KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHAD

KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN NATO DI KAWASAN EROPA TIMUR SKRIPSI

Oleh: Fikri Ardiyansyah 1242500922

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2016

KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN NATO DI KAWASAN EROPA TIMUR SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Dalam Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: Fikri Ardiyansyah 1242500922

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2016

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah diadakan pembimbingan, maka skripsi dengan judul ―Kebijakan

Pertahanan Rusia dalam menghadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur ” yang diajukan oleh:

Nama : Fikri Ardiyansyah

NIM : 1242500922

Dapat disetujui dan layak untuk dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan.

Jakarta,

Pembimbing

(Denik Iswardani Witarti, Ph.D)

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Fikri Ardiyansyah

NIM

Bidang Peminatan

: Hubungan Internasional

Jenjang Studi

: Strata 1

Judul : KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN NATO DI KAWASAN EROPA TIMUR

Jakarta, 14 Januari 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan :

Denik Iswardani Witarti, Ph.D ……….….…….…………

Dr. Polit. Sc. Henny Saptatia, DN. MA. ……...……………………

Arya Sandhiyudha, S.Sos, M.Sc …………………………..

Mengetahui, Ketua Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur

(Yusran, S.IP, M.Si)

ABSTRAK

Nama

: Fikri Ardiyansyah

NIM

Judul Penelitian : Kebijakan Pertahanan Rusia dalam menghadapi

ancaman NATO di kawasan Eropa Timur

: 28 buku, 10 Jurnal, 41 situs internet.

Penelitian ini membahas tentang ancaman yang dilakukan oleh NATO terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur. Awal permasalahan ini dimulai ketika terjadinya konflik di Ukraina Timur. Pada saat itu terjadi intervensi yang dilakukan oleh pemerintah Rusia di kawasan tersebut. Hal itu tidak disukai oleh negara barat khususnya NATO karena Rusia terlalu ikut campur ke dalam pemerintahan Ukraina. Itu dibuktikan dengan adanya penempatan tentara, pengiriman alusista ke perbatasan Rusia sebagai respon ketidaksukaan NATO terhadap tindakan yang dilakukan oleh Rusia. Dengan adanya hal tersebut, Rusia merasa terancam dengan tindakan yang dilakukan oleh NATO. Skripsi ini bertujuan untuk (1) menggambarkan Rusia & konflik Ukraina Timur serta intervensi yang dilakukan oleh Rusia sebagai awal konflik antara Rusia-NATO (2) menggambarkan ancaman yang diberikan oleh NATO di kawasan Eropa Timur (3) menganalisis kebijakan pertahanan Rusia dalam menghadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data sekunder. Data tersebut dianalisis menggunakan konsep keamanan nasional dan konsep kebijakan pertahanan. Hasil dari penelitian ini menghasilkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh Rusia di kawasan Ukraina Timur yang berupa pengiriman tentara militer Rusia, penempatan tank dan panser Rusia, penempatan peluru kendali dan artileri membuat ketegangan antara Rusia dengan negara Barat semakin meningkat. Hal itu ditandai dengan adanya ancaman yang dilakukan oleh NATO di kawasan Eropa Timur yang berupa latihan militer NATO di berbatasan Eropa Timur, latihan tempur kapal perang NATO di kawasan laut hitam, penyebaran sistem rudal di Eropa Timur. Semua ancaman tersebut dilakukan di perbatasan Rusia, sehingga menuntut pemerintah Rusia harus bertindak dengan adanya ancaman yang diberikan oleh NATO dengan mengeluar kebijakan pertahanan. Kebijakan tersebut berupa doktrin militer Rusia terbaru dan melakukan modernisasi militer. Doktrin militer merupakan sebuah panduan bagi suatu negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman yang diterima oleh suatu negara. Di dalam doktrin militer Rusia terbaru berisikan berbagai macam cara untuk mengatasi ancaman dari NATO salah satunya membuat sistem pertahanan Rudal. Selain doktrin militer, Rusia juga melakukan modernisasi militer untuk mengatasi ancaman dari NATO. Hal itu terlihat dengan berbagai macam alusista yang dibuat oleh Rusia dalam menghadapi ancaman NATO seperti S-500, BPDM Taifun-M, Pesawat sukhoi T-50. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ketika suatu negara merasa terancam dengan tindakan yang dilakukan oleh aktor lain yang menggangu keamanan nasional. Maka negara tersebut berhak untuk melakukan tindakan demi mengatasi ancaman tersebut salah satunya dengan mengeluarkan doktrin militer dan moderinsasi militer. Dengan adanya hal tersebut kemanan nasional suatu negara dapat tercapai terpenuhi dan bebas dari ancaman.

Kata Kunci: Rusia, NATO, Ancaman Militer, Intervensi, Konsep Keamanan Nasional, Konsep Kebijakan Pertahanan.

ABSTRACT

Name

: Fikri Ardiyansyah

Student ID Number

Theme of Research : Russia's defense policy in the face of the threat of NATO

in Eastern Europe

Classification : V Bab Reference

: 28 book, 10 Jurnals, 41 websites.

This Research discusses the threats made by NATO against Russia in the Eastern European region. The initial problem started when the conflict in Eastern Ukraine. At that time the interventions made by the Russian government in the region. It was not favored by the western countries, especially NATO because Russia is too meddling in the Ukrainian government. It was evidenced by the deployment of troops, alusista deliveries to the Russian border in response to NATO's dislike of the actions undertaken by Russia. Given this, Russia feels threatened by the actions taken by NATO. This thesis aims to (1) describe Russia and the conflict Eastern Ukraine as well as the interventions made by Russia as early as the conflict between Russia-NATO (2) describe the threat posed by NATO in Eastern Europe (3) analyzing the defense policies of Russia in the face of the threat of NATO in the Eastern European region. This study used a qualitative approach with secondary data. Data were analyzed using national security concept and defense policy concept. Results from this research suggest that the intervention by Russia in the Eastern Ukraine in the form of delivery of Russian military troops, the placement of Russian tanks and armored vehicles, missiles and artillery placements create tensions between Russia and Western countries is increasing. It was marked by the threats made by NATO in Eastern Europe in the form of NATO military exercises in the East European borders, combat training of NATO warships in the Black Sea region, the deployment of missile systems in Eastern Europe. All of these threats carried out at the Russian border, so sue Russian government must act with the threat posed by NATO with driving out defense policy. The policy is the latest form of the Russian military doctrine and military modernization. Military doctrine is a guide for a country to cope with various threats received by a country. In the latest Russian military doctrine contains a variety of ways to address the threat of one of NATO missile defense systems. In addition to military doctrine, Russia also conducted military modernization to overcome the threat of NATO. It was seen by a wide range alusista made by Russia in the face of threats such as S-500 NATO, BPDM Taifun-M, aircraft Sukhoi T-50. The conclusion from this research that when

