenangkan, diantaranya:
1. Menggunakan media dan strategi yang bervariasi.
2. Membuat siswa untuk aktif dalam proses belajar.
3. Mengkondisikan suasana kelas agar siswa merasa nyaman dalam proses belajar
mengajar.
4. Memposisikan siswa sebagai objek belajar juga sebagai subjek belajar.
Sebagai langkah awal dalam mengatasi beberapa rmasalah tentang
rendahnya kemampun siswa dalam hal menjelaskan bangun datar maka peneliti
menerapkan media short card, peneliti berupaya memberikan alternatif dengan
12
Hasil Observasi Peneliti terhadap Guru Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 21 April 2015
(20)
7
menggunakan strategi dan media pembelajaran yang cocok dan dapat diterima
dengan mudah oleh peserta didik sehingga nantinya dapat meningkatkan
kemampuan menjelaskan siswa pada materi mengelompokkan bangun datar.
Dari penjabaran di atas peneliti sangat ingin merubah kegiatan proses
belajar mengajar ini dengan menggunakan media short card diharapkan siswa
tidak malas saat menerima pelajaran matematika dan menjadikan siswa-siswi
giat dalam belajar. Dengan menggunakan media short card ini peserta didik
bisa menjelaskan bangun datar dengan benar.
Adapun media yang digunakan dalam peneliti ini adalah media short
card yaitu media sederhana untuk mempraktekkan materi bangun datar dengan
teman belajar.
Tujuan dari penerapan media short card adalah untuk melibatkan peserta
didik aktif dalam pembelajaran matematika, meningkatkan kerjasama antar
siswa. Melihat keadaan tersebut, peneliti ingin meniningkatkan kemampuan
menjelaskan bangun datar pada mata pelajaran matematika dengan
menggunakan media short card (potongan kartu). Media ini diharapkan dapat
memberikan solusi bagi siswa.
Berdasarkan realita di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi
adalah dengan menerapkan media short card. Untuk selanjutnya penelitian ini
diberi judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas I SD. KH. Thohir
Bakri Bubutan Surabaya Dalam Menjelaskan Materi Bangun Datar Dengan Menggunakan Media Short Card”
(21)
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan media Short card pada materi bangun datar di kelas
I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan bangun datar siswa
kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya setelah menggunakan
media short card?
C.Tindakan yang di Pilih
Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan
bangun datar pada mata pelajaran matematika adalah dengan menggunakan
media short card (potongan kartu) pada kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan
yaitu dilakukan melalui 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari beberapa tahapan,
di antaranya yaitu:perencanaan (Planning), pelaksana tindakan (acting),
observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mendeskripsikan penerapan media short card pada pelajaran Matematika
di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya.
b. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan bangun
datar pada pelajaran matematika dengan menggunakan media short card di
(22)
9
E. Lingkup Penelitian
Agar peneliti ini bisa tuntas dan fokus, sehingga hasil penelitiannya
akurat, permaslahan tersebut diatas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah
ini :
1. Standar kompetensi : Mengenal bangun datar sederhana
2. Kompetensi Dasar : Mengelompokkan bangun datar
3. Indikator :
a. Menjelaskan bangun datar sederhana
b. Mengelompokkan bangun datar
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Sebagai informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan oleh guru bidang studi bagi pelaksanaan pengajaran yang
merupakan tugas utamanya. Dengan adanya nformasi tersebut
diharapkan guru dapat lebih memperhatikan, menerapkan, dan
meningkatkan kepribadian teladan pada PBM sehingga siswa lebih
termotivasi untuk belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru atau guru
pembimbing guna perbaikan dan peningkatan perannya di dunia
(23)
10
c. Sebagai masukkan untuk mendapatkan pengetahuan dan media baru
khususnya dalam proses pembelajaran dengan media short card untuk
materi mengenal bangun datar pada pelajaran Matematika siswa kelas I
SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya.
2. Untuk siswa
a. Melatih keterampilan menjelaskan bangun datar dengan baik dan benar.
b. Menumbuhkan kemandirian dan semangat belajar.
c. Menanamkan sifat kreatif, keaktifan siswa dalam menjelaskan bangun
datar.
3. Bagi peneliti
Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan
metode atau variasi pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar
matematika terutama pada materi menjelaskan bangun datar proses
pembelajarannya berjalan dengan baik.13
13
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: ALFABETA,2012) , 26
(24)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Matematika
1. Pengertian Matematika
Russel sebagaimana dikutip Carpenter mendefinisikan bahwa matematika
sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal
menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal tersusun baik (konstruktif)
secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks), dari bilangan bulat ke bilangan
pecah, bilangan real ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke
diferensial dan integral, dan menuju matematika yang lebih tinggi.1 Pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.2
Definisi lain yang lebih menekankan pada pengertian matematika dari segi
aksiologi dikemukakan oleh Cockroft. Cockroft sebagaimana dikutip Jailani
mengemukakan tentang mengapa matematika diajarkan. Hal ini disebabkan
matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, bagi sains,
perdagangan dan industri, dan karena matematika menyediakan suatu daya, alat
komunikasi yang singkat dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk
mendeskripsikan dan memprediksi. Matematika mencapai kekuatannya melalui
1
Thomas Carpenter, “ Model of Problem Solving: A Study of Kindergarten Children’s Problem Solving Processes”, Journal for Research in Mathematics Education, th. 24, No. 5, Mey 1989, hlm.428-441.
2
(25)
12
simbol-simbolnya, tata bahasa, dan kaidah bahasa (syntax) pada dirinya, serta
mengembangkan pola berpikir kritis, aksiomatik, logis, dan deduktif.3
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini
disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut
di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide
atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika
yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan
solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan
menafsirkan solusinya.4
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. 5
Sebelum membahas teori belajar yang digunakan dalam pembelajaran
matematika, telrebih dahulu dikemukakan tentang hakikat belajar matematika.
