LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

(1)

PERAN PRODUSER PROGRAM DALAM MENGATUR

AKTIFITAS MASTER CONTROL DI JOGJA TV

Disusun Oleh :

Deby Kusuma Arum Hartono D1407009

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Syarat – Syarat Guna Memperoleh Gelar ahli Madya

Bidang Komunikasi Terapan

PROGAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

ii

Tugas Akhir Berjudul :

PERAN PRODUSER PROGRAM DALAM MENGATUR AKTIFITAS MASTER CONTROL DI JOGJA TV

Karya :

Deby Kusuma Arum Hartono Nim D1407009

Kosentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk di pertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Mei 2010 Menyetujui Dosen Pembimbing

Drs. A. Eko Setyanto, M,Si NIP 19580617 1987021 001


(3)

iii

Tugas Akhir ini telah di uji dan di sahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : ………..

Tanggal : ………..

Panitia Ujian Tugas Akhir :

1. Drs. Aryanto Budhi S, Msi 1. Ketua. ……… NIP 19581123 198603 1002

2. Drs. A. Eko Setyanto, M,Si 2. Anggota………. NIP 19580617 1987021 001

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Dekan,

Drs. H. Supriyadi SN. SU NIP 19530128 1981031 001


(4)

iv

Mencoba sesuatu yang baru bukan suatu tindakan yang salah ataupun konyol namun sesuatu hal yang konyol adalah tidak

mencoba sama sekali


(5)

v

1. The True Anything, Allah SWT 2. Alm. Yayahku, kini aku telah

menyelesaikan tanggung jawabku, semoga kau bangga di sana.

3. Ibundaku tercinta, terima kasih untuk semuannya. I love you..

4. Adikku Adinda, maafin mbak deby yah karena nggak boleh pinjemin laptopku karena untuk mengerjakan TA. 5. Sahabat-sahabatku, jangan pernah

katakana kita akan berkahir , kerena kita adalah abadi.

6. Lelakiku, Sonny Shinbee, ajaran tentang kasih dan sayangmu serta kesabaran akan tujuan hidup lebih baik telah kau rajut indah dalam hatiku yang tak akan pernah ku lupakan walau sedetikpun. Aku sayang kamu…


(6)

vi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kenikmatan hidup serta di berikan kesempatan penulis untuk menuangkan ke-idealisme penulis dalam bentuk Tugas Akhir. Serta memberikan kemantapan hati dan ide inspirasi yang indah sehingga Laporan Kerja Media ini dapat terwujud dengan baik.

Laporan ini merupakan rangkaian tulisan atas pengalaman penulis sewaktu melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media di Jogja TV yang berlangsung selama dua bulan terhitung sejak tanggal 1 Februari 2010 sampai dengan 3 April 2010. Judul Laporan Kuliah Kerja Media ini adalah “Peran Produser Progam Dalam Mengatur Aktifitas Master Control Di Jogja TV”.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa di dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Media ini banyak di jumpai kekurangan, maka dari itu penulis mohon maaf. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan ingin memberikan penghargaan kepada:

1. Allah SWT, kerena Dia-lah yang memberikan segalanya untukku bukan dari pemberian manusia saja.

2. Drs. H. Supriyadi. SN. SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. A.Eko Setyanto, M.Si, selaku ketua Jurusan Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta,


(7)

vii

4. Drs. Aryanto Budi S,M.Si, selaku Pembimbing Akademik.

5. Oka Kusumayudha, selaku Komisaris Jogja TV yang selalu membimbing penulis juga memberikan cerita-cerita menarik dalam hidupnya.

6. Widiana Kalis Marogo, selaku Humas Jogja TV yang setia membantu jika saat penulis tak mengerti apa-apa terhadap Jpgja TV.

7. Wahyu Ningsih atau “Kenik” selaku sekretaris Jogja TV yang lembut dan baik.

8. Chriscahyo W.P. selaku pembimbing Produser yang memberikan inspirasi dan pelajaran akan dunia kerja. Serta mengatasi segala masalah dan tantangan dengan baik.

9. Isa Andriansah selaku Koordinasi Master Control yang telah mengijinkan anak magang seperti penulis untuk mengacak-acak ruangan hingga penulispun kini bisa memahami seluk beluk televisi yang rumit.

10.Mery Lydira, sahabat baik menjadi peneman di kala suka duka selama dua bulan magang di Jogja TV.

11.Temanku Shinta dan Yulia, terima kasih sudah ada denganku hingga kuliah berakhir. Maaf jika penulis banyak salah dengan kalian.

12.Berbagai pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu oleh penulis telah membantu penyusunan laporan ini.


(8)

viii

apabila ada kritik maupun saran yang membangun dari pembaca. Dan apabila terdapat kesalahan di dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Media, penulis mohon maaf dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua.

Surakarta, Mei 2010


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto... iv

Halaman Pesembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar isi ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . ... 1

B. Tujuan Kuliah Kerja Media ... 3

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Televisi. ... 6

B. Fungsi Televisi. ... 7

C. Acara Televisi. ... 8

D. Produksi Suatu Progam Acara. ... 9

E. Tahapan Pelaksanaan Produksi. ... 12

F. Macam-macam Produksi. ... 16

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Jogja TV. ... 19


(10)

x

D. Arti Logo Jogja TV. ... 25 E. Konsep Dasar Jogja TV. ... 28 F. Prosentase Format Siaran. ... 29 BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

A. Peran yang terlibat dalam proses Produksi. ... 30 1. Produser

2. Co Produser. 3. Master Control

B. Tahapan Penanyangan Acara Live. ... 32 1. Tahapan Pra Produksi.

2. Tahapan Produksi dan Penyajian. 3. Tahapan Pasca Produksi.

C. Peran Produser Progam dalam Mengatur Aktifitas MC

dalam Progam Acara Rolasan... 38 D. Kegiatan selama KKM dalam divisi Produser Progam. ... 41 E. Kegiatan selama KKM dalam divisi Master Control. ... 44 BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan. ... 55 B. Saran. ... 56 DAFTAR PUSTAKA. ... 58 LAMPIRAN


(11)

xi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah mewarnai kehidupan manusia dalam berbagai bidang kehidupan dan tidak terkecuali perkembangan teknologi komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses social yang sangat mendasar dan vital dalam kehiduupan manusia karena setiap individu mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya. Sedangkan ideology dan bisnis menjadi factor penting bagi institusi media massa untuk tetap eksis di era pasar bebas dunia seperti sekarang ini. Akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi berakibat pula berkembangnya media massa, bukan hanya media masa cetak, tetapi juga media massa elektronik dalam hal ini media massa televisi.

Televisi adalah generasi baru media elektronik yang dapat menyampaikan pesan-pesan audio maupun visual secara serentak

Televisi bisa juga disebut radio bergambar. Dimana radio hanya bisa didengar (audio). Tetapi televisi bisa dilihat dan didengar (audio visual).


(12)

2

Kekuatan televisi adalah dampak visualnya. Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan.

Kehadiran televisi sebagai karya teknologi komunikasi telah berhasil merebut perhatian masyarakat, terbukti di negara maupun media massa

elektronik hadir dan berkembang. Penyampaian pesan-pesan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, sangat cepat (actual), serta dapat menjangkau ruang yang sangat luas.

Televisi sebagai bagian dari kebutuhan audio visual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan televise yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan informasi, pengajaran ilmu dan hiburan.

Dengan banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta pada masa sekarang ini membuktikan bahwa media pertelevisian merupakan media yang paling menarik dimana media ini dapat memberikan informasi yang tepat dan cepat serta dapat member hiburan kepada masyarakat dengan mudah dan murah.

Jogja TV merupakan stasiun televisi swasta pertama yang hadir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun tv ini terletak di kawasan Wonosari. Jogja TV berani bersaing dengan stasiun televisi lokal lainnya


(13)

dengan menayangkan berbagai program acara yang menarik dan memikat bagi audiencenya. Untuk mendukung suatu penyiaran televisi agar menghasilkan selera gambar dan suara yang baik dibutuhkan suatu ide program, gagasan, ataupun peralatan pendukung untuk produksi setiap acara siaran.

Tidak mengherankan jika Jogja TV memiliki daya tarik tersendiri untuk program acaranya yang menyesuaikan karakter televisi itu sendiri yaitu “ Tradisi Tiada Henti”

Jogja TV menampilkan progam acara live yaitu Rolasan. Progam acara ini bergenre entertain yang berguna menghibur masyarakat dengan penampilan musik-musik seperti keroncong, musik indi pop, etnomusikal, sampai pentas ceria anak. Suatu progam yang di tayangkan pada hakekatnya adalah tontonan, tidak terkecuali paket berita. Memang sebuah tontonan bisa menarik tergantung bagaimana cara mensiasatinya, setidaknya membuat pemirsa terhipnotis pada waktu beikutnya yang sama dalam arti bahwa pemirsa kecanduan dengan suatu acara tertentu.

B. Tujuan Kuliah Kerja Media

Adapun tujuan secara umum dari Kuliah Kerja Media antara lain :

1. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sacara nyata tentang hal-hal yang belum dipelajari saat perkuliahan.