a country feels threatened by actions taken by other actors who interfere with national security. The state then has the right to take action in order to overcome the threat of one with the issue of military doctrine and military moderinsasi. Given that the national security of a country can be achieved fulfilled and free from threats.

Keywords: Russia, NATO, Military Threats, Intervention, National Security Concept, Defence Policy Concept.

KATA PENGANTAR

Ancaman merupakan sesuatu yang sangat serius bagi negara, hal itu menyangkut keamanan nasional bagi negaranya. Oleh karena itu, pemerintah wajib melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan melakukan kebijakan pertahanan.

Tulisan ini membahas tentang ancaman yang diberikan oleh NATO terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur. Itu dimulai semenjak ikut campurnya Rusia pada krisis ukraina pada tahun 2014. Hal itu membuat pemerintah Barat tidak menyukai tindakan yang dilakukan oleh Rusia, karena terlalu ikut campur ke dalam pemerintahan Ukraina. Semenjak hal itu, konflik diantara Rusia-NATO semakin meningkat di tandai dengan adanya pasukan dan alat bersentaja NATO di kawasan Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia. Melihat hal tersebut, pemerintah Rusia harus melindungi warga negaranya yang tinggal di perbatasan, disebabkan adanya ancaman dari NATO tersebut. Hal itu dibuktikan dengan dikeluarkannya kebijakan pertahanan terbaru yang berupa doktrin militer dan modernisasi militer untuk mengatasi ancaman tersebut.

Pada Bab I, selain memberikan justifikasi atas pertanyaan penelitian secara empiris, peneliti juga menyediakan penjelasan mengenai konsep keamanan nasional dan konsep kebijakan pertahanan yang digunakan dalam menganalisa tindakan yang dilakukan oleh Rusia dalam menghadapi ancaman dari NATO. Peneliti juga memberikan elaborasi mengenai metode pengolahan data sekunder yang merujuk pada kebijakan pertahanan Rusia dalam mengadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur.

Dalam Bab II, ini membahas tentang Rusia dan konflik Ukraina Timur. Ini merupakan awal mula dari adanya konflik antara Rusia – NATO, pada saat itu Rusia melakukan intervensi terhadap Ukraina Timur yang merupakan wilayah dari Ukraina. Itu dibuktikan dengan adanya sejumlah tentara Rusia yang berada di ukraina, penempatan tank dan panser,dll yang membuat ketegangan antara Rusia dan NATO semakin tinggi.

Dalam Bab III, menjelaskan tentang ancaman yang berikan oleh NATO terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur. Awal mula adanya ancaman ini, dengan adanya tindakan Rusia yang melakukan intervensi terhadap Ukraina Timur yang membuat konflik dari negara Barat. Salah satu ancaman yang diberikan oleh NATO terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur adalah latihan militer NATO di perbatasan Eropa Timur, latihan tempur kapal perang NATO di kawasan laut hitam, penyebaran sistem Rudal di kawasan

Eropa Timur. Dengan adanya hal tersebut, membuat ancaman nyata bagi pemerintah Rusia.

Dalam Bab IV, menjelaskan tentang kebijakan pertahanan yang dilakukan oleh Rusia dalam menghadapi ancaman dari NATO. Disebebkan ancaman tersebut sangat menggangu perbatasan Rusia dan mengancam keamanan nasioanal negaranya.

Dalam Bab V, merupakan bab kesimpulan yang membahas tentang hasil penelitian yang sudah didapatkan oleh peneliti.

Akhir kata, peneliti berharap tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pengkaji studi keamanan, maupun mereka yang tertarik dengan Rusia serta isu-isu keamanan. peneliti mengundang kritik dan saran konstruktif bagi penelitian yang lebih baik di masa mendatang.

Jakarta,

Fikri Ardiyansyah

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji serta syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan berkat dan rahmatnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Penelitian skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyarakatan dalam mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur. Pada proses penelitian skripsi ini, penelitian ingin memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perjuangan penelitian dalam menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu secara khusus peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

1. Kepada orang tua peneliti yang selalu memberikan bantuan baik itu materil dan non materil.

2. Ibu Denik Iswardani Witarti, Ph.D selaku dosen pembimbing dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur. Berkat kesabaran dan kebaikan beliau membimbing saya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Selain itu kepercayaan dan dorongan kuat beliau terhadap kemampuan peneliti, peneliti ucapkan terima kasih.

3. Bapak Yusran, M.Si, Selaku kepala Prodi Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang telah mengajari peneliti tentang diplomasi parlemen.

5. Dosen-dosen universitas Budi Luhur, khususnya para dosen FISIP Universitas Budi Luhur yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti selama saya belajar demi bekal untuk menyambut masa depan.

6. Jeanie Annisa, S.IP, MSi selaku PIC Lab HI yang memberikan masukan dan tanggapan mengenai diskusi yang ada di Lab HI.

7. Rekan-Rekan Lab HI Universitas Budi Luhur (Zaki,Ria,Zikra,Jordi) yang sudah memberikan diskusi yang bermanfaat.

8. Teman-Teman yang sudah meluangkan waktunya untuk bermain bersama (Boim, Fadiel, Heru, Reza Ravanelli, Manuel, Dika, Alfianto, Agung, dll) yang tidak disebutkan oleh peneliti.

9. Teman-Teman FISIP Universitas Budi Luhur dari angkatan 2008/2015 yang sudah menjadi teman seperjuangan selama di kampus.