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu.6 Keenam jenis
materi ilmu tersebut menurut Dimyati adalah matematika, fisika, biologi, psikologis,
3
Jailani, “Kepercayaan Diri PembelajarPada Matematika Suatu Kajian Teoritik”, Cakrawala Pendidikan, th. 24, No. 5, Mey 1989, hlm. 428-441.
4
Permendikbud, Standar Isi Nomor 22 Tahun 2006
5
Permendikbud, Standar Isi
6
(26)
13
ilmu-ilmu sosial, dan linguistik. Dengan istilah yang agak berbeda, keenam materi
ilmu tersebut dikonotasikan sebagai (1) ide abstrak, (2) benda fisik, (3) jasad hidup,
(4) gejala rohani, (5) peristiwa sosial, dan (6) proses tanda.7 Dikarenakan kedudukan
matematika sebagai salah satu jenis materi ilmu, maka matematika merupakan salah
satu disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga pendididkan.8
Sampai sekarang, studi mengenai sifat alamiah matematika memunculkan
tiga madzhab yang dikenal dengan nama silogisme, formalisme, dan intuitionisme.9
Selain tiga aliran madzhab diatas, belakangan berkembang aliran kontruktivisme.
Aliran kontruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika, yang
dipentingkan adalah bagaimana membentuk pengertian pada anak. Ini berarti bahwa
belajar matematika penekanannya adalah proses anak belajar, sedangkan guru
berfungsi sebagai fasilitator.10Dalam pandangan konstruktivisme orang mempelajari
matematika senantiasa membentuk pengertian sendiri. Menurut Atkinson, orang
yang belajar tidak hanya meniru atau mencerminkan apa yang diajarkan atau dibaca
melainkan menciptakan pengertian sendiri.11Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,teori peluang dan matematika
diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
7
Mohammad Dimyati, Penelitian Kualitatif hal.,12
8
Ibid.,12 9
G. Margono, Dimensi Jurnal Teknologi dan Kejuruan, th. VII No. 31/32, (Jakarta: UNJ, 1999), hlm. 39.
10
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 12.
11
(27)
14
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.12 Sebab sejak anak lahir menggunakan
penalaran yang berkembang seiring dengan pertumbuhan dirinya.13
2. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.14
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
12
Permendikbud Standar Isi
13
Atkinson, loc. Cit.
14
(28)
15
3. Ruang Lingkup Matematika
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut. 15
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika16
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Geometri dan Pengukuran
6.Mengenal bangun datar sederhana 6.2 Mengelompokkan banun datar
menurut bentuknya
B. Media
1. Pengertian Media
Perkembangan imu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi
merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di
samping mampu menggunkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
15
Permendikbud, Standar Isi
16
(29)
16
mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.17
Sebelum uraian ini sampai pada penggunaan media oleh guru dalam proses
belajar mengajar, ada baiknya dipahami apa yang dimaksud media itu sebenarnya.
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian,
media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.18 Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.19
Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan (Asociation of
Education and Comunication technologi/AECT) mendefinisikan media sebagai benda
yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar,
dapatmempengaruhiefektifitasprograminstruksional.20
2. Media sebagai Sumber Belajar
Istilah sumber belajar sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan,
pengaturan, dan orang dimana pembelajar dapat berinteraksi dengannya yang
bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja (Januszewski dan
Molenda, 2008:213). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah
sumber-sumber yang mendukung (Seels dan Richey, 1994:12).
17
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm 3.
18
Djamarah Saiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2010).
19
Arsyad Azhar, Media.,16
20
(30)
17
Pendeknya, sumber belajar disini mencakup segala yang tersedia untuk
membantu individu belajar dan menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.21
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi
oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil
dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat
dimana-mana; di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya.
Udin Saripuddin dan Winataputra (199:65) mengelompokkan sumber sumber-sumber
belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam
lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang.22
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan
yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmupengerahuan bagi anak didik. Dalam
menerangkan suatu bend, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan
anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan
mengenai benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.23
3. Media sebagai alat bantu
Medai sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya
untuk mebantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran
yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media
maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik,
21
Djamarah Saiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi.,16
22
Ibid.,16 23
(31)
18
terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.24Media belajar termasuk salah
salah unsur dinamis dalam bealajar. Kedudukannya juga penting, oleh karena dapat
membantu terhadap belajar siswa. Dengan sebuah alat bantu, bahan belajar yang
abstrak bisa dikongkritkan. Dengan alat bantu, bahan belajar yang yang tidak menarik
bisa menjadi menarik. Dengan alat bantu, bahan-bahan bellajar yang meragukan dapat
diyakinkan karena dapat dibuktikan secara empirik. Media laizim juga dikenal dengan
alat bantu belajar dan atau piranti belajar, meskipun tidak semua media belajar dapat
berfungsi sebagai alat bantu. Banyak bahan-bahan belajar yang sulit dipelajari oleh
pembelajar berubah menjadi mudah setelah adanya alat bantu belajar atau media.25
Media atau alat bantu belajar adakalanya dibeli toko-toko buku atau stationary,
tetapi adakalanya dibuat sendiri oleh pembelajar bersama-sama dengan gurunya. Pada
kasus yang pertama, pembelajar mendapatkan secara given, sedangkan pada kasus
yang kedua pembelajar turut merancang dan bahkan bisa menyampaikan
pikiran-pikirannya di depan gurunya.Keurgenan media belajar, dapat dicontohkan berikut.