2. Mencoba untuk mengimplementasikan teori-teori, khususnya di bidang komunikasi dalam praktek di lapangan.


(14)

3. Lebih mematangkan kepribadian mahasiswa dan memperkenalkan suatu realisasi kehidupan dalam ruang lingkup dunia kerja.

4. Mampu menjadi Ahli Madya yang siap pakai. Tujuan khusus :

1. Untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar A. Md.

2. Untuk memperoleh pengalaman sekaligus pengetahuan tentang proses produksi berita di sebuah stasiun televisi lokal.

3. Mampu membekali diri dengan ketrampilan-ketrampilan praktis dan mencoba menumbuhkan kemampuan profesionalisme di bidang broadcasting.

C. Tanggal dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Media

Kuliah Kerja Media di laksanakan penulis selama dua bulan, terhitung dari tanggal 1 Februari 2010 sampai dengan 3 April 2010, selama 6 hari dalam seminggu, bertempat di :

Nama perusahaan : PT Yogyakarta Tugu Televisi (Jogja TV)

Alamat : Jln.wonosari Km 9, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Divisi : Produser Progam dan Master Control

D. Manfaat Kuliah Kerja Media

Manfaat Kuliah Kerja Media yang penulis peroleh antara lain :


(15)

2. Mengetahui secara langsung peranan media dalam pemberian informasi kepada massa

3. Menambah wawasan selama praktikum di laksanakan dengan situasi yang nyata

4. Menyiapkan diri dalam menghadapi lingkungan kerja

5. Dapat menggunakan data-data kerja praktek untuk di kembangkan dalam pembuatan laporan Prakek kerja lapangan.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TELEVISI

“Televisi secara garis besar, merupakan paduan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar bergerak (moving image), dimana pemirsanya tidak dapat menangkap siarannya jika tidak ada

unsur-unsur film yang memvisualisasikan, menjadi paduan audio dan video.”

(Pranama, 1998 :1)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II, pengertian televisi adalah sebagai berikut:

1. Proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat penerima yang memunculkan gambar tersebut.

2. Pesawat penerima gambar hidup.


(17)

7

Sedangkan dari istilahnya, “Televisi terdiri dari kata “tele” yang berarti jauh dan visi “visi” berarti penglihatan dimana proses penyiarannya menggunakan prinsip-prinsip siaran radio siaran, sehingga sering di sebut

sebagai saluran muda di radio.” (Grob, 1993:1) Hal ini lebih di kuatkan

dengan kutipan “segi : jauh’-nya di transmisikan dengan prinsip-prinsip radio,

sedangkan “penglihatan”-nya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi hidup, baik bntuk gambar hidup atau bergerak (moving

picture), maupun gambar diam (still picture).

B. FUNGSI TELEVISI

Sama halnya dengan media massa lainnya, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan.

a. Fungsi Penerangan

Televisi dianggap media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini di sebabkan oleh dua factor yakni, pertama ;

factor immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa

yang di siarkan oleh televisi dapat di lihat dan di denganr oleh pemirsa pada saat kejadian berlangsung. Kedua; factor realism yang mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinnya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. (Effendy, 1993 : 25)


(18)

b. Fungsi Pendidikan (The Education Funcition)

Sesuai dengan makna pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara teratur misalnya pelajaran bahasa, elektronik, dan lain-lain yang secara implicit mengandung pendidikan.” (Moenadi, 1997 : 59)

c. Fungsi hiburan (The Entertaiment Funcition)

Di kebanyakan negara, terutama yang masyarakatnya agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran nampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran di isi oleh berbagai macam hiburan. Hal ini dapat di mengerti, oleh karena pada layar televisi dapat di tampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat di nikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara.

C. ACARA TELEVISI

Progam Televisi memang mempunyai beragam bentuk mulai dari talk show, game, drama, dialog, dan lain sebagainnya. Masing-masing televisi bersaing untuk mendapatkan perhatian khusus dari apara audience. Dan untuk mendapat perhatian tersebut, stasion televisi harus bisa menempatkan acara pada jam tayang yang sesuai. Selain itu promosi yang menentukan serta memilih progam acara yang bagus dan berkulitas.


(19)

Menurut Naratama (2004) kesuksesan suatu progam acara siaran di televisi adalah “Penanyangan sebuah progam televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau penulisan, melainkan sangat bergantung pada kemampuan proffesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcastingdan seluruh mata rantai divisinya.” ( Naratama, 2004 : 62 )

Televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila materi sajinya dapat menyesuaikan karakter televisi dan manusia yang di pengaruhi oleh televisi. Manusia yang terbiasa dengan televisi bearti manusia yang memiliki ekstensi dari mata dan telingannya. Ekstensi ini melahirkan tuntunan-tuntunan pula kepada para pencipta progam televisi.

Progam televisi tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Selain latar belakang proses pemikiran penciptaan progam sangat di perhatikan pula apa yang di televisi dan film di kenal dengan Standart Operasional Prosdure (SOP) atau Rundown acara yang merupakan kunci sukses suatu tayangan ataupun perfilman.

D. PRODUKSI SUATU PROGAM ACARA

Produksi acara dalam sesbuah media penyiaran radio maupun televisi merupakan rancangan dari setiap crew. Sehingga suatu progam acara itu tidak asal hanya buat namun harus memenuhi Banyak sekali hal-hal yang di butuhkan dalam pembuatan produksi acara. Sama halnya dengan yang di ungkapkan yakni ”Suatu produksi yang berbobot haruslah mempunyai visi


(20)

yang jelas. Sehingga akan lebih mudah untuk membuat perencanaannya. Selain itu hasil produksinya juga akan bisa di terima jelas ataupun di mengerti oleh pemirsa (target audiens).” (Wibowo, 1997:4)

Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak kelihatan kekhasan dan keunikan dari produksi tersebut. Adapun lima hal yang penting dalam merencanakan, memproduksi dan menyiarkan suatu acara televisi, ”lima hal tersebut yaitu : materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan pelaksaan produksi.”

Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras

(hardware) di perlukan tiga unsur utama, yaitu : studio (sarana dan prasarana

penunjang), pemancar (trasmisi), dan pesawat televisi (penerima). Ketiga

unsur utama ini di sebut sebagai trilogi televisi. Artinya penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.

”Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras yang meliputi segi ideal, kelembagaan dan sumber daya manusia untuk memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.” (Wahyudi, 1994:6). Sama yang telah di ungkapan penayangan suatu acara dalam siaran radio maupun televisi harus memiliki konsep serta visi yang kuat hinnga program yang akan di tayangan lebih terlihat matang.


(21)

Di dunia penyiaran perencanaan merupakan unsur yang sangat penting kaena siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Perencanaan disini meliputi:

1. Perencanaan siaran termasuk di dalamnya perencanaan produksi dan pengadaan materi siaran yang di beli dari rumah produksi ( Production

House ) serta menyusun menjadi rangkaian mata acara, baik harian,

mingguan, bulanan, dan seterusnnya sesuai dengan misi, fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak di capai.

2. Perencanaan mengadakan sarana dan prasarana (hardware)

3. Perencanaan administrasi termasuk di dalamnya yaitu perencanaan dana, tenaga, pemasaran dan sebagainnya.

Para perencana harus peka terhadap selera khalayak. Setiap outlinel atauu synopsis yang masuk harus teliti apakah isi pesan sesuai dengan kebijaksanaan yang ada.

Bila sesuai, maka penelitian di lanjutkan pada format (stoty treatment) dan script (scenario). Bila naskah ini untuk di setujui untuk di produksi karena memenuhi persyaratan, maka naskah ini di serahkan ke pelaksana produksi untuk di produksi.

Pertama di lakukan rapat progam (progam meeting) untuk membentuk organisasi produksi dan menetapkan personel untuk meninjau lokasi liputan


(22)

meeting) yang di hadiri oleh kerabat keja yang telah di tentukan. Pembahasan pada rapat produksi lebih bersifat teknis, khususnya teknik produksi yang tidak menyinggung masalah kebijaksanaan lagi, hal ini di kuatkan oleh kutipan dari Fred Wibowo yakni ”Sewa tahap perencanaan dan pelaksanaan produksi di tuangkan ke dalam perencanaan tertulis diatas kertas lengkap dengan: Kapan tahap itu dilakukan. Siapa penanggung jawabnya. Berapa hari tiap tahap di laksanakan. Kapan produksi, editing, manipulating, review, dan kapan disiarkan.” (Wibowo, 1997:70) Perencanaan tertulis diatas kertas itu di sebut Bar Chart

Perencanaan biasaanya di sebut planning meeting. Dalam pertemuan ini produser Pertemuan pelaksana yang di damping oleh pengarah acara menyampaikan rencana produksi yang telah di setujui oleh produser. Pembicaraan lebih banyak berkisar pada penjelasan tentang hal yang hendak di capai. Masing-masing pihak mengemukakan gagasan dan rencana apa yang hendak dilaksanankan serta permasalahan yang mungkin ada sesuai dengan bidang masing-masing.

E. TAHAPAN PELAKSANAAN PRODUKSI

Suatu produksi progam audio visual melibatkan banyak peralatan dengan orang (SDM). Dan dengan biaya yang besar selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahapan pelaksanaan produksi terdiri dari tiga bagian :


(23)

Tahap ini sangat penting sebab apabila tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, maka boleh di katakana sebagian pekerjaan dari produksi yang di rencanakan sudah beres.