10. Teman-Teman Japanese Club Budi Luhur (Jancubu) sebagai teman main sekaligus tempat sharing seputar Jepang (Amoy,Rey,Aldo,Reza,dll) yang tidak disebutkan namanya.

11. Rekan-Rekan HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Dan terakhir, terima kasih untuk semua pihak dan orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, saya ucapkan terima kasih banyak.

Terlepas dari ketidaksempurnaan skripsi ini, peneliti berhadap atas kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi dapat memberikan manfaat yang positif kepada kita semua.

Jakarta,

Fikri Ardiyansyah

DAFTAR GAMBAR

12

2.1 Wilayah Rusia di kawasan Eropa Timur

22

2.3.1 Pengiriman tentara Rusia di Ukraina dan Moldova

23

2.3.2 Penempatan alusista Rusia di wilayah Ukraina Timur

2.3.3 Penempatan peluru kendali dan artileri di wilayah Ukraina Timur 24

2.3.4 Jalur pengiriman amunisi dan senjata ke tentara pro-Rusia di Ukraina

25

Timur

30

3.1 28 Negara yang tergabung di dalam NATO

49

4.2.1 Yars RS 26 Rubezh

50

4.2.2 Kapal Selam kelas Varshavyanka Rostov-on-Don

51

4.2.3 Sistem Pertahanan Rudal S-500

52

4.2.4 BPDM Taifun-M

53

4.2.5 Pesawat Sukhoi T-50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis Ukraina merupakan sebuah permasalahan yang menjadi pusat perhatian dunia baru-baru ini. Awal krisisnya dimulai pada 21 November 2013 ditandai dengan adanya aksi protes yang dilakukan oleh rakyat Ukraina terhadap pemerintah yang sedang berkuasa pada saat itu. Hal itu disebabkan karena batalnya penandatanganan perjanjian kerjasama Ukraina dengan Uni Eropa. Aksi protes di lanjutkan kembali pada Februari 2014, di karenakan Parlemen Rusia menjatuhkan hukuman kepada pelaku kerusuhan di tahun 2013. Hal itu membuat dampak langsung pada aksi protes besar-besaran yang dilakukan di kota Kiev dan

menurunkan pemerintahan Ukraina pada saat itu. 1 Setelah pemerintah Ukraina berhasil diturunkan, permasalahan yang terjadi

di Ukraina semakin bertambah parah. Ditandai dengan munculnya Kelompok Pro- Rusia yang berada di wilayah Ukraina Timur yaitu di wilayah Donetsk dan Lugansk ingin melakukan referendum. Wilayah tersebut lebih banyak etnis Rusia dibandingkan dengan etnis Ukraina sehingga masyarakat disana ingin melakukan

referendum. 2 Dengan adanya hal tersebut membuat pemerintah Ukraina melakukan tindakan dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah Ukraina Timur.

Dengan dikirimnya tentara Ukraina ke Ukraina Timur, berdampak pada terjadi konflik bersenjata antara kaum Pro-Rusia dengan tentara Ukraina. Melihat hal tersebut, pemerintah Rusia melakukan intervensi terhadap wilayah Ukraina Timur

dengan alasan ingin melindungi etnis Rusia di wilayah tersebut. 3 Hal itu disampaikan oleh Presiden Rusia yaitu Vladimir Putin di kantornya yang

menyatakan ―Demi mencegah merembetnya kerusuhan ke Ukraina Timur dan Krimea, Rusia berhak untuk melindungi kepentingan negara dan rakyat yang

berbahasa Rusia di wilayah itu. 4

1 Rbth Indonesia. (2014, 23 Maret). ―Ukraina Timur Tegang Nato Ingatkan Rusia Tidak Campur Tangan.‖http://indonesia.rbth.com/krisis_ukraina diakses 25 September 2015

2 Bbc. (2014, 11 Mei). ―Ukraine Rebels Hold Referendums in Donetsk and Luhansk.‖ http://www.bbc.com/news/world-europe-27360146 diakses 25 September 2015

3 The Guardian. (2014, 15 Mei). ―Ukraine Civil War Fears Mount Volunteer Units Kiev Russia.‖ http://www.theguardian.com/world/2014/may/15/ukraine-civil-war-fears-mount-volunteer-units-kiev-

russia diakses 25 September 2015 4 Liputan Islam. (2014, 23 Maret). ―Ukraina Timur Tegang Nato Ingatkan Rusia Tidak Campur Tangan.‖

http://liputanislam.com/berita/putin-kami-berhak-lindungi-etnis-rusia-di-ukraina/ diakses 25 September

Dengan adanya intervensi Rusia di wilayah Ukraina Timur, membuat NATO merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Rusia. Itu dibuktikan dengan adanya pidato dari kepala NATO Anders Fogh Rasmussen pada sebuah seminar di Paris yang menyatakan "Saya mendesak Rusia untuk mundur dan tidak meningkatkan situasi di Ukraina Timur,". Selanjutnya kepala NATO juga menyampaikan bahwa, "Jika Rusia mengintervensi lebih jauh di Ukraina, itu akan menjadi kesalahan bersejarah. Itu akan mendatangkan konsekuensi serius bagi hubungan kami dengan Rusia dan akan membuat Rusia semakin terisolasi secara internasional,". Sebelum mengakhiri pidato Rasmussen secara khususnya menyerukan Rusia untuk menarik mundur pasukannya di perbatasan Ukraina. "Setiap langkah lebih jauh ke dalam Ukraina timur akan mencerminkan eskalasi serius, bukannya penurunan eskalasi yang kita semua inginkan dan kami meminta Rusia untuk menarik puluhan ribu pasukan yang ditempatkannya di perbatasan Ukraina, terlibat dalam dialog tulus dengan otoritas Ukraina dan menghormati

komitmen-komitmen internasionalnya," 5 Hal tersebut yang menjadi awal mula konflik antara Rusia – NATO.