Seorang yang ingin mengetahui suhu badan temannya yang sedang sehat, akan
kesulitan manakala yang bersangkutan hanya sekedar memegang tangannya, atau
menyentuh kulitnya. Ia juga tidak banyak bisa menyimpulkan perbandingan suhu
badan temannya yang sedang sakit dan sedang sehat, manakala tanpa adanya alat
bantu. Dengan bantuan alat bantu yang berupa termometer, dia langsung bisa
mengetahui berapa derajat celcius, suhu badan orang yang sedang sehat.26
Sebagai contoh lagi, seseorang yang membuktikan bahwa air, senantiasa
mempunyai permukaan yang merata. Ia akan tidak begitu yakin, jika sekadar melihat
air di sungai atau di kolam. Dengan pembuktian melalui bejana berhubungan, ia akan
dapat membuktikan sendiri bahwa air tersebut mempunyai permukaan yang rata.
24 Ibid.,16
25
Ali Imron, Belajar&Pembelajaran, (Malang: Pustaka Jaya, 1996) hlm.36
26
(32)
19
Bejana berhubungan tersebut dapat di dapatkan di toko-toko yang menjual. Manakala
sekolah tidak mampu menyediakan, maka dapat diganti dengan bambu yang diberi
lobang dan kemudian pada lobangan tersebut diberi semprong. Dengan perkataan lain,
alat-alat bantu belajar tersebut dapat dipenuhi sepanjang guru yang mengajar siswa
kreatif untuk menciptakan sendiri.27
Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam upaya penyediaan alat
bantu belajar adalah:
a. Jenis kemampuan apa yang ditargetkan untuk dikuasai oleh pembelajar dalam
melaksanakan aktivitas belajarnya. Jenis kemampuan konseptual tentu
membutuhkan alat bantu yang berbeda dengan jenis kemampuan praktis.
b. Faktor ketersediaan alat bantu tersebut.
c. Faktor keterjangkauanya.
d. Kepraktisan dan daya tahan alat bantu.
e. Keefektifan dan keefisienan alat bantu dibandingkan dengan tujuan belajar yang
ingin dicapai.28
4. Media Short Card
Short card (kartu pendek) adalah media visual yang merupakan bagian dari
media sederhana. Pengertian short card (kartu pendek) adalah kertas tebal berbentuk
persegi panjang (untuk berbagai keperluan). Penggunaan media short card (kartu
pendek) sangat cocok dengan. Karakteristik siswa usia MI dari kelas I sampai kelas
VI yang notabenenya masih anak-anak. Menurut teori psikologi pendidikan anak pada
usia ini tengah berada pada tahap concrete operational (8-11tahun) oleh karena itu
mereka memerlukan banyak ilustrasi, gambar, model dan kegiatan lainnya.
27
Ali Imron, Belajar.,18
28
(33)
20
Penggunaan media short card (kartu pendek) di dalam kelas dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pelajaran
Matmatika yang mengenalkan bangun datar, memerlukan strategi khusus yang sesuai
dengan jiwa dan karakteristik anak yaitu bealajar sambil bermain atau sebaliknya
bermain sambil belajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan media short card
(kartu pendek).
Penggunaan media short card (kartupendek) yang sesuai dengan karakteristik
siswa MI dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat siswa sehingga proses
belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan menggunakan
media kartu merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi.29
Selain itu dengan menggunakan kartu aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai
informasi. Gerak fisik yang ada didalamnya dapat membantu menggairahkan siswa
yang merasa penat.30 Bentuk dan jenis media sangat beragam. Dari berbagai ragam
media tersebut dapat dijumpai berbagai macam kalsifikasi media pembelajaran yang
digolongkan berdasarkan penyajianya dibagi dalam beberapa kelompok seperti; (1)
media audio, (2) media visual, (3) media audio visual.
Adapun menurut sifat pembuatan dan kegunaannya, media pembelajaran ini
dikategorikan sebagai media sederhana dan media tidak sederhana. Menurut
pembuatan dan penggunaannya, media sederhana dicirikan dengan; (1) mudah dan
bisa dibuat sendiri oleh guru bersama-sama dengan siswa, (2) dibuat dari bahan yang
mudah diperoleh yang bisa didapat dari lingkungan sekitar, (3) dapat digunakan untuk
29
L.Siberman, Active Learning:101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2004)hlm. 269
30
(34)
21
kegiatan belajar mengajar dengan tanpa harus memiliki kemampuan maupun keahlian
khusus.
Media tersebut dapat menarik perhatian anak-anak yang memang suka pada
gambar-gambar dan permainan dalam hal ini berupa media short card (kartu pendek).
Mereka akan belajar dengan senang sehingga tidak merasa bosan dan jenuh dan
akan lebih giat dan semangat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.
Sedangkan kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang (untuk
keperluan seperti : kartu tanda anggota, karcis dan lain-lain). Media ini adalah media
pembelajaran dalam bentuk kartu yang didalamnya terdapat gambar ataupun huruf.
Huruf-huruf yang terdapat dalam kartu tersebut dapat dibuat dengan menggunakan
tangan atau foto, atau hasil cetakan komputer yang digunting dan ditempelkan pada
kartu tersebut. Kartu huruf tersebut memiliki ukuran 8X5 cm, atau lebih sesuai
dengan kebutuhan. Dengan menggunakan media kartu huruf ini, maka kegiatan
pembelajaran dapat didesain dengan berbagai macam cara, baik itu dengan cara
individu maupun dengan cara pengelompokan siswa.