Tahap pra produksi meliputi tiga bagian sebagai berikut:

a. Penemuan Ide

Tahap ini di mulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Sedangkan tahapan pembuatan naskah meliputi synopsis, treatment, skenario, dan shooting script.

b. Perencanaan

Tahap ii meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan atau casting artis, riset lokasi dan penentuan crew produksi, selain itu, estimasi biaya, peyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu di buat secara hati-hati dan teliti serta di selesaikan menurut jangka waktu kerja yang telah di tetapkan


(24)

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat, latian para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan melengkapi peralatan yang di perlukan. Semua persiapan paling baik di selesaikan menurut jangka waktu kerja yang di tetapkan.

Kunci keberhasilan produksi progam televisi ditentukan oleh kesuksesan tahap perencanaan dan persiapan. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi progam televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan. Sebagian pekerjaan dalam produksi progam televisi bukan shoting di lapangan. Shoting di lapangan mungkin hanya memerlukan waktu 7-10 hari. Namun, perencanaan dan persiapan dapat memakan waktu beberapa minggu dengan lebih banyak menggunakan kertas-kertas dan pena daripada kamera atau peralatan teknik yang lain. Fred Wibowo bisa menerapkan beberapa tahapan perencanaan dapat dilihat sebagai berikut :

1.1 Perencaan Sebagai Dasar Manajemen

Percanaan:

Obyektif dan Bagaimana mencapainnya

Status Organisasi yang membantu

Penggunaan tenaga Proffesional dan kapan harus digunakan

Mekanisme Kontrol Kepemimpinan effektif yang menjamin keberhasilan


(25)

”Pada dasarnya perencanaan adalah menjadi fungsi pimpinan atau manajer. Seorang pemimpin atau manajer berdasarkan tujuan, misi, fungsi, tugas, status, organisasi, kemampuan dana, tenaga, dan sarana, masukan lain pada input.” (Wibowo, 1997:71)

2) Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dapat dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan kru mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas atau tulisan (shooting

script) menjadi susunan gambar yang dapat bercerita. Sama halnya dengan

kutipan dari Darwanto yakni ” Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih di tentukan

oleh karakter naskahnya. (Darwanto, 1994 :235). Dalam pelaksanaan

produksi ini sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot

(shoot list) dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam scenario

(naskah sinetron atau film cerita) dipecah menjadi empat shoot atau lebih. Dalam produksi seluruh kru harus mampu bekerja sama dengan baik karena sebuah film atau suatu program acara TV merupakan kolaborasi art. Kunci keberhasilan dari sebuah produksi film atau tv adalah team work. Tiga


(26)

komponen penting harus diperhatikan dalam sebuah produksi film atau televise adalah kamera, lighting, dan audio.

3) Pasca Produksi

Meliputi penyuntingan gambar atau editing hingga tahap screening. Dalam screening hal-hal kecil yang masih perlu ditambahkan dapat disisipkan. Atau beberapa adegan yang terasa meloncat (jumping) dapat dihilangkan atau diberi adegan sisipan untuk mengurangi kesan meloncat. Apabila semuanya telah siap, maka program ini telah jadi dan siap tayang.

F. MACAM-MACAM PRODUKSI

Dalam produksi progam acara di televisi maupu radio mempunyai macam dan jenis dari pogam tersebut. Disini Wahyudi J.B memaparkan sedikit penjelasan tentang macam-macam produksi yang ada dalam stasiun televisi, diantaranya :

Live

Program yang disiarkan secara langsung. Tahap produksi merupakan tahap akhir dalam proses. Contoh: program berita, olah raga, music, kuis, dll.

Live Outape

Produksi berlangsung terus menerus dari awal sampai akhir program. Editing hanya dalam hal-hal khusus. (insert editing)


(27)

Video Taping

Produksi yang direkam dengan single kamera atau multi kamera dimana produksi ini akan menjadi salah satu desk / segment dari keseluruhan program

Taping Per Segmen

Produksi yang direkam dengan single atau multi kamera kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan program melalui proses editing. (Wahyudi, 1994: 72)


(28)

BAB III

DESKRIPSI JOGJA TV

A. SEJARAH BERDIRINYA JOGJA TV

Berawal dari keprihatinan situasi bernegara berbangsa dan bermasyarakat yang semakin terkotak-kotak dalam lingkup yang tidak sehat. Sementara keadaan ekonomi bangsa kian terpuruk dalam suasana yang makin runyam. Pendidikan bangsa yang makin kehilangan bobot, situasi politik yang menunjukkan demokrasi yang tidak sehat. Berdasar semua itu kemudian lahirlah pemikiran bagaimana bisa mempertahankan, paling tidak, atau kalau mungkin memperbaiki situasi ini dengan menggunakan tradisi budaya. Lantaran tradisi budaya bangsa yang masih melekat di hati sanubari masyarakat Indonesia. Hanya dengan tradisi budaya saja, bangsa yang dilahirkan dari tradisi budaya yang beraneka ragam, mungkin bisa disadarkan kembali akan jati dirinya.

Tradisi budaya nusantara yang semakin ditinggalkan dan ditanggalkan hanya karena globalisasi dan modernisasi kembali ditemukenali untuk


(29)

19

dilestarikan dalam nuansa menjalin kembali kepribadian bangsa yang tercabik-cabik oleh arus globalisasi.

Ideologi ini dikembangkan dan diwujudkan dalam sebuah wahana yang bernama televisi. Ideologi tanpa komersialisasi tidaklah dapat lestari.

Oleh karena itulah Jogja TV tampil menyuarakan kepentingan aspirasi masyarakat yang ingin didengar dan ingin disapa dalam nuansa natural alamiah yang tidak tercabut dari akar tradisinya.

Mengawal tradisi tiada henti, itulah motonya. Dengan mengambil logo bak warangka keris bernuansakan warna kuning dan hijau mau dikedepankan lambang persatuan sinar kesetiaan manusia dalam sinar terang Ilahi.

Jogja TV sebagai warangka dan masyarakat luas sebagai kerisnya, Jogja TV hendak mewujudkan semboyan curiga manjing warangka, persatuan suara masyarakat dengan tekad Jogja TV. Tentu cita-cita Jogja TV tidak sekadar mewadahi aspirasi budaya masyarakat yang tidak ada arah dan tujuannya. Tetapi dengan mengedepankan tayangan-tayangan yang berbobot dan berkualitas diharapkan Jogja TV mampu menghadirkan sebuah budaya masyarakat Indonesia yang indah, dalam suasana kedamaian, ketenteraman, tanpa adanya sekat-sekat perbedaan yang tidak menguntungkan.

Justru adanya perbedaan yang terjadi di negeri ini harus disadari sebagai sebuah anugerah dari Tuhan yang semakin menyadarkan manusia Indonesia bahwa hidup di dunia ini tidak hanya sekelompok, yang terasing


(30)

dari lingkungan yang penuh warna warni dalam nuansa budaya manusiawi yang penuh martabat dan berkewibawaan.

Bukan sebuah kebetulan kalau tayangan-tayangan yang mengemuka adalah seni-seni tradisi yang ada di bumi pertiwi ini dalam berbagai versi. Semua ditata dan diatur dalam sebuah benang merah menata kembali mosaik budaya negeri yang penuh kearifan dan falsafah kehidupan yang adikodradi.

Seni-seni tradisi yang masih lestari ditampilkan dalam berbagai aspek kehidupan. Tentu saja semua itu tidaklah ada artinya tanpa adanya isi dan bobot filosofi yang diemban dan yang menjadi misi dari seni tradisi itu sendiri. Oleh karena itulah diharapkan tayangan-tayangan yang muncul dalam berbagai aspek entah itu pemberitaan, entah itu program tayangan, dan lain sebagainya diharapkan memberikan paling tidak tiga aspek , baik itu sebagai

tontonan, bisa juga merupakan tuntunan , yang membawa masyarakat ke

dalam tatanan yang selaras dengan martabat bangsa ini yang hendak mencapai cita-cita bersama adil makmur sejahtera berdasarkan atas ideologi bangsa yakni Pancasila.

Bukannya Jogja TV tidak menyadari bahwa misi yang diembannya terlalu ideologis. Tetapi itulah pilihan yang memang membawa konsekuensi yang tidak ringan. Sebutlah mengapa televisi swasta ini tidak berupaya keras mengejar rating dengan tayangan yang berbau komersialisasi yang tinggi. Sebab pilihan telah menentukan bahwa tayangan Jogja TV haruslah mempunyai bobot hidup yang bisa ditawarkan kepada masyarakat luas.


(31)

Kalau ada sementara kalangan menilai logo Jogja TV adalah sumping, hiasan telinga dalam tradisi Nusantara, memang tidaklah salah seratus persen. Hal ini terjadi lantaran Jogja TV ingin mendengarkan desah keresahan masyarakat sampai di akar rumput yang paling dasar untuk bisa disaring dan diolah kembali serta ditayangkan dalam nuansa keindahan dalam upaya menciptakan masyarakat yang pluralis yang penuh dengan semangat kegotongroyongan, bahu membahu, tolong menolong, kasih mengasihi dan saling –asih-asah- asuh.