Setelah krisis yang terjadi di Ukraina, ketegangan antara NATO dengan Rusia semakin tinggi ditandai dengan adanya ancaman dari tentara NATO yang menambahkan pasukannya di kawasan Eropa Timur. Jumlah pasukan yang dikirim semakin banyak dikarenakan NATO ingin berusaha melindungi anggotanya yang berada di kawasan Eropa Timur. Salah satunya adalah negara – negara Baltik yang sudah menjadi anggota dengan NATO pada tahun 2004 setelah beberapa tahun

lalu pecah dari Uni Soviet. 6 Melihat hal tersebut, NATO baru – baru ini membangun sebuah pangkalan

militer di kawasan Eropa Timur antara lain di wilayah Latvia, Lithuania dan Estonia. Negara-negara tersebut merupakan benteng atau perbatasan Rusia dari negara Barat. Tindakan yang dilakukan oleh NATO, membuat pemerintah Rusia merasa terancam dengan adanya pangkalan militer tersebut. Adanya pangkalan militer tersebut, membuat NATO dapat melihat setiap tindakan yang dilakukan bahkan dapat menyerang Rusia apabila mengganggu salah-satu anggotanya. Selain itu keadaan semakin parah dengan adanya enam kapal militer NATO di Laut Hitam. Wilayah perairan Laut Hitam sendiri merupakan milik Rusia, namun dengan adanya latihan militer yang dilakukan oleh NATO di perbatasan Eropa Timur dengan

5 Detik. (2014, 06 Juni). ―Ukraina Timur Tegang Nato Ingatkan Rusia Tidak Campur Tangan.‖ http://news.detik.com/internasional/2549367/ukraina-timur-tegang-nato-ingatkan-rusia-tidak-campur-

tangan diakses 25 September 2015 6 Bbc. (2014, 02 September). ―Krisis Ukraina Ubah Doktrin Militer Rusia.‖

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/09/140902_rusia_doktrinmiliter_NATOdiakses13 September http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/09/140902_rusia_doktrinmiliter_NATOdiakses13 September

Ketegangan antara Rusia – NATO yang semakin tinggi ini, Menurut pakar asal Rusia Andrey Sushentsoy ―konflik antara Rusia – Nato diperkirakan tidak akan membaik dalam waktu yang cepat.‖ 8 Dikarenakan NATO terus melakukan ancaman

dengan dibantu oleh kapal terbesar milik Inggris dan juga tentara polandia yang ikut melakukan latihan militer di dekat berbatasan Rusia. 9 Selain kapal terbesar

milik Inggris yang melakukan latihan militer di perbatasan Rusia, ada setidaknya 50 kapal perang dan kapal selam yang ikut dalam latihan militer tesebut. Selain itu, berbagai kendaraan tempur itu akan bergerak ke wilayah yang berjarak 50 mil dari perbatasan Rusia di Teluk Gdansk. Amerika Serikat ikut mengirim pesawat pembom nuklir B-52 dalam latihan perang nanti. 10 Melihat hal tersebut, pemerintah Rusia

merasa terancam dengan kehadiran NATO di kawasan Eropa Timur, disebabkan mengganggu keamanan wilayah tersebut. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari wakil sekretaris dewan keamanan militer Rusia yang menyatakan bahwa ―infrastruktur militer para anggota NATO makin mendekati perbatasan Rusia termasuk melalui perluasan wilayah‖. Tindakan-tindakan NATO merupakan salah satu ―ancaman eksternal‖ utama bagi Rusia. 11 Dengan adanya hal tersebut,

pemerintah Rusia perlu mengambil sebuah tindakan untuk mengatasi permasalahan ini.

Tidakan yang diambil oleh pemerintah Rusia dan hal menyelesaikan permasalahan dalam negeri maupun luar negeri, tidak akan pernah terlepas dari pemimpinnya yaitu Vladimir Putin. Semenjak Rusia memisahkan diri dari Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia mengalami keterpurukan yang cukup parah pada saat itu ekonomi sempat hancur. Ditambah dengan hutang yang dimiliki Rusia pada masa penerintahan Boris Yeltsin, membuat rakyat mengalami kelaparan yang cukup

parah. 12 Namun setelah pergantian pemimpin oleh Vladimir Putin Rusia mulai

7 SindoNews. (2015, 06 Februari). ―Dekati Rusia NATO Isyaratkan Kerahkan 30 Ribu Tentara.http://international.sindonews.com/read/960862/41/dekati-rusia-NATO-isyaratkan-kerahkan-30-

ribu-tentara-1423195548 diakses 13 September 2015. 8 Rbth Indonesia. (2014, 09 Desember). ―Pakar : Rusia dan NATO Tidak Akan Berdamai Untuk Waktu

YangLama.‖http://indonesia.rbth.com/politics/2014/12/09/pakar_rusia_dan_nato_tidak_akan_berdamai_ untuk_waktu_yang_lama_26225 diakses 25 September 2015.

Terbesar Inggris Dekati Rusia.‖http://international.sindonews.com/read/1004887/41/kapal-perang-terbesar-inggris-dekati-rusia- 1432520108 diakses 25 September 2015.

Terbesar Inggris Dekati Rusia.‖hhttp://www.intelijen.co.id/kapal-perang-terbesar-inggris-dekati-rusia/ diakses 25 September 2015.

11 Ardinanda Sinulingga. (2015, 03 Januari). ―Rusia Kini Tempatkan Nato Sebagai Ancaman Utama.‖ http://jurnalmaritim.com/2015/01/rusia-kini-tempatkan-nato-sebagai-ancaman-utama/ diakses 25

September 2015. 12

Robert D.S. Highman, John T, Greenwood, Hardesty, Von (1998). Russian Aviation and Air Power in Robert D.S. Highman, John T, Greenwood, Hardesty, Von (1998). Russian Aviation and Air Power in

Setelah itu perekonomian Rusia menjadi lebih meningkat dibandingkan dengan pemerintahan Boris Yeltin. Perkembangan tersebut dilanjutkan hingga

pemerintahan Dmitry Medvedev. 14 Namun pada tahun 2008 terjadi permasalahan antara Rusia – Georgia. Melihat kesempatan tersebut NATO berusaha untuk

mengajak Georgia dan Ukraina bergabung kedalam aliansi. 15 Alasan NATO mengajak kedua negara tersebut dikarenakan negara tersebut merupakan benteng

terakhir Rusia terhadap Barat dengan tujuan untuk meperlemah kekuatan Rusia dikarenakan apabila kedua negara itu setuju untuk bergabung dengan NATO maka wilayah Rusia akan sangat terancam oleh kehadiran NATO di wilayah Eropa Timur.