5. Kelebihan Media Short Card
Dalam penggunaan media short card (kartu pendek) ini memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya :
a. Mudah dibawa
Dengan ukuran yang kecil sehingga membuat media short card (kartu pendek)
dapat disimpan di tas bahkan disaku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang
luas, dapat digunakan dimana saja, dikelas ataupun diluar kelas.
b. Praktis
Dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media short card (kartu
(35)
22
keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan
menggunakan kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan
kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika sudah digunakan
tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus
supaya tidak tercecer. Selain itu biaya pembuatan media short card (kartu
pendek) ini pun sangatlah murah,karena dapat menggunakan barang-barang
bekas seperti kertas kardus sebagai kartunya.
c. Gampang diingat
Karakteristik media short card (kartu pendek) adalah menyajikan huruf-huruf
pada setiap kartu yang disajikan. Sajian huruf-huruf dalam kartu ini akan
memudahkan siswa untuk mengingat dan menghafal bentuk huruf tersebut.
d. Menyenangkan
Media short card (kartu pendek) dalam penggunannya bisa melalui permainan.
Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan
6. Aplikasi Media Short Card
Pertama minta setiap kelompok untuk melakukan menjelaskan tentang
kategori yang mereka selesaikan. Kedua pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim.
Beri tiap-tiap tim satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka
sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut ke
dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim bisa memperoleh nilai untuk setiap kartu
yang disortir dengan benar.31
31
(36)
23
C. Bangun Datar.
1. Mengenal segitiga, segiempat dan lingkaran.
Amatilah gambar berikut ini
Bangun di atas mempunyai tiga sisi
Segiempat mempunyai 4 sisi Segitiga
(37)
24
Lingkaran mempunyai 1 sisi
2. PengelompokkanBangun Datar.
a. Segitiga
Amatilah panjang sisi sisi segitiga,ada yang ketiga sisi nya sama
panjang, ada yang kedua sisinya sama panjang, ada yang ketiga sisinya tidak
sama panjang.
Ketiga sisi tidak Dua sisi sama Ketiga sisi sama Sama panjang
(38)
25
b. Segiempat
Mari amati panjang sisi sisi segi empat,ada yang keempat sisinya sama
panjang, ada yang pasanganya sisinya sama panjang, ada yang keempat sisinya
tidak sama panjang.
c. Lingkaran
Gambar diatas disebut lingkaran, lingkaran hanya punya satu sisi,
disebut sisi lingkar atau melengkung32
32
(39)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu PTK. PTK adalah
Penelitian Tindakan Kelas (yang biasa disingkat dengan PTK) dikenal dan ramai
dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam Bahasa Inggris PTK diartikan dengan
Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat
diterangkan.1
1. Penelitian : kegiatan mecermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan : sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas : sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seseorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang
kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang
salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru
1
(40)
27
mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab,
lapangan olah raga, workshop dan lain-lain.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model
Kurt Lewin, model ini dipilih karena dianggap sesuai dengan maslah yang dihadapi
didalam kelas dalam upaya peningkatan menjelaskan bangun datar I SD. KH. Thohir
Bakri Bubutan Surabaya. Berikut yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari
emapat langkah pokok yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
(41)
28
Gambar 3.1
Prosedur PTK Model Kurt Lewin2
2
Learning Assistance Program For Islamic School, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009), 14.
Identifikasi Masalah
Perencanaan (planning)
Tindakan (acting)
Observasi (observing)
Refleksi (reflecting)
Perencanaan Ulang
SIKLUS I
(42)
29
B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada mata
pelajaran Matematika khususnya materi mengelompokkan bangun datar
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir semester genap yaitu pada Bulan
Mei 2015
3. Subyek penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD.KH Thohir Bakri
Bubutan tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa
perempuan 8 laki-laki 15 siswa.
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kemampuan
menjelaskan di kelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi
yang telah peneliti lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan
media short card (potongan kartu) belum di terapkan pada sekolah tersebut.
C.Variabel yang diteliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki
adalah sebagai berikut :
1. Variabel input : siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan
2. Variabel Proses : penerapan media short card (potongan kartu)
(43)
30
D.Rencana Tindakan
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus, dan
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan
kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan. Dan sebelum
melakukan siklus I dan siklus II ada tahap pra siklus yaitu peneliti mengamati:
1. Pra Siklus
Pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan mengenai beberapa
hal
a. Identifikasi masalah
b. Mengamati kegiatan pada saat proses pembelajaran berlagsung, yaitu aktivitas
siswa dan aktivitas guru.
c. Melakukan wawancara pada siswa dan guru terkait pembelajaran.
2. Siklus 1
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini yaitu
merefleksikan dan menganalisis masalah yang terjadi dalam proses
pembelajaran serta mencari alternatif pemecahan masalahnya. Sehingga dari
hasil kegiatan tersebut peneliti akan dapat melakukan kegiatan selanjutnya
sebagai berikut :
Kegiatan utama yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini
(44)
31
1) Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan disampaikan dengan
menggunakan media short card.
2) Merancang bagian isi mata pelajaran pada materi mengelompokkan
bangun datar untuk siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan.
3) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar matematika materi
mengelompokkan bangun datar dengan mengacu pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Membuat dan menyunsun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan media short card.
5) Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja siswa
serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam
proses pembelajaran.
6) Menyunsun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
a) Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media short card.
b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan di
dalam RPP dengan menggunakan media short card pada mata
pelajaran matematika materi mengelompokkan bangun datar.
(45)
32
d) Menyunsun lembar evaluasi pembelajaran dan panduan wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan materi
mengelompokkan bangun datar. Adapun langkah-langkah kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (pendahuluan)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
peserta didik untuk membaca basmalah, berdo’a bersama-sama, dan mengabsensi kehadiran peserta didik.
b) Guru memberikan motivasi peserta didik berupa yel-yel, selamat pagi
anak-anak? Bagaimana kabarnya hari ini? Baik-baik ustadz
alhamdulillah...sehat-sehat ustadz alhamdulillah...oke-oke...yesss...!
c) Apersepsi : Guru mengaitkan materi hari ini dengan materi
sebelumnya.
d) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru :
(1) Ada benda bangun datar apa saja yang ada dikelas ?