Dengan kata lain kalau boleh diformulasikan secara utuh, bahwa Jogja TV ingin menghadirkan surga bagi manusia Indonesia untuk berkarya, untuk hidup, untuk bermasyarakat, sehingga diharapkan mampu membawa masyarakat ini ke dalam situasi yang indah, hamemayu hayuning bawono, membuat dunia ini semakin indah agar semakin layak dihuni oleh manusia yang bermartabat. Tentu kalau Jogja TV sendiri yang melakukannya tidaklah mungkin bisa tercapai dan terwujud. Dengan dukungan masyarakat luas baik itu lembaga pendidikan , lembaga-lembaga di masyarakat disertai sinerji dari televisi lokal lainnya. Kita berharap cita-cita Jogja TV bisa terwujud. Semua itu disinari dengan semangat kota Yogyakarta yang Nyawiji, bersatu dengan masyarakat dengan tekad yang satu, golong gilig, greget, dengan tekad dan semangat yang kuat, sengguh, niatan akan keyakinan diri yang kuat, serta ora

mingkuh sebagai sebuah tanggung jawab moral untuk bersama-sama

mewujudkan cita-cita bangsa yang terpatri dalam Ideologi bangsa Pancasila. (Ki Juru Bangunjiwa)


(32)

Jogja TV yang berlokasi di Jl. Wonosari Km. 9 merupakan televisi lokal pertama yang berdiri di Yogyakarta . Diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tanggal 17 September 2004. PT Yogyakarta Tugu Televisi juga merupakan TV yang memiliki 3 pilar utama yaitu pendidikan, budaya, dan pariwisata sehingga diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, dan kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Jogja Tv memiliki tradisi yang menarik, hal tersebut dapat tercermin dari pilihan program maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam jaringan Indonesia Network, hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00 s/d 24.00 wib. Dengan daya pancar 8 KW, coverage area meliputi Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Tidak hanya itu coverage area Jogja TV meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo, Kutoarjo, Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya. Beberapa program acara unggulan Jogja TV adalah Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Inyong Siaran, Klinong-Klinong Campursari, Rolasan, Jelajah Kampus dan Dokter Kita. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Jogja TV diantaranya adalah Pemenang Iklan Layanan Masyarakat Televisi Terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan, Nominator Peraih

“Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal Terbaik”, Penghargaan

dari Walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Th 2007 dan Penghargaan Bhakti Waratama dari


(33)

Bupati Bantul dalam Pemberitaan Media Eletronik pada saat Gempa 27 Mei 2006 . Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa dan daerah-daerah disekitarnya melalui inovasi dalam berbagai program acaranya. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar 80%, Jogja TV diharapkan benar-benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri. Sebagai televisi lokal yang mengedepankan local content dengan target audiens semua lapisan masyarakat, untuk itu Jogja TV merupakan media promosi yang tepat bagi usaha.

B. VISI JOGJA TV

1. Menjadi etalase kearifan Lokal Budaya Nusantara

2. Menjadi stasiun Televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan radisi adiluhung

3. Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta, dan alam (Tri Hita Karana)

4. Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan azas Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.


(34)

1. Mendorong peningkatan sector pendidikan, perekonimian, serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya.

2. Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

3. Menggali, mempertahankan, dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman

4. Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran, serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.

D. ARTI LOGO JOGJA TV

1. KONSEP

Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya tinggi,sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada


(35)

menjadi sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. DESKRIPSI

Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “WARANGKA KERIS” yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang (tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.

Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.

3. KERIS

Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para prajurit keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan. Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TVadalah merupakan sebuah senjata yang cukup ampuh untuk menyemangati masyarakat Yogyakarta dalam membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta berperan sebagai pintu gerbang pariwisata,


(36)

penjaga tata nilai dan budaya, pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan memberi semangat yang besar bagi masyarakat Yogyakarta.

4. WARNA HIJAU

Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman, dan nyaman dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan norma peradaban yang madani.

5. WARNA KUNING

Memvisualisasikan bahwa Jogja TV mempunyai visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta. Dimana kraton sebagai kiblatnya.

6. TULISAN JOGJA TV

Merupakan perpaduan antara jenis font Scie Field dengan Swiss 721

BdRnd BT yang mengesankan seperti tulisan Jawa. Hal ini

memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.


(37)

(38)

F. PROSENTASE FORMAT SIARAN

1. Keterangan Typology Progam Di Jogja Tv :

Movie 1%

Series 1%

Religious 1%

Sport 4%

Education 2%

Children 7%

Entertainment 26% Information 46%


(39)

2. Keterangan Progam Sources

Lokal 84%

Lokal Nasional 8%


(40)

3. Keterangan Programme Content

Local 83%


(41)

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. PERAN YANG TERLIBAT DALAM PROSES PRODUKSI 1. Produser


(42)

32

Produser di Jogja TV bertugas sebagai pemimpin Produksi Progam Acara dan ide serta konsep pengambilan gambar yang akan di Produksi. Produser bertugas membuat rundown acara dab anggaran biaya dalam bentuk Proposal Produksi.

Produser mengkoordinasi team pelaksana dan unit-unit produksi dan casting Talent. Selain itu Produser juga wajib mengatur perijinan produksi dengan pihak lain dan hunting lokasi bila produksi dilakukan di luar studio (outdoor) dan di luar kantor bersaa team produksi.

Produser di Jogja TV juga bisa merangkap menjadi Floor Director dalam sebuah produksi acara yang di naunginnya. Produser berkoordinasi dengan semua crew produksi seperti cameramen, audioman, talent

(presenter), penata rias, logistic peralatan, penata artistic, teknisi, dan

master control.

Seorang produser juga berkewajiban berkoordinasi dengan team Post Production atau pasca Produksi seperti editor gambar, narrator untuk voice over, dan melaporkan proses dan hasil produksi.

Produser bisa mempersiapkan Promo untuk acara yang di produksi dengan bekerja sama dengan Depatemen Promo untuk Progam Acara.

2. Co Produser

Produser adalah lokomotif dalam setiap proses Produksi sebuah Progam acara televise. Bagi seorang Produser harus meiliki daya kreatifitas dan keuletan yang tinggi dan mempunyai kepekaan terhadap


(43)

rasa seni. Peran produser dalam sebuah stasiun televise mempunyai pengaruh yang besar sebab seorang produser harus merancang sebuah produksi seperti menentukan tema, mengkoordinir team work antara lain :

artistik, cameramen, lighting, master control serta berkewajiban untuk

membuat naskah scenario, script, atau rundown. Selain mengkoordinir team work, produser harus dapat mengenal jenis kamera yang di gunakan serta mengerti untuk pengoperasikan kamera tersebut. Produser juga menyusun shoot list dan mengerti akan gambar yang baik, serta bisa menentukan jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan produksi dan bisa memberikan instrucsi kepada cameramen mengenai komposisi gambar dalam produksi, tentang apa saja yang akan diambil dan angle-angle yang sesuai.

Co (assistan) Produser memiliki job description sama dengan produser, karena assistan produser bertugas membantu produser dan memproduksi sebuah acara dan bisa menjadi wkil Produser dalam team work Departement produksi. Co produser ikut berfikir dalam penentuan tema produksi dan membantu Prodser dalam penyusunan naskah-naskah untuk produksi dalam tahap Pra Produksi seperti menyusun scenario, script, rundown, jadwal Produksi, membuat daftar peralatan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis, lalu pengkoordinasiantem produksi yang meliputi semua crew Produksi, mulai dari cameramen, sound man atau audio man, lighting, talent atau presenter, editor, tat rias, pembantu umum, dan crew pendukung lainnya. Selain itu Co produser bertugas


(44)

membantu produser dalam melakukan hunting atau survey lokasi, casting talent atau presenter, pengkoordinasian narasumber apabila hendak mendatangkan narasumber untuk sebuah progam acara. Pada masa pra-produksi diadakan rapat seluruh team yang hendak bekerja dalam proses produksi, di rapat itu Produser juga membagi tugas dengan co produser untuk proses produksi selanjutnya.

Dalam tahap produksi atau execute, co produser membatu produser menghandle jalannya produksi. Dimulai dari briefing bagi semua team produksi dan sudah termasuk briefing bagi talent, baik presenter, narasumber dan home band. Produser berkoordinasi dengan pada saat setting perlatan yang meliputi setting posisi kamera, lalu setting property untuk obyek yang akan diambil, lighting, VTR, operator dan lain sebagainnya.

Karena Co Produser merupakan pembantu produser, maka dalam setiap tugas, hendaknya selalu di damping produser terkecuali jika produser berhalangan hadir. Dan hendaklah berusaha untuk menyamakan jalan pikiran dengan produser, namun ide kreatif boleh saja berbada asalkan tidak melenceng dari apa yang di instruksikan produser.

Produser dan co produser harus akrab dengan Progam Director (PD), yang selanjutnya akan member komando pada cameramen, hal ini mempermudah komunikasi pada saat pengambilan gambar, karena selain menggunakan script atau rundown, komunikasi juga sangat di perlukan.


(45)

Dengan lebih akrab dengan sesame crew, serta menghilangkan rasa ego yang tinggi, maka proses produksi akan berjalan nyaman. Dalam setiap Produksi, crew harus bisa memahami idealism pikiran rekan kerjannya, namun tetap berpegang pada standart dan aturan atau pakem produksi yang berlaku.

Pada saat Pasca-Produksi produser mengawasi atau mendampingi editor dalam melakukan editing, namun itu tidak wajib, asalkan rundown, skenario, atau script sudah jelas dan stock shot gambar sudah di serahkan semua ke editor, maka editor bisa bekerja sendiri, namun apabila produser tidak punya pekerjaan lainnya, ada baiknnya ikut di dalam ruangan editng bersama editor untuk melakukan tahap finishing.