Permasalahan Rusia – NATO tidak hanya di tahun 2008 saja namun dilanjutkan hingga krisis yang terjadi di Ukraina pada pertengahan 2014 lalu di mana Rusia-NATO ikut campur terhadap permasalahan tersebut disebabkan ingin merebut pengaruh terhadap Ukraina di mana NATO menginginkan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut namun disisi lain Rusia mengingikan Ukraina untuk masuk kembali menjadi wilayahnya. Selain itu dengan meningkatkan pasukannya NATO di kawasan Eropa Timur membuat hubungan antara Rusia – NATO menjadi semakin memburuk. Semenjak selesainya Perang Dingin, anggota NATO mengurangi anggaran pertahanan mereka. Hal itu disebabkan karena sudah tidak ada saingan dalam memperebutkan pengaruh di eropa. Namun semenjak konflik yang terjadi antara NATO – Rusia pada tahun 2008. Anggota Rusia meningkatkan pertahanan militernya bahkan pada krisis yang terjadi di Ukraina NATO mengerahkan pasukan, jet tempur dan kapal perang di kawasan Eropa

Timur. 16

1.2 Rumusan Masalah

Dilihat dari masalah yang terjadi antara Rusia – NATO, awalnya terletak pada krisis yang terjadi di Ukraina pada pertengahan tahun 2013. Pada saat itu terjadi intervensi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina Timur yang

13 F. Formentini & T. Milani, The Legal Status Of Caspian Sea: History of the Treaties between the Riparian States, Working Paper European Center for Energy Security Analysis vol. 3, no. 4, Oktober, Hal.

S.Pirani, (2010). Change In Putin‘s Russia : Power, Money, People, Pluto Press, New York. Hal. 47.

15 F. Formentini & T. Milani, The Legal Status Of Caspian Sea: History of the Treaties between the Riparian States, Working Paper European Center for Energy Security Analysis vol. 3, no. 4, Oktober, Hal.

1 16 Dunia.Tempo. (2014, 06 Maret). ―Krisis di Ukraina.NATO Tambah Pesawat Tempur

http://dunia.tempo.co/read/news/2014/03/06/116559922/krisis-di-ukraina-NATO-tambah-pesawat- http://dunia.tempo.co/read/news/2014/03/06/116559922/krisis-di-ukraina-NATO-tambah-pesawat-

Dengan keadaaan tersebut, dianggap pemerintah Rusia merasa terancam dengan adanya kehadiran NATO di kawasan Eropa Timur. Alasannya disebabkan pasukan-pasukan NATO sudah membuat pangkalan militer di negara –negara Baltik yang sekarang menjadi anggota dari NATO. Oleh sebab itu, dengan tindakan yang dilakukan oleh NATO terhadap Rusia di wilayah perbatasan Eropa Timur membuat pemerintah Rusia merasa terancam dengan tindakan yang dilakukan oleh NATO.

Dari gambaran mengenai permasalahan yang terjadi antara Rusia – NATO, maka peneliti merumuskan pertanyaan : Bagaimana Kebijakan Pertahanan Rusia dalam menghadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur?.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan mengenai Rusia & Konflik Ukraina Timur.

2. Menjelaskan ancaman NATO terhadap Rusia khususnya di kawasan Eropa Timur.

3. Menganalisis kebijakan pertahanan Rusia dalam menghadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur.

1.4 Kerangka Pemikiran

Hubungan internasional mengalami fenomena yang berubah-ubah seiring dengan munculnya isu-isu baru yang terjadi antar aktor dalam suatu komunitas lokal, regional maupun global. Salah satu isu yang sedang berkembang pada saat ini adalah isu keamanan khususnya di kawasan Eropa. Isu keamanan yang berkembang di Eropa pada saat ini mengenai ancaman NATO terhadap Rusia khususnya di kawasan Eropa Timur yang menggangu keamanan nasional Rusia di wilayah tersebut.

Terdapat beberapa definisi konsep keamanan, menurut Barry Buzan, keamanan merupakan salah satu pendekatan dalam mengkaji hubungan internasional yang lebih baik, mendalam dan berguna dibanding dengan konsep kekuatan dan perdamaian. 17 Konsep keamanan ini dapat dilihat sebagai pengaruh

dari masing-masing posisi ekstrem antara kekuatan dan perdamaian. Analisis keamanan memerlukan suatu cara pandang yang menempatkan negara dan sistem ke dalam sebuah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dimana

17 Barry Buzan, (1991). People State and Fear : An Agenda For International Security Studies in the 17 Barry Buzan, (1991). People State and Fear : An Agenda For International Security Studies in the

karena merupakan hubungan yang kompleks di antara keduanya. 18 Selain itu, terdapat tiga tingkatan keamanan dalam problem kehidupan

manusia yaitu: keamanan individu, keamanan nasional, dan keamanan internasional, namun pada dasarnya konsep inti dari ketiga tingkatan tersebut adalah keamanan nasional. Hal ini di karenakan negara merupakan titik sentral yang mendominasi regulasi hubungan maupun kondisi keamanan di antara kedua

level lainnya. 19 Sedangkan menurut literatur ilmu hubungan internasional, konsep

keamanan merupakan sebuah kondisi yang terbebas dari ancaman militer atau kemampuan suatu negara untuk melindungi negara-bangsanya dari serangan militer yang berasal dari lingkungan eksternal (the absence of a military threat or

with the protection of the nation from external overthrow or attack). 20 Sejalan dengan pemahaman yang sudah dijelaskan tadi, kapabilitas militer suatu negara untuk mempertahankan diri merupakan sebuah keharusan. Hal ini juga diungkapkan oleh Walter Lippman yang menyatakan bahwa ― a nation is secure to the extent to which it is not in danger of having to sacrifice core values if it wishers to avoid war, and is able, if challenged, to maintain them by victory in such

a war‖. 21 Sedangkan, Arnold Wolfers memaknakan konsep keamanan sebagai berikut ― Security, in any objective sense, measures the absence of threats to

acquired values and in a subjective sense, the absence of fear that such values will

be attacked‖. 22 Berdasarkan konsep di atas, kemananan nasional merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu negara disebabkan menyangkut rasa aman bagi warga negara dari ancaman militer baik eksternal maupun internal. Apabila suatu negara merasa terancam oleh suatu tindakan yang dilakukan oleh negara lain maka pemerintah negara tersebut wajib melakukan tindakan yang berupa kebijakan pertahanan untuk mengatasi ancaman yang ada di wilayahnya.