Kemudian guru memberi pertanyaan kepada setiap anak mengenai
bangun datar yang ada di dalam kelas.
(46)
33
c) Siswa diberi contoh bangun datar.
d) Guru menjelaskan gambar-gambar yang ada pada potongan kartu
yang berisi gambar bangun datar.
e) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdapat
6 orang siswa dan 1 kelompok terdapat 5 orang siswa.
f) Guru membagikan potongan kertas pada tiap-tiap kelompok.
g) Siswa mengelompokkan bangun datar dan menuliskan nama bangun
pada short card.
h) Siswa menempelkan potongan kartu pada kertas yang telah
disediakan.
i)Setelah siswa selesai mengelompokkan bangun datar pada potongan
kartu, masing-masingkelompok mempresentasikan di depan kelas.
j)Guru mengapresiasi hasil kerja siswa.
k) Guru memberikan penjelasan,meluruskan pemahaman yang kurang
tepat pada penjelasan bangun datar.
l)Melakukan tanya jawab tentang bangun datar.
m)Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum aktif dalam
pembelajaran.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru bersama-sama siswa merefleksi proses pembelajaran yang
(47)
34
b. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan pada hari ini.
c. Sebelum mengakhiri pembelajaran yang dilakukan pada hari ini.
d. Tahap observasi (Pengumpulan data)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta
menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
Pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik yang telah
disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
2) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media short card
pada mata pelajaran matematika materi mengelompokkan bangun datar
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah
disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.
e. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan
dianalisis serta dari hasil tersebut, guru akan mempertimbangkan dengan
melihat dan hasil observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah
(48)
35
mengelompokkan bangun datar pada peserta didik kelas I SD. KH Thohir
Bakri Bubutan. Hasil analis yang diperoleh diajdikan sebagai acuan untuk
melakukan pada tahap siklus berikutnya apabila siklus tersebut belum
sesuai dengan harapan yang di inginkan.
2. Siklus II
a) Perencanaan (Planning)
Kegiatan utama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan
pada siklus II yanitu membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi
dan hasil analisis yang telah dilaksanakan pda siklus I. Dari hasil tersebut
peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II dengan
memperhatikan kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada
siklus I
2) Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja
peserta didik serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung dalam proses pembelajaran.
3) Menyunsun isntrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penlitian tindakan kelas, sebagi berikut :
a) Lembar observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan media short card.
b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses
(49)
36
RPP dengan menggunakan media short card pada mata pelajaran
Matematika materi mengelompokkan bangun datar.
c) Menyiapkan lembar angket untuk siswa
d) Menyunsun lembar evaluasi pembelajaran dan panduan wawancara.
b) Pelaksanaan Tindakan (acting)
Guru melaksanakan RPP sesuai dengan media short card
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
1) Kegiatan Awal (pendahuluan)
e) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
peserta didik untuk membaca basmalah, berdo’a bersama-sama, dan mengabsensi kehadiran peserta didik.
f) Guru memberikan yel-yel, gimana kabarnya anak-anak hari :
baik-baik ustadzalhamulillah...sehat-sehat ustadz alhamdulillah...oke-oke
yes...
g) Apersepsi : Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik
dengan mengaitkan materi sebelumnya tentang bangun datar
h) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti
a) Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru :
Kemudian guru memberi pertanyaan setelah kita mengetahui benda
(50)
37
datar yang ada di rumah kamu dan yang kamu lihat di sepanjang
jalan ketika kamu berangkat ke sekolah
c) Guru menanyakan kepada peserta didik seputar materi yang belum di
pahami.
d) Guru baru menerapkan media short card, dengan menjelaskan cara
bermainnya.
e) Guru menyediakan potongan gambar dan potongan kertas
f) Siswa menempelkan potongan gambar pada kertas yang telah
disediakan dan mengelompokkan gambar menurut bentuknya
g) Guru menjelaskan bahwa aktifitas yang dilakukan adalah
mengelompokkan gambar bangun datar sederhana menurut bentuknya
h) Siswa yang sudah menempelkan potongan gambar pada kertas dan
menjadi short card (potongan kartu)
i)Setelah menjadi short card siswa menempelkan pada papan tulis sesuai
dengan gambar yang ada pada short card
j)Siswa menjelaskan di depan kelas setelah potongan kertas yang
ditempel di papan tulis
k) Guru memberikan penguatan terhadap peserta didik.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa merefleksikan proses pembelajaran yang
(51)
38
b) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan pada hari ini
c) Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengajak siswa berdo’a bersama dan mengucapkan salam
c. Tahap observasi (Observing)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta
menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
Pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik yang telah
disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.
2) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses
pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media short card
pada mata pelajaran matematika materi mengelompokkan bangun datar
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah
disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II serta
menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan media short
(52)
39
pelajaran Matematika materi mengelompokkan bangun datar pada siswa
kelas I SD. KH Thohir Bakri Bubutan Surabaya.
E.Data dan Cara Pengumpulan 1. Sumber data
Sumber data PTK ini adalah :
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang kemampuan menjelaskan
bangun datar pada mata pelajaran matematika materi
mengelompokkan bangun datar selama proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi media short
card (potongan kertas) dalam proses pembelajaran.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa
mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Dengan melakukan wawancara kepada guru dan siswa
setelah pembelajaan selesai. Pengamatan ini bertujuan untuk
(53)
40
pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP,
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran.3 Observasi
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan media short card
(potongan kertas) yang dilaksanakan guru dan peneliti. Lembar
observasi terlampir.
