PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (2)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP AKHLAK TERPUJI DALAM PERGAULAN REMAJA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN

(Penelitian di Kelas IX MTs Swasta Dullah Laut)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal, sehingga dapat mendorong prakarsa, kretifitas dan inovasi dalam usaha memantapkan kesejahteraan hidup.

Usaha untuk mendorong prakarsa, kreatifitas dan inovasi adalah dengan mentransfer nilai kebudayaan pendahulunya, yaitu dengan cara belajar. Sebab pada prinsipnya belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik (Purwanto, 1997:85). Hal ini untuk dapat memenuhi kebutuhan dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Belajar merupakan bagian dari pendidikan. Dalam proses pendidikan seorang guru diperlukan untuk proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utamanya.

Proses belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang integral (utuh menyeluruh) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai fasilitator, pada dasarnya dapat menimbulkan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran ini diharapkan dapat melahirkan perubahan tigkah laku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan adalah perubahan yang menyangkut tiga aspek pengembangan yaitu : aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Di antara perubahan sebagai hasil proses belajar kognitif adalah adanya pemahaman dalam diri anak dari materi yang dipelajarinya. Pemahaman tersebut merupakan kemampuan siswa dalam menghubungkan beberapa unsur atau bagian materi yang dipelajari.

Untuk meningkatkan pemahaman materi kepada anak perlu strategi yang baik dalam menyampaikan materi. Strategi ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Aqidah akhlak sebagai salah satu bagian dari bidang studi yang ada di MTs mempunyai cakupan materi yang sangat luas, dari materi yang luas tersebut ada beberapa materi yang salah satunya tentang konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, yang seharusnya materi ni dianggap penting oleh anak karena menyangkut kehidupan atau akhlak mereka sehari-hari dalam bergaul dengan teman sebayanya, akan tetapi keadaan ini malah sebaliknya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Anak cenderung kurang begitu tertarik dengan materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja karena selama ini dianggap sebagai materi yang mementingkan hapalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar siswa. Akibat rendahnya minat belajar maka pemahaman mereka terhadap materi tersebut menjadi kurang.

Banyak faktor yang menyebabkan pemahaman siswa rendah yaitu faktor internal dan ekternal . Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa antara lain : motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai agen pembelajaran, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menggali materi sendiri.

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Strategi pembelajaran yang dirancang dengan melibatkan siswa dengan cara menemukan sendiri (inkuiri) inilah yang dijadikan penulis sebagai salah satu model pembelajaran. Sehingga panulis mengambil judul Penelitian Tindakan Kelas “Upaya Meningkatkan pemahaman konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja melalui pendekatan Inkuri Terpimpin”(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX MTs Swasta Dullah Laut)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja?

3. Apakah metode inkuri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

2. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3. Mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dengan menggunakan metode inkuri

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Penulis dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta mengimplementasikan metode inkuri dalam pembelajaran aqidah akhlak

2.Bagi Pengajar

Dapat dijadikan perbandingan dan alternatif model pembelajaran kemampuan dalam memahami konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3. Bagi siswa

Dengan model pembelajaran inkuri memungkinkan terciptanya suasana belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

4. Bagi pembelajaran aqidah akhlak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di sekolah pada umumnya

D. Kerangka Berfikir

Dalam kamus, definisi pemahaman adalah menerima arti. Menyerap ide, memahami, megetahui secara betul, memahami karakter atai sifat dasar, mengetahui arti kata-kata seperti dalam bahasa, menyerap dengan jelas fakta atau menyadari (Nana Sudjana, 1989:46). Selanjutnya Sardiman (1996:42) mengemukakan bahwa pemahaman dapat diartikan mengusai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga siswa dapat memahami suatu situasi. Pemahaman meruapakan salah satu dari aspek kognitif yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran.

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005:56) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2004:117) pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.

Dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang di luar individu.

Karena pembelajaran merupakan interaksi dua pihak, maka diperlukan strategi pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bidang studi aqidah akhlak, khuhusnya untuk materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Karena pada materi ini perlu ditumbuhkan partisipasi aktif dari siswa sehingga materi yang disampaikan akan mudah diterima.

Adapun materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja sesuai dengan standar isi Madarasah Tsanawiyah tahun 2008 meliputi :

1. Pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3. Menunjukan nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena kehidupan

4. Membiasakan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Untuk menyampaikan materi tersebut memerlukan strategi yang baik dalam proses pembelajaran, agar materi tersebut dapat dengn mudah difahami oleh siswa. Karena selama ini siswa menganggap bahwa materi ini adalah materi yang dibiasa dilakukan sehari-hari jadi tidak perlu lagi belajar dengan serius. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan metode yang bisa menggugah semangat belajar siswa, sehingga siswa bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran atau strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam praktik dunia pendidikan. Salah satu strategi yang bisa membangkitkan semangat belajar dan menambah wawasan yang lebih luas serta memberi kesempatan untuk berpendapat kepada siswa adalah model pembelajaran inkuri.

Inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas dengan bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru (Roesiyah,N.K.1998:45) . Inkuri merupakan proses, terdapat interaksi yang tinggi antara siswa dan pengajar, alat atau bahan, materi pelajaran dan lingkungan (Arifin M. 1995: 28).

Pelaksanaan inkuri dalam kelas yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah. Siswa dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas dalam kelompok. Hasil kerjanya didiskusikan kemudian membuat laporan yang tersusun dengan baik.

Dari pembahasan di atas dapat diduga bahawa pendekatan inkuri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif dimana siswa dapat mebangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dengan bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya bukan hanya sekedar menghapal tetapi lebih kepada pemecahan masalah.

Tabel I

Pemahaman konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

dengan menggunakan metode inkuri

Pemahaman siswa tentang akhlak terpuji

Dalam pergaulan remaja


Metode Inkuiri Terpimpin

Indikator

1. Memahami pengertian

2. Memberi contoh

3. Kemampuan membedakan

4. Kemampuan menyimpulkan


Guru memberikan beberapa

beberapa masalah untuk dipecahkan/diselesaikan oleh siswa

E. Hipotesis

Jika metode inkuri digunakan maka pemahaman siswa terhadap bidang studi aqidah akhlak ksususnya pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dapat meningkat.

F. Langkah-langkah Penelitian

1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertempat di MTs Al-Jawami dengan mengambil kelas IX B. Pengambilan kelas IX, karena materi penelitian yang dibahas oleh penulis ada pada kelas IX.

Adapun karakteristik dari kelas IX B dilihat dari jumlah siswa berjumlah 32 siswa terdiri dari 18 laki-laki dan 14 perempuan. Latar belakang pendidikan awal mereka kebanyakan berasal dari SD sehingga sedikitnya mempengaruhi pemahaman mereka terhadap bidang studi aqidah akhlak karena di SD tidak diajarkan bidang studi aqidah akhlak secara khusus berbeda dengan meraka yang keluaran dari MI, mereka mempunyai dasar untuk mempelajari aqidah akhlak karena memang di MI ada bidang studi khusus. Meskipun mereka telah belajar bidang studi aqidah akhlak selama 2 tahun tapi pada kenyataannya pemahaman mereka terhadap akhlak terpuji pada remaja masih kurang, apalagi mereka pada tingkat remaja yang merasa diri mereka sudah tahu segalanya, sehingga ketika guru menyampaikan materi tentang akhlak remaja mereka kurang antusias. Siswa beranggapan materi yang disampaikan banyak menekankan pada aspek pengetahuan sedangkan mereka pada usia seperti ini ingin menyampaikan pendapat yang sesuai dengan pengalamannya. Akibat kurang antusias inilah pemahaman siswa terhadap materi aklak terpuji dalam pergaulan remaja menjadi kurang.

2. Pengumpulan Data

a. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan memaparkan atau menggambarkan apa adanya tentang hasil suatu penelitian.

Aplikasi metode deskriptif dimkasudkan utuk penyelidikan yang tertuju pada pemacahan masalah pada saat sekarang. Adapun pelaksanaan metode deskriptif ini tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpensi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penelkitian deskriptif dengan membandingkan kesamaan dan perbedaan fenomena..

Pengambilan metode ini karena masalah yang diteliti merupakan kasus yang terjadi pada masa sekarang dan masih berlangsung serta masalah yang diteliti merupakan permasalahan yang hendak dipecahkan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, akan dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut :

1) Tes

Tes merupakan prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu, dengan cara ukuran dan ketentuan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2002:51). Penulis menggunakan tes ini karena yang diukur adalah tingkat pemahaman siswa pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Jumlah pertanyaan yang diajukan 5 butir dengan soal Essay.

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori-teori atau pendapat yang menunjang penelitian ini. Sejumlah teori dan pendapat tersebut dikembangkan dan dijabarkan sehingga menjadi sebuah sistem pemikiran yang berkesinambungan, yang ada sangkut pautnya dengan penelitian.

c. Analisa data

Setelah semua data diperoleh dengan alat pengumpul data yang penulis tetapkan di atas, maka langkah selanjutnya adalah proses analisa data. Melihat data yang diperolah berupa data kuantitatif yang telah dikuantifikasikan dengan angka, maka analisa data dilakukan dengan prosedur perhitungan statistik.

d. Rancangan Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 1 bulan 2 minggu dimulai pada akhir oktober sampai November 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Diponegoro, Bandung, 1995

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, CV.Remaja Rosda Karya,2004

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf , Grofinda Persada, Jakarta, 2008

Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, PT.Intermasa, 1986

Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Diponegoro Bandung, 1988

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya , 2007

Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang, IKIP Malang , 2004

Nan Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya Bandung, 2004

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT.Bumi Aksara Jakarta, 2005

Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 1984

Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV.Rajawali Press Jakarta, 2001

Sudjana, MetodeStatistik, Tarsito Bandung, 1996

Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian, Rineka Cipta Jakarta, 1998

Wahid, Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah, Kelas IX. Bandung Armico , 2008

Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung, PT.Remaja Rosdakarya , 2004

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara Jakarta, 1996

BAB II

KAJIAN TEORITIS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian, indikator dan faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman

Kata “Pemahaman” merupakan kata benda abstrak yang terbentuk darai kata dasar “paham”, kata “pemahaman” mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang secara etimologi diartikan proses, perbuatan, cara memahami dan memahamkan. Menurut Taksonomi perilaku Bloom (1974) yang dikutip Abin Syamsudin (2002:26) menyatakan pemahaman merupakan bagian kawasan kognitif.

Cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan slanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubugan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak, afeksi/perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Muhibbin Syah 2000:66)

Pernyataan di atas merupakan teori kognitif yang merupakan grand teori dari pemahaman, karena pemahaman merupakan bagian dari kawasan kognitif. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa pendapat tentang pemahaman.

Uzer Usan dan Lilis Setiawati (1993:157) menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep, sehingga bahan yang dipelajari mudah dicerna dan kemudian dapat membuat suatu pengertian atau pengungkapan kembali dengan konsep sendiri.

Tingkat kemampuan pemahaman lebih tinggi dari kemampuan pengetahuan, karena pada tingkat pemahaman trkandung di dalamnya kemampuan menilai dan menghayati sutu bahan yang dikaji, pemahaman merupakan kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan (Nana Sudjana, 2004:24).

Menurut S. Nasution (1987:35) yang dimaksud pemahaman adalah kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, merumuskan kata-kata sulit dengan perkataan sendiri dapat pula merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori dan implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat sesuatu. Definisi ini lebih menekankan pada pengambilan makna oleh objek terhadap bahan yang dipelajari. Seseorang dianggap memahami sesuatu bila dapat melihat kegunaan bahan yang dipelajarinya, emudian mengaplikasikan dalam berbagai tujuan.

Sedangkan Sardiman (2001:414) manyatakan bahwa :

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dikatakan demikian karena dalam memahami sesuatu seseorang dituntut untuk mengerti secara mental makna, implikasi dan aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan sesorang dapat memahami suatu sitiasi yang dihadapinya.

Pernyataan di atas menegaskan bahwa pemahaman mempunyai arti yang sangat mendasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pertama siswa dapat memahami maksud suatu materi, kedua dapat menangkap makna materi dan ketiga mengaplikasikannya dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang merupakan tujuan akhir dari proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dimbil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman adalah keampuan menangkap makna suatu konsep dan menguasainya, sehingga dapat mengungkapkan kembali makna tersebut dengan kontek lain.

Kemampusn menangkap makna meruapakan pendalaman dalam pengausaab materi yang dijadikan bahan pertimbangan dalam berperilaku atau tindakan. Perilaku tersebut bisa dalam proses belajar mengajar ataupun hasil dari pemahaman yang diperoleh siswa tersebut.

2. Indikator Pemahaman

Taksonomi perilaku Bloom (1974) yang dikutip Abin Syamsudin (2004:26) manyatakan pemahaman (comprehension) merupakan bagian kawasan kognitif yang tingkatannya lebih tinggi satu tinkat dari pengetahuan. Untuk membedakan pemahaman dan pengetahuan, maka penulis mengungkapkan beberapa ciri pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan antara lain :

Muhibbin Syah (2000:151) mengungkapkan ciri-ciri pemahaman adalah dapat menjelaskan dengan lisan sendiri. Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun (2004:187) ciri-ciri yang paham adalah dapat menjelaskan lagi, dapat mendefinisikan dan dapat mengidentifikasikan.

Sedangkan menurut Uzer Usman (1999:38) bahwa ciri-ciri pemahaman adalah dapat mengubah, menjelaskan, mengikhtisarkan, menyususn kembali, menafsirkan, membedakan , memperkirakan, memperluas,menyimpulkan dan menganulir. Winkel (1999:246) mengatakan bahwa kemampuan pemahaman dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari sutu bacaan, dapat mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain dan membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu.

Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari arti terjemahan kedalam arti sebenarnya.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan diketahui yang berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Tingkat ketiga atau tertinggi yaitu pemahaman ekstrapolsi. Dengan ekstrapolsi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis (Nana Sudjana, 1995:24)

Sedangkan Zakiah Darajat menegukakan bahwa hasil belajar pemahaman meliputi :

a. Kemampuan untuk menterjemahkan dan memahami ayat-ayat yang terbentuk metafora, simbolisme, sindiran, dan peryataan-pernyataan yang dapat diilmukan.

b. Kemampuan untuk menafsirkan, yaitu mencakup penyususnan kembali atau penataan kembali suatu kesimpulan sehingga merupakan suatu pandangan baru, baik dari ayat-ayat ataupun hadits-hadits.