18 Ibid, 19 Ibid,

20 Helge Haftendorn, (1991). The Security Puzzle: Theory Building and Discipline in International Security. Dalam International Studies Quarterly. Vol 135 No.1 Hal.3-17.

21 Baylis, John, et. al. (2001). The Globalization Of World Politics: An Introduction to International 22 Relation, Oxford: Oxford University Press Hal.255. Ibid

Konsep Kebijakan Pertahanan

Dalam pandangan realis negara merupakan aktor yang memiliki kelompok- kelompok didalamnya untuk mengatur sistem sebagai alat memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam hal ini kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh kelompok-kelompok pemerintah mengikuti pola dasar yang secara umum harus saling mempengaruhi seperti

internal. Bentuk pengimplentasiannya berupa kebijakan pertahanan dimana hal ini tidak lepas dari

hubungan satu negara dan negara lain yang berinteraksi. 23 Kebijakan pertahanan merupakan rangkuman dari rencana, program, dan

tindakan yang akan diambil untuk menghadapi segala ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri, khususnya ancaman militer lawan. Kebijakan pertahanan ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional dari berbagai ancaman. Kebijakan pertahanan berlaku pada saat perang dan juga saat damai, khususnya untuk show of force dan meningkatkan bargaining power dalam diplomasi politik luar negeri (political objectives) di tingkat Global. Kekuatan militer merupakan real effective power dalam menentukan eksistensi sebuah negara. Kebijakan pertahanan sebuah negara dipengaruhi oleh faktor domestik (internal) yang meliputi dunia partai-partai politik, kelas-kelas sosial,dan kelompok-kelompok kepentingan, yang berinteraksi satu sama lain demi mencapai kepentingan dan

tujuannya masing-masing. 24 Kebijakan pertahanan suatu negara juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan regional dan internasional (eksternal) yang meliputi kondisi politik internasional, diplomasi dan aliansi, balance of power dan penggunaan kekuatan militer secara langsung maupun tidak langsung. Masalah pertahanan keamanan selalu menjadi masalah paling penting dalam politik luar negeri suatu negara karena keduanya merupakan basis bagi eksistensi negara dan merupakan prasyarat bagi tercapainya tujuan-tujuan negara yang lain. Sebagaimana tujuan politik luar negeri pada umumnya masalah keamanan (security) suatu negara ditentukan oleh apa yang dilakukan oleh negara lain. Kebijakan keamanan menghasilkan berbagai macam rangkuman dari rencana, program, dan tindakan yang akan diambil untuk

menghadapi segala ancaman 25 antara lain doktrin militer dan modernisasi militer.

23 Robert Jackson & George Sorensen, 2005, Pengantar Studi Hubungan Internasional, terj. Dadan

Suryadipura, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hal 65 24 Michael Merlingen, Rasa Ostrauskaite. (2008). European Security and Defence Policy An Implementation Perspective, Routledge Taylor & Francis Group Hal. 189-195 25

R Coope, R. (2005) untitled contribution to N. Gnesoto (ed.) EU Security and Defence Policy – The First Five Years (1999 –2004), Paris: Institute for Security Studies. Hal.70

Doktrin militer merupakan sebuah panduan di dalam pengambilan keputusan terkait dengan militer. Doktrin militer ini bersifat dinamis, karena doktrin tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan politik, perkembangan teknologi, perkembangan kemajuan militer, perkembangan ekonomi. Hadirnya ancaman dari eksternal maupun internal. Selain itu menurut Mayjen TB Simatupang kebijakan pertahanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu negara, dikarenakan dapat menentukan besaran anggaran pertahanan. Selanjutnya, Prasetyono juga menjelaskan empat metode untuk memodifikasi cara pandang tentang anggaran pertahanan, meliputi klasifikasi dan kodifikasi belanja pertahanan, analisa deviasi anggaran, evaluasi efisiensi penggunaan anggaran, serta pengembangan rencana strategis (RENSTRA) pertahanan integratif. Klasifikasi dan kodifikasi belanja pertahanan bertujuan untuk menilai apakah seluruh belanja

pertahanan aktual yang dilakukan negara dalam satu tahun. 26 Anggaran benar-benar seratus persen bersumber dari anggaran

pertahanan negara yang ada di APBN. Analisa deviasi anggaran dilakukan demi mendapat transparansi mengenai belanja pertahanan aktual untuk satu tahun anggaran. Metode ini juga menjadi dasar untuk melakukan evaluasi efisiensi penggunaan anggaran. Evaluasi efisiensi penggunaan anggaran dilakukan demi menjamin bahwa terdapat sinkronisasi antara postur pertahanan yang dikembangkan, teknologi militer yang diadopsi, dengan kinerja pertempuran. Metode terakhir, RENSTRA pertahanan, akan menentukan arah pengembangan postur pertahanan nasional, akuisisi persenjataan, dan besarnya anggaran yang dibutuhkan.

Berdasarkan konsep di atas, kebijakan pertahanan merupakan sebuah reaksi yang dilakukan oleh negara dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang menyangkut militer seperti ancaman baik eksternal maupun internal. Dengan adanya kebijakan tersebut, pemerintah suatu negara dapat mengatasi ancaman yang ada di negara mereka.