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktifitas Guru
NO Kegiatan
Skor
1 2 3 4
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam,
b. Guru mengajak peserta didik untuk membaca
basmalah, berdo’a bersama-sama, dan mengabsensi kehadiran peserta didik.
c. Apersepsi : Guru melakukan tanya jawab
kepada peserta didik dengan mengaitkan materi
sebelumnya tentang bangun datar.
3
(54)
41
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti:
Guru bertanya kepada peserta didik : Kemudian
guru memberi pertanyaan setelah kita
mengetahui benda yang ada di kelas mengenai
bangun datar sekarang apa saja bangun datar
yang ada di rumah kamu dan yang kamu lihat
di sepanjang jalan ketika kamu berangkat ke
sekolah.
a. Guru menanyakan kepada peserta didik seputar
materi yang belum di pahami.
b. Guru baru menerapkan media short card,
dengan menjelaskan cara bermainnya.
c. Guru menyediakan potongan gambar dan
potongan kertas.
d. Siswa menempelkan potongan gambar pada
kertas yang telah disediakan dan
mengelompokkan bangun datar menurut
bentuknya.
e. Siswa yang sudah menempelkan potongan
(55)
42
(potongan kartu)
f. Setelah menjadi short card siswa menempelkan
pada kertas karton yang ada pada papan tulis
sesuai dengan gambar yang ada pada short
card.
g. Siswa menjelaskan di depan kelas setelah
potongan kertas yang ditempel di papan tulis.
h. Guru memberikan penguatan terhadap peserta
didik.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa merefleksikan proses
pembelajaran yang dilakukan pada hari ini.
b. Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari
ini.
c. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru
mengajak siswa ber’doa bersama dan
mengucapkan salam.
Skor Perolehan
(56)
43
1 = Sangat tidak baik
2 = Tidak baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktifitas siswa
No. Indikator / Aspek Yang Diamati
Pengamat
Skor Skor Penilaian
1 2 3 4
1. Para peserta didik menjawab salam pembuka
dari guru
2. Para peserta didik merespon ketika guru
bertanya tentang keadaan mereka
3. Para peserta didik mendengarkan saat tujuan
pembelajaran disampaikan oleh guru.
4. Peserta didik antusias menjawab pertanyaan
(57)
44
bangun datar.
5. Para peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang media short card.
7. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
mengenai materi mengelompokkan bangun
datar.
8. Para peserta didik sangat antusias ketika
diperkenalkan media short card.
9. Para peserta didik melakukan belajar materi
mengelompokkan bangun datar dengan
menerapkan media short card
10. Para peserta didik aktif dalam proses belajar
mengajar berlangsung
11. Secara bersamaan Para peserta
mengelompokkan bangun datar
12. Setelah mengelompokkan bangun datar
mereka menempelkan pada kertas yang telah
disediakan.
13. Peserta didik maju untuk menempelkan
potongan kartu pada papan tulis
(58)
45
ditempel pada papan tulis.
15. Para peserta didik menarik kesimpulan
pelajaran pada hari ini
16. Para peserta didik merespon refleksi guru
17. Para Peserta didik berdo’a bersama 18. Peserta didik menjawab salam dari guru.
Skor Perolehan
Keterangan:
1 = Sangat tidak baik
2 = Tidak baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
Skor perolehan
Nilai akhir = x 100%
Skor maksimal
2) Wawancara
Wawancara dipergukan untuk menggali beberapa hal berkaitan
(59)
46
yang dianggap sulit, atau apakah model pembelajaran guru menarik
bagi siswa.
Wawancara pada dasarnya meliputi dua jenis, yaitu wawancara
yang terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstuktur adalah
jenis wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan telah disusun
sedemikian rupa sehingga runtut. Sedangkan pada wawancara tidak
struktur pertanyaan-pertanyaan tidak disusun secara ketat.4
Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subjek
penelitian yaitu guru mata pelajaran matematika kelas I SD. KH.
Thohir Bakri Bubutan yakni ibu Ali Futin, S.PG
Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kemampuan menjelaskan matematika materi mengelompokkan
bangun datar baik sebelum atau sesudah diberikan tindakan dengan
menggunakan media short card. Adapun data yang perlu di
kumpulkan dengan teknik wawancara meliputi data tentang
1) Media short card.
2) Kesulitan dalam menerapkan Media short card
3) Kelebihan Media short card dalam pembelajaran Matematika
khususnya materi mengelompokkan bangun datar.
4) Kesan dalam pembelajaran Matematika materi mengelompokkan
bangun datar dengan menggunakan Media short card.
4
(60)
47
5) Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika materi
mengelompokkan bangun datar menggunakan media short card.
6) Kemampuan menjelaskan siswa.
3) Dokumentasi
Dukumentasi merupakan pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti
(gambar, tulisan, suara, dll) terhadap segala hal, baik objek atau juga
peristiwa yang terjadi.5 Dokumentasi yang dimbil oleh peneliti yaitu
pengamatan kegitan siswa saat pembelajaran, dokumentasi hasil tes,
dokumentasi wawancara.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting, sebab dari hasil
ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti.
Untuk menganalisis data-data tentang penerapan media short card
yang dilakukan dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
Skor perolehan
Skor akhir = x 100
Skor maksimal
Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria
sebagai berikut: 5
(61)
48
0 – 50 = Sangat Tidak Baik
51 – 70 = Tidak Baik
71 – 85 = Baik
86 – 100 = Sangat Baik
Rumus Tes Tulis
1. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
M = Besarnya rata-rata yang dicari
= Jumlah nilai
N = Jumlah peserta tes
M
2. Prosentase ketuntasan hasil belajar peserta didik
P Keterangan :
P = Prosentase
F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar di kelas
(62)
49
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan suatu kinerja yang digunakan untuk
melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.6
Dalam PTK ini yang akan dilihat adalah indikator kinerjanya. Maka
diperlukan indikator sebagai berikut :
1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan kemampuan menjelaskan
siswa pada pelajaran matematika materi mengelompokkan bangun datar
meningkat sekurang-kurangnya 20% pada setiap siklus. Di ukur dari
presentase peningkatan kemampuan menjelaskan sebelum dan sesudah
menggunakan media short card.