c. Kemampuan menyimpulkan makna yang terkandung dalam ajaran Islam, sehingga dapat enentukan dan meramalkan arah-arah penggunaannya, akibat-akibatnya dan hasil-hasilnya. (Zakiah Darajat, 2004:199)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakn bahwa ondikator pemahaman meliputi kemampuan utuk menterjemahkan /mengartikan maksud, kemampuan untuk menafsirkan/menjelaskan, kemampuan membedakan dan kemampuan menyimpulkan. Keempat indikator itu merupakan indikator pemahaman yang diambil dan dibahas juga dikembangkan dalam penelitian ini, sehingga dijadikan tolak ukur dalam penentuan pengukuran pemahaman.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

Pemahaman merupakan suatu proses memahami sesuatu yang dipelajari, keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

a. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sanga pundamental dalam setiap penyelenggaraaan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah (Muhibbin Syah, 2000:89)

Menurut Abin Syamsudin (2000:161-162) bahwa mekanisme proses belajar dari anak dapat diterangkan dalam tiga tahap, yaitu :

1) Tahap pertama penerimaan input informasi

2) Tahap kedua pengolahan informasi

3) Tahap ketiga ekspresi hasil pengolaham informasi.

Tahap pertama, input informasi (penjelasan materi dalam bentuk lisan atau tulisan) diterima anak kemudidn dibaca dan diperhatikan, sehingga menimbulkan pemahaman yang disimpan dalam daya ingatan (memorinya).

Tahap kedua, informasi yang telah ada dalam ingatan anak akan diolah untuk mentransformasikan menjadi bentuk abstrak atau konseptual, sehingga menghasilkan kesimpulan, generalisasi, interpretasi dan keputusan-keputusan tertentu.

Tahap ketiga, anak mengekspresikan hasil pengolahan dan menafsirkan sehingga menghidpkan pola-pola sambutan dan perilaku, yang berfungsi untuk memahami gejala-gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai jawaban atau respon informasi.

Dari penjelasan proses belajar di atas, belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional, akan mewujudkan pemahaman dalam diri anak.

b. Berpikir

Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis [OPIK1]. Kalau kita makan, maka hal tersebut bukan berpikir. Tetapi kalau kita membayangkan mengenai suatu makanan yang tidak ada, maka kita tersebut menggunakan ide dan simbol tertentu dan tingkah laku inilah yang diesbut berpikir (Sarlito, 1996:46).

c. Memori/ingatan

Memori merupakan fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus dan merupakan storage sistem, yaitu menyimpan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia (Muhubbin Syah, 2000:96)

Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui untuk pada suatu saat akan dikeluarkan dan digunakan kembali. Tanpa ingatan maka hampir tidak mungkin seseorang mempelajari sesuatu (Sarlito, 1996:48-49). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2000:37) menyatakan bahwa kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian itu disimpan untuk sewaktu-waktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan disebut daya ingatan.

d. Perhatian

Perhatian atau konsentrasi adalah pemusatan tenaga atau energi psikis dalam menghadapi suatu objek (Winkel, 1996:183). Perhatian seseorang akan muncul secara spontan jika adanya perangsang, karena itu tertarik pada suatu hal, dikatakan bahwa hal itu menarik perhatian dan memuaskan (Zakiah Darajat, 1995:142). Jadi perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju setelah adanya rangsangan pada suatu objek pembelajaran.

e. Kematangan

Kematangan atau masa peka menunjukan kepada suatu makna tertentu yang merupakan titik kultiminasi dan suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readones) dan suatu fungsi (psikofisis) untuk menunjukan fungsinya (Abin Syamsudin, 2001:79). Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1995:179) menjelaskan bahwa bila seorang guru menginginkan pembelajaran berhasil maka ia harus memperhatikan tingkat kematangan.

B. Materi Pelajaran akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

1. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah di Indonesiakan; yang juga diartikan dengan istilah kesopanan (Mahjuddin, 1991:1)

Kata akhlak sebenarnya berasal dari bahasa arab jama’ dar kata khuluqun yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata |”budi” dan “pekerti”, budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang dodorong oleh pemikiran, ratio yang disebut karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior. Budi pekerti merupakan perpaduan dari rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Jadi budi pekerti adalah segala perbuatan dan tingkah laku yang ada pada diri manusia, yang didorong oleh pemikiran dan rasa hati (Rahmat Djatnika, 1992:26).

Adapun secara termiologi, pengertian akhlak banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya :

a. Ibnu Maskawih : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Al-Ghazali : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

c. Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

d. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak” merumuskan pengertian akhlak sebagai berikut : Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan apa yang harus diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988:12)

beberapa kemiripan satu sama lain. Definisi-definisi akhlak secara substansial tampak saling melengkapi. Dari definisi tersebut ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

l) Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2) Perbuatan akhlak adalah perbautan yang mudah dan tanpa pemikiran.

3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar

4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya bukan main-main dan sandiwara

5) Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji orang

2. Klasifikasi Akhlak

Dalam materi akhlak ada yang disebut akhlak baik (mahmudah) dan akhlak buruk (madzmumah). Dalam hal ini ulama akhlak menyatakan bahwa : “akhlak yang baik merupakan sifat para nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat syaitan dan orang-orang tercela “. Dengan demikian pada dasarnya akhlak terbagi dua jenis, yaitu akhlak baik (akhlakul mahmudah) dan akhlak buruk (akhlakul madzmumah). (Mahjuddin, 1991:9)

Kedua jenis akhlak tersebut akan penulis bahas secara ringkas sebagai berikut :

1) Akhlak baik

Istilah akhlak baik disebt juga akhlakul karimah atau akahlakul mahmudah. Yang dimaksud akhlak baik disini adalah perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. Hamzah Ya’qub (1988:95) menyatakan bahwa “akhlakul mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji (baik) yang biasa dinamakan fadhilah (kelebihan).

Al-Ghazali menyatakan bahwa :”Bentuk keutamaan (fadhilah) yang dimiliki seseorang, misalnya bersifat sabar, benar, tawakal dan lain-lain, yang hal itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya” (Hussein Bahreisj, 1981:45) Uangkapan lain yang semakna dengan fadhilah adalah “munjiyat” yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan.

Selanjutnya Al-Ghazali menerangkan juga Bahwa :

“Berakhlak baik atau terpuji itu artinya menghilangkan semua adat –adat kebiasaan tercela yang sudah dirincikan oleh agama Islam serta menjauhkan diri daripadanya, sebagaimana menjauhkan diri dari tiap najis dan kotoran, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, menggemarinya, melakukannya dan mencintainya” (Asmaran, 1994:204)

Yang perlu ditanamkan dalam hal ini, dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa akhlak yang baik meruapkan inti ajaran Islam. Rasulullah Saw. bersabda :

Artinya : “Agama (Islam) adalah kebaikan budi pekerti

Dalam pandangan Islam, manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :

Artinya :”sebaik-baiknya manusia adalah orang yang banyak manfaatnya (kebaikannya kepada manusia lainnya (Asmaran, 1994:53)

Adapun akhlak atau sifat-sifat mahmudah yang dikemukakan oleh para ahli akhlak dan tasawuf meliputi :

“Setia (al-amanah); pemaaf (al-afwu); benar (ash-shidiq); menepati janji (al-wafa); adil (al-adl); memelihara kesucia diri (al-iffah); kuat (al-quwwah); sabar (ash-shabru); kasih sayang (ar-rahmah); murah hati (Ash-shakha’u); tolong menolong (at-ta’awun); damai (ishlah); persaudaraan (al-ikha’u); silaturahmi (al-iqtishad); menghormati tamu (ad-diyafah); merendah diri (at-tawadhu); menundukan diri kepada Allah (al-khusyu’); berbuat baik (al-ihsan), merasa cukup dengan apa yang ada (qonaah); tenang (as-sakinah); lemah lembut (ar-rifqu); berjiwa kuat (izzatun nafsi); dan lain-lain (Hamzah Ya’qub, 1988:97-98).

2) Akhlak buruk

Akhlak buruk (madzmumah) yaitu tingkah laku yang tercsegala sesuatu yang jahat (qabihah), istilah Al-Ghazali disebut “muhlikat” artinya artinya segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan. Sifat-sifat tercela ini juga beliau sebut suatu kehinaan (razilah) (Asmaran, 1994:183).Pengertian buruk terdapat dalam beberapa kamus dan ensiklopedi, yaitu :

a) Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak semourna dalam kualitas, dibawah standar, krang dalam nilai, tak mencukupi.

b) Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima.

c) Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus san sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlangsung di masyarakat (Asmaran, 1994:25-26)

Berkenaan dengan misi Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. maka segala sesuatu yang dianggap buruk harus berusaha ditinggalkan, hal ini sesuai dengan misi Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw dalam upaya menyempurnakan akhlak, sesuai sabdanya :

Artinya :”Bahwasanya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak (H.R.Ahmad)

c. Materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Sesuai dengan standar kompetensi materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja meliputi :

1. Pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Masa remaja dari sudut spikulogis merupakan periodeide dari kehidupan manusia yang sangat potensial dan probelamtis. Dari segi mental, masa remaja sering ditandai oleh hal-hal yang kontradiktif dalam diri mereka. Menurut Sarliti Wirawan Sarwono (1997:219) periode ini digambarkan sebagai masa topan dan badai (strum und drang), karena pada masa tersebut timbul gejala emosi dan tekanan jiwa sehingga perilaku remaja mudah menyimapng dari aturan dan norma-norma sosial maupun agama yang berlaku dimasyarakatnya. Akan tetapi hal tersebut bisa dikendalikan apabila remaja dididik dengan aturan yang jelas dan ditanamkan norma atau aturan Islam mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Remaja dalam istilah ilmu fikih disebut murahiq, masa sebelumnya disebut shabiy (anakanak), dan masa sesudahnya disebut mukallaf (dewasa). Masa remaja disebut juga masa balia atau pubertas, pada masa ini unsur ketertarikan pada lawan jenis muncul dan dirasakan.

Secara fisik biologis, reamaja putra dan putri memilki ciri-ciri keremajan yang berbeda satu sama lainnya. Bagi remaja putra, ditandai dengan terjadinya mimpi basah, dan mulai tumbuh bulu-bulu. Sedangkan pada remaja putri ditandai dengan adanya menarche atau haid, tumbuhnya payudara, panggul dan bulu-bulu dan keduanya sudah mulai ada rasa ketertarikan pada lawan jenis dan muncul rasa ingin memiliki.

Agama Islam tidak mengekang apalagi melarang para remaja melakukan pergaulan dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun sepanjang pergaulan itu sesuai dengan tuntutan akhlak terpuji. Maksudnya para remaja muslim hendaknya memiliki sifat-sifat terpuji dalam pergaulan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah SWT. :

pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ

Artinya : “Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah orang yang pali bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha teliti”. (Q.S.Al-Hujurat;13)

2. Pentingnya Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja

Remaja adalah sosok manusia yang secara fisik hampir menyerupai orang dewasa, tetapi secara mental kejiwaan masih memerlukan bimbingan dan tuntunan dari orag dewasa, terutama orang tua ,guru, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi yang labil tentu remaja mudah terbawa oleh arus pergaulan baik positif ataupun negatif. Di sisi lain keberadaan remaja masa kini sangat penting dan menentukan nasib bangsa pada masa yang akan datang. Kita tidak dapat membayangkan, jika remaja kita saat ini semuanya tidak bermoral, tidak memiliki akhlak terpuji bagaimana nasib bangsa pada masa yang akan datang. Sebab pada gilirannya, para remajalah yang menggantikan tampuk kepemimpinan suatu bangsa. Sebagaimana pepatah bangsa arab :

Artinya :”Pemuda (remaja) masa kini adalah pemimpin dimasa yang akan datang”

Oleh sebab itu, betapa pentingnya para remaja memiliki akhlak terpuji dalam kehidupan dan pergaulannya sehari-hari

2. Bentuk dan contoh-contoh Perilaku akhlak Terpuji Remaja

a. Bentuk perilaku terpuji remaja

Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan dan mengesankan karena hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Oleh sebab itu, masa remaja harus diisi dengan sikap perilaku yang terpuji. Islam mengajarkan kepada umatnya agar menjalani masa remaja dengan sikap perilaku akhlak mulia dan menghindari sikap perilaku akhlak yang sesat yang dapat menodai masa remaja.

Dalam ajaran Islam, remaja harus mengenali bentuk-bentuk perilaku akhlak terpuji dan sekaligus mengamalkannya, baik di tengah lingkungan keluarga, sekolah maupun di tangah masyarakat. Di antara bentuk-bentuk sikap perilaku akhlak terpuji remaja adalah sebagai berikut :

1) Menghindari perilaku maksiat

Remaja boleh bergaul seluas-luasnya dengan siapapun, namun pergaulan itu tidak boleh menjurus atau mendatangkan perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah SWT.seperti; pergaulan kelewat batas, seks bebas, pornografi, pornoaksi, narkoba dan sebagainya. Hal itu semua yang akan merusak masa depan mereka sendiri.

2) Menjaga norma-norma agama dan sosial

Hidup di muka bumi ini tidak terlepas dari aturan dan norma, baik norma agama, sosial dan masyarakat. Remaja harus pandai menjaga pergaulannya agar tidak terjerumus ke dalam jurang kesesatan dengan melanggar norma agama dan sosial masyarakat.

3) Selalu menjaga aurat dan tidak mengumbar syahwat

Bagi remaja putri menutup aurat wajib hukumnya. Aurat adalah seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Seluruh aurat harus tertutup rapat di hadapan orang bukan muhrim. Remaja boleh berbusan asesuai dengan trend dan model apa saja, sepanjang dapat menutupi auratnya.

4) Tidak mengumbar nafsu

Remaja tidak boleh mengumbar hawa nafsu, terutama dalam pergaulan sehari-hari terutama dengan lawan jenisnya. Remaja harus bisa mengendalikan diri dari godan hawa nafsu dengan menggunakan akal sehat

5) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Remaja harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan banyak beribadah, baik ibadah wajib atau sunah. Karena dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah maka akan selalu mendapatkan bimbingan dan tuntunan-Nya. Juga mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfat, mkisalnya bimbingan belajar, kursus, les dan mengikuti pengajian remaja.

b. Perilaku Akhlak terpuji dalam pergaulan remaja sehari-hari

Untuk dapat menampilkan perilaku terpuji dalam pergaulan remaja perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1). Berhati-hati memilih peragaulan, sebab tidak semua orang memilki sifat dan karakter baik, sehingga tidak terjebak dalam pergaulan yang menyesatkan

2) Hindari pergaulan bebas yang melanggar norma agama dan sosial masyarakat

3) Patuhi segala nasihat, masukan, saran dan kritik dari manapun datangnya, apalagi dari orang tua, guru dan masyarakat.

4) Kuatkan Iman dengan memperbanyak membaca Al-Quran dan memahami maknanya

5) Jangan sekali-kali melakkan perbuatan yang dilarang pleh agama, sebab hal itu akan menimbulkan ketagihan seperti; minuman keras, seks bebas dan yang lainnya

6) Selalui ngat bahwa dalam diri kita terdapat nama baik orang tua, keluarga juga agama.

d. Metode Inkuiri

1) Pengertian Inkuiri

Metode pembelajaran atau strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam praktik dunia pendidikan. Salah satu strategi yang bisa membangkitkan semangat belajar dan menambah wawasan yang lebih luas serta memberi kesempatan untuk berpendapat pada siswa alah model pembeajaran inkuiri.

Inkuiri berasal dari bahasa Inggrris yaitu inquiry yang dapat dirtikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadp petanyaan ilmiah yang di ajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan ilmuwan dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena, memperjelas pemahaman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).

Inkuiri adalah satu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas dengan bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru (Roestiyah,N.K. 1998). Inkuri merupakan proses, terdapat interaksi yang tinggi antara siswa dan pangajar, alat atau bahan, materi pelajaran dan lingkungan (Aripin M, 1995)

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan ,inkuiri adalah satu metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasat berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga pada proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri dalam mengembangkan kreatifitas dan memecahkan masalah.

2. Model-model Pembelajaran Inkuiri, pelaksanaan inkuiri dan kelebihannya

a. Model-model pembelajaran inkuri

Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge, diantaranya :

a. Guide Inquiry

Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu satu model pembelajaran inkuri yang pada pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kapada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat guru siswa tidak merumuskan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa.

b. Modified Inquiry

Model pembelajaran inkuiri ini memilki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan melalui pengamatan, percobaan dan penelitian untuk memperoleh jawabannya. Guru hanya bersifat sebagai nara sumber dan memberikan bantuan jika diperlukan.

c. Free Inquiry

Model pembelajaran inkuiri bebas, artinya siswa diberi ksempatan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan masalah dan memecahkannya sendiri.

d. Inquiry role Approach

Model pembelajaran inkuiri ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan.

e. Invitation Into Inqiry

Model pembelajaran inkuiri ini siswa dilibatkan dalam pemecahan masalah sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan penelitian sehingga bisa memperkecil atau mengurangi kesalahan.

f. Pictorial Riddle

Model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Gambaran peragaan atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif.

g. Synectics Lesson

Pada jeis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan yang dapat membantu siswa dalam berpikir sehingga dapat menunjang ide kreatifnya .

h. Value Clarification

Model pembelajaran ini siswa lebih dipokuskan pada pemberian kejelasan tentang satu aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.

b.Pelaksanaan Pembelajaran inkuri di Kelas

Pelaksanaan pembelajaran inkuiri pada praktiknya sagat beragam, tergantung kepada situasi dan kondisi. Akan tetapi ada lima komponen umum tentang pelaksanaan inkuri, yaitu :

1. Pertanyaan

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka untuk memancing rasa ingin tahu siswa atau ada kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan utuk bertanya, kemudian guru memberikan pertanyaan inti yang harus dipecahkan oleh siswa

2. Keterlibatan siswa

Keterlibatan siswa merupakan suatu keharusan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator

3.Komunikasi

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasan

4. Evaluasi

Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produknya bisa berupa; karangan, poster, grafik dan lain-lain

5. Sumber Belajar

Siswa dapat menggnakan bermacam-macam sumber belajar.

c. Kelebihan metode inkuiri

.Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh, diantaranya :

1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar

2. Membentuk self consept (konsep diri), sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif , memilki mental yang sehat

3. Tingkat pengharapan bertambah, yaitu adanya kepercayaan diri untuk mengembangkan ide sehingga dapat menyelesaikan suau tugas dengan caranya sendiri

4. Pengembangan bakat dan kecakan individu

5. Memberi waktu kepada siswa untuk menanalisa dan mengakomodasi informasi

6. Dapat menghindari pembelajaran dari cara-cara belajar tradisional

B. Hipotesis Tindakan

C. Analisa Penyebab

Penelitian yang dilakukan oleh penulis disebabkan karena rendahnya pemahaman siswa tentang materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Padahal kalau diteliti materi ini sangat penting dipahami oleh siswa karena menyangkut kehidupan mereka dalam bergaul, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi ini disebabkan karena berbagai macam faktor, yang salah satunya adalah metode penyampaian.

Selama ini dalam menyampaikan materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja lebih banyak disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa tidak diajak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa pasif dalam belajar. Kepasifan inilah yang menimbulkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut menjadi kurang.

Padahal kalau kita teliti, masa remaja merupakan masa dimana rasa ingin tahunya sangat besar, sehingga dalam proses pembelajaranpun siswa ingin mengembangkan ide atau menyampaikan pendapatnya. Akan tetapi karena metode yang digunakan lebih menekankan kepada keaktifan guru, maka kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapat menjadi terhambat bahkan mengakibatkan antusias untuk belajar pun menjadi kurang

Oleh sebab itu penulis beruasaha mencari alternatif metode pembelajaran yang bisa merangsang siswa untuk dapat mengemukakan ide atau pendapatnya dan mereka bisa bekerja sama dalam satu tim untuk memecahkan satu masalah.

Untuk itu penulis mengambil salah satu metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran ini akan terlaksna dengan baik kalau ada partisipasi aktip dari siswa, karena pada metode ini yang harus aktif adakah siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Guru pada metode ini berusaha untuk memberikan kesempatn kepada siswa supaya bisa mengembangkan ide atau pendapatnya denan cara memecahkan satu masalah yang telah disiapkan oleh guru. Siswa diberi kesempatan utuk mencari sumber yang lain bahkan diusahan agar siswa berpendapat sendidri baik perorangan maupun kelompok . Dengan cara siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, maka pemahaman siswa akan materi khusnya akhlak terpuji dalam perbaulan remaja akan meningkat.

D. Kerangka Berfikir

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunkan metode inkuiri terpimpin. Data kuantitatif diperoleh dari penguasaan pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja Tabel I.

Data aktifitas siswa off task dalam pembelajaran dengan menggunkan inkuiri terpimpin


No


Indikator

Siklus I

Siklus II

Siklus III


Jml.

Siswa


Jml.

Siswa

%

Jml.

Siswa

Jml.

Siswa

%

Jml.

Siswa


Jml.

Siswa

%

1

Tidak memperhatikan penjelasan guru

5

15.62%

3

9,37%

2

6,25%


2

Keluar masuk kelas

7

21,87%

5

15,62%

2

6,25%


3

Mengerjakan tugas lain

3

9,37%

2

6,25%

1

3,12%


4

Mengobrol dengan teman

8

25,00%

6

18,75%

2

6,25%


5

Tidak mencatat hasil pembahasan

3

9,37%

2

6,25%

1

3,12%



Rata-rata


16,25%


11,25%


4,10%


Berdasarkan tabel I aktifitas off task siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunkan metode inkuiri terpimpin pada siklus II mengalami penurunan di

banding siklus I, sebesar 5,00%. Dan pada siklus III mengalami penurunan daripada siklus II sebesar 7,15%.

Data hasil pemahaman siswa terhadap akhlak terpuji dalam pergaulan remaja diperoleh dari nilai rata-rata kelas pada tes I, II dan III setiap akhir siklus. Data ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Kedua data ini ditunjukan pada tabel 2

Tabel 2

No.

Hasil Pemahaman Konsep

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1.

Nilai rata-rata kelas

70,32%

73,84%

84,50%

Peningkatan


3,52%

10,66%

2.

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65

25

27

30

3

Prosentase ketuntasan belajar

78,12%

84,37%

93,75%

Peningkatan


6,25%

9,38%

Berdasarkan tabel 2, nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,52% dan dari siklus II ke siklus ke III mengalami peningkatan sebesar 10,66%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II 6,25%, dan dari siklus II ke siklus III 9,38%.

B. Pembahasan

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan silabus

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3) Standar kompetensi: Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dan kompetensi dasar: Menjelaskan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

4) Materi tentang akhak terpuji dalam pergaulan remaja

5) Masalah yang disajikan adalah bagaimana akibatnya kalau remaja tidak mempunyai akhlak terpuji baik di lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat

6) Mempersiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan

7) Siswa mencatat hasil pengmatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

b. Tindakan

1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pembelajaran

2) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber

3) Siswa mencari informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang disajikan

4) Siswa mendiskusikan dengan kelompoknya tentang masalah yang disajikan

5) Siswa menjelaskan pendapatnya berdasarkan pengalaman dan buku sumber lain

6) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

7) Siswa melaporkan hasil pengamatan dan pembahasannya dalam tiap kelompok

8) Guru mencatat hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

9) Mengadakan tes pada materi pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

c. Pengamatan (Observasi)

1) Aktifitas Siswa

Pada kegiatan proses pembelajaran materi tentang akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dan aktifitas yang dilakukan oleh siswa dapat diamati dari hasil perhitungan statistik yaitu tidak memperhatikan penjelasan guru 15,62%, keluar masuk kelas 21,87%, mengerjakan tugas lain 9,37%, mengobrol dengan teman 25,00% dan tidak mencatat hasil pembahasan 9,37%. Persentase aktifitas yang banyak dilakukan oleh siswa selama pembelajaran adalah mengobrol dengan teman 25,00% dan keluar masuk kelas 21,87%. Kedua jenis aktifitas tersebut banyak dilakukan siswa karena belum terbiasa dengan metode pembelajaran inkuiri terpimpin. Siswa yang melakukan aktifitas tersebut dikarenakan pengelolaan kelas dari guru yang belum maksimal, yaitu guru belum baik dalam memotivasi siswa, juga kurang memimpin siswa ketika jalannya diskusi. Hal ini membuat siswa mengobrol dengan teman dan keluar masuk kelas.

2) Penguasaan Konsep

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62