26 Mayjen TB Simatupang, 1981. "Geopolitik dan Masalah Pertahanan Kita" dalam Pelopor dalam Perang

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian jenis deskriptif kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif adalah penelitian yang berusaha menjawab pertanyaan ―bagaimana‖. Menurut Mas‘oed, menjawab pertanyaan bagaimana adalah inti dari kegiatan keilmuan. 27 Pendekatan deskriptif

dalam ilmu hubungan internasional diperlukan untuk menjelaskan bagaimana suatu unit (aktor atau sistem) berada dalam suatu keadaan atau tingkah laku. Kemudian penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak dapat disimpulkan dari prosedur- prosedur statistik atau pengukuran, melaikan dengan cara meneliti dan mengamati kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas

sosial, dan lain-lain. 28 Tingkat analisa dalam penelitian deskripsi kualitatif ini adalah tingkat negara bangsa, dengan unit analisa kebijakan pertahanan Rusia dalam

menghadapi ancaman NATO di kawasan Eropa Timur dan Unit eksplanasi yaitu ancaman yang dilakukan oleh NATO terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti akan disesuaikan dengan porsi paparan sesuai tujuan penelitian. Peneliti akan menggunakan data sekunder seperti buku, jurnal atau studi literatur terkait dengan intervensi Rusia di Ukraina Timur, ancaman Nato di kawasan Eropa Timur, konsep kemanan nasional dan konsep kebijakan pertahanan. Kemudian juga data seperti dokumen web resmi, akan menjadi bagian dari data yang peneliti pakai dalam tulisan ini. Penggunaan satu jenis data seperti ini masih dapat efektif dalam mencapai tujuan penelitian dengan syarat peneliti tidak taklid (manut-patut/percaya) pada analisa satu jenis tulisan saja. Mas‘oed menjelaskan bahwa ―tidak ada hal yang dengan sendirinya

benar, kebenaran harus ditunjukkan secara intersubyektif‖. 29 Dengan kata lain selama subyektifitas dihindari, maka penelitian dengan teknik pengumpulan data seperti ini layak untuk diuji.

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau

28 Mohtar Mas‘oed (1990), Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, Hal 42. 29 Moch.Nazir, (1990), Mas‘oed, Op.cit Metode penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal 98.

yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Jadi, data sekunder menurupakan data yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain yang sudah dipublikasikan. 30 Jenis-

jenis data sekunder yang akan digunakan yaitu berupa buku seperti buku, jurnal, buku elektronik dan artikel tentang ancaman nato terhadap Rusia di kawasan Eropa Timur dan dihubungkan dengan kebijakan pertahanan Rusia dalam menghadapi ancaman tersebut.

Sumber data penelitian ini berasal dari data sekunder yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan ( Library Research) yang dilakukan dengan menghimpun dan mempelajari informasi-informasi berupa data yang didapat dari literatur-literatur tertulis ( buku, artikel, jurnal, dan internet) yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian. Menurut Bailey, studi dokumen merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dapat diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari dokumen-dokumen dan literatur-literatur yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti. 31

1.6 Sistematika Penelitian

Pada penelitian penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar tiap-tiap babnya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian serta sistematika penelitian penelitian.

BAB II RUSIA & KONFLIK UKRAINA TIMUR Bab I akan membahas mengenai gambaran umum Rusia, kepentingan Rusia di Ukraina, intervensi Rusia di Ukraina Timur, pengiriman tentara militer Rusia, penempatan tank dan panser Rusia, penempatan peluru kendali dan artileri, pengiriman amunisi dan pengiriman senjata ke separatis pro-rusia, dukungan politik rusia di krimea.

30 M. Suparmoko, (1999), Metode Penelitian Praktis (Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis),

Yogyakarta, Hal.67. 31

Kenneth D. Bailey, (1982), Methodology of Social Research (2nd ed.) New York: The Free Press, A

BAB III ANCAMAN NATO TERHADAP RUSIA DI KAWASAN EROPA TIMUR Bab II akan membahas mengenai gambaran umum NATO, kehadiran NATO di kawasan Eropa Timur, latihan militer NATO di perbatasan Eropa Timur, latihan tempur kapal perang NATO di kawasan laut hitam, penyebaran sistem rudal di eropa timur.

BAB IV KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN DARI NATO DI KAWASAN EROPA TIMUR

Bab keempat ini merupakan bab yang secara khusus membahas fokus permasalahan. Dalam bab ini juga menjelaskan kebijakan pertahanan rusia dalam menghadapi ancaman dari NATO di kawasan Eropa Timur.

BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir dalam sistematika penelitian ini. Dalam bab ini, dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini.

BAB II Rusia & Konflik Ukraina Timur

2.1 Gambaran Umum Rusia

Rusia merupakan sebuah negara yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua kali wilayah Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok, RRT), Kanada, atau Amerika Serikat. Penduduknya menduduki peringkat ketujuh terbanyak di dunia setelah RRT, India, Amerika Serikat,

Indonesia, Brasil, dan Pakistan. 32 Rusia juga berbatasan langsung dengan negara- negara yang berada di kawasan Eropa Timur seperti : Ukraina, Belarus, Latvia,

Estonia, Lithuania, dll.

Gambar 2.1 Wilayah Rusia di kawasan Eropa Timur

Sumber : Mikhail S. Blinnikov, (2011)

A geography of Russia and its neighbors,

Guilford Press, Hal. 10

32 Live Science, (2015 , 09 Februari,) ―Russia Culture: Facts, Custom & Traditions,‖ http://www.livescience.com/44154-russian-culture.html diakses 06 Oktober 2015.

Seperti yang sudah dilihat pada pada gambar 2.1, Rusia merupakan wilayah yang berada di Eropa Timur. Wilayah ini terletak antara benua Eropa dan Asia, yang memiliki luas 17.075.400 km². Rusia memiliki iklim yang dingin disebabkan wilayah ini terletak di dekat kutub utara sehingga wilayah perairan Rusia umumnya ditutupi es dengan beberapa laut yang bebas es yakni Laut Barents, Laut Putih, Laut Kara, Laut Laptev dan Laut Siberia Timur yang merupakan bagian dari Arktik atau kutub utara, serta Laut Bering, Laut Okhotsk

dan Laut Jepang yang merupakan bagian dari Samudra Pasifik. 33 Rusia memiliki beberapa pulau, antara lain Novaya Zemlya, daratan Franz-

Josef, kepulauan Siberia Baru, pulau Wrangel di Samudra Arktik, Kepulauan Kuril dan Sakhalin (yang masih dipersengketakan dengan Jepang). Rusia memiliki beberapa sungai, di antaranya Sungai Dnieper (perbatasan degan Ukraina) dan Sungai Volga. Selain itu terdapat Laut Kaspia serta Laut Hitam yang berbatasan dengan Turki. Melalui Selat Bosphorus dan Selat Dardanela, kapal-kapal Rusia dari

Laut Hitam dapat berlayar menuju Laut Tengah dan Terusan Suez. 34 Semenjak Rusia dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, pertahanan Rusia semakin meningkat

dibandingkan dengan pada masa Boris Yeltsin yang mengalami keterpurukan yang cukup parah. Dengan adanya kepemimpinan Vladimir Putin yang tegas dan menginginkan kejayaan Uni Soviet kembali, membuat Rusia lebih agresif dengan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet salah satunya adalah Ukraina. Hal itu terbukti dengan adanya intervensi yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina

Timur.

2.2 Kepentingan Rusia di Ukraina

Eropa Timur merupakan salah satu bagian dari Uni Eropa. Beberapa negara yang berada disana diantaranya meliputi 3 negara Baltik serta ada Belarusia, Ukraina dan Georgia. Negara-negara di kawasan Eropa Timur merupakan bekas pecahan dari Uni Soviet. Salah satunya adalah Ukraina yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Rusia khusus pada masa krisis yang terjadi di Ukraina. Hal itu dikarenakan Ukraina berbatasan langsung dengan Rusia apabila konflik pecah maka akan berdampak juga pada negara tersebut.

33 Embassy Of The Russia Federation In New Zealand, (2014 , 07 Juni,) ―Geograpy‖ http://www.newzealand.mid.ru/geography.htm diakses 06 Oktober 2015.

34 National Snow & Ice Data Center, (2002 , 16 April,) ―Description Of Russian Parmafrost‖ https://nsidc.org/data/docs/fgdc/ggd600_russia_pf_maps/russian_permafrost_desc.html

diakses 06

Semenjak Vladimir Putin menjabat sebagai presiden Rusia, negara-negara bekas pecahan Uni Soviet khususnya di Asia Tengah mendapatkan pengaruh kembali yang sudah sekian lama hilang dari Rusia. Selain itu beberapa waktu terakhir ini, dengan adanya tuduhan aneksasi yang dilakukan oleh Rusia di semenanjung Krimea. Hal itu membuktikan bahwa Rusia berusaha untuk mencoba

menghidupkan kembali Uni Soviet seperti dulu. 35 Kepentingan Rusia di Ukraina menjadi sebuah peluang serta tantangan mereka melalui sisi geopolitik mereka

untuk mengembangkan pengaruh mereka di kawasan dengan kebijakan- kebijakannya. 36 Cara pandang seperti ini yang diwariskan pada para elit Rusia

setelah Perang Dingin. 37 Meskipun Perang Dingin telah berakhir dengan Uni Soviet runtuh secara sistematik, model pemerintahan, namun hal tersebut masih ada

hingga sekarang. Kesemua pemimpin di Rusia selalu ingin menjadikan Rusia bangkit kembali menjadi negara besar dan kuat seperti kejayaan di masa lampau. 38

Rusia memiliki kepentingan ekonomi yang besar dengan adanya kepentingan penyebaran dan distribusi energi. Kepentingan strategis Rusia dalam mengendalikan keduanya di Ukraina, mencerminkan keyakinan Presiden Rusia

Vladimir Putin dalam kebutuhannya untuk mempertahankan pengaruh di Ukraina. 39 Ukraina kini menjadi penghubung antara NATO, Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia,

sehingga setiap tindakan yang dilakukan oleh Ukraina pasti akan berdampak pada ketegangan antara Barat dan Rusia. Pertentangan pengaruh antara Barat dan Rusia yang terjadi, hingga krisis di Ukraina mendorong Putin ingin menstabilkan kawasan Ukraina dan sekitarnya dengan adanya pengaruh dari Barat. 40

Sebagai bagian dari jalur distribusi energi gas Barat, dengan tingginya ekspor gas yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina. Hal itu membuktikan bahwa Rusia memiliki kepentingan yang tinggi disebabkan Ukraina merupakan pasar untuk menjual gas yang mereka miliki. Berdasarkan pada grafik 3.7, minyak dan gas menjadi komoditi utama ekspor Rusia ke sejumlah negara disamping ada komoditi timbal, mineral dan otomotif (mobil).

35 Natalia Morozova, (2009), Geopolitics, Eurasianism, and Russia Foreign Policy Under Putin. Lando: Taylor & Francis Group Hal.673.

36 Olga Slobodnikova, (2010), The Present Geopolitical and Geoeconomic Situation in Rusia. In Beyond Globalization: Exploring the limits of Globalization in the Regional Context (Conference Proceeding).

Ostrava : University of Ostrava Czech Republic Hal.94 37 op.cit., Hal.95

38 Helena Yakovlev Golani, (2011), Two Decades of the Russia Federation‘s Foreign Policy in the CommonWealth of Independent State: The Cases of Belarus and Ukraine. Jerussalem: Hebrew 39 University Hal.24 Ben Smith & Daniel Harari, (2014), Ukraine, Krimea, and Rusia. London: House of Commons Library.

40 Hal. 30 Katri Pynnoniemi, (2014), Briefing Paper : Russian Thingking in The Ukraine Crisis. Helsinki: The

Grafik 2.2 Data Perkembangan Ekspor Rusia 2013-2014

Sumber : Trading Economics, ―Russia Export‖ diakses dari www.tradingeconomics.com/Russia/exports pada 28 Oktober 2015

Pada tahun 2013 juga, 50 persen dari pendapatan anggaran federal negara berasal dari pajak eksternal mineral, bea cukai, minyak dan gas alam. 41 Namun,