2. Minimal nilai KKM 75 untuk kemampuan menjelaskan matematika materi
mengelompokkan bangun datar.
3. Setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan peserta didik
dapat :
a) Menjelaskan bangun datar.
b) Mengelompokkan bangun datar sederhana menurut bentuknya.
c) Menyebutkan nama-nama bangun datar sederhana.
6
(63)
50
H.Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran matematika khususnya materi mengelompokkan bangun datar kelas I
SD. KH. Thohir Bakri Bubutan yang bernama Ali Futin, S.P.G, tugas guru adalah
melakukan tindakan dalam penelitian, sedangkan peneliti membantu melancarkan
pelaksanaan penelitian dan mengevaluasi. Penelitian ini melibatkan kerjasama
(64)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Pra Tindakan
Tahap pra tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan proses
pembelajaran secara langsung di kelas I, wawancara terhadap guru
matematika dan wawancara pada siswa
Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung di dalam kelas,
peneliti menemukan beberapa kendala selama kegiatan proses pembelajaran
Matematika. Di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik ketika diberi materi terkesan ramai dan bermain sendiri
dengan temannya.
b. Pada proses pembelajaran kurangnya media yang digunakan oleh guru
terkesan siswa hanya mendengarkan saja dan guru menggunakan metode
ceramah.
c. Tidak semua peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Dalam pengamatan, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru
Matematika kelas I yaitu Ibu Ali Futin. Wawancara dilakukan pada waktu
(65)
52
yaitu setelah materi diajarkan guru memberikan tugas untuk dikerjakan
setelah itu penugasan di rumah untuk kegiatan tanya jawab jarang dilakukan
karena siswa juga jarang bertanya. Untuk kegiatan proses belajar mengajar
matematika khususnya materi mengelompokkan bangun datar tidak ada
metode ataupun media khusus yang digunakan.
Tabel 4.1
Nilai Tes Tulis Peserta Didik Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya Pada Materi Mengelompokkan Dan Menjelaskan Bangun Datar Sebelum
Menggunakan Media Short Card
No Nama Siswa Nilai
Menjelaskan
Nilai Mengelompokkan
Rata-rata
1. Adinda. K. S 80 80 80
2. Afifatul. B 75 75 75
3. Albar N. Q 50 50 50
4. Arofatun. N 50 50 50
5. Bintang. I 50 50 50
6. Eka. W.S 30 30 30
7. Fa’is. H. A 50 50 50
8. Lailatul. K 40 40 40
9. Muhammad. A. I 85 85 85
10. Moh. Fais 40 40 40
11. Maulana. V. R. A 50 50 50
12. Muhammad. M. R 30 30 30
13. Moch. Farhan 80 80 80
14. Moch. Farid 30 30 30
15. Randy. Y. A 50 50 50
16. Rasya D. M 60 60 60
17. Sarif 40 40 40
18. Sofiatus. S 60 60 60
19. Syafi’ih 75 75 75
20. Tirta Abima Saputra 40 40 40
21. Wahyu Annisa 40 40 40
22. Revan 80 80 80
23. Jingga Delvia 75 75 75
Jumlah 1260 1260 1260
(66)
53
1. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
M = Besarnya rata-rata yang dicari
= Jumlah nilai
N = Jumlah peserta tes
M
M
M = 54,78
2. Prosentase ketuntasan hasil belajar peserta didik
P P
P = 30,43 Keterangan :
P = Prosentase
F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar di kelas
N = Jumlah peserta didik di kelas
Dari tabel di atas menunjukkan peningkatan kemampuan siswa kelas I
SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya dalam menjelaskan materi bangun
datar dengan menggunakan media Short Card dalam kategori sangat rendah,
rasa ingin tahunya sangat kurang begitu juga dengan mengelompokkan
bangun datar masih rendah . Hal ini dibuktikan dengan prosentase siswa yang
mempunyai kemampuan menjelaskan dan mengelompokkan tinggi dan sangat
(67)
54
Hal itu disebabkan karena sebagian besar siswa tidak antusias dalam
mengikuti pelajaran matematika. Selain itu nilai tes tulis siswa dalam kategori
sangat rendah atau rendah. Hal ini terlihat pada jumlah peserta didik yang
belum tuntas belajar pada tes tulis sebanyak 16, sedangkan yang tuntas belajar
berjumlah 7 peserta didik dengan prosentase ketuntasan belajar 30,43. Dengan
perolehan hasil tersebut dikatakan belum berhasil karena belum mencapai
target yang dikehendaki yakni mencapai 75. Rendahnya kemampuan
menjelaskan dan mengelompokkan peserta didik pada mata pelajaran
Matematika.
Dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu :
Pertama, Peserta didik ketika diberi materi terkesan ramai dan bermain
sendiri dengan temannya karena suara guru yang pelan, sehingga hal inilah
yang menyebabkan peserta didik merasa tidak fokus pada materi yang
diterangkan oleh guru. Kedua, tidak adanya media atau variasi dalam
pembelajaran terkesan siswa hanya mendengarkan saja dan guru
menggunakan metode ceramah. Ketiga, materi yang disampaikan guru tidak
dipahami olehpeserta didik sehingga, membuat peserta didik menjadi pasif
saat ditanya oleh guru.