3. Master Control

Pengalaman yang di peroleh dari pelaksanaan KKM dalam divisi MC Jogja TV adalah mengetahui proses produksi berita hingga progam acara dari live hingga record. Distudio untuk membantu penyiar dalam membaca naskah berita agar tidak kesulitan dalam membaca, maka penyiar atau presenter dibantu dengan menggunakan alat yang bernama teleprompter, alat ini terletak antara di depan kamera tetapi tidak terlihat dalam layar monitor, yang terlihat apabila seseorang berada di depan kamera sehingga penyiar seolah-olah tidak membaca naskah karena pandangan tertuju pada lensa kamera. Alat ini tercontrol di ruangan MC.


(46)

Divisi Master Control adalah dimana semua proses penayangan siaran berada di ruangan Master Control. Dimana aktifitas yang dilakukan seperti mengantur tayangan gambar, merundown tayangan selanjutnya, mengatur audio seerta memberikan karakter atau kerabat kerja pada sebuah progam acara siaran. Di dalam divisi ini terdapat job description antara lain : Sever (VTR), Character Generator (CG), Audio, Switcher.

Masing-masing dari tugasnya yaitu:

a. Server (VTR)

Bertugas memutar kaset sewaktu on air dan menyiapkan materi berita selanjutnya (sesuai rundown) dan petugas materi progam tayangan selanjutnya. Server sendiri menggunakan progam E-Clip : V2.7.1.14, yang mempunyai kelebihan yaitu pada saat materi tayangan sedang di siarkan, progam ini masih bisa di gunakan untuk mengedit materi tayangan lain. Kegunaan dari progam ini adalah untuk mengapture, menyimpan, dan menayangkan materi tayangan atau progam acara yang sesuai dengan rundown dari bagian traffic. Jenis gambar server hanya dapat menerima MPEG-2 (AVI) atau diatas mutu DVD. Dan jenis audio yang di gunakan adalah WAV. Di server juga menayangan progam berita dalam bentuk jadi yang telah di kirim dari divisi news.


(47)

Telewriter atau Character Generator bertugas memberikan sentuhan karakter pada tayang atau frame yang di tampilkan. Contoh, title presenter, live, logo, nama narasumber, nama band, running teks hingga kerabat kerja. Selain memberikan karakter, CG juga dapat mengedit dengan menggunakan sentuhan animasi sehingga terlihat lebih hidup dan elegan. Progam yang di gunakan CG adalah Inscriber / CG Extreme.

c. Audio

Audio bertugas mengatur keras atau pelannya suara yang di hasilkan pas atau belum agar mendapatkan hasil audio yang maksimal. Audio di Jogja TV sendiri masih menggunakan audio mixer secara manual.

d. Switcher

Dalam divisi ini, switcher bertugas memilih dan mengatur pengambilan gambar yang telah di tangkap kamera kemudian di record menggunakan progam Pinnaple Studio 9 yang di ambil dari progam CG. Untuk progam acara live prosesnya langsung di siarkan melalui Transmitter dan kemudian dialirkan ke pemancar Modulator. Switcher sendiri juga dapat menampilkan dua gambar dalam satu frame, ini menggunakan progam P in P (Gambar dalam Gambar) dan disini dapat menggunakan progam Cromakey yang berfungsi untuk memberikan sentuhan background dalam blue screen.


(48)

B. TAHAPAN PENAYANGAN ACARA LIVE

Acara siaran televise adalah hasil kerja kolektif sejumlah kerabat kerja yang terlibat di dalamnya, termasuk juga subyek / pemeran / pelakunya. Pada dasarnya setiap produksi siaran live memiliki tiga tahapan, dan dari hasil wawancara penulis dengan bidang Produksi dan Penyiaran di Jogja TV serta melakukan pengamatan secara langsung, untuk proses produksi acar siaran televise, jogja tv menerapkannya dengan cara sebagai berikut :

1. Tahapan Pra Produksi

Tahapan ini di mulai setelah dikeluarkannya surat perintah produksi oleh assistan manager. Disini produser sebagai penggagas / pemilik ide membuat outline / naskah yang kemudian di buat treatment / scenario / format. Langkah selanjutnya bersama Produser, membuat rundown dan lay out acara. Langkah terakhir dari proses materi isi siaran adalah membuat shooting script / camera card oleh Produser dan shooting script ini nantinya akan terus digunakan sebagai acuan crew dalam melaksanakan tugasnya hingga pasca produksi.

Setelah materi isi selesai, dengan di bawah pimpinan Produser beserta produser, maka dilaksanakanlah rapat pembahasan materi (bedah naskah) dengan seluruh crew yang terlibat. Selanjutnya peninjauan lokasi shooting dan hunting dilaksanakan, kegiatan ini masih dipipmpin oleh Produser dan Produser. Setelah kegiatan ini selesai, langkah selanjutnya adalah diadakan technical meeting yang hanya dipimpin oleh Produser


(49)

Tahap terakhir, sebelum dilaksanakan produksi ini adalah latihan / rehearseal oleh semua crew, khususnya para pemain / artis. Tahap ini biasanya dilakukan beberapa jam sebelum produksi.

2. Tahapan Produksi atau Penyajian

Jogja TV mempunyai dua ruangan studio, keduanya di gunakan untuk progam acara live with audience or not. Namun hanya ada satu ruangan master control. Dalam studio live Jogja TV masing-masing memiliki Camera Control Unit (CCU), Lighting control, dan tape audio. Semua studio terhubung dengan ruangan Master Control. Dimana MC disini berfungsi antara lain sebagai zync generator, Video Distributor Amplifier (VDA), Audio Distributor Amplifier (ADA), Time Base Conector

(TBC), Video Delay Line (PDL). Master Control juga berfungsi

mengirimkan gambar ke pemancar untuk di siarkan.

Untuk proses penyajian, di mulai dari pengambilan gamabar di studio atau di luar studio (pada siaran live, pengambilan gambar di lakukan multi kamera). Gambar-gambar (audio visual) tersebut akan terkirim ke switcher, namun sebelumnya akan melalui master control terlebih dahulu. Setelah di switching, gambar-gambar akan kembali ke master control untuk selanjutnya di kirim ke pemancar untuk di siarkan.

Bagan Proses Tayangan Siaraan yang di lakukan Master Control


(50)

Untuk sisipan-sisipan berupa jingle, spot iklan, dll. Semuanya tersebut dikirim oleh computer chargen atau VTR kepada switcher, tapi terlebih dulu melalui Master Control. VTR juga bertugas merekam keseluruhan acara tersebut.

Untuk acara live yang dilaksanakan di luar studio (outdoor), pengambilan gambar di lakukan dengan metode Electronic Field

Production (EFP), yaitu menggunakan OB-van. Prosesnya yaitu dari

masing-masing kamera melakukan pengambilan gambar dan masuk PST

VTR MASTER

CONTROL

COMPUTER CHARGEN PEMANCAR

NC STUDIO 2


(51)

kedalam monitor unit di dalam OB-van lalu di-switching juga di dalam van tersebut dan langsung direlay ke Master Control room untuk disiarkan.

3. Tahapan Pasca Produksi

Tahapan paling akhir ini melibatkan profesi VTR, yaitu gambar yang sudah direkam diserahkan ke bagian kepustakaan untuk didokumentasikan, dan apabila sewaktu-waktu rekaman tersebut dibutuhkan untuk disiarkan ulang atau untuk pembuatan spot program / filter, dapat segera dipersiapkan unit kerja perpustakaan.

C. Peran Produser dalam mengatu aktifitas Master Control dalam Progam Acara Rolasan.

Distasiun Jogja TV Peran Produser sangatlah penting untuk penayangan progam baik siaran langsung atau live atau siaran record. Dalam pembahasan kali ini, produser berlaku sebagai ketua coordinator acara. Penayang acara Rolasan di mulai tepat pukul 11.30 dan bisa mudur hanya sedikit 5 menit saja, jika acra mundur acara akan diisi oleh video klip yang di sajiakan oleh Server.

Seminggu sebelumnya, produser maupun penulis wajib berkomunikasi dengan bintang tamu maupun narasumber yang akan tampil (melalui hamas maupun marketing). Setelah persetujuan usai, humas atau marketing menghubungi produser progam acara tertentu seperti progam acara band maupun dialog. Tiga hari sebelum tampil, produser menghubungi kembali


(52)

band maupun narasumber, hal ini untuk menghindari pembatalan secara mendadak, ini juga berguna untuk mencari pengganti band lain yang akan tampil. Kemudian sehari sebelum penayangan, produser mengubungi pihak artistik untuk membuat dekorasi sesuai tema yang di inginkan seperti tema Valentine, Imlek, Hari Air, Kartini, Sumpah Pemuda, Tahun Baru, dll.

Ketika pengerjaan dekor di laksanakan, produser kembali ke ruangannya untuk membuat rundown atau naskah. Rundown akan di berikan kepada Master Control terutama server, sebab produser juga memilihkan pilihan lagu yang akan di request oleh penonton. Hal ini agar di persiapkan terlebih dahulu oleh server.

Pada saat hari penayangan, produser wajib datang tiga jam sebelumnnya dan band maupun narasumber wajib datang dua jam sebelumnnya. Sebelum penayangannya, produser meminta data diri lengkap seperti : nama, alamat, contac person, dan untuk band, menyertakan alamat studio atau base came serta list lagu yang hendak di mainkan di acara tersebut sedangkan narasumber harus menyertakan tema apa yang akan di perbincangkan. Setelah mendapatkan data lengkap dari band dan narasumber, produser menyerahkan data tersebut kepada CG (Character Generator), dan CG mempersiapkan title yang akan di tampilkan untuk acara live tersebut. Setelah menemui CG, produser beralih menemui Audioman, produser meminta Audioman untuk mempersiapkan audio untuk band serta clip on atau wireless untuk presenter dan narasumber (tergantung jumlah narasumber yang datang). Produser juga yang menentukan jumlah penelpon interakktif. Setelah


(53)

CG dan Audio, produser kembali menemui band untuk cek sound music mereka dan menyanyikan beberapa lagu. Disaat mereka tengah cek sound, produser menemui Kameramen untuk share beberapa pengambilan sebagian gambar yang di inginkannya. Produser juga mempersiapkan Qcard untuk presenter yang harus sudah siap sebelumnnya, dalam Qcard terdapat rundown acara serta pilihan lagu yang siap di request. Satu jam sebelum penayangan, band ataupun narasumber harus segera merapikan penampilan mereka di ruang make up yang di situ sudah tersedia penata rias. Sepuluh menit sebelum penayangan, produser sudah harus member aba-aba stay untuk cameramen, band atau narasumber, presenter, serta master control. Keadaan harus fokus dan tertib. Produser kemudian member aba-aba pada server jika studio ready kemudian server memberikan bumper in progam dan kemudian produser siap menjadi Floor Director, namun sebelumnya memberi arahan pada switcher untuk mengambil gambar yang pertama kali di ambil, misalnya alat music gitar dulu yang main, jadi gambar gitar yang menjadi opening shot setelah bumper. Switcher juga berkewajiban untuk merekam penayangan acara Rolasan tersebut. Penulis disini juga dapat mengarahkan presenter melalui teleprompter jika sudah waktu break commercial. Ketika telah usai penayangan Rolasan tepat pukul 13.00 siang, produser menyimpan data-data band atau narasumber kemudian memeriksa hasil rekaman di komputer switcher yang kemudian di simpan di bagian library.

D. KEGIATAN SELAMA KKM DALAM DIVISI PRODUSER a. Kegiatan yang di lakukan :


(54)

 Minggu 1 :

 Berkenalan dengan semua crew dan karyawan Jogja TV dan terkhusus bagian divisi Produser.

 Mempelajari kegiatan maupun proses penayangan secara live bersamaan dengan crew yang sedang bertugas.

 Membuat daftar pertanyaan untuk statement Narasumber dan teknik pengambilan gambar yang akan diambil untuk progam acara Galeri Mode, hal ini juga bisa di sebut dengan camera card.

 Menjadi produser Galeri Mode yang bertugas mengarahkan kamera (Abdullah Fakkih) untuk mengambil gambar sesuai camera dengan camera card sekaligus reporter untuk menginterview ketua panitia, desainer, masyarakat sekitar yang mengikti acara fashion show Batik China liputan di Danar Hadi Solo.

 Minggu 2 :

 Mengikuti proses penayangan acara live Rolasan, klinong-klinong, dialog interaktif. Disini penulis menjadi Floor Director sementara.  Setelah liputan Galeri Mode di Danar Hadi Solo, penulis bertugas

membuat naskah untuk penayangan acara. Disini penulis wajib membuat narasi yang sesuai dengan tema. Disini penulis juga menentukan bagian statement yang akan di tampilkan.

 Mengedit video Galeri Mode yang sudah di dapat, memotong bagian statementnya saja. disini penulis diajarkan menggunakan


(55)

progam Adope Premiere dan diajarkan cara mengedit serta meng-cut gambar.

 Menjadi Boomber untuk syuting Pengkolan. Bomber disini hanya bekerja membantu cameramen saat pengambilan audio visal.  Membuat daftar pertanyaan untuk statement Narasumber dan

teknik pengambilan gambar yang akan diambil untuk progam acara Adiluhung, hal ini juga bisa di sebut dengan camera card.

 Minggu 3 :

 Mengedit video galeri mode dengan panduan naskah. Penulis bersama produser Galeri mode (Pascalis) serta editor (Arif) mengambil gambar atau memilih-milih gambar yang baik untuk di tayangkan.

 Membuat Rundown atau susunan acara yang hendak di tayangkan dalam acara live progam acara Rolasan dan Klinong- klinong.  Menjadi Floor Director untuk acara Tamu Kabare di Poenix Hotel.

Penulis bertugas memberikan aba-aba pada presenter (KimPling) dan memonitoring waktu kurang lebih 12 menit.

 Liputan adiluhung tentang adat mitoni. Penulis bertugas menginterview masyarakat sekitar yang mengikuti upacara mitoni tersebut. Disini penulis juga mencatat benda-benda yang di gunakan saat tradisi mitoni di laksanakan.

 Membuat daftar pertanyaan untuk statement Narasumber dan teknik pengambilan gambar yang akan diambil untuk progam acara


(56)

Lipsus di Universitas Sanata Darma, hal ini juga bisa di sebut dengan camera card

 Minggu 4 :

 Dalam seminggu penuh penulis menjadi seorang produser bersama Chriscahyo dan Raden Henry. Disini penulis harus on time menyiapkan rundown atau susunan acara Rolasan. Menjadi Floor Director, dan mengarahkan presenter (Dini, Billy, Hesti, Yudha, Anggi, Yolanda, Diaz) untuk memberikan tema ataupun hanya pertanyaan serta narasumber yang hadir. Dan mengarahkan aktifitas master control.

 Membuat Rundown atau susunan acara live progam acara Klinong- klinong. Penulis juga menjadi Floor Director.

 Mempersiapkan tayangan acara geleri mode. Video yang sudah di edit oleh editor, segera di burning dan di serahkan pada bagian library dan kemudian oleh bagian traffic (yang membuat rundown acara yang tayang di Jogja TV) dan matri di serahkan kepada master control.

 Menjadi Floor Director untuk progam acara Pentas Ceria Anak. Disini penulis bertugas mengatur siswa-siswi TK Bantul I Sleman dan menempatkan ke panggung. Kemudian menngarahkan anak-anak untuk mulai jika waktu sudah on.

 Mempersiapkan narasumber dan band yang akan tampil di acara Rolasan. Penulis meminta data-data dari band meliputi: nama band,


(57)

alamat band, website, base camp, serta daftar lagu yang akan di tampilkan.

 Menjadi Produser sekaligus reporter untuk acara Lipsus. Dalam acara ini penulis bertugas sebagai produser dalam acara Lipsus Alpenliebe di Universitas Sanata Darma. Penulis menjadi repoter untuk statemen masyarakat sekitar dan ketua panitia serta penulis di beri kesempatan untuk menginterview Sheila on 7.

 Minggu ke 5 :

 Dalam seminggu penuh penulis menjadi seorang produser bersama Chriscahyo dan Raden Henry. Disini penulis harus on time menyiapkan rundown atau susunan acara Rolasan. Menjadi Floor Director, dan mengarahkan presenter (Dini, Billy, Hesti, Yudha, Anggi, Yolanda, Diaz) untuk memberikan tema ataupun hanya pertanyaan serta narasumber yang hadir. Dan mengarahkan aktifitas master control.

 Membuat Rundown acara live progam acara Rolasan

 Menjadi Produser serta merangkap menjadi cameramen dalam acara pengkolan. Disini penulis bertugas mencatat setiap adegan, dan sedikit membantu cameramen (Ikhsan Riyanto) yang berugas jika si cameramen sedang ijin ke kamar mandi.

 Membuat daftar pertanyaan untuk statement Narasumber dan teknik pengambilan gambar yang akan diambil untuk progam acara Srawung, hal ini juga bisa di sebut dengan camera card.


(58)

 Menjadi Produser acara srawung bersama Produser (Chriscahyo) di Universitas Atmajaya. Penulis disini mencatat bagian statement masyarakat sekitar.

 Setelah liputan khusus di Universitas Sanata Darma, penulis bertugas membuat naskah untuk penayangan acara. Disini penulis wajib membuat narasi yang sesuai dengan tema. Disini penulis juga menentukan bagian statement yang akan di tampilkan.

 Minggu ke 6 :

 Mengedit video Lipsus dengan panduan naskah. Penulis bersama produser Lipsus (Siska) serta editor (Bagus) mengambil gambar atau memilih-milih gambar yang baik untuk di tayangkan.

 Membuat Rundown acara live Rolasan dan Pentas Ceria Anak.  Dalam seminggu penuh penulis menjadi seorang produser bersama

Chriscahyo dan Raden Henry. Disini penulis harus on time menyiapkan rundown atau susunan acara Rolasan. Menjadi Floor Director, dan mengarahkan presenter (Dini, Billy, Hesti, Yudha, Anggi, Yolanda, Diaz) untuk memberikan tema ataupun hanya pertanyaan serta narasumber yang hadir. Dan mengarahkan aktifitas master control.

 Mengedit video srawung

 Menjadi produser yang membuat statement untuk progam acara Dupen (Dunia Pendidikan) di museum Biologi Jogyakarta.


(59)

 Menjadi Floor Director untuk Acara Dialog Interaktif.

 Menjadi Pencatat adegan di progam acara Tamu Kabare di Umbulharjo dan The Cangkringan Place.

 Minggu ke 7 :

 Membuat Rundown acara live Rolasan dan Pentas Ceria Anak.  Dalam seminggu penuh penulis menjadi seorang produser bersama

Chriscahyo dan Raden Henry. Disini penulis harus on time menyiapkan rundown atau susunan acara Rolasan. Menjadi Floor Director, dan mengarahkan presenter (Dini, Billy, Hesti, Yudha, Anggi, Yolanda, Diaz) untuk memberikan tema ataupun hanya pertanyaan serta narasumber yang hadir. Dan mengarahkan aktifitas master control.

 Mempersiapkan narasumber dan band yang akan tampil di acara Rolasan

 Menjadi produser yang membuat statement untuk progam acara Dupen (Dunia Pendidikan) di SMK PIRI Yogyakarta.

 Menjadi Produser Tunggal untuk acara Sambung Rasa. Menjadi Floor Director, mengarahkan Presenter,

 Menjadi Produser serta merangkap menjadi pencatat adegan dalam acara pengkolan.

 Setelah liputan di SMK PIRI Yogyakarta., penulis bertugas membuat naskah untuk penayangan acara. Disini penulis wajib


(60)

membuat narasi yang sesuai dengan tema. Disini penulis juga menentukan bagian statement yang akan di tampilkan.

 Mengedit video Dupen dengan panduan naskah. Penulis bersama produser Dupen (Dhieon) serta editor (Arif) mengambil gambar atau memilih-milih gambar yang baik untuk di tayangkan.

 Mengedit video Tamu Kabare dengan panduan naskah. Penulis bersama produser Tamu Kabare (Pascalis dan Titis) serta editor (Sigit) mengambil gambar atau memilih-milih gambar yang baik untuk di tayangkan.

 Minggu ke 8 :

 Mempersiapkan tayangan Tamu Kabare, Srawung, Dupen dan Pengkolan. Materi yang sudah siap di berikan pada bagian library yang kemudian oleh traffic di berikan ke master control untuk di tayangkan.

 Penulis fokus dalam seminggu penuh penulis menjadi seorang produser bersama Chriscahyo dan Raden Henry. Disini penulis harus on time menyiapkan rundown atau susunan acara Rolasan. Menjadi Floor Director, dan mengarahkan presenter (Dini, Billy, Hesti, Yudha, Anggi, Yolanda, Diaz) untuk memberikan tema ataupun hanya pertanyaan serta narasumber yang hadir. Dan mengarahkan aktifitas master control.

 Mempersiapkan proses penayangan Rolasan selama seminggu penuh.


(61)

b. Kesulitan yang di hadapi :

Bagi penulis kesulitan yang di hadapi tidak terlalu banyak maupun rumit. Disini penulis hanya mendapat sedikit kesulitan yaitu kurangnya konsentrasi penulis dalam membuat rundown maupun naskah yang hendak di buat jadi rundown atau naskah sering mengalami perubahan. Penulis juga mengalami sedikit kesulitan saat mengedit video menggunakan adope premiere.

c. Cara untuk mengatasi kesulitan :

Seperti kesulitan yang di hadapi penulis diatas. Penulis berusaha untuk mengatasinya dengan banyak membaca dan mencari kata-kata yang lebih formal dan menarik perhatian audiens. Penulis juga lebih konsentrasi dan teliti dalam membuat rundown acara live.

d. Kemajuan yang telah di capai :

Selama dua bulan KKM di Jogja TV, penulis dengan bangga mengatakan bahwa penulis disini lebih di hargai oleh crew dan karyawan hingga penulis mempunyai banyak ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam bekerja dalam team. Walaupun hanya televisi lokal yang kurang famous di kalangan nusantara namun Jogja TV memberikan sensasi tersendiri oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Disini penulis juga dilatih untuk kerja cepat, tepat dan teliti.

E. KEGIATAN SELAMA KKM DALAM DIVISI MASTER CONTROL a. Kegiatan yang dilakukan :


(62)

 Minggu ke 1 ( CHARACTER GENERATOR / CG ) :

 Membuat Jadwal agar tidak double dengan kegiatan produser. Membagi jadwal agar tidak terbentur dengan divisi produser

 Membuat running teks. Disini penulis menulis running teks atau CG dengan menggunakan progam Inscriber / CG Extreme.

 membuat title pada acara live seprti nama narasumber, presenter, tema, topic, interaktif.

 Memberi sentuhan karakter pada frame televisi agar lebih terlihat hidup dengan style Jogja TV sendiri.

 Minggu ke 2 ( SERVER ) :

 Menyusun Rundown yang sudah di berikan dari bagian Traffic. Disini penulis mengatur susunan acara yang sudah di tetapkan oleh bagian traffic, menaruh bumper progam, iklan, serta video klip music.

 Mengcapture materi progam tayangan acara. Untuk acara-acara yang sifatnya recod, bagian server bertugas mengapture materi acara yang akan di tayangkan yang sebelumnya di berikan oleh bagian library.

 Menyiapkan tayangan berita dan mengedit bagian in dan out. Untuk materi berita. Video dikirim langsung oleh bagian news yang kemudian server mengedit berita untuk menghilang fade in-nya saja. dan kemudia mengurutkan berita sesuai rundown yang d berikan oleh divisi news.


(63)

 Menjalankan tayangan siaran. Disini server mempersiapkan dan sipa play baru di dissolve atau di take oleh switcher.

 Minggu ke 3 ( AUDIO ) :

 Menyiapkan clip on untuk presenter atau narasumber. Disini audioman juga mengecek suara yang akan masuk agar tidak ada noice sedikitpun.

 Menerima penelpon interaktif dengan mencatat nama, alamat dan nomer telepon kemudian di sambung ke acara live.

 Minggu ke 4 ( SWICTHER ) :

 Menjadi pengarah acara pada progam acara yang harus di siarkan. Mengambil gambar yang siap untuk tayang.

 Memberikan effek dissolve, cromakey maupun P in P. disini penulis di ajarkan cara menggunakan progam pinaple untuk merekam gambar dari tv progam, serta memberikan efek cromakey untuk background studio sehingga bisa menampilakan gambar di balik presenter. Penulis juga di ajarkan menggunakan P in P yaitu gambar dalam gambar (terdapat dua gambar dalam satu frame) ini biasa di gunakan dalam berita Good Morning.

 Menghidupkan kamera studio. b. Kesulitan yang di hadapi :

Dalam divisi ini kesulitan yang penulis hadapi lebih berat dari divisi produser sebab master control di Jogja Tv merupakan satu-satunya master control yang berkerja menjadi inti siar. Kendala yang penulis


(64)

hadapai adalah kurang fokus atau kosentrasinya penulis dalam menulis title maupun menaruh antara bumper dan promo progam. Disini penulis juga sedikit lebih lambat dalam menampilkan gambar menggunakan dissolve ataupun memberikan audio pada gambar.

c. Cara untuk mengahadapi kesulitan :

Penulis berusaha untuk lebih fokus dan kosentrasi serta berhati-hati sebab di master control hanya sekali klik mungkin saja sudah berganti audio maupun visualnya.

d. Kemajuan yang telah di capai :

Disini penulis mendapat kesempatan lagi mendapt ilmu dan pengalaman lagi. Dalam divisi master control penulis bisa mengetahui proses tayangan yang hendak di siarkan. Disini penulis juga mendapat pelajaran tentang bekerja dalam team work dan butuh ketelitian yang tinggi jika ingin memasuki dunia broadcasting.

BAB V

PENUTUP


(65)

55

Dari semua uraian sebelumnnya, maka secara singkat penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Acara Rolasan di Jogja TV merupakan progam acara hiburan atau intertain di kemas secara sederhana namun menarik untu mmasyarakat Yogyakata khususunya para pencinta musik dari keroncong, pop hingga entnomusikal.

2. Acara Rolasan merupakan format acara Live Interaktif yang melibatkan penonton untuk mengrequest lagu pilihan.

3. Acara Rolasan bersifat semi spontanitas, sehingga pembawa acara di beri kebebasan untuk membawakan acara tersebut namun tetap bertumpu pada running down dan shooting script-nya.

4. Acara Rolasan memiliki target audience umum, meliputi seluruh lapisan masyarakat dan jangkauan siaran pada wilayah Yogyakarta dan sekiarnya.

5. Acara Rolasan merupakan acara yang sering di produksi oleh pihak Jogja TV karena frekuensi siaran selama empat kali dalam satu minggu (hari Senin-Kamis

6. Acara Rolasan mendapatkan respon yang cukup baik dari penonton dari penonton, hal ini dapat di tunjukan banyaknya band-band baru yang ingin bergabung serta banyaknya penelpon yang berpartisipasi (rata-rata 9 penelpon sertaip acara di tayangkan).


(66)

7. Acara Rolasan tidak membutuhkan proses dubbing, mixing, cutting, manipulating dalam tahap pasca produksi acara, karena acara tersebut di siarkan secara langsung (live).

8. Tahap pasca produksi acara Rolasan hanya berupa pembahasan antara produser dengan kerabat kerja inti mengenai kekurangan acara pada saat produksi sehingga untuk produksi acara selanjutnya tidak terjadi kesalahan yang sama dan acara tersebut menjadi lebih menarik untuk di tonton.

9. Proses produksi acara Rolasan harus di koordinasi dengan baik antara cameramen, dekorasi, lighting, presenter dan narasumber, serta master control. Disini produser berpaeran sangat penting untuk mengatur master control agar terjadi keselarasan penayangan acara tersebut.

B. SARAN

Setelah mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) di Jogja TV, penulis ingin menyampaikan saran dan kritik terutama untu pihak :

1. PT Yogyakarta Tugu Televisi

a. Jogja TV hendaknya menunjukan eksistensinya dalam progam-progam yang mampu bersaing dengan stasiun lainnya. Sehingga Jogja TV dapat di kenal dengan program-program acaranya yang inovatif, kreatif serta dapat menyesuaikan dengan logonya yaitu Tradisi Tiada Henti.


(67)

b. Demi peningkatan kualitas terutama kulaitas gambar (Visual) dan suara (Audio), Jogja TV hendaknya mengupayakan regenerasi peralatan dan penggalian sumber dana baru.

c. Untuk divisi Master Control hendaknya lebih hati-hati untuk meminimalisir kesalahan serta penambahan alat yang lebih baik hingga mutu kualitasnya juga bagus serta di perlukan ruangan privat khusus master control agar para staff mampu konsentrasi sebab bagian master control sangat rawan kesalahan.

d. Untuk divisi produser hendaknya mengerjakan produksi khusunya live untuk lebih tepat waktu hingga tidak banyak waktu yang terbuang dan tidak memotong bagian acara lainnya.

2. Acara Rolasan

a. Agar lebih menarik lagi acara Rolasan lebih baik terdapat sedikit perubahan pada dekorasi yang tidak monoton hingga untuk penonton yang tanggap akan merasa bosan tanpa harus meninggalkan identitas serta cirri khas acara.

b. Sedikit member sentuhan efek-efek pada frame saat memunculkan running teks atau character Generator.

c. Melihat animo masyarakat Yogyakarta terhadap acara Rolasa di Jogja TV, maka perlu di cari sumber daya baru, untuk meningkatkan mutu


(68)

dan kualitas acara, serta untuk lebih menarik minat penonton dengan mengadakan kuis acara.

d. Lebih di tingkatkan kerjasama produser dengan semua crew khusunya master control sebab tanpa adanya komunikasi, master controlpun enggan untuk menjalan produksi acara.

e. Perlunya presenter yang kreatf serta pandai untuk membuat acra ini menjadi lebih menarik.

3. Progam Diploma III Penyiaran FISSIP-UNS :

a. Pihak Fakultas hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan instansi terkait, sehingga memudahkan dan membantu mehasiswa yang kesulitan dalam mendapatkan tempat untuk melaksanakan kegiatan KKM.

b. Dengan adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kampus, hendaknya lebih di optimalkan pelaksanaan praktikum, serta pemadatan materi kuliah yang memiliki relevasi dengan praktek dalam dunia kerja yang sesungguhnya.


(69)

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Televisi Siaran teori dan Praktek, cetakan ke-2. Mandar Maju, Bandung.

Moenadi, Syamsudin Noer.1997. Bulan Madu dengan Televisi : Kumpulan Kolom

Televisi. Eksistensi Cipta Media, Jakarta.

Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Duta Wacana Univercity Press, Yogyakarta.

Wahyudi, JB.1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wibowo, Fred. 1997. Dasar-Dasar Produksi Progam Televisi. Grasindo, Jakarta.


(1)

54

hadapai adalah kurang fokus atau kosentrasinya penulis dalam menulis title maupun menaruh antara bumper dan promo progam. Disini penulis juga sedikit lebih lambat dalam menampilkan gambar menggunakan dissolve ataupun memberikan audio pada gambar.

c. Cara untuk mengahadapi kesulitan :

Penulis berusaha untuk lebih fokus dan kosentrasi serta berhati-hati sebab di master control hanya sekali klik mungkin saja sudah berganti audio maupun visualnya.

d. Kemajuan yang telah di capai :

Disini penulis mendapat kesempatan lagi mendapt ilmu dan pengalaman lagi. Dalam divisi master control penulis bisa mengetahui proses tayangan yang hendak di siarkan. Disini penulis juga mendapat pelajaran tentang bekerja dalam team work dan butuh ketelitian yang tinggi jika ingin memasuki dunia broadcasting.

BAB V

PENUTUP


(2)

55

Dari semua uraian sebelumnnya, maka secara singkat penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Acara Rolasan di Jogja TV merupakan progam acara hiburan atau intertain di kemas secara sederhana namun menarik untu mmasyarakat Yogyakata khususunya para pencinta musik dari keroncong, pop hingga entnomusikal.

2. Acara Rolasan merupakan format acara Live Interaktif yang melibatkan penonton untuk mengrequest lagu pilihan.

3. Acara Rolasan bersifat semi spontanitas, sehingga pembawa acara di beri kebebasan untuk membawakan acara tersebut namun tetap bertumpu pada running down dan shooting script-nya.

4. Acara Rolasan memiliki target audience umum, meliputi seluruh lapisan masyarakat dan jangkauan siaran pada wilayah Yogyakarta dan sekiarnya.

5. Acara Rolasan merupakan acara yang sering di produksi oleh pihak Jogja TV karena frekuensi siaran selama empat kali dalam satu minggu (hari Senin-Kamis

6. Acara Rolasan mendapatkan respon yang cukup baik dari penonton dari penonton, hal ini dapat di tunjukan banyaknya band-band baru yang ingin bergabung serta banyaknya penelpon yang berpartisipasi (rata-rata 9 penelpon sertaip acara di tayangkan).


(3)

56

7. Acara Rolasan tidak membutuhkan proses dubbing, mixing, cutting, manipulating dalam tahap pasca produksi acara, karena acara tersebut di siarkan secara langsung (live).

8. Tahap pasca produksi acara Rolasan hanya berupa pembahasan antara produser dengan kerabat kerja inti mengenai kekurangan acara pada saat produksi sehingga untuk produksi acara selanjutnya tidak terjadi kesalahan yang sama dan acara tersebut menjadi lebih menarik untuk di tonton.

9. Proses produksi acara Rolasan harus di koordinasi dengan baik antara cameramen, dekorasi, lighting, presenter dan narasumber, serta master control. Disini produser berpaeran sangat penting untuk mengatur master control agar terjadi keselarasan penayangan acara tersebut.

B. SARAN

Setelah mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) di Jogja TV, penulis ingin menyampaikan saran dan kritik terutama untu pihak :

1. PT Yogyakarta Tugu Televisi

a. Jogja TV hendaknya menunjukan eksistensinya dalam progam-progam yang mampu bersaing dengan stasiun lainnya. Sehingga Jogja TV dapat di kenal dengan program-program acaranya yang inovatif, kreatif serta dapat menyesuaikan dengan logonya yaitu Tradisi Tiada Henti.


(4)

b. Demi peningkatan kualitas terutama kulaitas gambar (Visual) dan suara (Audio), Jogja TV hendaknya mengupayakan regenerasi peralatan dan penggalian sumber dana baru.

c. Untuk divisi Master Control hendaknya lebih hati-hati untuk meminimalisir kesalahan serta penambahan alat yang lebih baik hingga mutu kualitasnya juga bagus serta di perlukan ruangan privat khusus master control agar para staff mampu konsentrasi sebab bagian master control sangat rawan kesalahan.

d. Untuk divisi produser hendaknya mengerjakan produksi khusunya live untuk lebih tepat waktu hingga tidak banyak waktu yang terbuang dan tidak memotong bagian acara lainnya.

2. Acara Rolasan

a. Agar lebih menarik lagi acara Rolasan lebih baik terdapat sedikit perubahan pada dekorasi yang tidak monoton hingga untuk penonton yang tanggap akan merasa bosan tanpa harus meninggalkan identitas serta cirri khas acara.

b. Sedikit member sentuhan efek-efek pada frame saat memunculkan running teks atau character Generator.

c. Melihat animo masyarakat Yogyakarta terhadap acara Rolasa di Jogja TV, maka perlu di cari sumber daya baru, untuk meningkatkan mutu


(5)

58

dan kualitas acara, serta untuk lebih menarik minat penonton dengan mengadakan kuis acara.

d. Lebih di tingkatkan kerjasama produser dengan semua crew khusunya master control sebab tanpa adanya komunikasi, master controlpun enggan untuk menjalan produksi acara.

e. Perlunya presenter yang kreatf serta pandai untuk membuat acra ini menjadi lebih menarik.

3. Progam Diploma III Penyiaran FISSIP-UNS :

a. Pihak Fakultas hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan instansi terkait, sehingga memudahkan dan membantu mehasiswa yang kesulitan dalam mendapatkan tempat untuk melaksanakan kegiatan KKM.

b. Dengan adanya sarana dan prasarana yang tersedia di kampus, hendaknya lebih di optimalkan pelaksanaan praktikum, serta pemadatan materi kuliah yang memiliki relevasi dengan praktek dalam dunia kerja yang sesungguhnya.


(6)

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Televisi Siaran teori dan Praktek, cetakan ke-2. Mandar Maju, Bandung.

Moenadi, Syamsudin Noer.1997. Bulan Madu dengan Televisi : Kumpulan Kolom

Televisi. Eksistensi Cipta Media, Jakarta.

Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Duta Wacana Univercity Press, Yogyakarta.

Wahyudi, JB.1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wibowo, Fred. 1997. Dasar-Dasar Produksi Progam Televisi. Grasindo, Jakarta.