Untuk mengatasi masalah yang dialami di atas dan menjadi penyebab
dari rendahnya kemampuan menjelaskan dan mengelompokkan peserta didik,
selanjutnya peneliti menyusun rencana tindakan dengan menggunakan media
(1)
94
3. Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Short Card
Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam melaksankan proses pembelajaran
dengan menggunakan media short card pada siklus I telah diperoleh prosentase
keberhasilan sebesar 44,64 hasil tersebut masuk dalam kategori kurang. Hal ini
disebabkan belum terkondisikannya siswa dengan baik . Sehingga perlu adanya
perbaikan pada siklus selanjutnya yakni pada siklus II. Adapun hasil yang
diperoleh setelah dilaksanakannya siklus II telah mengalami peningkatan
dengan perolehan prosentase keberhasilan sebesar 84,72, dari hasil tersebut
dapat disimpulkan masuk dalam kategori sangat baik dikarenakan pada siklus
ke II ini peserta didik sangat memperhatikan media yang mau diterapkan yaitu
media short card.
Aktivitas siswa di siklus I dan II juga mempunyai perbedaan setelah
guru membagi kelompok, siswa mendiskusikan dengan teman kelompoknya
masing-masing dan setelah berdiskusi perwakilan kelompok presentasi di depan
kelas tentang potongan kartu yang diperolehnya sedangkan di siklus II siswa
menjelaskan secara individu di depan kelas, setelah diberi potongan kartu oleh
(2)
BAB V PENUTUP
A.Simpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran pada kegitan penelitian tindakan yang
berlangsung selama dua siklus dan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penerapan media short card pada siklus I dan II yaitu guru menjelaskan cara
bermain menggunakan media short cardpada siklus I, pada siklus I siswa
berkelompok dan berdiskusi setelah diberi beberapa potongan kartu selanjutnya
peserta didik mengelompokkan bangun datar, setelah mengelompokkan bangun
datar menurut bentuknya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas, sedangkan pada siklus II peserta didik diberi
beberapa potongan kartu dan mengelompokkan secara individu setelah itu
menempelkan potongan kartu pada kertas yang sudah disediakan di papan tulis
setelah itu menjelaskan bangun datar yang ditempelnya di papan tulis.
Kemudian guru memberikan tes tulis sebagai hasil untuk evaluasi
pembelajaran. Dari penerapan media tersebut pada siklus I telah diperoleh hasil
observasi guru sebesar 50,00 dan hasil observasi peserta didik sebesar 44,64,
sedangkan pada siklus II telah diperoleh hasil observasi guru sebesar 89,28 dan
(3)
2. Peningkatan kemampuan siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan
Surabaya dalam menjelaskan materi bangun datar dengan menggunakan media
short carddibuktikan dengan perolehan prosentase peserta didik pada siklus I
yaitu nilai mengelompokkan 68,69 sedangkan nilai tes tulis menjelaskan 71,30
rata-rata nilai tes tulis mengelompokkan dan menjelaskan 71,95, Pada siklus
selanjutnya yaitu siklus II mengalami peningkatan kemampuan menjelaskan
dengan perolehan prosentase peserta didik yaitu 82,17 untuk perolehan nilai
mengelompokkan 83,47 nilai rata-rata tes tulis menjelaskan dan
mengelompokkan 82,82 .
B. Saran
Berdasarkansimpulanpenelitian di atas, penelitidapatmengajukan saran-saran
sebagaiberikut:
1) BagiSiswa
Siswa harus mampu menguasai dan mempunyai wawasan tentang mata
pelajaran matematika dikarenakan matematika adalah ilmu yang mendasar
dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan diterapkan dalam
(4)
2) Bagi Guru
Guru harus membuat pelajaran matematika menjadi menyenangkan dan
tidak membosankan dengan menggunakan media agar peserta didik aktif
dalam pembelajaran, karena pada fase siswa kelas I butuh pembelajaran yang
konkret yang berhubungan dengan benda sekitar dan kehidupan sehari-hari.
3) BagiSekolah
Sekolah juga harus membantu proses pembelajaran dengan
menyediakan media atau alat pendidikan untuk pembelajaran, media tak
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, Belajar&Pembelajaran, (Malang: Pustaka Jaya, 1996)
Aqib Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya,2006)
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pers,2013)
Dimyati, Mudjiono, Belajar& Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta,2013)
Djaelani dan Haryono, Buku Matematika Untuk SD/MI Kelas I (Jakarta: Era Pustaka
Utama, 2008)
Djamarah Saiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010)
G. Margono, Dimensi Jurnal Teknologi dan Kejuruan, th. VII No. 31/32, (Jakarta:
UNJ, 1999)
Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2013)
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2001)
Hasil Observasi Peneliti terhadap Siswa Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 21 April 2015
Hasil Pengamatan Peneliti Pada Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015
Hasil Wawancara Siswa dan Guru Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015
Jailani, “Kepercayaan Diri PembelajarPada Matematika Suatu Kajian Teoritik”, Cakrawala Pendidikan, th. 24, No. 5, Mey 1989
Kunandar, Langkah Muda Penelitian tindakan Kelas
L.Siberman, Active Learning:101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia
dan Nuansa, 2004)
Learning Assistance Program For Islamic School, Penelitian Tindakan Kelas,
(Surabaya: LAPIS PGMI, 2009)
M.Basyirudin Usman; Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press,2002)
(6)
Mohammad Dimyati, Penelitian Kualitattif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Malang: PPS
IKIP Malang, 1995)
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Yogyakarta: Kanisius,
1999)
Permendikbud, Standar Isi Nomor 22 Tahun 2006
R. C. , Atkinson, Mathematical
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: ALFABETA,2012)
Sanjaya Wina, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2005)
Suryaputra, Desain Porposal Penelitian, (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2007)
Thomas Carpenter, “ Model of Problem Solving: A Study of Kindergarten Children’s
Problem Solving Processes”, Journal for Research in Mathematics
Education, th. 24, No. 5, Mey 1989
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi